Tuesday, May 27, 2008

Berita Kegiatan MBW Edisi Juni-Juli 2008

Rapat Praeses HKI


Sebagai bagian dari koordinasi pelayanan di HKI maka secara rutin dilaksanakan Rapat Praeses HKI. Pada tanggal 22 – 25 April 2008, bertempat di Kantor Pusat HKI, dilaksanakan Rapat Praeses Tahun 2008, yang dihadiri 7 dari 8 orang Praeses HKI. Rapat dibuka oleh Ephorus HKI, Pdt. Dr. B. Purba. Dalam sambutan dan arahan, Ephorus HKI menyampaikan bahwa Rapat Praeses kali ini lebih istimewa karena sekaligus dalam rangka persiapan Sinode ke 58 HKI. Untuk itulah dalam Rapat diundang para Kepala Departemen untuk mengevaluasi dan menginventarisir hasil pelaksanaan Program selama 3 Tahun terakhir.

Materi yang dibahas dalam Rapat Praeses 2008 adalah :
1. Laporan penatalayanan keuangan termasuk penggajian yang telah diterima pelayan penuh waktu di daerah masing-masing.
2. Pengumpulan Data Jemaat yang baru berdiri di setiap Resort terhitung mulai April 2005 s.d Maret 2008.
3. Pendataan Statistik Jemaat per Resort di setiap Daerah.
4. Laporan Pelaksanaan Program dan Keuangan & Inventaris dari masing-masing Resort di Daerah Pelayanan Praeses.
5. Evaluasi Kinerja BPKD, BPKR dan BPKJ.
6. Pembahasan Implementasi Pelatihan/Pembinaan BPKD, Pimpinan Daerah dan Bendahara Daerah.
7. Persiapan Sinode HKI ke 58
8. Pembahasan Usulan perubahan terhadap TTG HKI – Tahun 2005.
9. Warna Sari.

Hadir dalam Rapat Praeses yaitu Pdt. Dr. B. Purba (Ephorus), Pdt. R. Simanjuntak, BD (Sekretaris Jenderal), Pdt. M. Saragi (Praeses HKI Daerah I Sumatera Timur I), Pdt. Tohap Sihombing, STh (Praeses HKI Daerah II Silindung-Pangaribuan), Pdt. Salome Br. Nainggolan, STh (Praeses HKI Daerah III Tobasa-Humbahas), Pdt. M.A.E Samosir, MTh (Praeses HKI Daerah IV Dairi-Tanah Karo-Kota Cane), Pdt. Karmen Simorangkir, STh (Praeses HKI Daerah VI Sumatera Timur II), Pdt. M.P Hutabarat, STh (Praeses HKI Daerah VII Tanah Jawa), dan Pdt. Epen Siregar, SmTh (Praeses HKI Daerah VIII Riau Sumbagsel).

Turut hadir dalam Rapat, Pdt. M. Lumban Gaol, STh (Ka.Dep. Marturya), Pdt. Tony Hutagalung, MSc (Ka.Dep. Koinonia), Pdt. Tigor Sihombing, STh (Ka.Dep.Diakonia), Pdt. Happy Pakpahan (Sekretaris Executive Pucuk Pimpinan), Pdt. Edwin Simanullang, STh (Staff Kantor Pusat HKI). Rapat ditutup pada Hari Jumat, 25 April 2008, dalam Ibadah yang dilayani oleh Ephorus HKI, Pdt. Dr. B. Purba. Wassalam. (hp,-)


Retraining on Preaching.

Gereja-gereja anggota UEM di Asia menyadari adanya beberapa krisis dalam pemberitaan Firman Tuhan, seperti krisis keyakinan, krisis professional, krisis dinamika khotbah, krisis khotbah yang pastoral, profetis, evangelistis, bijaksana dan konstruktif, juga krisis follow up khotbah. HKI sebagai salah satu anggota telah menyadari betapa pentingnya terus berlatih dan belajar tentang Berkhotbah sebagaimana diingatkan dalam Master Plan HKI. Pucuk Pimpinan HKI pada bulan April lalu mengutus 2 orang Pendeta HKI (Pdt. M. Lumban gaol, S.Th dan Pdt. Firman Sibarani, M.Th) untuk mengikuti Retraining on Preaching yang diselenggarakan oleh UEM Regional Asia yang dilaksanakan pada 13-20 April 2008 bertempat di Wisma AGAVE GKPI - Medan. Dalam kegiatan tersebut peserta menyadari tentang ganjalan-ganjalan liturgy dan peraturan gereja yang tidak mendukung pembaharuan khotbah.

Dalam Training tersebut, peserta dibekali oleh beberapa pembicara, yakni: Pdt DR Armand Barus (pengajar Biblika di STT-Cipanas) tentang memahami pesan Alkitab secara kontekstual, Pdt. DR. A. Munthe dengan memahami dan menggunakan Perumpamaan, metode "jaring terapung", Prof. Dr. Jerry L. Schmalenberge, memberi masukan tentang : Perkembangan dan Style pemberitaan firman di dalam Alkitab,dan Metode pemberitaan firman yang narrative, dengan lima rancangan (Plot) khotbah.(ML),-



Kongres Persatuan Wanita HKI Tahun 2008



Sesuai dengan Garis-garis Besar Pelayanan, Pembangunan dan Pengembangan (GBPPP) Huria Kristen Indonesia (HKI) Tahun 2005-2010, bahwa salah satu tujuan Pelayanan bidang Koinonia adalah membangun dan mempererat persekutuan disemua aras pelayanan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dengan mempedomani PRT HKI Tahun 2005 dan Peraturan Pokok Lembaga Persatuan Wanita (PW) HKI, maka Lembaga Persatuan Wanita HKI telah melangsungkan Kongres Tahun 2008, pada hari Jumat-Minggu, tgl. 4-6 April 2008, bertempat di Gedung Serba Guna Kantor Pusat. Panitia Kongres yang diketuai : St. H. Br. Lumban Tobing (Ketua PW HKI Daerah I) ini, mengambil Thema : "Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik dan janganlah menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita" (Ibrani 10:24-25) dan Sub Thema " Melalui Kongres PW HKI Tahun 2008, kaum Wanita HKI berpartisipasi aktif dalam membentuk keluarga harmonis Kristiani".

Kongres dibuka oleh Pucuk Pimpinan HKI, Pdt. Dr. B. Purba (Ephorus) dan Pdt. R. Simanjuntak, BD (Sekretaris Jenderal). Turut hadir dalam acara pembukaan, Pdt. Tony Hutagalung, MSc (Ka.Dep. Koinonia), Pdt. M. Lumban Gaol, STh (Ka.Dep. Marturya), Pdt. Jansen Simanjuntak, STh (Majelis Pusat), St. R.P.S. Janter Aruan, MH (Majelis Pusat), Pdt. S. Br. Nainggolan, STh (Praeses HKI Daerah III), Pdt. Happy Pakpahan (Sekretaris Executive PP HKI) dan Undangan lain.
Terpilih sebagai Majelis Persidangan Kongres yaitu : St. Risna Br. Pasaribu, Lely Suryati Br. Simanjuntak, St. R. Br. Banuarea, SPAK. Materi Kongres yang dihadiri + 150 Peserta perwakilan Lembaga PW HKI di 8 Daerah pelayanan ini, adalah :
1. Laporan & Pembahasan Laporan Pengurus Pusat PW HKI.
2. Ceramah :
  • a). Peranan Kaum Wanita HKI Dalam Membentuk Keluarga Hamonis Kristen.
  • b). Bahaya Narkoba dan HIV AIDS disekitar Keluarga Kristen.

3. Sidang Komisi dan Pleno.
4. Olah raga bersama
5. Pemilihan Pengurus Pusat PW HKI
6. Pelantikan Pengurus Pusat PW HKI

Melalui Proses Pemilihan yang demokratis, terpilih sebagai Pengurus Pusat PW HKI hingga masa bhakti Tahun 2010 yaitu
1. Ketua Umum:St.Risna Br.Pasaribu (Daerah VI)
2. Ketua I : St. S. Br. Sianipar (Daerah I)
3. Ketua II : St.Dra.M. Br.Simanjuntak (Daerah I)
4. Ketua III : St. S. Br. Siregar (Daerah VII)
5. Sekretaris Umum : Rosmawati Br. Pakpahan (Daerah VI)
6. Sekretaris I : D. Br. Hutasoit (Daerah I)
7. Sekretaris II : Mindo Br. Silaban (Daerah III)
8. Bendahara : Ermida Linda Br. Rumapea, SPd (Daerah I)
9. Wakil Bendahara : L. Br. Silo (Daerah VII)

Koordinator Daerah :
· Daerah I : Tiarlin Br. Simamora, SPd
· Daerah II : St. E. Br. Simanjuntak
· Daerah III : Nilam Br. Simbolon, SE
· Daerah IV : St. Nurmala Br. Manik
· Daerah V : R. Br. Silaban
· Daerah VI : Mutiara Br. Simbolon
· Daerah VII : R. Br. Hutabarat
· Daerah VIII : Lely Suryati Br. Simanjuntak

Seusai Ibadah Minggu dan Pelantikan Pengurus Pusat terpilih, Kongres PW HKI ditutup oleh Pucuk Pimpinan HKI yang diwakili Pdt. Tony Hutagalung, MSc (Ka.Dep. Koinonia). Doa dan dukung kita kiranya Pengurus Pusat Persatuan Wanita HKI terberkati untuk menjadi Pelayan-pelayan TUHAN YESUS demi pengembangan KerajaanNya di Dunia. (hp,)


Kunjungan Rev. Wayne Zweck
(Secretary of Lutheran Church of Australia)




Kemitraan antara Huria Kristen Indonesia (HKI) dan Lutheran Church of Australia (LCA) telah berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Pada hari Selasa, 29 April 2008, bertempat di Kantor Pusat HKI, Pucuk Pimpinan HKI menerima kunjungan Rev. Wayne Zweck (Secretary of Lutheran Church of Australia) yang didampingi istri, Wendy.
Kunjungan diterima oleh Pdt. Dr. B. Purba (Ephorus), Pdt. R. Simanjuntak, BD (Sekretaris Jenderal), Pdt. M. Lumban Gaol, STh (Ka.Dep. Marturya), Pdt. Tony Hutagalung, MSc (Ka.Dep. Koinonia), Pdt. Happy Pakpahan (Sekretaris Executive Pucuk Pimpinan) dan Pdt. Edwin Simanullang, STh (Staff Kantor Pusat).
Banyak hal yang menjadi materi sharing dan diskusi pelayanan, antara lain Pelaksanaan dan Hasil Program Kerjasama antara HKI dan LCA yang telah dilakukan, Manajement pengambilan keputusan di HKI dan LCA, usaha memaksimalkan pemakaian Tehnologi Informasi dalam pelayanan, Penjajakan bentuk-bentuk Program kerjasama yang akan dilakukan antara HKI dan LCA. Kita doa dan dukung kiranya kemitraan antara LCA dan HKI akan semakin menjadi saluran berkat buat banyak orang demi kemuliaan TUHAN YESUS semata. Wassalam. (hp,- ).



HKI Resort Bandung Melaksanakan PENGOBATAN GRATIS

Sebagai bagian dari program diakonia gereja, Huria Kristen Indonesia (HKI) Baleendah – Resort Bandung bekerja sama dengan Yayasan Sekar Galih Jl.lengkong Besar No. 117 Bandung, mengadakan pengobatan gratis pada Sabtu 19 Januari 2008. Pengobatan gratis ini dilakukan kepada semua anggota jemaat dan masyarakat sekitar dan mencakup tiga hal yaitu;
a. Konsultasi dan pemeriksaan (diagnosa). Setelah menerima kartu antri, kemudian dipersilahkan masuk ke gereja untuk diagnosa. Pada diagnosa ini ada sekitar 8 orang dokter yang khusus didatangkan guna menangani semua jemaat dan masyarakat yang datang untuk berobat gratis.
b. Pengobatan dan pemberian obat. Setelah selesai diagnosa dan konsultasi kepada jemaat menyangkut kesadaran akan bahaya penyakit dan pentingnya menjaga kesehatan, dokter memberikan hasil diagnosa dan registrasi obat yang akan diterima dari petugas apotek yang juga bersama dokter ada di gereja HKI Baleendah.
c. Pengobatan lanjutan: Bagi mereka yang penyakitnya tergolong lebih serius diberi rekomendasi oleh dokter Yayasan Sekar Galih untuk berobat lanjutan di Klinik Sekar Galih. Dan dalam hal ini ada beberapa orang anggota jemaat yang direkomendasikan.


Kita menyadari bahwa pentingnya kesehatan bagi umat manusia sebagaimana tulisan saya pada Bina Warga edisi Des.2007-Jan.2008. Apalagi di saat ini biaya pengobatan yang besar membuat banyak orang mengalami kesulitan finansial untuk membiayai pengobatan. Maka tak heran bilamana pada acara diakonia ini banyak anggota jemaat dan masyrakat yang datang. Dan saya yakin apa yang dilakukan oleh HKI Baleendah Resort Bandung bersama dengan Yayasan Sekar Galih ini dapat berguna dan menolong anggota jemaat maupun masyarakat sekitar. Tuhan memberkati.(Pdt.Hopol M.Sihombing,STh - Bandung)


Sidang Pengurus Lengkap (SPL) PIP PNB HKI Tahun 2008

Dalam rangka evaluasi, penyusunan Program Kerja dan menguatkan sinergi pelayanan di tiap aras pelayanan Persatuan Naposo Bulung (PNB), maka pada tanggal 3-4 Mei 2008, bertempat di HKI Hinalang Balige, Pengurus Inti Pusat PNB (PIP) melaksanakan SPL Tahun 2008. SPL diikuti 80 orang Peserta yang terdiri dari PIP PNB, Koordinator Daerah PNB, Perwakilan Resort, dan perwakilan Mahasiswa HKI yang sedang menempuh pendidikan Jurusan Teologia di STT Abdi Sabda Medan. SPL di buka dalam Ibadah yang dilayani oleh Pdt. Hugo De Groot Nababan, STH ( memimpin Agenda), Pdt. S. Br. Nainggolan, STh (Khotbah) dan Pdt. Herlina Br. Gultom, STh (Doa Syafaat). Turut hadir dalam Pembukaan SPL yaitu : Pdt. R. Simanjuntak, BD (Sekretaris Jenderal HKI), Pdt. Tony Hutagalung, MSc (Ka.Dep. Koinonia), beberapa Pendeta yang melayani di Daerah III, Paduan Suara PNB HKI Hinalang Balige, Paduan Suara PNB HKI Sibuntuon Resort Lintong Ni Huta dan Undangan lainnya.
Dalam Sambutan Pembukaan SPL, Naro Saruksuk, SE (Ketua PIP PNB Periode 2005-2010) menekankan bahwa Pemuda HKI harus lebih konsentrasi mempersiapkan SDMnya dalam memamfaatkan peluang yang ada sekarang ini dan yang akan datang. Kaum Muda HKI jangan bersikap pasif layaknya menunggu durian jatuh, akan tetapi menjadi SDM yang kreatif, pemberi solusi, bisa membuka dan memamfaatkan peluang, dan militan terarah di tiap aktifitasnya baik di Sekolah, Kampus, Gereja dan Masyarakat, demi kemuliaan TUHAN semata. Dan diharapkan juga kepada semua orang tua, Parhalado, Pimpinan Gereja, tetap semakin memberikan kesempatan dan arahan kepada Pemuda dalam pengembangan pengetahuan dan SDM nya. Kaum muda jangan dikekang, jangan dibiarkan tetapi dituntut untuk berkembang.

