tag:blogger.com,1999:blog-3582387466330268722024-03-14T03:54:37.418+07:00Majalah Bina Warga HKI Online / e-magazineBina Warga HKI adalah Majalah Dwi Bulanan yg diterbitkan oleh Kantor Pusat Huria Kristen Indonesia (HKI) yg berkedudukan di P. Siantar-INDONESIA. Bina Warga HKI berdiri dan edar cetak sejak Juni 1981. Majalah ini merupakan bagian dari program PWG yang setiap edisi Cetaknya berisikan Bahan Khotbah & Epistel, berita kegiatan, wawasan, IPTEK, & Ruang Teologia.Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comBlogger200125tag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-49342566108521302852011-02-03T11:46:00.001+07:002011-02-03T11:49:21.117+07:00RENUNGAN JUMAT AGUNG 2011<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 14pt; line-height: 115%;">RENUNGAN JUMAT AGUNG TGL.<span style=""> </span>22 APRIL 2011.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Berdasarkan Evangelium<span style=""> </span>(Perikope Khotbah):<span style=""> </span>Yesaya 52:13 – 53:12: Hamba TUHAN Yang Menderita</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">52: 13 Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat Dia – begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi –</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">15. demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka melihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">53:1. Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga<span style=""> </span>kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya; dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">6. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">7. Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang<span style=""> </span>menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">8. Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">9. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia<span style=""> </span>menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">11. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">12. Sebab itu Aku akan<span style=""> </span>membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia<span style=""> </span>telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kalau kita bandingkan terjemahan Bahasa Indonesia ini (Alkitab LAI) dengan terjemahan bahasa Batak Toba (Bibel LAI), terjemahan bahasa Indonesia lebih mendekati kepada teks aslinya dalam bahasa Ibrani. Di sini dicoba menterjemahkan teks Ibraninya ke bahasa Batak-Toba yang lebih tepat:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">52:13. Ida ma, naposo-Ki<span style=""> </span>marbisuk, marsangap, jala<span style=""> </span>timbul<span style=""> </span>huhut<span style=""> </span>marmulia.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">14. Ai tung mansai torop jolma longang<span style=""> </span>taringot tu Ibana; alana tung rumoa bohina sian jolma; jala rumangna (rumoa) sian anak ni jolma.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">15. Songon i muse mansai<span style=""> </span>torop bangso (parbegu) <i style="">tarhalomong </i>taringot tu ibana; torop raja pahohom pamangan nasida. Ala nasida marnida akka na so hea<span style=""> </span>tarbarita tu nasida; jala nasida mangantusi akka na so hea tarbege tu nasida.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">53:1. Ise porsea tu na tarbege hami? Jala tu ise ma <span style=""> </span>tangan-hagogoon ni Jahowa dipatuduhon? </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Ai songon tumbur do ibana tubu di adopan-Na; jala songon tunas sian tano na mahiang. So adong hinauli di ibana, jala so adong hinajogi, molo niida ibana. Jala so adong rupa asa nihalomohon ibana.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Akka jolma mangaleai jala pasiding ibana. Ibana sada baoa<span style=""> </span>sitaon pardangolan<span style=""> </span>jala situhuk parsahiton. <span style=""> </span>Godang halak pasiding bohi maradophon ibana, ala leana; jala tung so tarrajuman do ibana. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">4. Hape ibana manuhuk akka sahitta jala ibana mamorsan akka pardangolanta. Alai hita manghata ibana, na Elohim do mamissang, mambalbal dohot pasipalhon.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">5. Hape ibana tartullang hinorhon ni pangalaosionta do; ibana maropuk hinorhon ni akka hajahatonta do. Pissangpissang hona tu ibana, asa hita marahasonangan;<span style=""> </span>jala hamalumon di hita, ala ni<span style=""> </span>bugangna .</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">6. Sude hita lilu songon birubiru nalilu. Ganup hita masibuat dalanna be. Dungi <span style=""> </span>Jahowa manipahon tu ibana dosa ni hita saluhut.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">7. <span style=""> </span>Ibana<span style=""> </span>dipasipal<span style=""> </span>alai ibana<span style=""> </span>manaonhonsa, jala <span style=""> </span>ibana dang mambuka pamanganna. Songon birubiru na ditogu tu paneatan; songon<span style=""> </span>induk ni biru-biru di jolo ni sigusting imbuluna, jala tung so diukkap pamanganna.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">8. Dung tanggal ibana sian hadangolon dohot panguhumion, jala ise ma naboi mangetongi parngoluonna; <span style=""> </span>tutu disirang <span style=""> </span>ibana sian tano ni jolma na mangolu, tung ala ni hajahaton ni bangso-Ku umbaen uhuman hona tu ibana.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">9.<span style=""> </span>Ibana mangalehon tu akka parjahat tanomanna, jala hamateanna tu akka parjahat<span style=""> </span>;<span style=""> </span>Nang pe<span style=""> </span>ibana ndang mangulahon hajukkaton; jala<span style=""> </span>dang adong sipaotooto di pamanganna. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">10. Alai Jahowa<span style=""> </span>manghalomohon parsipalna mangae sahit. Ala hosana<span style=""> </span>gabe pelean hasesaan ni dosa, idaonna ma<span style=""> </span>pomparan, marganjang ma akka taonna, jala lomo ni roha ni<span style=""> </span>Jahowa<span style=""> </span>masa ma marhite tanganna.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">11. <span style=""> </span>Ibana marnida hosana malua sian na sorat, sabam ma ibana di parbinotoanna. Naposo-Ki, nabonar na sintong I, pasintong mansai torop halak, jala ibana mamorsan akka dosa nasida. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">12.<span style=""> </span>Alani i Ahu mansagihon tu ibana mansai torop, jala Ahu<span style=""> </span>mansagihon<span style=""> </span>(tu ibana) akka nagogo songon silehonlehon, ala ibana sumeahon hosana tu hamatean, jala tarrajum ibana<span style=""> </span>songon akka parjahat; jala ibana mamorsan dosa ni hatoropan jala<span style=""> </span>ibana mangondihon akka parjahat. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Beberapa catatan pergumulan iman</span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Banyak agama-agama mempersoalkan dan bersoal tentang Yesus dari Nazareth. Yang paling memperdebatkan apa dan siapa Yesus dari Nazareth ada tiga agama, yakni Yahudi, Kristen dan Islam. <span style=""> </span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">1. <b style="">Agama Yahudi</b>, berpegang kepada Kitab Suci Perjanjian Lama (39 buku). Dalam kitab ini tidak ada disebut tentang nama Yesus dari Nazaret (Yesua haNazarene). Tetapi dalam buku itu dikenal nama Yesua (Yosua) yakni tokoh yang melanjutkan misi Musa membawa umat Israel masuk di tanah Kanaan, setelah Musa wafat di gunung Nebo. Yosua bin Nun <span style=""> </span>bukan<span style=""> </span>Yesua haNazarene (Yesus<span style=""> </span>dari<span style=""> </span>Nazareth) yang di Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama banyak nubuat-nubuat tentang Mesias yang akan