Sekretaris Jenderal HKI, Pdt. R. Simanjuntak dalam Arahannya menyampaikan bahwa bercermin dari Sejarah berdirinya Bangsa Indonesia dan Sejarah Berdirinya Huria Kristen Indonesia Tahun 1927, maka kita akan melihat bahwa kaum muda sangat berperan secara signifikan. Untuk itu diharapkan agar PNB HKI saat ini dan kedepan sebagai bagian dari pelayanan HKI, agar memakai semangat mudanya untuk melahirkan sisi kreatif dan militansi dalam aktifitas pelayanan Gereja, serta di tiap aktifitasnya. Setelah memberikan arahan, Sekretaris Jenderal HKI kemudian membuka secara resmi SPL PNB HKI Tahun 2008. Ada beberapa Materi Kegiatan dalam SPL ini, a.l :

1. Seminar Oleh : Oleh Pdt. Yusak Purba, STh, MA, dengan Thema : " Peningkatan kualitas kehidupan spiritual pemuda dalam menghadapi pola kehidupan Hedonis saat ini"

2. Seminar dan pembekalan, Oleh : Pdt. Tony Hutagalung, MSc, dengan Thema : "Implementasi Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC) Dalam Menciptakan Pemimpin Yang Beriman, Tangguh dan Setia"

3. Sidang Pengurus Lengkap, dengan materi :

  1. Evaluasi Kinerja Pengurus,
  2. Laporan dan Evaluasi Program Kerja 2007,
  3. Pembahasan Rekomendasi PNB untuk dibawakan ke Sinode Kerja HKI ke 58,
  4. Analisa P3RT PNB,
  5. Penyusunan Program Kerja Tahun 2008

4. Ibadah Minggu & Ramah Tamah di HKI Hinalang, Balige
5. Wisata
6. Penutupan.


Beberapa Hal yang diputuskan dalam SPL PNB Tahun 2008, a.l :
1. Rekomendasi PNB HKI yang akan dibawakan dalam Sinode Kerja HKI ke 58:
  • PNB menjadi Biro tersendiri yang dipimpin oleh seseorang yang full timer.
  • Untuk mendukung kegiatan Lembaga (PA, PW, PNB, SM) disetiap aras pelayan, agar Gereja menganggarkan setiap tahun minimal 30 %. Lembaga tercantum secara Eksplisit dalam Struktur Gereja HKI,
  • Mengadakan kembali pelean namarboho bagi PNB
  • Mahasiswa Theologia harus mendapatkan Rekomendasi dari PP HKI, dan dimaksimalkan untuk melakukan pelayanan di PNB. Untuk itu perlu diperjelas kedudukan dan keberadaan Mahasiswa Theologia dalam Struktur HKI.
  • Pembuatan Balai Latihan Kerja (BLK)
  • Melatih dan mendayagunakan Pemuda HKI yang selama ini sulit mendapat pekerjaan untuk bekerja pada unit-unit atau Badan Usaha yang dimiliki HKI.
2. Program Kerja PIP PNB Tahun 2008

  • Melanjutkan pembuatan Data Base PNB HKI
  • Melaksanakan "Leadership Training For Youth". Dengan peserta Ketua, Sekretaris, dan Bendahara PNB dari masing-masing Resort. Pelaksanaan Training ini dibagi dalam 3 Regional, yakni : Regional 1 : Daerah I, IV, VI ; Regional 2 : Daerah II, III, V ; Regional 3 : Daerah VIII dan VIII
  • PIP PNB akan menentukan tempat dan waktu Pelaksanaan SPL PNB Tahun 2009.
3. Untuk memaksimalkan Analisa terhadap P3RT PNB maka PIP akan membentuk TIM Evaluasi P3RT PNB. SPL kemudian ditutup dalam sebuah Ibadah penutupan yang dilayani oleh Pdt. Tony Hutagalung, MSc, Kepala Departemen Koinonia HKI. Kita doa dan dukung kiranya pelayanan PIP semakin bertumbuh dan semakin menjadi saluran berkat. (disarikan dari Laporan Naro Saruksuk/ hp,-)


Pesta Pembangunan HKI Sigalingging.

Bertempat di halaman Gereja HKI Sigalingging, Resort Sigalingging, Daerah IV Dakota, telah diselenggarakan Pesta Pembangunan HKI Sigalingging. Acara berlangsung pada Minggu tgl. 06 April 2008, yang dipimpin Pdt. R. Simanjuntak, BD, Sekretaris Jenderal HKI. Turut hadir dalam acara tersebut, Pdt. M.A.E Samosir, MTh (Praeses HKI Daerah IV, Dakota), Pdt. Poltak Pakpahan, STh (Pendeta Resort Sigalingging), Pdt. Jonly Pasaribu, STh (Pendeta Resort Sumbul ), Pdt. Sehat Panjaitan STh (Pendeta Resort Sumbul Berampu, berserta undangan gereja tetangga dan Pemerintah setempat. (hp,-).

Jubileum 75 Tahun HKI Sinaga – Simatupang

Dalam rangka mensyukuri 75 Tahun HKI Sinaga-Simatupang, maka pada tgl. 29-30 Maret 2008, Jemaat HKI Sinaga-Simatupang, Resort Pangaribuan Timur, Daerah II Silindung Pangaribuan, telah merayakan Jubileum 75 Tahun. Pada perayaan Puncak, Minggu 30 Maret 2008, kebaktian dilayani oleh Pdt. R. Simanjuntak, BD, Sekretaris Jenderal HKI. Acara tersebut juga dihadiri Pdt. T. Sihombing, STh (Praeses Daerah II Silindung-Pangaribuan), Pdt. T. Hasibuan ( Pendeta Resort Tarutung Timur I), Pdt. T. Br. Lumban Tobing, STh ( Pendeta Resort Pangaribuan Tengah ), Pdt. S. Situmorang, STh (Pendeta Resort Pahae Jae), Pdt. Leo Simanjuntak, STh, dan para Undangan lain. Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal menekankan danmengajak jemaat HKI Sinaga-Simatupang segera mengurus surat pertapakan Gereja HKI Sinaga Simatupang, agar dikemudian hari tidak terjadi silang sengketa yang dapat menyebabkan ketidak harmonisan peribadahan dan persekutuan seperti telah terjadi dibeberapa jemaat HKI. Surat dimaksud bukan hanya sebatas surat hibah, tetapi hingga Serifikat BPN - sebagaimana menjadi salah satu program seluruh Gereja HKI. Secara khusus, bapak Sekjend. menghunjuk bpk. St. Harinuan sebagai salah satu tetua di jemaat tersebut. Dan respon dari salah satu anak ranto sungguh luar biasa, beliau menyanggupi segala biaya untuk pengurusan surat dimaksud. (hp,-)



6 Orang Guru Jemaat Dinyatakan Lulus LPP 1 dan menjadi Calon Pendeta

Dengan mempertimbangkan kemampuan melayani dilapangan, kelengkapan persyaratan administrasi dan potensi yang ada, maka pada tanggal 21 April 2008 bertempat di Kantor Pusat HKI, 6 Orang Guru Jemaat yang telah melayani di HKI mengikuti LPP I untuk diuji menjadi Calon Pendeta HKI. Ke 6 Guru Jemaat tamatan STT HKI tersebut adalah adalah : 1. Gr. Effendy Nadeak – saat ini melayani di HKI Effrata – Resort Medan VI 2. Gr. Helen Br. Lumban Tobing - saat ini melayani di HKI Patane – Resort Patane Porsea 3. Gr. B.F Siahaan – saat ini melayani di HKI Dumai – Resort Dumai 4. Gr. Donal Silaban – saat ini melayani di HKI Bengkong Indah – Resort Batam 5. Gr. Harry Hutagalung – saat ini melayani di HKI Brastagi – Resort Tanah Karo 6. Gr. Saroha Bintang – saat ini melayani di HKI Sampe Raja – Resort Tornagodang
Materi yang dilaksanakan adalah Ujian Pengenalan Isi Alkitab, Ujian Pengenalan HKI dan Orientasi Tugas Pelayanan, yang di ujikan oleh Pucuk Pimpinan dan Ka. Dep. Marturya. Hadir dalam acara Pembukaan LPP I a.l Pdt. Dr. B. Purba (Ephorus) dan Pdt. R. Simanjuntak, BD (Sekretaris Jenderal), Pdt. M. Lumban Gaol, STh ( Ka.Dep. Marturya), dan Pdt. Happy Pakpahan (Sekretaris Executive Pucuk Pimpinan). Pada akhir kegiatan, Pucuk Pimpinan mengumumkan, bahwa berdasarkan hasil Ujian dan proses LPP 1 ini, dinyatakan ke 6 Peserta lulus LPP 1 dan kemudian diterima menjadi Calon Pendeta HKI. Diharapkan masing-masing Calon Pendeta untuk lebih memaksimalkan pelayanannya dilapangan dan tetap memberikan Laporan Tertulis 1 kali 2 bulan untuk kemudian dapat mengikuti proses LPP selanjutnya. (hp,-)

Artikel MBW Edisi Juni Juli 2008


Merancang Pelayanan Khusus Jemaat Buruh
Oleh Eliakim Sitorus

Pada tanggal 14 dan 15 April 2008, telah dilangsungkan pelatihan dan lokakarya tentang pelayanan bagi buruh untuk para pendeta dan majelis gereja-gereja anggota UEM di Batam. Pelatihan ini merupakan kerjasama antara Program Konsultansi KPKC Sekber UEM dengan Perkumpulan Satu Dalam Misi (PSDM).
Lokalatih ini bertujuan untuk mempertemukan persepsi yang mungkin berbeda dan beragam di kalangan hamba Tuhan di gereja-gereja anggota UEM tentang pentingnya pelayanan bagi warga jemaat yang berprofesi sebagai buruh pabrik industri. Lalu jika persepsi itu sudah relatif sama, pada gilirannya boleh meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan gereja bagi warganya. Tujuan lainnya adalah mendorong para pendeta dan majelis agar sudi bekerja sama dan sama-sama bekerja melayani umat gereja yang mayoritas adalah buruh di Batam. Program bisa saja berbagai jenis, demikian juga metode penerapannya, tidak harus seragam. Itu tergantung kepada kreativitas masing-masing.

Adalah sangat tidak masuk akal, apabila warga jemaat kita di Batam mayoritas kerja sebagai buruh dan sektor informal, namun gereja kita tidak punya perhatian sama sekali terharap dinamika kehidupan perburuhan di Batam. Dengan bahasa lain, kita hanya perduli apa yang disampaikan oleh jemaat kepada gereja, sementara gereja tidak perduli apa yang hendak diberikannya kepada umat. Tidak perlu menyebut Gereja Buruh, jika memang tidak ada program khusus pelayanan bagi kaum buruh.

Sebanyak 80 orang pendeta dan pertua, sintua, syamas, guru huria juga diakones dari gereja HKBP, GKPI, HKI, GKPS, GBKP, BNKP, GKPA dan GKPPD yang ada di Batam hadir ambil bagian dalam pelatihan ini. Tampil sebagai pelatih pada hari pertama adalah Pdt. Gomar Gultom, MTh, Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI Jakarta. Pdt. Gomar dengan tegas menandaskan:"Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh buruh seperti pengupahan, kondisi keselamatan kerja di pabrik, jaminan sosial tenaga kerja dan sebagainya, tidak semata-mata hanya urusan perusahaan dan pemerintah, melainkan juga urusan gereja". Mengapa? Sebab gereja diutus ke dunia untuk turut serta membenahi kondisi manusia yang kurang baik. (Bandingkan dengan Lukas 4: 18 – 19).

Mengorganisir Potensi Jemaat
Karena itu jika gereja yang jemaatnya adalah buruh di pabrik industri di kawasan
perkotaan atau desa, tetapi gereja tersebut tidak menaruh perhatian atas sistem pengupahan yang timpang bagi para buruh, kondisi keselamatan dan keamanan pekerja, maka bisa dikatakan bahwa gereja tersebut melawan hakekatnya.
Gereja terpanggil untuk melakukan tugas suruhan melakukan advokasi (pembelaan) hak-hak buruh, konseling (mendengar dan menguatkan) juga konsultasi berbagai permaasalahan yang dihadapi buruh dalam kehidupannya sehari-hari. Di akhir sesinya, Pdt. Gomar, yang menulis tugas akhir untuk magisternya di STT Jakarta tentang pelayanan gereja terhadap buruh, merekomendasikan gereja-gereja anggota UEM di Batam menata ulang makna panggilan di tengah komunitas yang lemah. Perumusan ulang tidak harus menantikan ada gerakan di tingkat nasional atau sinodal. Gereja-gereja di Batam yang ditempatkan di tengah kondisi Batam selaku pulau kota yang kompleks bisa saja merumuskan ulang makna panggilannya (koinonia, marturia dan diakonia).

Apabila kita mendorong gereja sebagai institusi agama, persekutuan orang Kristen agar melakukan advokasi, konseling dan konsultasi bagi umat ang berlatar belakang mata pencaharian sebagai buruh dan sektor informal, bukan berarti pendeta atau para majelis menjadi pengacara, atau semua akan menjadi konsultan dan konselor, melainkan mengorganisir potensi yang ada di jemaat. Bukankah gereja kita punya jemaat yang bekerja sebagai lawyer/penasehat hukum, atau pegawai dinas tenaga kerja dan sebagainya. Tentu gereja kita juga ada yang pengusaha, maka kita ajaklah dia bermitra dengan kita dalam pengembangan kapasitas burunnya yang adalah warga jemaat geeja kita. Potensi itulah yang harus diketahui oleh pendeta dan majelis, lalu mengorganisirnya hingga bisa menjadi program pelayanan khusus yang tangguh bagi buruh.

Ini bukan tugas tambahan sebagai pelayan di gereja, melainkan tugas yang terintegrasi dengan yang lain dalam tri tugas panggilan gereja. Yang perlu diatur lebih jauh adalah pembagian tugas di antara majelis dan pendeta. Jangan semua pekerjaan di geeja hendak diborong oleh pendeta.
Senada dengan itu, dua pembicara selanjutnya yakni Surani Sihombing dan Immanuel Purba tampil bersamaan dalam sesi diskusi panel. Surani adalah seorang buruh, aktif di Punguan Naposo Bulung (PNB) HKI, sedang Immanuel kerja sebagai pengurus serikat buruh, dan melayani sebagai pertua di GBKP. Dengan mensitir teks Lukas 4 ayat 18 – 19, Surani berharap gereja memberitakan kabar baik bagi buruh ("Beritakan Kabar Baik itu Kepada Kami"). Dia mengeksplorasi berbagai penderitaan kaum buruh di Batam. Kalau dulu Batam mungkin pernah dianggap sebagai tujuan empuk mencari pekerjaan, sekarang sudah lain. Di Batampun bertabur pengangguran, sebab sistem kontrak (out sourching) yang diijinkan oleh Pemerintah Indonesia lewat UU NO. 13 tahun 2003, membuat banyak buruh kehilangan pekerjaannya dalam waktu tak terduga. Pertua Immanuel Purba pun menyampaikan segudang permasalahan yang menghimpit kaum buruh yang bekerja di Batam. Buruh butuh pertolongan dan pendampingan. Salah satu kunci menoling buruh, sebenarnya adalah masuk serikat buruh atau serikat pekerja.