datang. Tetapi<span style=""> </span>penganut agama <span style=""> </span>Yahudi tidak menghubungkan isi<span style=""> </span>pemberitaan Perjanjian Lama (isi 5 Kitab Musa, Mazmur, Ketubim dan Nebiim) itu kepada Yesus Kristus. Mereka menolak pemenuhan nubuat-nubuat PL dalam diri Yesus Kristus. <span style=""> </span>Sikap mereka itu adalah tindakan <span style=""> </span>penyangkalan dan penolakan terhadap Yesus Kristus, bukan karena jujur memahami isi PL. Orang Yahudi yang sekarang, yang menganut agama Yahudi, adalah pewaris dan pelanjut sikap kakek/nenek moyang mereka yang hidup di zaman Yesus (yaitu kelompok penolak Yesus dari Nazareth/Yesua haNazarene sebagai Kristus/hammasiah) dan yang terus menerus ingin menghapus Yesus dan ajaran-Nya<span style=""> </span>dari bumi umat manusia. Hasil dialog antar penganut agama Yahudi dan penganut agama Kristen, hanya mengajak orang Yahudi yang menganut agama Yahudi untuk mengakui bahwa Yesus Kristus adalah salah satu putra Yahudi yang luar biasa, karena ajaran-ajarannya dapat memanggil lebih satu miliar manusia menjadi pengikut-Nya. <span style=""> </span>Mereka menolak agar mereka diinjili, dengan alasan, bahwa TUHAN (Yahowa) yang dipuja oleh orang Yahudi penganut agama Yahudi sama dengan TUHAN (Yahowa) yang dipuja dan dimuliakan Yesus dari Nazareth. Tetapi lahirnya dan bekerjanya Yesus Kristus sebagai orang Yahudi hendak mengatakan bahwa orang Yahudi penganut agama Yahudi perlu diinjili. Yesus Kristus datang ke dunia adalah untuk menginjili mereka. Itu perlu karena agama Yahudi tidak menjadi<span style=""> </span>jalan keselamatan bagi seluruh umat manusia, pada hal TUHAN menginginkan agar semua umat manusia mendapat berkat dan keselamatan melalui Yahudi yang setia pada TUHAN. Memahami isi PL menunjuk kepada Yesus Kristus, merupakan langkah pertama mewujudkan rencana TUHAN Allah itu.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">2. Agama Islam</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> mengajarkan bahwa para pengikutnya percaya kepada isi Kitab Taurat, isi Kitab Zabur (Mazmur), isi kitab Injil dan isi kitab al-Quran. Tetapi ukuran kebenaran yang paling benar bagi mereka adalah isi kitab al-Quran dan tambahannya adalah Hadis yang mereka nilai sebagai sahih (tak diragukan kebenaran dan keabsahannya). <span style=""> </span>Prinsip yang digunakan dalam menilai isi kitab-kitab suci itu adalah: Isi al-Quran sebagai kitab yang dipercayaai sebagai kitab yang terakhir diwahyukan adalah kebenaran mutlak dan membatalkan atau sedikitnya mengkoreksi/memperbaiki apa yang pernah diwahyukan dalam kitab-kitab sebelumnya. Prinsip ini berlaku juga bagi mereka dalam menilai dan memahami apa dan siapa Isa al-Masih (sebutan al-Quran untuk Yesus Kristus/Yesua hamMasiah). Al Quran dipandang sebagai kitab yang mengkoreksi pemberitaan Alkitab (khususnya Perjanjian Baru) terutama tentang Isa Al Masih, yang mereka pandang sebagai sudah dibelokkan. Al Quran sama sekali menolak penyembahan kepada Yesus sebagai Tuhan, dan dengan tegas mengatakan bahwa tidak<span style=""> </span>ada anak bagi Allah. Al Quran hanya sampai kepada pengakuan bahwa Isa Al Masih itu seorang nabi atau seorang rasul. Sehubungan dengan kerasnya penolakan al Quran terhadap berita Alkitab tentang<span style=""> </span>Yesus Kristus, apa yang dikatakan al-Quran tidak boleh dilengkapi dengan apa yang dikatakan oleh Injil, terutama tentang apa dan siapa Yesus Kristus (Isa al-Masih), serta tentang kematian dan kebangkitannya. Misalnya: <span style=""> </span>Dalam al-Quran Surat ke-19 (Maryam) ayat 33 dikatakan (sebagai ucapan Nabi Isa al-Masih): “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”. (dikutip dari al-Qur</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">ä</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">an dan Terjemahannya,<span style=""> </span>Dep.Agama RI Jakarta, thn 1984/1985). Tentang kelahiran Isa al-Masih ada diceritakan dalam al-Quran, tetapi itu tidak diperkenankan dilengkapi dengan cerita kelahiran Yesus Kristus yang diceritakan dalam Injil.<span style=""> </span>Tentang kematian nabi Isa al-Masih sangat kabur diberitakan di dalam al-Quran [Dikatakan: “maka setelah Engkau (=Allah) wafatkan aku (=Al Masih)”, Sura 5 (Al-Maa-Idah) ayat 117); “Hai ’Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir,..” (Sura 3/Ali Imran ayat 55)], <span style=""> </span>tetapi itu tidak diperkenankan diperjelas dengan cerita kematian Yesus Kristus, yang ada di dalam Injil. Tentang kebangkitan hidup kembali nabi Isa al-Masih sama sekali tidak ada dalam al-Quran, tetapi hal itu tidak diperkenankan untuk diketahui berdasarkan berita kebangkitan Yesus Kristus<span style=""> </span>yang ada dalam kitab Injil. Contoh lainnya: Dalam al-Quran dikatakan bahwa Al Masih diciptakan dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, “namanya Al Masih ’Isa Putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan salah seorang di antara orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)” [Sura 3 (Ali Imran) ayat 45]. Tetapi ajaran mereka tidak memperkenankan untuk menerangkan ketermukaan Al Masih (Yesus Kristus) di dunia dan di akhirat, dan bagaimana Dia didekatkan kepada Allah, berdasarkan apa yang disaksikan dalam Injil. <span style=""> </span>Sewaktu orang Kristen (Ahli Kitab) dituduh mentigakan Allah dalam hubungan kepercayaan orang Kristen kepada Yesus Kristus (sebagai Tuhan, tidak hanya sebagai Rasul), ayat al-Quran menghardik: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu…” (Sura 5 ayat 77). Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah memang kepercayaan Kristen tentang Yesus Kristus [(yang berdasar kepada Alkitab (PL dan PB)] berlebih-lebihan, atau memang merupakan suatu konkuensi dari kepercayaan kepada TUHAN (Yahowa) Allah (Elohim) yang memang mahakuasa dan mahaesa dan merupakan bukti kepatuhan kepada Dia saja? Dua sikap agama yang dikatakan di atas merupakan gambaran sikap manusia zaman sekarang, yang harus dijawab oleh umat Kristen sehubungan dengan pengenalan dan kepercayaan Kristen kepada Yesus Kristus. <span style=""> </span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">3. Agama Kristen</span></b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">, mendasarkan <span style=""> </span>iman kepercayaannya tentang Yesus Kristus kepada pemberitaan Perjanjian Lama. <span style=""> </span>Penulis-penulis Injil berusaha melihat dan menunjukkan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama dipenuhi dalam diri dan karya Yesus Kristus. Banyak tokoh yang pernah muncul di kalangan bangsa Israel/orang Yahudi dari sejak <span style=""> </span>zaman nabi-nabi hingga zaman modern ini, tetapi tidak satu pun dari mereka yang dapat dibaca dan dikenal atau dirujuk sebagai pemenuhan<span style=""> </span>dari apa yang dinubuatkan Perjanjian Lama sebagai Mesias, bahkan sebagai wujud penyataan TUHAN Allah sendiri. Menyadari kenyataan ini, sebenarnya harus diakui bahwa penyaksian dan kesaksian para penulis Injil yang mendasarkan isi Perjanjian Lama dalam memperkenalkan Yesus Kristus, merupakan temuan besar. Para penulis Injil berhasil memahami apa dan siapa TUHAN (Yahowa) menurut PL dan apa rencana-rencana-Nya demi masa depan umat manusia keseluruhan. Dengan kesaksian itu, Yesus Kristus tidak hanya sekedar seorang pemuda Yahudi yang paling luar biasa sepanjang zaman, tetapi seorang yang merubah pradigma<span style=""> </span>keberagamaan yang pernah dianut oleh masing-masing kelompok umat beragama, terutama paradigma keberagamaan umat Israel/Yahudi, dan sekaligus merubah pengenalan konservatif kaum Yahudi tentang TUHAN (Yahowa), maupun pengenalan konservatif agama-agama lainnya tentang Allah, dewa atau sembahan mereka. Perubahan paradigma keberagamaan dan pengenalan akan TUHAN tersebut secara laten dan terus menerus