Merancang Program Bersama
Sebagaimana sudah diketahui, bahwa sesungguhnya pimpinan gereja kita di UEM sudah menyepakati berdirinya Perkumpulan Satu Dalam Misi (PSDM) menjadi satu wadah bersama dalam pelayanan kepada buruh. Namun selama dua tahun ini, kurang lancar. Banyak faktor yang menjadi kendala dan hambatan. Karena itu pada sesi ketiga, tampillah Ketua dan Sekretaris Badan Pengurus PSDM, Pdt. Rudi Sembiring (GBKP) dan Donald Manalu (GKPI) memaparkan apa, siapa dan bagaimana PSDM.
Betul ada banyak kelemahan dalam perjalanannya, tetapi sesungguhnya diyakini bahwa PSDM bisa menjadi alat yang kuat, yang bisa digunakan gereja-gereja dalam pengembangan pelayanan bagi jemaat berprofesi sebagai buruh di Batam. Salah satu butir rekomendasi Konsultasi Internasional ke-4 UEM tentang JPIC yang diadakan di Batam pada tanggal 10 – 17 Pebruari 2008 lalu, adalah anjuran agar gereja mendukung kegiatan PSDM. Rekomendasi itu cukup kuat gaungnya, sebab sebagaimana disampaikan oleh Ketua PSDM, peserta konsultasi dari tiga benua (Asia, Afrika dan Jerman/Eropah) itu menilai keberhasilan PSDM sebagai panitia pelaksana konsultasi. Artinya bisa mengorganisir pertemuan selevel nternasional, maka tidak diragukan lagi bisa mengorganisir pelayanan tingkat lokal Batam. Masalah utama di sini adalah komitmen.

Yang kedua, dana. Patut saya catat, bahwa pada hari kedua, tinggal 63 orang yang hadir. Yang lain tidak datang lagi. Padahal hari kedua inilah lokakarya di mana akan dirancang program secara bersama-sama atau sendiri-sendiri. Memang sesuai usul utusan gereja, saat merancang kegiatan lokalatih ini, peserta tidak menginap. Alasannya karena mereka harus melayani di gereja dan jemaat pada malam hari.


Sesi pertama pagi hari kedua ini adalah sharing dari Pdt. Martongo Sitinjak. Dia melayani di HKBP Singapura, yang banyak melakukan pelayanan dan pendampingan kepada migrant workers di Klang atau Malaka, Malaysia selama ini. Mendengar dan mengetahui, sebagai perbandingan, bagaimana gereja lain di tempat lain (termasuk luar negeri), melakukan pelayanan khusus bagi pekerja, adalah modal untuk membenahi pelayanan gereja kita bagi umat yang kerja sebagai buruh. Kunci utamanya, menurut Pdt. Sitinjak adalah kerja sama. Itulah yang membuahkan banyak buruh non Kristen yang datang dari luar negeri ke Malaysia akhirnya memutuskan memilih Yesus, sebagai buah pelayanan bersama gereja-gereja di Malaysia. Kerja sama, itulah intinya.
Segera setelah itu, saya memandu sesi lokakarya. Peserta dibagi menjadi empat kelompok, setiap kelompok membahas pertanyaan pemandu yang sudah saya siapkan. Setelah diskusi yang sangat menarik di setiap kelompok, maka dihimpun dalam sesi pleno. Dari situlah dirumuskan berbagai program strategis untuk dilakukan oleh gereja-gereja secara bersama melalui PSDM dan sendiri-sendiri di jemaat-jemaat masing-masing. Kita berbangga hati, bahwa di antara gereja-gereja Sekber UEM di Batam, yang telah menyediakan pendeta khusus pelayanan buruh adalah GKPS dan GKPI. Ini pun sesungguhnya direkomendasikan oleh Konsultasi JPIC UEM yang lalu.
Kiranya, setelah training dan workshop tentang pembangunan program pelayanan khusus bagi jemaat buruh ini, para pelayan gereja kita di Batam semakin bergairah melakukan tugas panggilan, melayani Tuhan, bukan untuk dilayani umat. Saya percaya jika pelayanan kepada buruh (program advokasi, konseling dan konsultasi) bisa dijalankan dengan baik, maka warga jemaat kita tidak akan suka lagi pergi berkelana mengikuti ibadah ke gereja-gereja lain. Kita buat mereka enjoy atau at home di gereja kita. Semoga. (*)


Penulis, adalah Konsultan JPIC untuk gereja-gereja anggota Sekber UEM.

Artikel MBW Edisi Juni Juli 2008


ENAKNYA MENDAPAT TRANSFER
(Lamser Aritonang, HKI Cawang Cililitan, Editor bulletin En Theos)


Bila kita mendengar kata transfer, pikiran akan segera mengarah pada bank. Sementara bank identik dengan uang. Sehingga kata transfer otomatis berhubungan dengan uang. Apakah itu salah?
Sama sekali tidak salah! Hanya saja kasihan sekali kalau kita hanya mengaitkan transfer dengan uang. Masih banyak hal yang berhubungan dengan kata ajaib tersebut. Paling tidak ada 3 komponen lain misalnya dunia pendidikan, kerohanian/gereja dan manusia sendiri.

Dalam dunia pendidikan apa yang ditransfer? Uang? Ya, uang memang salah satu hal yang ditransfer bila kita mengingat makin banyak sekolah atau perguruan tinggi yang melayani pembayaran SPP melalui bank. Bayangkan kalau tidak ada teknologi on line di bank. Berapa panjang antrian, berapa lama menunggu serta betapa capeknya proses membayar uang sekolah. Itulah gunanya kemajuan teknologi, memudahkan dan mempercepat proses kerja. Hasilnya juga diharapkan lebih berkualitas.

Tetapi bukan uang yang paling penting ditransfer dalam dunia pendidikan! Objek yang ditransfer itu adalah ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter anak. Itulah tugas yang disandang oleh semua pelaku pendidikan terutama oleh guru. Guru berperan membuat anak yang belum tahu menjadi tahu, memotivasi anak supaya rajin belajar dan membuat PR, mengubah anak yang bodoh menjadi pintar, mengajak anak supaya saling menghargai dengan teman-temannya dan terutama dengan orang tua.
Bagaimana proses itu berjalan? Yang pasti tidak semudah mentransfer uang yang cukup dengan menulis sejumlah uang, dan memberikan nomor rekening. Di situ diperlukan antara lain penguasaan materi pelajaran, keterampilan menjelaskan dari guru, pemahaman guru terhadap kondisi anak didiknya, konsistensi sikap dan perilaku guru , serta ketersediaan fasilitas belajar mengajar.

Di dunia kerohanian/gereja masalah transfer ini agaknya kurang disadari sehingga kurang diperhatikan. Kalau di bank yang ditranfer uang, di dunia yang ditransfer adalah ilmu pengetahuan dan karakter, maka dalam dunia kerohanian yang ditransfer tentu saja adalah iman, pengharapan dan kasih. Kita prihatin bila kebanyakan gereja lebih senang mentransfer perintah, kewajiban-kewajiban (iuran, ucapan syukur, PTB=Persembahan Tetap Bulanan), dan peraturan-peraturan.
Dunia kerohanian/gereja melakukan transfer melalui pengajaran, pelatihan, keteladanan dan ibadah seremonial. Masing-masing kita dapat melihat apakah kita mendapat pengajaran, pelatihan dan teladan yang cukup di gereja. Seperti anak sekolah yang mempunyai kurikulum, perusahaan mempunyai program rekrutmen dan pelatihan, Gereja perlu merumuskan pengajaran dan pelatihan yang sistematis. Misalnya, pengetahuan, keterampilan dan karakter apa yang minimal dimiliki oleh seorang lulusan STT sebelum menjalani masa vikariat. Demikian juga untuk tingkat sintua, pengurus lembaga kategorial, guru sekolah minggu dan naik sidi. Rasanya kita tidak dapat mengandalkan proses pengajaran hanya pada melalui khotbah sekali seminggu melalui langgatan!
Namanya juga transfer, orang yang mentransfer adalah orang yang memiliki apa yang mau ditransfer. Patut diingat bahwa yang melakukan transfer tidak harus yang paling: paling pintar, paling kaya, paling tua, paling banyak anak, paling tinggi pendidikan, paling senior, dsb. Karena biasanya yang dianggap berhak mentransfer hanyalah kalangan pendeta, guru jemaat, sintua dan majelis. Kasihan sekali mereka dituntut untuk memberikan yang belum tentu mereka miliki! Kondisi ini akan menempatkan semua pihak dalam posisi susah. Bukan saja karena susah mencari orang yang serba paling tersebut, tetapi juga tidak mendukung pertumbuhan jemaat. Karena bisa saja ada seseorang yang ahli di bidang keuangan di kantornya, tidak dapat berbuat apa-apa untuk mengurus keuangan jemaat hanya karena dia belum sintua, misalnya.
Bentuk transfer yang lain adalah transfer dalam bentuk manusia. Contohnya, kalangan pendeta menghadapi kemungkinan transfer setiap periode. Contoh lain, anak sekolah yang telah lulus merantau ke Jakarta lalu menjadi anggota di salah satu gereja. Inilah transfer yang paling menguntungkan sepanjang orang tersebut benar-benar berkualitas. Dari segi kerohanian dia punya iman, pengharapan dan kasih. Dia berkarakter bagus dan mau melayani. Apalagi bila dia juga mempunyai pekerjaan yang memungkinkan dia bisa memberikan sumbangan keuangan untuk kebutuhan pelayanan.
Sampai detik ini, belum pernah ditemukan ada orang mendapat transfer uang tetapi mengeluh. Kalaupun mengeluh, mungkin karena transfernya kurang banyak saja jumlah nol di belakang. Demikian juga kiranya kalau transfer ilmu pengetahuan, iman, pengharapan, kasih, karakter dan transfer orang berkualitas terjadi di satu gereja, atau antar gereja HKI. Jangan sampai salah alamat, kita mentransfer ke gereja lain padahal gereja HKI masih sangat membutuhkan.
Kalau transfer berjalan dengan baik dan teratur tentulah mendatangkan dampak positif. Melalu transfer akan terbangun kedewasaan rohani, kepedulian sosial, kecerdasan dan pemerataan kehidupan. Melalui transfer akan tercipta hubungan saling menolong antara pihak-pihak yang saling terlibat. Transfer menghilangkan kecemburuan, menghilangkan kemiskinan serta menghilangkan egoisme dan kesombongan.

Artikel MBW Edisi Juni Juli 2008



PILKADA DAN HARAPAN BARU
(Pdt.Hopol M.Sihombing,STh - Bandung)


Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. (Daniel 6:4)

Menyebutkan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tak heran bilamana dianggap atau seolah menyebutkan perkancahan politik, karena memang pilkada sarat dengan politik dan partai politik. Sedang kita dari pihak gereja berbicara soal politik tak heran pula bila dianggap suatu pembicaraan yang sekuler. Saya pikir boleh-boleh saja karena satu hal dari sekian banyak, dalam politik sudah menjadi rahasia umum "tiada sahabat yang abadi". Walaupun politik diimbangi dengan "tiada musuh yang abadi", politik memang masih melekat dengan beberapa hal yang perlu digarami oleh firman sebagai tugas gereja. Demikian pada kesempatan ini, saya tidak hendak membicarakan hal politiknya pilkada tetapi harapan baru berhubungan dengan pilkada bahwa khususnya bagi generasi muda gereja sungguh mungkin dan memiliki kesempatan menjadi pemimpin bangsa di hari mendatang
Berhubungan dengan otonomi daerah (otda-2003), maka sudah menjadi keharusan bagi setiap daerah untuk melaksanakan pemilihan para pemimpin di daerah itu apakah di tingkat propinsi, kabupaten sampai level kepala desa. Tentu pemimpin-pemimpin ini selain orang yang layak memimpin juga diutamakan dari putra/i daerah itu. Memang tidak menutup kemungkinan di suatu daerah bahwa pemimpin daerah itu berasal dari daerah lain karena satu dua hal kecemerlangannya. Maka dalam hal ini juga dapat menguatkan harapan baru bagi generasi muda untuk memiliki akses menjadi pemimpin di daerah-daerah (di daerahnya sendiri atau daerah lain), apakah menjadi seorang lurah/ kepala desa, camat, bupati, gubernur bahkan tanpa embel pilkada untuk menjadi seorang menteri.
Mungkin bagi beberapa orang harapan seperti ini adalah suatu optimisme yang berlebihan. Namun bisa saya katakan justru pilkada telah membuka pintu dan peluang yang besar bagi khalayak ramai termasuk kepada anak-anak dari jemaat HKI. Terserah dan kita tidak mempersoalkan anak dari keluarga siapa, tetapi yang jelas saya mempunyai kerinduan kalau nanti pemimpin itu ada dari anak-anak jemaat HKI. Memang sekarang boleh saja bahwa kita tidak memiliki begitu banyak tahu teori ilmu pengetahuan dan trik-trik sedetail mungkin bagaimana untuk meloloskan seseorang dalam pilkada. Tetapi paling tidak kita telah memiliki visi dan keinginan untuk disampaikan kepada seluruh anggota jemaat bahwa pilkada memberikan harapan baru. Untuk itu pula bolehlah kita mulai mensosialisasikan serta
mendoakan kiranya Tuhan memberikan hikmat dan kecemerlangan bagi anak-anak anggota jemaat HKI. Sehingga bila suatu saat nanti kerinduan itu menjadi nyata pasti menjadi kebanggaan bagi HKI serta syukur kepada Tuhan. Beberapa waktu lalu di Jawa Barat kita dapat melihat spanduk-spanduk 3 paket pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur. Tentu usai pilkada tanggal 13 April 2008 nanti maka pertama kali di tingkat I Jawa Barat kita akan tahu pasangan mana yang akan duduk dan berkantor di gedung Sate atas pilihan rakyat. Begitu juga ketika saya ke Sumatera Utara untuk mengikuti rapat pendeta di Pematangsiantar pada tanggal 11-14 Maret 2008, saya juga melihat spanduk-spanduk di sepanjang jalan dan saya tahu ternyata ada 5 paket pasangan kandidat gubernur/ wakil gubernur yang akan dipilih pada 16 April 2008.
Saya dengan sederhana bertanya; "Apa tidak mungkin suatu saat nanti bahwa anak-anak HKI ikut menjadi kandidat dan menang/ terpilih dalam pilkada?" Maksud saya di berbagai daerah atau propinsi seluruh Indonesia. Saya pikir peluang itu mungkin apalagi jika secara serempak setiap jemaat merindukan dan mengharapkan kemenangan seperti itu.

Saya juga mulai mencari-cari informasi, apakah ada anak jemaat HKI sedang atau pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, camat? Kepala desa mungkin banyak. Kalau begitu, saya pikir ini peluang. Untuk itu alangkah baiknya bilamana anak-anak jemaat HKI mulai melirik kesempatan yang baik ini. Begitu juga kiranya bahwa orang tua dan gereja mulai mempersiapkan, mendukung cita-cita mulia ini.

Memang di saat sekarang, pilkada sangat mengutamakan para kandidat berasal dari partai, dan hal itu menjadi suatu kesulitan tertentu. Namun, apa tidak mungkin juga kalau masa mendatang bahwa sistem bisa berubah dimana para kandidat diperbolehkan dari kalangan independent.
Untuk pengharapan, kita boleh meniti ulang perjalanan Daniel di Babel (di daerah/ negara dan bangsa lain). Seorang Yahudi bisa jadi pemimpin besar di Babel. Apa itu mungkin? Itu boleh terjadi atas kuasa Tuhan. Bayangkan bahwa menurut Dan.6:2-4, pada waktu itu di Babel ada 120 orang pejabat dan disebut sebagai wakil-wakil raja di seluruh daerah. Untuk membawahi 120 orang ini diangkat pula 3 orang pejabat tinggi termasuk satu di antaranya adalah Daniel. Luar biasanya, kemudian raja berkehendak mengangkat Daniel menjadi satu-satunya pemimpin di bawah raja dan di atas dua orang temannya pejabat tinggi itu. Sungguh ini berkat dan kesempatan besar sebab seorang tak terpandang (buangan) boleh menjadi pemimpin besar. Memang ditegaskan bahwa Daniel didukung oleh kesalehan dan kecemerlangannya sebagaimana ditulis dalam kitab Dan. 6:4, "....sebab Daniel memiliki Roh yang luar biasa" (Tondi nasumurung).

Karena itu kita boleh percaya dan berharap dalam pengaharapan yang baru; bilamana Tuhan turut bekerja dan menghendakinya, kita akan melihat perbuatan Tuhan yang besar. Cita-cita kita; Bilamana Tuhan berkehendak bagi anak-anak jemaat HKI, itu bisa terjadi. Jika demikian, mulailah berkeinginan dan supaya setiap jemaat mempersiapkan anak-anak yang saleh, cemerlang dan memiliki Roh yang luar biasa itu. Atau paling tidak untuk turut mensosialisasikan kepada anak-anak kita bahwa kesempatan dan peluang itu benar-benar ada bagi setiap orang termasuk anak-anak dari jemaat HKI, syalom.

Artikel MBW Edisi Juni Juli 2008



HARI KENAIKAN TUHAN YESUS SEBAGAI
HARI RAYA SEPI KRISTEN DAN RELEVANSIYA DENGAN KITA
Pdt. Firman Sibarani, M.Th
(Pendeta HKI di Resort Medan I).

1. Hari Raya Kenaikan Yang Sepi, Itu Alkitabiah

Hari Raya kenaikan Tuhan Yesus ke sorga adalah hari raya kristen yang paling sepi sepanjang sejarah. Memang hari raya itu adalah hari raya sepi. Itu Alkitabiah. Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus itu adalah peristiwa sepi. Kenapa? Pertama, kenaikan itu terjadi di tempat sepi, persisnya di bukit Zaitun (Kis 1 :12 ) dekat desa Batania (Luk 24 : 50). Kedua, orang yang turut dalam peristiwa itu sangat sedikit, hanya murid-murid Yesus (Luk 24 : 36,50). Ketiga, kenaikan itu adalah perpisahan antara Yesus dengan murid-muridnya. Di Lukas 24 : 51 dikatakan : " Ketika Yesus sedang memberikati mereka, ia berpisah dengan mereka dan terangkat ke sorga".

2. Hari Raya Kenaikan Yang Sepi Itu Membuat Hidup Sangat Bersukacita
Jangan kita lupa, sukacita dapat kita miliki bukan hanya dari ibadah yang meriah, ramai, lagu-lagu dengan instrument yang hidup-hidup, khotbah yang berapi-api. Hidup yang sangat bersukacita dapat kita miliki dari keadaan sepi yang kita buat sebagai ibadah atau dari ibadah yang kita buat sepi. Keadaan sepi pada kenaikan Tuhan Yesus menjadi ibadah yang sepi bagi murid-muridnya, yang membuat mereka sangat bersukacita. Di Lukas 24 : 52 diberitahukan : "Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita". Dalam ibadah yang sepi itu mereka dapat eling kepada Tuhan. Mereka dapat mengingat, menghayati dengan baik dan percaya pada Firman Tuhan, khususnya akan apa yang telah dikatakan Tuhan Yesus sebelum ia naik ke sorga, yaitu : "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu : Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapaku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku" ( Yoh 14 : 28 ). Dalam ibadah kenaikan yang sepi itu para murid memahami dan mempercayai bahwa Yesus pergi untuk menyediakan tempat bagi mereka di sorga dan akan datang membawa mereka kesana (Bnd Yoh 14 :1 – 3). Pemahaman dan iman dari ibadah sepi itu membuat hidup mereka sangat bersukacita.

3. Hari Raya Kenaikan Yang Sepi Itu Melahirkan Keinsafan Akan Misi
Setelah peristiwa Kenaikan yang sepi itu, lahir keinsafan akan misi memberitakan Injil dalam diri murid-murid Yesus. Tak dapat dipungkiri,
keinsafan itu lahir dari perenungan mereka akan Firman Tuhan (bnd. Luk 2 : 19) dalam ibadah yang sepi di tempat dan keadaan yang sepi. Ketika murid-murid menatap ke langit waktu Yesus naik, tiba-tiba dua orang yang berpakaian putih berdiri dekat mereka, dan berkata : "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga" (Kis 1 : 10 – 11; bnd. Luk 21 : 27). Segera sesudah itu murid-murid kembali ke Yerusalem dan menanti-nantikan kedatangan Roh Kudus menyertai mereka dalam misi memberitakan Injil. Hal ini mereka lakukan sesaat setelah mereka memahami dan insaf akan apa yang telah dikatakan Yesus untuk mereka lakukan, yakni misi memberitakan Injil (Yoh 15 : 26 ; 16 :7; Luk 24 : 49; bnd. Kis.1:15ff) ]

4. Relevansi Hari Raya Kenaikan Yang Sepi Itu Dengan Kita
a. Baiklah Hari Kenaikan Yesus menjadi hari raya sepi kristen. Tetapi sepi bukan kerena kita tidak respon, tidak peduli atau karena malas merayakan, melainkan karena sungguh-sungguh merayakannya dalam keadaan sepi atau dengan ibadah yang sepi. Hari raya sepi ini dapat kita laksanakan dengan menyepi tetapi bukan harus sendiri dan menyendiri, entah di gereja, di rumah, di bukit atau di tempat sepi lainnya. Hari raya kenaikan ini tidak perlu dengan ibadah yang meriah. Dan setelah ibadah, hari raya itu tidak perlu di isi dengan kegiatan lain yang meriah. Sehariannya biarlah sepi. Ingatlah, bahwa sepulang dari peristiwa kenaikan Yesus, para murid kembali ke Yerusalem. Mereka berkumpul bersama beberapa perempuan pengikut Yesus dan saudara-saudara Yesus di ruang atas sebuah rumah. Mereka bertekun dalam doa (Kis 1 : 12 – 14). Maka baiklah kita secara pribadi atau sekeluarga suka bertekun dalam doa, dan bersukacita menyanyikan koor walau yang mendengar hanya Tuhan.

b. Belakangan ini bermunculan kelompok-kelompok kristen yang mengadakan kebaktian di rumah-rumah, ruko, gedung-gedung besar seperti Plaza dengan ibadah yang selalu meriah. Mereka menggunakan lagu-lagu dengan instrument yang hidup-hidup, khotbah yang berapi-api. Banyak warga gereja-gereja tradisional (main stream) terutama muda-mudi mengikutinya. Mereka merasa tertarik dan bersukacita. Namun, harus dikatakan bahwa sukacita sejati atau sukacita penuh tidak dapat kita peroleh hanya dengan ibadah yang selalu meriah, dengan lagu-lagu dan instrument yang hidup-hidup dan dengan khotbah yang selalu berapi-api, tetapi juga dengan ibadah yang sepi. Didalam diri kita ada ruang meriah, ada juga ruang sepi. Sentuhan meriah dibutuhkan demikian juga sentuhan sepi. Karena itu tidak semua hari raya adalah meriah dan harus meriah. Ada hari raya sepi dan harus sepi demi makna, demi sukacita sejati, seperti hari raya kenaikan Tuhan Yesus.

c. Kehidupan kita sekarang ini dipenuhi dengan hari-hari raya yang meriah. Disamping hari-hari raya kristen, ada hari-hari raya masyarakat, yaitu Bona Taon, Ujung Taon, Ulang Taon Parsahutaon, Parmargaon, Parsarikkaton (STM) dan lain sebagainya. Semua berlomba ramai dan meriah. Benar ada banyak hal yang baik di sana, tetapi ada yang membuat tidak baik dan berbahaya. Apa itu? Hari-hari raya meriah itu sendiri dan kemeriahannya menjadi "Ultimate Meaning" (nilai tertinggi) dan "Ultimate Goal" (tujuan utama dan akhir). Ya, kemeriahan pesta-pesta gereja, Sinode bahkan Jubileum yang diperkosa (yang sebenarnya hari raya pembebasan dengan memberi uang kepada warga yang miskin dan menderita sesuai Imamat 25 tetapi telah merupakan hari raya meminta uang, juga dari warga yang miskin dan menderita) menjadi Ultimate Meaning dan Ultimate Goal. Semua misi menjadi
proses demi mencapai kemeriahan pesta. Arti, makna dan tujuan sebenarnya terkorbankan demi kemeriahan.

Dalam mencapai ultimate meaning dan ultimate goal seperti disebut tadi biasanya sepi doa dan sepi perenungan. Oleh karena itu sangat relevan, kena mengena dengan kita selalu mengadakan doa sepi bukan sepi doa, mengadakan banyak perenungan sepi bukan sepi perenungan. Dalam doa dan perenungan sepi itulah kita dapat menemukan dan menyadari sesuatu misi yang bermanfaat bagi kehidupan warga jemaat, baik kehidupan rohani, ekonomi, budaya, politik maupun kehidupan lainnya.

Khusus dengan ibadah hari raya kenaikan yang sepi, kita menemukan paling tidak dua titik berat. Pertama adalah apa yang akan kita lakukan untuk Tuhan, yakni menaati Dia untuk memberitakan Injil. Kedua adalah apa yang akan kita lakukan untuk manusia dengan keluar dari egoisme kepada memikirkan kepentingan orang lain, keluar dari eksklusivisme untuk menjadi "Saksi" Kristus bagi orang lain.

Artikel MBW : Edisi Juni-Juli 2008



KEMAUAN DAN JALAN
(Pdt.Hopol M.Sihombing,STh - Bandung)

Pada tahun ini HKI menyebut Tahun Koinonia, secara khusus bagi Persatuan Wanita (PW); sebagaimana dijelaskan pada rapat pendeta 11-14 Maret 2008 di Pematangsiantar.
"Dimana ada kemauan, disitu ada jalan dan kesempatan", benarkah demikian? Saya yakin bahwa Alkitab dapat membenarkan dan memberikan kepastian bagi orang berharap dan beriman. Sebab Dia berfirman; "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (Matius 7:7-8).

Pembaca yang saya hormati, secara khusus kepada kaum Ibu (PW) tetapi juga semua pembaca; mungkin Ibu-ibu dan Saudara/i pernah mengalami beberapa kesulitan besar, pergumulan, terpaan, beban, penderitaan. Beberapa kali mengalami kegagalan dalam usaha, cita-cita atau dan sebagainya sehingga hampir putus asa, pesimis dan tak berdaya. Atau mengalami kesusahan mencari jalan dalam liku-liku kehidupan ini. Saya mau katakan; "Jangan berhenti dan jangan putus asa, bangkitlah dan bangunlah kembali kemauan dan cita-citamu."
Saya mau angkat dua kesaksian dari sekian banyak pengalaman kita untuk meyakinkan bahwa "Dimana ada kemauan, disitu ada jalan dan kesempatan"

PERTAMA; Seorang ibu muda menjadi konseli dalam konseling yang saya lakukan. Dalam percakapan koseling itu, ia menyampaikan pergumulannya dan berharap dapat tertolong, keluar dan bebas dari masalahnya. Dan pada satu bagian pembicaraan itu, justru saya balik bertanya dengan maksud supaya ibu ini tidak hanya larut dalam penderitaannya, tetapi ia juga mampu mengingat perbuatan dan pertolongan Tuhan yang membuat dia sangat bersuka cita. Saya juga berharap kalau hal itu memenangkan dia dari masalahnya. Saya tanya; "Inang, apakah ada satu atau dua perbuatan Tuhan yang ajaib dan membuat inang sangat bersuka cita di dalam pengalaman inang selama berjalan bersama dengan Tuhan?"
Ibu itu terdiam, lalu mulai sedikit gembira dan bersemangat bercerita menjawab pertanyaan saya. Luar biasa, bahwa dalam sela-sela ceritanya, saya
justru tidak dapat menghitung berapa kali ibu ini berkata; "Tuhan itu sangat baik", "Tuhan itu peduli dan ajaib", "Puji Tuhan dan saya sangat bersyukur", "Tuhan itu sangat murah hati ya Amang???". Saya pun mulai kagum, sebab ternyata perbuatan Tuhan sungguh besar dalam hidupnya. Ia bercerita dan mulai dari sejak masa perkuliahannya sampai ia pun menjadi pebisnis yang baik; (Dalam tulisan ini saya hanya menyampaikan inti cerita itu saja)
"Amang, ketika saya (ibu muda itu) kuliah (di salah satu Perguruan Tinggi), ada begitu banyak kesusahan dan begitu berat perjuangan saya. Apalagi bapa-ibu saya hanyalah seorang petani, belum lagi untuk mencukupi biaya kuliah, sekolah dan belanja adik-adik saya. Uang kuliah dan kontrakan kos sering terlambat dan dihutang. Saya sering harus makan satu atau dua kali saja sehari karena tidak ada uang belanja/ kiriman dari orang tua. Saya masih ingat, bahkan pernah saya hampir pingsan karena tidak makan selama hampir tiga hari di tempat kost. (ibu itu mulai sedikit menangis menceritakannya). Dan untung, pada saat itu ada seorang laki-laki (ito) satu marga dengan saya melihat keadaan itu kemudian mengajak saya makan di warung pinggir jalan. Sebenarnya ia pun tidak memiliki cukup uang, tetapi karena kasihan saja. Nyatanya ia hanya mampu membelikan sepiring nasi untuk dibagi dua dengan saya. Dengan sangat sedih, kami tak henti-hentinya menangis sambil makan bersama dari satu piring di warung itu. Dan terpikir dalam hati, "Tuhan alangkah beratnya hidupku ini!"