menyoroti semua paradigma keberagamaan dan pengenalan akan TUHAN yang diajarkan oleh agama-agama yang muncul belakangan. Kesaksian PB dan orang Kristen<span style=""> </span>tentang Yesus Kristus merupakan buah kepercayaan kepada TUHAN yang hidup dan yang berkuasa penuh atas diri dan cara-Nya dalam menyatakan diri kepada umat manusia. Keyakinan ini dan buahnya dalam penulisan surat-surat <span style=""> </span>yang ada di PB maupun penulisan dan pengajaran dogma Kristen, mendorong umat Kristen melawan semua teori keagamaan yang menyangkal<span style=""> </span>kemampuan TUHAN Allah menyatakan wujud diri-Nya dalam dan melalui Yesus Kristus berdasarkan kemahakuasaan-Nya. <span style=""> </span>Jadi apa yang ditulis dan disaksikan dalam Injil tentang Yesus Kristus masih merupakan kesaksian yang tidak tergugatkan kebenarannya, walaupun banyak kesaksian, “wahyu”, temuan-temuan modern (seperti dengan ditemukannya Injil Judas Iskariot, Injil Maria Magdalena, atau temuan arkheologi di Israel, dll) yang mencoba menyangkal kebenaran kesaksian Injil tersebut. Berita Injil tentang kehidupan Yesus Kristus dan kematian-Nya dan tentang apa dan siapa Dia, masih dapat dipertanggung-jawabkan secara iman dan secara historis-kritis. Tuduhan al Quran yang mengatakan bahwa ahli kitab (Kristen) berlebih-lebihan dalam memahami apa dan siapa Yesus Kristus dan TUHAN Allah kurang tepat sasaran. Kritikan (tuduhan) itu muncul (1) karena adanya kekurangpahaman mengenai kesaksian tentang Yesus dalam kitab-kitab Injil, dan (2) karena teologi ketritunggalan TUHAN Allah yang ditolak al Quran memang bukan teologi ketritunggalan TUHAN Allah yang dianut agama Kristen, dan (3) ke-anak-an Yesus dalam kerangka keesaan TUHAN Allah yang dikritik habis oleh Al Quran, bukanlah ke-AnakAllah-an Yesus Kristus yang disaksikan dalam kitab-kitab Injil atau Perjanjian Baru dan ajaran gereja. Alkitab masih (1) tetap menjadi sumber utama kebenaran untuk memahami dan mengenal apa dan siapa Yesus; (2) sumber utama kebenaran berita tentang Yesus sehubungan dengan kelahiran, karya, kematian, kebangkitan (hidup kembali) dan perannya di akhirat; (3) sumber utama kebenaran ajaran tentang ke-Allah-an TUHAN Allah (Yahowa Elohim) yang Mahaesa walau berbagai cara dipakai-Nya untuk menyatakan diri. Allah yang esa itu bukan Bapa, bunda Maria dan Yesus Kristus (seperti diduga al Quran dianut orang Kristen), tetapi Bapa-Anak-Rohkudus (seperti disaksikan Alkitab). (3) Dan Alkitab masih<span style=""> </span>sumber kebenaran bahwa ke-AnakAllah-an Yesus adalah sebutan khusus untuk menyatakan salah satu dari cara-Nya datang ke tengah manusia, dan <span style=""> </span>tidak mengkonotasikan atau mengindikasikan adanya Allah lain (atau dua Allah yang berbeda) disembah oleh orang Kristen<span style=""> </span>sebagai TUHAN selain Yahowa Elohim yang disaksikan dalam Perjanjian Lama. (Kata Ibrani <i style="">’Elohim</i> sama dengan kata Arab <i style="">’ilah </i>(bahasa Indonesia <i style="">Allah </i></span><i style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">!</span></span></i><i style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> al-ilah</span></i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">). Yahowa Elohim disebut juga sebagai Hu (yang dalam bahasa Ibrani berarti “Dia”), dan dari itu juga dipanggil dengan nama Allah-Hu.)