Kemudian saya mulai sadar dan ingat kepada Tuhan. Saya mulai membangun komitmen, dan membangun kemauan sambil berharap berkatNya, "Saya harus sukses dan punya uang". Ketika itu, sedikit-demi sedikit saya sisihkan dari pemberian saudara atau siapa saja termasuk ito saya tadi. Dari uang itu saya berjualan kecil-kecilan akan hal keperluan mahasiswa di inn the cost-nya. Setelah tamat tahun 2003, saya bekerja di satu perusahaan Garment dan belajar tentang fashion (hal pakaian). Hampir satu tahun di situ, saya keluar. Kemudian dengan bekal mitra yang pernah saya bangun di perusahaan itu, saya berkomitmen untuk berbisnis dengan baik. Selanjutnya saya bermitra dengan perusahaan-perusahaan dalam negeri bahkan sampai ke luar negeri untuk menyediakan sebagian kecil bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan itu. Puji Tuhan Amang, akhirnya saya bisa mendapat peluang dan berkat. Sekarang Amang, saya sudah bangun rumah, beli dua mobil, saya masih memiliki saldo dan deposito dalam bentuk dolar dan rupiah sebanyak Rp. 3 Miliar. Luar biasa ’kan Amang? Dan syukur bagi Tuhan, sebab jangankan makan di jalanan, sekarang saya sudah boleh makan di restoran termahal sekali pun. Dan saya yakin semua itu adalah kebaikan Tuhan. Luar biasa Tuhan itu ya Amang..?

Sebagai konselor baginya, saya menatap dan mendengar dengan senyum dan sangat gembira sambil mengangguk-angguk kepala. Dan saya berkata kepada ibu itu untuk memastikan ceritanya; "Ya, Puji Tuhan, Tuhan itu adalah baik dan peduli bagi orang berseru dan berharap
kepadaNya. Tuhan itu mau menolong setiap kita di dalam bekerja untuk kebaikan kita, sesama, orang yang kita cintai dan keluarga jika kita sungguh-sungguh itu lahir dari kemauan yang besar di dalam berjalan bersama dengan Tuhan."

KEDUA; Isteri saya mengatakan kepada saya kisah seorang ibu yang juga adalah temannya. (Sebut saja nama ibu itu menjadi Rina). Ibu Rina bercerita kepada isteri saya bagaimana ibu Rina tahun 1997 memulai usahanya dari nol dan sangat nol. Awalnya ibu Rina hanya menjual tiga sampai enam sprei tempat tidur. Kesana-kemari ia berjalan kaki menjajakan sprei itu tetapi toh sangat susah baginya untuk menghabiskan jualan. Baru beberapa hari baru kemudian sperei itu terjual satu atau dua saja. Dalam kesaksiannya juga diceritakan, dia pernah dicerca dan diusir dari satu pasar karena di sana sudah ada orang menjual sprei. Juga karena harus morat-marit berjalan keliling, di pasar, di jalan raya, ke rumah-rumah kakinya sering lecet-lecet dan sampai luka. Sering ia menahan lapar dan haus di sengatan matahari dan hiruk pikuk keramaian dan macetnya kota. Kadang dia hampir putus asa dan stress, kadang terlintas di pikirannya untuk meninggalkan pekerjaaan berjualan itu, tetapi ketika ingat kemauan dan tekadnya maka mulai lagi tidak pedulikan situasi yang sangat berat itu.

Kemudian satu waktu, ibu Rina membangun mitra dengan seorang pemodal dan usahanya menjual sprei tidak harus lagi dengan dijajakan berjalan kaki tetapi sudah membuat satu konter kecil. Usaha itu terus digeluti dengan sepenuh hati. Sedikit untung tidak harus dihabiskan tetapi terus menambah modal. Selanjutnya sampai ibu Rina memiliki perusahaan (PT) dan mendistribusi sprei ke berbagai daerah dengan berbagai macam model dan mutu yang terjamin. Ia sekarang menjadi seorang milioner yang baik hati. Lalu isteri saya mengajak saya ke tempat ibu Rina, benar saya melihat bagaimana ibu Rina mengelola usahanya dengan baik dari tekad dan kemauaan yang kuat.
Pada tahun ini HKI menyebut Tahun Koinonia, juga dijelaskan dalam Rapat Pendeta 11-14 Maret 2008 di pematangsiantar secara khusus bagi Persatuan Wanita (PW); dan atas berkat yang dialami oleh dua ibu dalam kesaksian ini, saya pun mau mengajak Ibu-ibu dan setiap pembaca Saudara/i (muda dan tua); mulailah bangun kembali kemauan dan semangatmu. Bergiatlah dan sungguh bekerja, melayani dengan hati dan ketahuilah Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh (2 Ptr.2:9). Percayalah akan janji firmanNya, Yesus akan menolong kita menemukan jalan dan kesempatan. Bahkan Yesus sendiri adalah jalan (bnd. Yoh. 14::6A). Sambil menjaga kemauanmu dan keinginanmu tidak jatuh kepada pencobaan (bnd. Yak. 1:14) jangan putus asa, bangunlah kembali, bangunlah terus kemauanmu "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Luk. 1:37).

Bukankah Yesus kita adalah Tuhan yang Maha kasih dan mengerti segala apa yang kita pergumulkan dan serukan? Yesus yang tersalib dan bangkit itu adalah Juruselamat, bukan hanya Penyelamat dari dosa dan kuasa iblis tetapi juga untuk kesembuhan, kebahagiaan dan suka cita. Sehingga firman dalam Filipi 4:19; "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." menjadi kenyataan dan kebenaran bagimu.

Marilah kita berdoa! "Tuhan Allah yang baik, Bapa Pemurah dan Juruselamat kami.Engkau mengetahui kerinduan dan pekerjaan kami. Engkau adalah sumber berkat, suka cita, keselamatan dan kehidupan. Jamah-lah tangan setiap jemaat dan pembaca tulisan ini supaya setiap apa yang mereka pegang adalah terberkat. Jamah hati dan pikiran jemaat dan pembaca sehingga setiap yang direncanakan adalah diberkat. Jamah mulut dan bibir, sehingga setiap yang diucapkan adalah kata-kata yang diberkati. Jamah kaki jemaat dan pembaca, sehingga kemanapun melangkah adalah perjalanan yang diberkati. Terima kasih Bapa dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus yang menjadikan hidup kami lebih bermakna dan lebih baik, Amin.

Bina Wanita - Edisi JUNI 2008




Minggu, II Dung Trinitatis - 1 Juni 2008
GABE SITINDANGINKU MA HAMU
Jesaya 43: 8 – 13


1. Marende B.E. No. 135: 1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha dohot Manangkasi Turpuk

Di papos do roha ni bangso i marhite na tongtong do bangso ni Debata. Molo tartaban sada bangso tu huta ni halak, ri jamui do i naung magohadirion (identitas) na songon sada bangso. Ala mangihuthon tradisi ni Timur tengah uju turpuk on, molo talu marporang sada bangso jala tartaban, dirajumi hataluon nidebatana do i jala ndang be digoari nasida sada bangso. Di turpuk on didok debata: “Nunga pola Hu jou goarmu”. Panjouon ni Debata di bangso i, di patuduhon i do na adong dope bangso Israel. Paboahon na mangolu do Debata ni Israel. Debata na mangolu i do mamboan nasida mulak gabe sada bangso. Di na manghuling Debata, ro do Ibana songon Debata na marhuaso, na mangolu jala na margogo paluahon nasida. Di paimbaru Debata do bagabaga napinasahatNa tu ompu nasida jala dipaingot do paboa nasintong jala haposan do bagabaga ni Debata. Didok Debata do marhite turpuk on: “Ahu do Jahowa, jala ndang adong silehon tua dungkon ni ahu”. Lapatanna, adong parsaoran na tung mnsai jonok di patupa Debata tu halak Israel. Debata sandiri do marmudumudu dohot parmahan di bangso i. Na mangalehon haluan dohot hatuaon di nasida. Molo dibereng sian sisi hajolmaon tontu naung dibagasan pangunjunan bolon do halak Israel di na tartaban i nasida di Babel. Alai marhite panurirangon on dipatuduhon ndang dipasombu Debata dibagasan pangunjunan, tung dibahen Debata do dalan laho pasonanghon roha nasida asa unang mago panghirimon nasida.
Dung di palua bangso i sian ragam ni parmaraan di suru Debata do bangso i asa gabe sintindagiNa. Laho mamaritahon hagogon ni Debata, asa tung sude jolma marsomba jala ma gigi mida dosa. Halak Israel tongtong do di suru Debata laho pajongjonghon hasintongan i. Mamboan saluhut jolma sian haholomon tu hatiuron. Manogihon bangso na mapintung asa marnida di haluaon na pinatupa ni Debata. Manogihon jolma na nengel tu hatiuron asa di bege jala tangi huhut mananda di asi ni roha naung pinatolhas ni Debata di bagasan ngoluna. Asa arian na i nasida mamaritahon hata ni Debata, borngin na i mamuji jala patimbulhon goarNa i. Ingkon parhatopotonta do holan Debata do na margogoihon hita gabe sintindangina. Ai ndang adong Debata dungkon ni Ibana, ido na jolo, i do saonari, laos i do nang haduan. Sada do Debata.
Ndang di halomohon Debata marserak bangsoNa, alai naeng ma asa di bagasan hasadaon. Ai i do tujuan ni Debata di panjouon dohot di pamillitonNa di hita marhite HuriaNa i. Naeng marsaringar nian sude halak Kristen gabe sintindangi ni Debata lomobi di tingki on, ingkon lam margogo, lam doras do hita mamuji dohot mambaritahon hata ni Debata. Tangkas do taboto lam maol do nueng posisi ni halak Kristen di Indonesia on, alai ndada gabe mintop mata ni haporseaonta. Naeng ma marhite hamaolon na taadopi i gabe tang jala matoras mata ni haporseaonta.

Refleksi/Meditasi.
Hira sude do marhatopthon ia na marbarita uli , i ma na marjamita, na manghatahon hata ni Debata. Ndang na sala i, alai hurang singkop. Alai na marbarita nauli ima: jamitana gabe ngoluna, ngoluna gabe jamitana. Alani i do sude ruas ni Huria i gabe sitindangi ni Debata marhitehite pangalahona asa gabe sorminan di angka na humaliangna. Alani do didok apostel Paulus: “Ai molo huhatahon Barita na uli i, ndang hasuranganku i” (I Korint 9: 16.a). Didok ibana, utangna do mambarita na uli. Molo tung utang marlapatan ingkon gararon. Pabotohonon tu humaliang.
Jadi, kewajipan ni halak kristen do mamaritahon/sitindangi di sude ulaon, tingki dohot kesempatan na adong. Ndang holan partohonan na marbarita na uli alai sude ruas ni Huria i. Ingkon tahaporseai do antong, paboa Debata Jahowa do na manjou jala mamillit hita gabe bangsoNa marhite Jesus Kristus di HuriaNa i na pinajongjongNa di portibion. Dung manaek Ibana tu banua ginjang jala di suru do Tondi Parbadia margogoihon angka siseanNa i (Mat 28; Mar 16; Ulaon 1:8).

5. Diskusi.
1. Di ari na parpudion marragam do carana di bahen laho menghambat perkembangan ni halak Kristen. Molo masa ma songoni tu ianakhonta gabe dipaksa anaktai masuk tu ugamo na asing dohot jaminan gabe karejo nasida. Boha do sikapta songon sada na toras hita?
2. Boha do cara muna gabe sintingdangi ni Debata di tongatonga ni keluarga dohot punguan?

6. Tangiang Pangondianon/Syafaat
7. Marende Sian BE. No. 133: 1-2 (Papungu Pelean)
8. Tangiang panutup.


Minggu III Dung Trinitatis - 8 Juni 2008
Mangolu Di Bagasan Kristus Jesus
2 Korintus 5 ; 11-15


1. Marende No, 97 HG/ 470 : 1-2
2. Martangiang
3. Manjaha Dohot manangkasi Turpuk



I. Patujolo
Halak naung mangolu jala manjalo na denggan sian Tuhan i dibagasan ngolu siganup ari, gabe paniru na denggan do i di sude hata dohot di ulaon ni Kristus Jesus. Diigil Debata do asa ndada holan dihata hita na gabe si ihuthon Kristus, alai ingkon tarida do dibagasan ngolu si ganup ari, ima na mangulahon lomo ni roha ni Debata songon na ni aturhonNa marhite patik I. Molo holan di goar do ibana sihaporseai Kristus, sarupa do i tu na ni dok ni di Yakobus 1 : 16-17 na mandok Haporseaon na mate do na songoni. Boi do dohonon lobi sian Kristen KTP molo ambal/ambalang sian hadaulaton.


1. Ganup jolma na manghaporseai Jesus Kristus, nunga di soadahon dirina. Lapatanna molo boi pe di ulahon ibana na denggan ndang di asang-asanghon i tu angka donganna. Ndang olo ibana patengatengahon i tu jolma na asing. Di panghilalahon ibana do paboa Tuhan i do nampuna na adong na di ibanai laos songoni ulaon na denggan na pinatupana. Alani molo tung adong pe donganna na mamuji, ndang pintor herbang sipareonna umbegei. Alai diparhatopot ibana do dibagasan rohana tung maol do dipatupa ibana na denggan anggo so Tuhani na mian dibagasan ibana. Hata mauliate do na adong di bagasan rohana maradophon Debata.
Tung mabiar do naporsea i di bagasan rohana molo diulahon angka na jat. Ai di etong rohana do jala sai dihilala ibana di rohana do Debata manggora ibana molo adong angka nasala diulahon ibana. Namangihut tusi molo adong hata na menyanjung ibana pintor spontanitas do haruar hata "puji Tuhan" Ndada holan di bagasan rohana tahe dipanghilalahon ibana adong Debata alai dohot do di na humalingna songon na ni dok ni umpasai; "Disi si tungguk di si do si tata, disi hita mardalan dohot juguk di si do Debata".


2. Dipanghilalahon Ap. Paulus do parngoluonna naung nigohan ni asi dohot angka denggan basa ni Tuhan i ibana, na mambahen panindangion na marisihon "Kristus do hangoluan di ahu, jala laba nang hamatean" (Filipi 1:21). Tung so adong be na asing na boi mangatasi hasurungan ni basabasa dohot silehonlehon na sian Debata. Diboto ibana do mangolu di bagasan Kristus na ingkon do mangolu dibagasan patikNa na imbaru jala ingkon di padao do nasa roha na geduk. Lobi sian i dope tahe, nasa na mangihuthon Jesus ingkon diporsan silang na tu ibana. Naso mamorsan silang na tu ibana ndang tama i di Tuhani jala tung naso dapotan hatuaon na sian Tuhan i.


3. Di ayat 13 di dok: "Alai molo tung songon na so marroha hami, di Debata mai; jala molo tung marroha hami di hamu do". Molo tarajumi dibagasan haporseaonta secara sadar dohononta do ra, tung so boi do adong na holip di adopan ni Debata. Molo di hita jolma masa hata na mandok: "Madabu jarum tu na pompot, ndang di ida mata alai di ida roha. Sumurung dope tahe Debata na lobi tuk mangida na di bagasan roha ni jolma i. Ai anggo diadopan ni Debata hape tung so adong do na holip nanggo sa­da obuk jala ndang adong na halang nasa eme. Alani ndang boi ala roha­rohanta tu Debata, alai tung ingkon saluhut do roha, pingkiran, ateate tapasahat tu Debata. Jala ala ni ido asa boi hita diboan tu sangkap haluaon dohot hatuaon. Nunga diparrohahon Debata hita, jala disarihon do angka na ringkot di ngolu­ta on. Alani hitape ingkon naeng rap mamparrohahon dongan na so haru gok haporseaonna.


4. Pangarimpunan ni ayat 14-15 ima; Asa unang be mangolu di dirina angka jolma na dihangoluanon. Molo Kristus nunga pasahathon saluhut sangkap dohot ulaonNa laho patulushon na hinalomohon ni Ama i, dipangido Tuhan i do nang hita pe asa songon Ibana. Molo taparrohahon Endenta no 103 HG/ 476 ; 1-4 (Ndada Au Guru Di Au Be), di dok:
1) Ndada au guru di au be, Jesus do nampuna au...
2) Ndang di au di Tuhan Jesus, daging dohot rohangki ...
3) Ulaongku nang artangku pangke ma baen sangapmi ...
4) Naung tarsurat do goarhu, di baen Ho to tanganMi,,.


Hombar tusi boi do paampitonta muse tu logu ni Endenta na di nomor; 97 HG / 470:1+6 (Jesus Ho Nampuna Ahu)
ay,1) Jesus Ho nampuna au, dohot na adong di au. Gogo dohot hosangki, sahat ma tu tanganMi
ay.2) Pinangido ma tu Ho, rohangki pe dohot do, BahenonMu Tuhanki, tong tu HarajaonMi.
Apostel Paulus padasiphon pos ni rohana marhite haporseaon, Galatia 2:19-20: ."Ai nunga mate au di patik i hinorhon ni patik i, asa mangolu ahu di bagasan Debata. Raphon Kristus i do ahu tarsilang. Ndada ahu be na mangolu i nuaeng; Kristus do mangolu di bagasan ahu. Ia ma­ngolu pe ahu nuaeng di bagasan daging, mangolu marhitehite hapor­seaon di Anak ni Debata, na manghaholongi ahu jala na mangalehon diriNa humongkop ahu.

III. Sipahusorhusoron
Ise do hita naung marhatopothon manang mandok di bagasan roha dohot haporseaonta songon naung ni dok ni Apostel Paulus i ? Ndada ahu be na mangolui nuaeng, Kristus do mangolu di bagasan ahu. Molo nunga adong Motto (Niat) na
songoni, ndang olo be i muramura "Mangumpati tungko dohot manegai gadu" baliksa tahe gabe pauliulihonsa.

IV. Diskusi:
- Songon dia do hataridaan ni jolma naung marhatopothon paboa naung mian Tuhan i di ngoluna?
- Mabiar do hita mandok songon na di Endeta no 97 HG: "Jesus Ho nampuna au, dohot na adong di au". Laos situtu do taparhatopot i?

Marende No 103 H3/ 476 : 1-4 (Papungu Pelean)
Tangiang Panutup.

TG


Minggu IV Dung Trinitatis - 15 Juni 2008
Holong ni roha do Siparangehonon ni naporsea.
Kolose 3:12-17


1. Marende : B. Ende No 09 : 1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha Dohot manangkasi Turpuk

I. Patujolo
Ganup jolma naung tarjou, naung gabe Kristen ima na manghangoluhon ulaon dohot tiruan na ni ajarhon dohot na ni ulahon ni Jesus Kristus. Dibahen Ibana do tiruan na denggan tu angka jolma lumobi tu angka si seanNa. Di pabotohon Ibana paboa haroro ni Ibana tu portition, ima na mangulahon lomo ni roha ni Debata Ama. Laos tarida do i di haoloonNa, pola sampe mate tarsilang Ibana di dolok golgota holan laho manghongkop jolma na mardosa i. Tung mansai tandap do holong ni Jesus tu hita angka na marhatopothon haluaon na pinatupa-­Na i di hita.

II. Hatorangan
ay.12-13) Angka na marparsoran di bagasan Kristus ima angka na tarjou tu bagasan "Nabadia". Lapatan Nabadia di turpukta on ndada na so hea mangulahon kesalahan/dosa, Alai molo tarsor ibana manimbil sian patik ni Tuhan i pintor di pasesahon ibana do dosa na niula na i tu Debata. Ihut tu si di niathon ibana do di bagasan rohana naso ulahononna be dosa na songon i di ari na naneng ro. Laos songon i ma ibana tu angka donganna, sai di usa­hahon do patuduhon parbue ni Tondi songon na di Galatia 5:21-22 i. Ndang muramura pangarimason/murukmuruk molo tung pe adong hahurangan ni donganna tu ibana. Dao do sian ibana roha hosom apalagi pamaloson. Didophon iba­na do dibagasan rohana paboa ibana pe godang do keterbatasan na olo mamba­hen panghurangi tu donganna jolma, lumobi ma tu Debata. Di auhon angka na porsea i do hasesaan ni dosa na pinatupa ni Jesus dingoluna. Ala naung dijalo ibana hasesaan ni dosa sian Tuhan i, laos songon i do nang ibana ndang pola maol manesa dosa ni donganna, molo hea jut rohana di bahen apalagi ma i molo so di sengaja dongan. Sandok hira sada nato­ras na burju (na denggan roha) do tu angka gellengna di tongatonga ni jabu, laos songon i do nang maradophon donganna jolma, lumobi dongan sa haporseaon.


ay.14-15) Ciri khas ni halak Kristen ima na sai tongtong pataridahon ulaon holong. Ndang holan sebatas kamuflase manang holan di bibir. Molo holan di bibir do gabe tubu do pandohan "holan pancur do i" anggo so i tubu ma hata na mandok "Nadila parende". Molo adong jolma na gale, na hurangan, na marsahit pintor dilehon do pangurupion intap ni na tarpatupana. Ido bahagian ni holong molo pe, ndang tartiru hita holong na pinatupa ni Tuhan Jesus na mangalehon diriNa humongkop hita. Sandok na manghangoluhon holong na sian Kristus nunga dao di ibana prin­sip songon na ni dok ni umpama on: ”Hoishon laklak unang ma dohot pahu, mago pe taho halak, unang ma dohot ahu”. Ala ni i sai tongtong do gok dame rohana jala dilului ibana jalan kelu­ar tanpa mambahen parbolatbolaton nangpe merasa diperlakukan tidak adil ibana. Dunghon ni sai gabe sitiruon do hata dohot pambahenananna ala nunga gok holong ateate, roha dohot pingkiranna. Dipahusorhusor ibana do di pingkiranna molo godang mambahen/mangulahon holong gabe lias do i sian dosa (pat. 1 Petrus 4:8)


ay. 16-17) "Gugun ma hata ni Kristus maringanan di tonga-tongamuna". Molo di Alkitab (BIS) lebih kompleks do bahasana dohot lapatanna; "Hendaklah per­kataan Kristus diam dengan segala kekayaanNya di antara kamu ...”. Molo di lapati muse hata 'hendaklah' na martujuan do i asa torus, manongtong, ganup tingki ndang marparsohotan. Nasa jolma manontong mambahen rohana parmianan ni hata ni Kristus nunga dao sian nasida sahit HOTEL (Hosom Teal Elat Late). Sandok diparsilanghon ibana do dirina rap dohot silang ni Kristus i. Mangolu do hahonaan ni logu na di Buku Ende no 103 HG/ 476 1 na mandok: "Ndada au guru di au be, Jesus do nampuna au". (pat. Galatia 2:20, Pilippi 1:21).


Sude do ra hita umboto ianggo holong na dimaksud ni turpuk ta di son ima holong na mamolin, holong na so marlindang (Kasih yang tidak mengharapkan balasan /imbalan dari temannya tetapi hanya dari Tuhan Allah). Molo poda Parjamitaon mandok: Jamita na mangolu ima pangalaho, sebalikna muse di dok pangalaho mi do gabe jamita na mangolu. Laos songoni do nang tujuan ni ayat parpudi on, naeng ma nian pangalahonta i gabe endenta. Endenta na ummangolu an ima di panghataion dohot pangulaon na denggan, ndang holan ende/koor na­di parmingguon. Sadalan tusi ndang muramura haruar hata, ungutungut dohot na manggosip manang paroaroa donganna. Baliksa sai manongtong do ibana mangida jala mamunten sian sudut positif. Namangihut tu ui molo tong pe dipanggar donganna ibana, dihinadenggan ni laguna dohot pambahenanna ndada pintor hembang (Bolak sipareonna), alai pintor di dok do mauliate ma di Jahowa.

III. P animpuli
Nunga jumolo hita di haholongi Tuhanta, aha jala nga songon dia alusta tu balian di ngolu ta on? Taendehon jala jala taulahon do songon na di Ende ta no 88:1 na mandok: "Jesusku naung manobus ahu sai naeng haholonganku Ho. Hupuji nasa asiMi alai gumodang holongMi". Antong nasa na manghaholongi Tuhan i, ingkon nunga dihaholongi donganna jolma. Ai didok Tuhan Jesus do nasa na marholong ni roha di Ahu radotanna do patikKi. Alani radoti jala u­lahon ma patik raya na ni ajarhon ni Jesus i. Amin.

Diskusi:
- Taparhatopot do paboa adong do di hita sahit HOTEL?
- Molo tung mumpat pe taluktuk, sega gadugadu, pintor dohononta do hata na mandok: "Mardomu di tano rara pe ahu tung naso jadi marsiantoan"?
- Heado di dok angka dongan na so ringgas marminggu to hita: E.e.., baen ma nian asal na markoor do i, percuma do i parari kamis jala parminggu? Boasa masa i ?

Marende No. 212 : 1+5-6
Tangiang Panimpuli

TG


Minggu V Dung Trinitatis - 22 Juni 2008
Jesus do paluahon angka pardosa
Lukas 5: 22-32


1. Marende : No.59 HG/ 432 : 1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha Dohot manangkasi Turpuk

I. Patujolo
Godang dope angka hita be na sala persepsi sarupa songon cara berpikir ni halak Parise dohot Siboto Surat na di turpuk on. Molo nunga populer gabe sada guru/ pangajari, ndang boi be rap hundul/ sadalanan dohot angka­ panangko,apalagi boruboru tuna susila. Hape memang di Padan Narobi pe dohot di Endenta di dok do: "Martua baoa ina-ina naso sahundulan dohot angka parjahat. Molo to paadop na dua bagian i, songon na ambalang do pangantu­sionta dohot cara pangulaon ni Tuhanta Jesus songon natarsurat di Padan Naimbaru i.


II. Hatorangan
1. Di jolo ni turpuk on dipatorang, dipatupa Tuhan Jesus do tanda halongangan. Tanda halongangan na parjolo pinatupa ni Tuhanta Jesus ima na pamalumhon sahalak na marsahit huliton. Holan marhite na di surdukhon Jesus do tanganNa tu na marsahit huliton i, pintor longkang ma huliti sian ibana (5:13). Tanda halongangan na mangihut ima na pamalumhon sada halak na pampang/ sarion (BIS= lumpuh). Holan marhite hata do Jesus pamalumhon na pampangi: "Hehe ma ho, boan ma podomanmi, laho ma ho muli! Asing sian sisean ni Tuhan Jesus dohot angka naposoNa tung naso boi do patupaonna huaso do­hot tanda mujizat songon na pinatupa ni Jesus.

2. Sian tanda halongangan na pinatupa ni Jesus na holan marhite hata, sian i tanda do paboa tung naso dao do huaso ni Anaki sian Ama I. Holan marhite sada hata do Debata manompa langit, holan sanghata pamangan do di dok jadi ma ho na tiur, jadi tiur ma tutu songoni angka na asing. Dikesetaraan ni ha-Debataon ni Ama dohot Anak dipabotohon Jesus do hadi-rionNa di ayat 24 di turpukta on; "Alai asa di boto hamu, marhuaso do Anak ni jolma i ditanoon manesa angka dosa". Hasesaan ni dosa na pinatu pa ni Jesus tu angka na mardosa ndada holan sekedar hasomalan na nisesa ni dongan jolma tu na mangulahon hajahaton. Molo situtu do Jesus naung manesa dosa ni hita jolma pintor terjadi neang ni holiholi dohot girgir ni tondi. Boi do tapatudos songon na masa tu na marsahit pampang i pe. Alani i mansai porlu do rajumanta molo tarsor hita mardosa nunga nian ta pasesahon dosanta tu Tuhanta, hape tong ndang adong dope tandatanda manang panghilalaan songon i, aha dope pangambati?


3. Molo tapatangkas di Injil Synopsis (Matius, Markus, Lukas dohot Johanes) godang do hasesaan ni dosa di patupa tu angka na mardosa. Turpukta na di Lukas 5: 22-32 on, adong do paralelna/tudosanna ima naro Jesus patupa hasesaan ni dosa dohot haluaon tu halak na berprofesi gabe Sijalo beo. Impola hasesaan ni dosa na pinatupaNa, gabe ditinggalhon do sifat-sifat, karakter dohot ulaon na buruk i. Suang songoni dohot tu sada boruboru na targombang (Dursila) di buku Johanes 8:1-11. Diting­ki diboan na torop boruboru na targombang i tu adopan ni Jesus laos di pangido asa gabe Jesus manguhumi hatihai. Ala ta boto marhite turpuki, nang pe Anak ni na sun Badia i Jesus, ndang lomo rohana mate boruboru i di hadosaonna. Dibahen Jesus do pangondianan na maol di antusi na torop i alai na mura diulahon nasida. Dibahen Jesus do pangondianan marhite na mandok; “Manang ise hamu na so mardosa, ima jumolo maningganghon batu to ibana”. Alai ndang adong na barani mandanggurhon batu tu boruboru na­targombang i, gabe ditinggalhon do nasida nadua rap dohot Jesus. Dungi didok Jesus ma; "Ahu pe ndang uhumonhu ho, unang be ho mardosa to joloanon !


4. Molo tabahen pangarajumion taringot tu hasesaan ni dosa dohot haluaon na pinatupa ni Jesus, masa ddang holan tu boruboru na targombang i, ndang holan tu si Lepi, ndada holan tu si Zakheus, alai tu sude jolma do songon i; nang tu hita na punguon. Nunga dilehon Jesus diriNa humungkop hita, gabe silua jala pelean na hushus tu Debata (Patangkas Ef. 5:2, Heber 2:17). Songon jolma na porsea, taparhatutu do jala ta jalo do ha­sesaan ni dosa na di basabasahon Debata marhite AnakNa Jesus Kristus (I Joh 2:1-2). Alani i do umbahen di dok hata ni Endenta 39 HG/ 412 : 2 (Ndi di dolok adui): “Dileai jolmai silang ni Tuhan i hape halu­aon do i. Nang godang dosagki, alai sesa do i di baen mudar na durus di si, Dibaen i ...”.

III, Sipahusorhusoron:
Molo di dok Jesus pe ndang ro Ahu manjou angka partigor, asa dipauba ­rohana, alai tu angka pardosa do! Laos songoni ma nian nang hita, asa unang holan tu angka na ringgas marminggu be tabahen panogunoguon. Tu angka dongan ruas na gale jala na losok ma hita umgodangan mambahen harahara asa gabe ringgas tu parpunguan (Heber 10:25). Molo olo do jolma i muba sian halembaonna apalagi dosana, na dapotan hangoluan na manontong i ma nasida jala dapotan uli basa nang hita. Nang partohonan Pandita, guru, sintua hita, alai sude do hita gabe parmahan ni Debata. anggo parmahan na tutu sada do ima Parmahan Bolon I : “Jesus Kristus”. Tatiru ma Ibana na olo mangalului birubiru si sadasada i sian si saratus i. Ndang lomo roha ni Debata mida hamatean ni halak parjahat, so ingkon mida hamumulak ni parjahat i tumadinghon dalanna, asa mangolu ibana.