</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><b style=""><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Memahami Peristiwa Jumat Agung</span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Di hari Jumat itu ada tiga orang yang disalibkan di Golgatha. Tetapi tidak semua ketiga orang tersebut dipercayai sebagai yang menggenapi nubuatan Firman TUHAN dalam Perjanjian Lama. Hanya Dia, yang bernama Yesus dari Nazareth, yang di bagian atas salibnya dilengketkan papan bertuliskan: “Yesua haNazarene Melek Yisrael”/”Iesus Nazarenus Rex Iudaiorum”. Tentang Dia ditelusuri dalam Perjanjian Lama, karena perjalanan hidup-Nya dan apa yang diperbuat-Nya tidak pantas mendapat penyiksaan yang begitu hebat. Ada apa dibalik semua peristiwa itu? Mengapa para tokoh agama Yahudi begitu hebat berusaha melenyapkan Yesus dari Nazareth tersebut? Apa maksud Yahowa Elohim dengan Yesus dari Nazareth ini? Apakah Dia benar sebagai orang yang dikutuk oleh TUHAN Allah karena ulah-Nya mengajar ajaran yang berbeda dengan ajaran tokoh-tokoh agama Yahudi dan karena Dia melakukan tindakan-tindakan menyelamatkan manusia dari penderitaan mereka bahkan menghidupkan orang mati? Apakah Dia ternyata seorang yang sangat taat kepada Firman TUHAN yang diajarkan dari Perjanjian Lama, dan sangat taat kepada TUHAN Allah? Jawabannya dari Perjanjian Lama. Salah satu dari jawaban itu adalah Yesaya 52:13 s/d 53:12. Dia itu adalah Hamba Yang menderita yang <span style=""> </span>dikatakan dalam perikop panjang ini. Tidak ada manusia yang pernah lahir di dunia ini, yang perjalanan hidupnya dapat dicocokkan kepada apa yang dikatakan oleh nabi dalam kitab Yesaya jilid dua ini, selain dari pada Yesus dari Nazareth yang disalibkan di Golgatha. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm; text-indent: 18pt; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">(1)<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Dia itu disebut “hamba-Ku” (=hamba TUHAN), yaitu orang yang mematuhi TUHAN sebagai tuannya dengan segenap hati, kekuatan, jiwa, akalbudinya dan segenap eksistensinya, dalam mengerjakan apa yang disuruhkan dan diperintahkan kepadanya. Kesuksesan hamba ini melakukan tugasnya membuat Dia ditinggikan, disanjung dan dimuliakan, oleh para pengagumnya di dunia maupun oleh tuan-Nya (yaitu oleh TUHAN) sendiri.</span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Hamba yang sukses ini tidak dimodali dengan postur tubuh yang gagah tampan, dan wajah atau rupa yang sangat mempesona. Yang Dia miliki adalah “begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia”. Memang dia bukan “monyet” dan bukan “belutung”, tetapi seorang manusia yang jelek rupa. “Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga<span style=""> </span>kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkan-Nya” (Yes.53:2). Dari sosok tubuh dan wajahnya saja sebenarnya Hamba ini sudah harus gagal dalam pengembanan tugasnya, karena dia dihina dan dihindari orang; orang menutup muka terhadap dia; dan dia tidak masuk hitungan. Tetapi ternyata justru Dia berhasil dan sukses. Semua target kerja yang ditentukan oleh tuannya untuk dia capai, dapat diperolehnya. Itu luar biasa, dan pantas orang takjub terhadapnya. Perjuangan dan kesuksesan seperti itu pantas ditiru. Hal ini menjadi pendorong bagi setiap orang yang kurang elok rupanya dan yang kurang gagah dan kurang tampan tampangnya, untuk meraih kesuksesan kerja yang hingga mencengangkan siapapun yang ada di sekitarnya (termasuk mencengangkan petinggi-petinggi Negara). </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="ListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 0cm; text-indent: 18pt; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">(2)<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Banyak bangsa dan banyak raja tercengang melihat karya daripada hamba yang berhasil ini, karena karyanya benar-benar merupakan karya yang belum pernah dihasilkan oleh siapapun dalam sejarah kemanusiaan. Sudah ada manusia yang berhasil “menang dalam perang”, berhasil “menemukan ilmu yang paling canggih”, berhasil menciptakan alat-alat mutahir, berhasil sampai di bulan, berhasil menyelam ke dasar lautan terdalam, berhasil hidup di angkasa luar, berhasil membangun kerajaannya menjadi adikuasa, berhasil mengkloning manusia, berhasil menjadi tokoh agama yang diikuti miliaran manusia, dan banyak keberhasilan yang lain, tetapi semua keberhasilan tersebut tidak mencengangkan dan tidak membuat mulut terkatup karena mengaguminya. Keberhasilan-keberhasilan seperti itu masih keberhasilan manusiawi, dan tidak mendatangkan keselamatan kepada seluruh umat manusia. Karya-karya sedemikian paling membuat hidup agak lebih sejahtera, tetapi tidak mampu memberi keselamatan. Hamba yang disebut Yesaya ini membuat banyak bangsa dan raja-raja tercengang, karena karya-Nya mendatangkan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Keselamatan yang diberikan itu adalah keselamatan dari murka TUHAN yang hendak membasmi manusia.