D i s k u s i :
- Taparhatopot do paboa sude do hita mardosa? Jala dia do perbedaan ni na mardosa dohot pardosa?
- Aha do si ulahononta mambahen hasesaan ni dosanta ?
- Molo ro Jolma pardosa isarana boruboru na targombang, songon dia do res­ponta? Boi do bahenonta songon na pinatupa ni Tuhan to Jesus?
- Anggo holan na mamereng natorang di jolma do hita, hape hahuranganta pau­la so di ida, sarupa do hita dohot Farisi nang dohot Siboto surat! Setuju do hita di si angka inang?


Marende no 62 HG/ 435 : 1+4 (Papungu Pelean)
Tangiang Panimpuli




Minggu, VI Dung Trinitatis - 29 Juni 2008
DEBATA DO PATULUSHON SUDE NA SIANGKAPANMU
PODA 16: 1 -3


1. Marende Sian BE. No. 30: 1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha dohot Manangkasi Turpuk

Di Timur Tengah (termasuk di Palestina) na jolo manasai timbo do kedudukan ni angka pande bisuk. Jojot do angka pande bisuk maniop jabatan na hormot (penting) di negera. Andorang so dibuat raja keputusan jotjot do jolo dipangido sian angka pande bisuk pandangan manang pamingkirion/pertimbangan. Ala ni i maju mundurna sada harajaon jotjot do i ditontuhon haboion ni pande bisuk menpengaruhi raja dohot mangalehon angka panimbangion (Bdn. 2 sam 8:16-18; 1 Choron 27:32-34). Nang pe digoari raja salomo songon raja na umbisuk sian raja di portibion, alai ibana sandiri pe godang do diurupi angka pande bisuk na adong di harajon na, mangaehon panimbangion laho mamutushon sadaparkaro (Bdn. 1 Raja 4: 1-6). Alai hombar tu habisuhonna i dohot hinaarga ni habisuhon i, gabe di goari buku on: Buku poda sipaingot sian Raja Salomo. Ndamg apalah si Salomo na manurat sude angka poda on. Alai ala habisuhon ni si Salomo marharoroan sian Debata. Ndada hamaloon manang hapistaran na niajarhon ni angka parpande bisuk tu angka siseanna, gabe mansai ampit do goar Salomo on naneng mangondolhon asa sude halak na manjaha buku on on tangkas mangalului habisuhon na sian Debata. Tontu ndang diorai jolma i mangalului hapistaran sian angka pande bisuk ni portibion. Alai dao dumenggan jala gumugo mangalului habisuhon na sian Debata martimbanghon habisuhon ni angka pande bisuk na di portibion.


Hamoraon na sian Debata di pangke ibana laho mangurupi angka na di portibi on. Ndang songon hamoraon na adong di bagas ni halak na jahat, na paro arta sian dalan na so turut. Molo pantun do ngolu ni jolma i pasti do dapotan jambar ibana sian Debata. Didoka “ Pantun do hangoluan, tois do hamagoan”.Lapatanna: molo taulahon do ngolu na denggan, pasti mandao do hamagoan i sian hita. Alana tongtong do manatap, manonggor mata ni Jahowa tu liat portibi on, marnida halak na jahat dohot na denggan marroha. Nang pe sipata idaon sipata suhar do pambahena ni Debata di pingkir roha ni hita jolma. Alani do didok “Roha ni jolma marsangkap dalanna, alaiJahowa do patontu langkana” (16:9). Ndang na so lomo roha ni Jahowa mida ulaon, pingkiran ni jolma i, alai laho patulushon dohot manangkapi i tontu sahali Debata mambahen panimbagion dia do na dumenggan, na porlu di bagasan ngolu ni jolma i. So tung gabe pintor tubu tu bagasan rohanta na so lomo roha ni Debata marnida hita, alai sebalikna na holong situtu do roha ni Jahowa di angka jolma na tinompaNa i. Alani do Jahowa sai tongtong patandahon dalan laho ihuthonon ni Jolma i. Molo tung ro pe parungkilon tu ngolu ni jolma i ndada na tarrimas Debata, alai boi sajo do i dalan ni Debata laho mangaramoti , manjaga tondi ni jolma i asa unang lam bagas madabu, manirpang sian dalan ni Jahowa.


Di ngolu haportibion na mubauba nuaeng, boi tarida ndang dibagasan hasintongan be ngolu ni jolma i. Nunga masiboan lomo na angka jolma na di portibion. Asa, marbiasbias do roha ni Jahowa marnida angka pangalaho na so tingkos; alana nang pe hira parugamo hape ndang na tingkos angka ulaonna. Hape na jinalo ni Debata sian jolma i ndada ngolu na marsipalensem, alai ngolu na tongtong marhaposan, satia maradapohon Debata jahowa. Ingkon tu jahowa do gilingonta nasa panggulmit ni ngolunta on. Marhitehite na tatompashon hadirionta tu Debata tontu sahali urupanNa ma hita laho mangalului angka na ringkoti di bagasan ngolunta. Sai na patulushon ni Debata do pasupasuNa tu angka jolma na marhaposan tu Ibana. Ndang paloason ni Debata jolma i torus madabu tu hamagoan, sorimago, alai sai napatulusonna jala pasautonna do sude na tinahi jal na hinirim ni jolma i.

Refeleksi/Meditasi.
Di tongatongah ni ngolunta na gok ketidak-pastian di tingki parpudi on, disosohon do tu hita sada kepastian. Debata Jahowa do mangurupi dohot masumasu ganup halak na marhaposan tu Ibana. Di pasupasu Debata do ganup halak na mangoloi hataNa. Ndada holan ngolu sihirimon di ari sogot dilehon Debata, alai dohot do nang angka las ni roha di portibion. Ala ni i, ndang adong alasanta so ingkon tangkas manompashon (manggiling) ngolunta on tu Ibana. Ndang adong alasan di hita so ingkon tangkas mangulahon na niigil ni Debata sian hita. Sai matua pasupasuon ni Debata do ganup halak na porsea tu Ibana. Nang pe be sipata suhur didok rohanta pambahenan ni Debata di bagasan ngolunta, alai sude i manumpak tu na denggan do saluhutna pambahenan ni Debata. Jadi, sotung marbiasbias angka dalan na tadalani nuaeng. Muba ma roha dohot pingkiranta mulai nuaeng, paboa naug tatanda Debata Jahowa parasi roha i. Siala ni i “hatigoran do dalan na dumenggan ulahononta saleleng mangolu di portibion”.

4. Diskusi.
1. Boasa, jolma i godang ndang olo manompashon hadirionna tu Debata ?.
2. Boasa, godang jolma i mandok molo ro tubagasan ngoluna hasusaa, hamaolon pintor didok uhuman di Debata ?
3. Boha do baenonta, asa dapot hita na tahirim dohot na sinangkapan ni rohatanta ?



5. Tangiang Pangondianon/Syafaat
6. Marende: B.E. No. 261: 1 -2 (Papungu Pelean)
7. Tangiang Panutup.

EH

Bina Wanita Edisi JULI 2008


Minggu, VII Dung Trinitatis - 06 Juli 2008
JESUS KRISTUS DO PALUAHON JALA NA MNDONGANI HITA
Efesus 1: 7 – 14


1. Marende : B.E. No. 166: 1 + 3 HG
2. Tangiang pamuhai
3. Majahat dohot manangkasi Turpuk

Tongon di penjara do si Paulus manurathon surat on, ala ni barita na uli i. ndang alani ulaon na so tama mambahen ibana di penjara (3:1; 4:1; 6:20). Nangpe di penjara ibana, tongtong do dipatuduhon ibana parsihohotanna, las ni rohana, panghirimonna dohot holong ni rohana tu debata dohot tu Huria i. Tarida do sian pandohan ni ibana di surat on, naso adong pandelean dohot sumurut sian haporseaon nang pe adong angka pangambati ala ni haporseaon tu Tuhan Jesus. Maksud ni si Paulus manurathon surat on, tontu dolaho pahothon panjouon, pamilliton ni angka na porsea, angka na badia na ro sian hasipelebeguon marhitehite Kristus, sian asi ni roha ni Debata.
Nunga dipatupa Debata di hita haluaon marhitehite Kristus i, Ibana do gabe parhitean na patauhon hita manjalo asi ni roha ni Debata. Taruli ma jolma i diangka pasupasu partondion tu na hinophopNa. Molo adong pe hahuranganta tu Debata, nunga gabe disingkati Tuhanta Jesus, jala dipatupa i sian asi ni roha, ndang ala ni parulanta, alai silehonlehon ni Debata do di bagasan hadirion ni jolma i. Nunga ditodo, dijou, dipintori jala diparbadai hita marhitehite panghophopon ni Tuhanta Jesus Kristus, asa gabe mulak hita anakhonNa, partohap di hangoluan sogot, i ma nampuna Harajaon na saleleng ni lelengna (2: 8-9). Tung silehonlehonNa do i, asa gabe parasi roha, pardenggan basa hita, mangulahon na denggan, mamparbuehon angka ulaon na tau halomoan ni Debata, manang di dia, sadihari pe, na metmet manang na balga, naeng patupaonta di keluarga, huria, masyarakat.
Dipasada do angka na pnillitNa i di bagasan Kristus. Kristus ma pardomuanta, disi ma hita sada marhitehite pandidion, asa ndang be ni rahutan, pinasada ni marga, suku, ugamo alai nunga di pasada mudar ni Kristus i (Gal 3:26-28). Kristus ma partalian tu Debata dohot tu donganta jolma naung tinodoNa, jala naung disangkapi Debata hian do. Jesus Kristus ima “barita nauli” haluaon. Ndang pardomuan alani kepentingan pribadi, kelompok dohot sittasitta ni hajolmaon umbahne na sada hita di basagan Kristus. Alai ala ala ni mudar ni Kristus do asa saluhut hita ndang holan mamingkirhon dirinta be, jala asa somba tu goar ni Jesus nasa ulu ni tot, na di banua ginjang dohot na ditano, nang di toru ni tano (Pilipi 2:3-11).
Marhitehite jesus i do malua hita jala taruli hita di haluaon, na so tarpatupa ni portibon di hita. Nunga di patupa na dumenggan i di hita jl hita pe gabe habaoran ni uli basa dohot na denggan saluhut, ala nunga tajalo na denggan, asi ni roha ni Debata. Dipasahat do TondiNa (Tondi Porbadia) na pinarbagabagahon mandongani, pohothon haporseaon huhut mangapuli angka n porsea i. Tanda jaminan na so dipsombu Debata angk na porsea, jala patujolona nunga dipasahat tu hita, ima Tondi Porbadia. Tondi Pormadia ma na gabe pahothon pangkhirimonta, laho mnuturi dohot mandongani angka na porsea i, paima sahat hita tu hasngapon sogot (Bdn. Rom 8:14-17). Tondi Porbadia do dilehon patujolo ni arta siteanonta. Tondi Porbadia laho manogihon hita tu haluaon na pinatupana, asa tarpuji hasangaponNa.

Refleksi/Meditasi
Asi ni roha ni Debata do patauhon jolma i gabe panean di harajaonNa. Ai nunga dibagasan gomgoman ni dosa hian sude jolma, hinorhon ni angka pangalosion. Alai di bagasan Kristus, na hinaholonganNa i, gabe ias jala so hasurahan do ganup na porsea di Ibana. Sude do jolma di todo Debata bahen anakNa. Manang ise na ro tu Tuhan jesus, mangundukhon pambahenanna na so tama, jala olo paubahon rohana, sai dapotsa do haluaon sian asi ni rohaNa. Dihungkupi holongNa na songkal i do sude dosa ni angka na ro manopoti dosana ( 1 Joh 1:9). Holan Kristus do na marhuaso manghuphupi dosa ni jolma na manolsoli jala paubahon rohana. Ai Ibana do naung mangusehon mudarNa bahen hasesaan ni dosa ni angka n porsea. Asa, “ndang adong haluaon sian na asing, tung holan di bagasan Kristus do” (Ulaon 4:12). Diusehon do holongNa i mardongan hapistaran dohot habisuhon godang. Lapatanna: dipapatar do holongNa i marhite pangantusion na tangkas taringot tu uhum dohot asi ni roha na pangoluhon. Dung di tobus Jesus jolma i sian ragam ni pardosaon i, di suru do Tondi Porbadia laho maniroi, mangajari jolma i asa boi padaonna hadirionna sian dosa i.

4. Diskusi:
1. Jotjot do sumbia ni sibolis i naneng margogo laho mangaithon hita tu bagasan dosa. Boha do caramu laho mangalo sumbia ni si bolis i ?.
2. Godang di tingki nuaengon jolma madabu tu bagasan dosa ala arta na di portibion. Dia do tumagon sonang di bagasan hapogoson parartaon, dari pada susa ala ni hamoraon ni portibion ? Boasa ?.