</span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="ListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 0cm; text-indent: 18pt; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">(3)<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Karyanya yang menyelamatkan itu dapat diraihnya, karena dia mau dan benar-benar mau menjadi hamba TUHAN yang menanggung penyakit dan memikul kesengsaraan seluruh umat manusia; mau tertikam, diremukkan, dipukuli hingga tubuhnya penuh bilur-bilur; mau dianiaya, ditindas dan Dia sama sekali tidak melawan kepada yang melakukan semua itu kepada-Nya; Dia diputus dari dunia orang hidup; dia kena tulah; kuburnya di kuburan orang fasik; dia dimatikan karena dipandang sebagai orang jahat padahal tidak. Tetapi bukan karena kejelekan rupanya atau karena dosanya atau karena keangkuhannya, maka Dia mengalami semuanya itu. Itu semua Dia alami sebagai pelampiasan murka TUHAN Allah. TUHAN berkehendak meremukkan Dia (53:10). TUHAN melampiaskan murka-Nya kepada Hamba ini, yang aturan murka itu seharusnya dilampiaskan kepada semua manusia berdosa. Hamba ini mau mengalami semua itu, agar umat manusia, yang - karena dosa dan kejahatan mereka- memang seharusnya mengalaminya, tidak lagi mengalaminya. Dengan tegas penubuat ini mengatakan: penyakit kita yang ditanggungnya; kesengsaraan kita yang dipikulnya; dia tertikam karena pemberontakan kita; dia diremukkan karena kejahatan kita; kepadanya ditimpakan ganjaran-ganjaran agar kita selamat. TUHAN MENIMPAKAN KEPADANYA KEJAHATAN KITA SEKALIAN. Mengapa bisa terjadi demikian? Dasar pemahaman penubuat adalah pemahaman teologi Persembahan (Kurban) Penebus Dosa yang dipraktekkan menurut kepercayaan dan agama Yahudi (Perjanjian Lama).</span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="ListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 0cm; text-indent: 18pt; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">(4)<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Dalam praktek keagamaan Yahudi (PL) ada yang disebut “kurban penebus dosa” (Imamat 5:14-6:7; 7:1-10). Kurban itu adalah seekor domba jantan yang tidak bercela. Hewan ini dikurbankan dalam rangka mendapat tebusan salah atau pengampunan dosa orang yang mengurbankannya, sehingga orang itu dipulihkan kembali sebagai orang yang tidak lagi bersalah dan dosanya diampuni oleh TUHAN dan dirinya kembali dipandang layak berdiri di hadapan TUHAN.<span style=""> </span>Hal itu dipercayai terjadi karena kesalahan dan dosa-dosa orang yang mempersembahkan kurban itu ditimpakan kepada kurban yang disembelih tersebut. Lalu hewan kurban tersebutlah yang mengalami segala hukuman akibat murka TUHAN terhadap dosa-kesalahan orang yang mengurbankan tersebut. Dengn demikian orang yang mempersembahkan kurban tersebut luput dari murka TUHAN dan selanjutnya dapat hidup selamat. Dalam hal ini “kurban-penebus-salah” berfungsi sebagai “pengganti” bagi yang mengurbankannya. Menurut nubuat Yes. 53 “kurban penebus salah” itu bukan lagi kambing domba, melainkan “hamba TUHAN” sendiri. <span style=""> </span>Dalam Injil dikatakan, “kurban-penebus-salah” itu adalah yang disebut TUHAN sebagai “Anak Yang Kukasihi”, yaitu Yesus Kristus, yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Kurban ini berfungsi sebagai “pengganti” umat manusia untuk menerima pelampiasan murka TUHAN terhadap dosa kesalahan manusia. Bukit Golgatha dipilih sebagai altar pengurbanan “kurban-penebus-salah” yang luar biasa istimewanya ini. Di sana darahnya ditumpahkan, dan di sana dia diputus dari dunia orang hidup, setelah dia dalam tiga tahun pelayanannya mengalami dari bangsanya sendiri seperti apa yang dialami oleh “hamba TUHAN” yang disebut dalam nubuatan Yesaya 52:13-53:12. Kurban ini memikul dosa Imam Besar Yahudi dan semua imam-imam, tokoh-tokoh agama, umat beragama, tokoh pemerintahan dan warga negeri yang melakukan kejahatan kepada Dia.