5. Tangiang Pangondianon/Syafaat.
6. Marende : B.E. No. 210: 1+3 (Papungu Pelean)
7. Tangiang Panimpuli
EH




Minggu VIII Dung Trinitatis - 13 Juli 2008
HAHOLONGI DEBATA SIAN SANDOK NGOLUM
5 MUSA 6: 1 – 9

1. Marende : B.E. No. 195: 1-2
2. Tangiang pamuhai
3. Manjaha dohot manangkasi Turpuk.

Ia buku 5 Musa on, i ma jamita na marudutudut sian si Musa, na jinamitahononna tu bangso Israel di tano Moab. Inganan paradianan nasida dung leleng marpindapinda di padang pasir, jala sian tano Moab on naeng masuk nasida tu tano Kanaan laho maringanan disi. Adong do 4 (opat) barita na pokok sian bukku 5 Musa on i ma: (1) Ditaringoti si Musa angka masa di opat pulu taon naung salpu. Disosohon ibana ma tu bangso i, marningot panogunoguon ni Debata di nasida di na mamolus padang pasir jala dipodai nasida asa marpangoloion dohot satia tu Debata. (2). Dipahantus si Musa patik na sampulu i jala diondolhon lapatan ni patik parjolo, mandokhon tu bangso i holan tu Jahowa sambing. (3). Dipasingothon si Musa tu bangso i lapatan ni parpadanan nasida dohot Debata. (4). Dipillit si Josua gabe gantina, laho manguluhon bangso ni Debata. Apala na diondolhon di bukku on, i ma na pinalua jala na pinasupasu ni Debata bangso na pinillitNa i.
Patik ni Debata marguna do i mangaramoti parrohon ni bangsoNa, jala gabe diboto angka na denggan dohot na roa. Halak Kristen gabe songon sorminan di ganup partingkian di ragam ni pangalaho na maralo tu lomo ni roha ni Debata. Patik i do na manogunogu ganup halak tu lomoni roha ni Kristus, asa lam tangkas mananda Kristus na gabe pamusatan ni haporseaon na marojahan di bagasan holong ni roha ni Debata. Di bagasan patik i do partinandaon ni bangso i tu Debata huhut mangaramoti habadiaon ni bangso i sian ragam ni haramunon ni portibi on. Patik i do na gabe songon handang na paasingkon bangso i sian sude bangso na di portibi on huhut manogu nasida tu dalan lomo ni roha ni Debata. “Tangihon ma, ale Israel, anggo Jahowa Debatanta i, Johawa sasadasa do”.
Sada do Debata na marlapatan asa manat maradophon pengaruh-pengaruh angka ugamona asing songon hasipelebeguon. Dihaoloon ni bangso israel tu Jahowa dohot di hasatiaon mangoloi patik dohot aturan ni Debata, dijalo nasida do asi ni roha na sumurung, na so hasuhatan godang na. Asa molo didok di bagasan turpukta on: Anggo Debatanta i, jahowa Debata sasadasa do; i do Debata na sintong, na so marmula na so marujung. Laos panindangion i do na ingkon di soarahon bangso Israel ganup ari, jala i do disurathon nasida di tohang ni jabuna, na gabe sidohonon di bagas ni halak Israel. “Ibana na sasada i do jumadihon saluhut, marhite huasoNa jala marhposan tu Ibana” (Kolose 1:16). Turgas dohot tanggungjawab ni bangso ni Debata/halak Kristen i ma manghaholongi Debata sian nasa ateate dohot gogona. Tarida do i nang di pamungkaan lapatan ni patik na sampulu i, didok ingkon di habiari rohanta Debata, jala ingkon holong rohanta di Ibana. Holong ni roha tu Debata do kunci pangulaon di patik i, ndada mangasahon gogo ni jolma na terbatas. Molo jumolo jolma i mabiar jala humolong tu Debata asa tu nasa na adong, diajari biar dohot holong na songon i do hita asa boi mangulahon patikna. Asa ndang mangasahon moral naumporlu na pinangido ni Debata sian jolma, alai holong ni roha i do, na marparbuehon moral na marojahan tu patik ni Debata.

Refleksi/Meditasi
Marragam do ajaran di portibi on na sai mangondolhon asa marparange na denggan. Isara ni adat, na borhat sian gogo ni jolma i sandiri, alai ndang trjamin hadengganonna, ala ndang borhat sian holong ni roha ni Debata. Alai angka ulaon na denggan na borhat sian holong ni roha ni Debata, diparbuehon i do ulaon na denggan namarpardomuan tu patik ni Debata. Ingkon di gomgomi patik i do sandok dagingta on, asa sude pangulmitonta, parsaoranta, ingkon tongtong patuduhon na halak sihaholongi Debata do hita, na mardalan dibgasan patik ni Debata.Ndang mubauba patik ni Debata, na hot do i ro di saleleng ni lelengna. Holong ni roha i do dasor ni patik i, jala i do makna na umbagas ni patik. Jala Tuhan Jesus sandiri pe, lam dipabagas do lapatan ni patik i di jamitaNa. Di Mateus 22: 37, 39 didok: “sihaholonganmu do Tuhan Debatam sian nasa atematem, sian nasa hosam dohot sian nasa roham.Alai dos do arga ni na paduahon on: sihaholonganmu do donganmi doshon dirim”.


4. Diskusi:
1. Boha do di bahen hamu cara mangaholuhon patik ni Debata ?
2. Boha do cara na di bahen hamu laho mangajarhon patik tu angka ianakhonta ?
3. Boi do diulahon hamu patik ni Debata secara rimpas di bangasan ngolumuna ?

5. Tangiang Pangondianon/Syafaat
6. Marende : B.E. No. 202: 1-2 (Papungu Pelean)
7. Tangiang Panimpuli
EH




Minggu IX Dung Trinitatis - 20 Juli 2008
HASADAON PAROHON HAGOGOON
Ulaon Apostel 2: 41-47


1. Marende: B.E. No. 102: 1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha dohot Manangkasi Turpuk

Hatorangan
Buku Ulaon Apostel manaringoti ulaon ni Tondi Parbadia di huria na parjolo i. Marhabiaron do angka apostel i tu angka jolma naung mamparsilangkon Jesus sotung tong muse dipusa nasida sahat tu haroro ni Tondi Parbadia. Marpungu dibalik ni pintu naung tarhunci di Jerusalem ari parjolo dungkon hananaek ni Yesus Kristus. Diboto angka sisean i do paboa na maol manghatahon taringot tu harajaon ni Debata tu jolma na asing, alani i gabe martabuni nasida. Alai dang pola sadia lelengna, sada hal terjadi na pola mangubah dalan ni pingkiran nasida mambahen barani nasida laho patuduhon haporseaon nasida marhite-hite na mambaritahon goar ni Jesus Kristus.
Hagiot ni roha ni angka Apostel mambaritahon barita nauli tung mansai bersemangat, marhitehite parbaritaon i gabe godang ma angka jolma manjangkon jala porsea tu barita nauli. Diprioritashon angka Apostel i do panghobasion nasida tu ulaon manjamitahon Hata ni Debata mamaritahon taringot tu Jesus Kristus na manaon na hansit ala ni dosa ni jolma manisia pola tung mate tarsilang dohot taringot tu haheheonNa. Jala tangkas situtu do tarida panghorhonna, ima na nlam martamba torop ni sisean i, lam godang ma angka na porsea di Jesus Kristus jala lam torop na gabe parjambar di harajaon ni Debata.
Tongtong do ditiop angka Apostel i tona dohot janji naung dijanjihon ni Jesus di tingki ngoluna naeng donganna nasida marhitehite na manuru Tondi Parbadia laho mampargogoi nasida mambaritahon baritahon nauli i. Dung ari pentakosta lima puluh ari dung hamamate ni Jesus Kristus, jongjong ma si Petrus di jolo ni torop halak di Jerusalem jala marhabaranion no roha ibana manajmithon taringot tu harajaon ni Debata. Dijamitai Apostel Petrus ma angka na torop i asa paubaonna rohana dohot pandidihononna nasida di bagasan Goar ni Jesus Kristus, bahen hasesaan ni dosamuna, asa dialo hamu silehonlehon n, ima Tondi Parbadia. Asa godang do halak na tardidi di na satingki i pola tolu ribu halak torop na. Mansai balga do ulaon pandidion i ditingki i. Pandidion na ni ulahon nasida ima songon naung ni bahen ni si Johannes na marhitehite aek, dibagasan goar ni Jesus Kristus dohot Tondi Parbadia, diihoti dohot parange na paubahon roha.
Rumang ni parngoluon ni ruas na parjolo ima na paubahon roha nasida. Marparange nasida songon jolma naung manjalo pandidion dohot manjangkon pangulaon ni Tondi Parbadia dibagasan ngoluna ima marhabiaron dompak Debata Jahowa huhut mamuji goarNa, satia marpasaoran laho membege pangajarion ni angka Apostel i, marulaon na badia nasida dohot martangiang, dibahen nasida do parsaoran i songon ulaon hatopan na dirajumi nasida saluhutna artanasida ima na marsisagian marguru tu haseaanna be. On ma hajonjongan ni huria na parjolo i. Ganup ari do nasida tongtong saroha di bagas joro jala jojor jabu do nasida marulaon na badia, marlas ni roha jala marbulus ni roha nasida marsipanganon. Huhut mamuji Debata jala lomo do roha ni nasa natorop mida nasida. Marhite pambahena ni nasida i gabe dihalomohon angka situan natorop do angka pangulaon nasidai gabe saksi-saksi ni Jesus Kristus nasida, gabe parbarita nauli nasida.
Parsaoran ni huria i tung mansai togu jala sada alani hasetiaon ni ruas i manjangkon jala mambege pangjarion ni angka apostel i. Marhitehite hasatiaon dohot hasadaon do gabe mangolu ma partondion jala laho mangula angka silaon di tongatonga ni huria, songon ni ruas ni hruia na parjolo i. Ngolu partondion nasida i tarida di parngoluonna siganup ari. Perbedaan status sosial dohot ekonomi terjembatani marhitehite na saling marsisagian. Dang pola adong jurang pemisah na tung mansai lebar antara ni na mora dohot na pogos na marhahurangan. Ngoluon ndang holan tu dirinta sandiri, alai kebesamaan. On ma parsaoran na togu jala sihalashononhon. Di ruas ni huria di tingki i, arta dohot ugasan ndang gabe tujuan ni ngolu, alai arta dohot ugasan ima sada alat laho marparsaoran dohot angka dongan na marparsaoran tu Debata.


4. Diskusi
1. Molo tapatudos tu hurianta sisaonnari on tu huria na parjolo i, angka dia do na tarida songon hahurangan ni ruas laho mamuji Debata?
2. Dia do sihirimonta nanaeng sibahenonta tu huria di tingki saonnari?
5. Tangiang pangondianon/Doa Syafaat
6. Marende : B.E. No. 114:1+3
7. Tangiang Panimpuli

AL




Minggu X Dung Trinitatis
Tanggal 27 Juli 2008
Nats: Heber 5:5-10


1. Marende : BE. No. 12:1-2
2. Tangiang Pamuhai
3. Manjaha dohot manangkasi turpuk

Jesus Gabe Pelean Pardengganan

Hatorangan

Molo tapamanat surat ni apostel Petrus i ma natarsurat di 1 Petrus 2:9, salahut do hita tarjou na laho parbarita nauli. Marga napinillit do hita asa manghobasi huriaNa. Asa marhitehite barita nauli na tabaritahon patar haluaon i tu saluhut bangso. Dipillit jala dijou Debata hita di laho papatarhon barita haluaon in dada ala naung singkop jala bonar hita di adopan ni Debata. Alai holan asi ni rohaNa sambing do i. Debata manjou jala mamillit angka na porsea di Ibana i ma laho patulushon sangkapNa. Marragam do goar ni angka na manghobasi ulaon na pinasahat ni Debata. Adong do i gabe panurirang, raja, malim, apostel, sintua, pandita, diakones, dna. Tu angka na manghobasi ulaon ni Debata di lehon do tondi hagogon, habisuhon dohot pangurupion. Songon na masa di Padan Narobi dohot Padan Naimbaru.
Ia turpuktaon naeng pabotohon tu hita, songon dia tugas angka sintua ni malim. Di Padan Narobi tugas ni malim ima na manghobasi di bagas joro ni Debata. Namartugas pasahathon pelean situtungan tanda hasesaan ni dosa. Ibana ma perpanjangan tangan ni Debata. Jesus do Malim na sasintongna. Ibana do Malim na umbalga jala na parpudi padasiphon dohot mangungjungi tohonan hamalimon. Marhitehite diriNa gabe pelean tu Debata. Debata sandiri do na mamillit jala mangojakhon Ibana gabe Malim. Hamalimon ni Jesus tongtong do mangihuthon hamalimon ni Jahudi di Padan narobi ima na mangihuthon horong si Melkisedek.
Aha do hasurungan Hamalimon ni Jesus dohot angka malim naung salpu? Malim angka naung salpu tontu dibatasi oleh waktu hombar tu tingki dohot ngolu ni malim i. Alai Hamalimon ni Jesus manontong do i ro di salelenglelengna. Hamalimon ni Jesus ndada mangaradoti pelean tu Debata songon angka malim na pinillit Debata alai diriNa do na gabe pelean na denggan jala hushus tu Debata i ma marhitehite naung durus mudarNa di dolok Golgata. DiriNa do na gabe dipelehon asa malua hita sian dosa. Marhite na dipelehon diriNa humonghop hita gabe denggan parsaoranta dohot Debata. Sada muse hasurungan ni hamalimon ni Jesus, i ma dipartangiangonNa. Mardongan angguk dohot iluilu do Jesus martangiang uju di Getsemane. Di angguk dohot iluiluNa i tarida ma hajolmaon ni Jesus manaon sitaonon. Marhitehite Jesus, gabe taruli haluaon salelenglelengna do angka na manghaporseai Ibana. DiriNa di pasahat gabe pelean asa malua hita sian dosa.

Refleksi/Meditasi
Debata sandiri do na manjou jala mamillit sada halak na gabe sintua ni malim. Pamilliton ni ndada ala naung pintor jala denggan ulaonta, alai asi dohot holong ni rohaNa sambaing do i. Songon i do nang angka parhobas di hurianta, ima pandita, guru huria, sintua, diakones, dna. Ingkon Debata do na manjou asa gabe parhobas. Lapatanna, syarat na utama di angka halak naeng marhobas di huria i ma paonjouon ni Debata, ihut tusi ma pangoloion tu na manjou i. Olo do hamu di jou Debata laho manghobasi huriaNa? Halak naung tarjou jala dipillit Debata ndang boi marlomolomo dilaho manghobasi huriaNa. Ingkon dibagasan unduk dohot serep ni roha do hita mangulahon ulaon ni Tuhan i. Ingkon songon parrohaon ni Kristus do parrohaonta (pat. Pilp. 2:5). Ndang jadi tapangasahon gogonta, pingkiranta di na laho manghobasi huria ni Tuhan i. Alai taula ma i holan mangasahon pangurupion sian Debata.
Ulaon dohot panghohopan ni Tuhan Jesus tu hita gabe mambahen hita targoar anak ni Debata. Angka ianakhon ni Debata ingkon do mian di bagasan Ibana. Jala tongtong mangulahon lomo ni rohaNa. Ndang jadi hita manimbil sian dalan ni Ama i. Molo mardalan dope hita dibagasan hagiot ni daging berarti ndang be targoar hita anak ni Debata. Marhite naung dipelehon Ibana diriNa nunga gabe denggan parsaoranta dohot Debata. Alani i, ingkon rade do rohanta mangalusi dohot mangulahon panjouon ni Tuhan i. Sude hita tarjou asa taula lomo ni roha ni Tuhan i. Taulahon ma panjouon i marhite na manghangoluhon dohot mangulahon hata ni Tuhan i di bagasan ngolunta. Asa merhitehite pangoloionta i, lam rarat barita nauli i di portibion. Jala pos ma rohanta di hagaleonta songon jolma hita, molo songgop pe hamaolon, parungkilon manang pangunjunan di panghobasionta i, tajou ma Tuhan i, dung i alusanNa ma hita marhite pangurupionNa, asa tulus sangkapNa marhite panghobasionta. Unang mabiar jala sumurut hita manghobasi huriaNa tung peg ok sitaonon na taadopi. Ingkon rela do hita berkorban, di laho patulushon sangkap ni Debata. Songon Kristus na berkorban pola mate Ibana di hau pinorsilang asa mangolu, malua sian dosa jala gabe parsidohot hita manean harajaon ni Debata.

4. Diskusi
1. Songon dia do haradeonta molo tarjou hita laho manghobasi huriaNa i?
2. Aha do na boi taula dilaho manghobasi huria ni Tuhan i?
3. Boha do sikapta, molo ro ragam ni angka parungkilon hinorhon ni panghobasionta di huriaNa i?

5. Tangiang Pangondianan/Doa syafaat
6. Marende : BE. No. 91 (HG):1 …. (Ihut Papungu Pelean)
7. Tangiang Panimpuli

Cal. Pdt. Darwin Agustus Saragi, S. Th