</span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; line-height: normal; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"><span style=""> </span>Bertitiktolak dari pemahaman tentang kurban penebus salah dan dosa yang diajarkan Perjanjian Lama, penyaksi iman kepada Yesus Kristus memahami dan mempercayai apa dan siapa Yesus Kristus. Bahkan Yesus Kristus sendiri secara bertanggungjawab memahami dirinya sebagai “domba Allah yang memikul dosa manusia”. Dia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mrk.10:45;<span style=""> </span>bagi domba-dombanya: Yoh.10:11.15; untuk sahabat-sahabatnya: 15:13). Dalam rangka pemenuhan tugas dan fungsi inilah sehingga Yesus Kristus melaksanakan Perjamuan Malam dan mengatakan: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu”, dan “cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Lukas 22:19.20). Pemahaman ini ditemukan Paulus, lalu dengan luar biasa memberitakan apa dan siapa Yesus. Paulus menulis: Kristus Yesus telah…’telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah’ (Ef.5:2). Penulis Ibrani mempercayai dan kepercayaannya itu benar, bahwa tubuh Yesus Kristus lah persembahan yang sempurna, dan oleh satu korban ini “Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan” (Ibrani 10:14; baca ayat 1-18). Tujuan dari semua apa yang dilakukan Imam Besar dan yang dipersembahkannya menurut Perjanjian Lama telah dipenuhi dalam Yesus Kristus (baca: Ibr.9:13.14; 9:9.12; 10:4.11). Kristus sendiri telah “mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban” (Ibr.7:27) dan mengurbankan darah-Nya sendiri (Ibr.9:12) sesuai dengan kehendak TUHAN Allah (bd. Ibr.10:5-7). Kalau orang Yahudi penganut agama Yahudi zaman sekarang tidak mau mendengar pemenuhan dari apa yang mereka harapkan menurut PL, mereka akan terhitung sebagai manusia yang berdosa kepada Roh Kudus. Kalau umat beragama pengikut rasul dari Arab Saudi juga belum dapat memahaminya berdasarkan kesaksian Kitab Suci orang Kristen, mereka harus terus belajar sebelum pintu sorgawi tertutup bagi mereka. Hanya bagi orang yang mengaku Yesus sebagai “jalan, kebenaran dan hidup” pintu sorga yang sebenarnya terbuka dan mereka disambut di dalam sorga ilahi. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="ListParagraph" style="margin-left: 0cm; text-indent: 18pt; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="">(5)<span style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><span dir="LTR"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style=""> </span>Di Perayaan Jumat Agung ini kembali dikumandangkan tentang apa yang sudah dikerjakan oleh TUHAN Allah bagi manusia. Dengan pengurbanan Yesus Kristus, umat manusia dapat memulai kehidupanmereka dengan kemanusiaan yang sudah diampuni dosa-dosanya. Semua dosa manusia yang pernah terjadi, terhapuslah sudah, dan tidak perlu lagi diungkit-ungkit oleh siapapun dalam perjalanan bangsanya ke depan. Lembaran hidup baru itu memungkinkan seluruh umat manusia membangun masa depan bersama, dengan tidak mengulangi dosa yang sudah dihapus itu dan dengan tidak melakukan dosa-dosa yang baru. Kasih kembali dapat dihidupkan dan “meragi” pergaulan hidup seluruh umat manusia. Para pengikut Ktistus menjadi generasi-generasi yang membuat Yesus Kristus puas. Mereka ibarat generasi keturunan yang berkelanjutan, yang membanggakan kakek/nenek moyang mereka. Beradanya Yesus Kristus di sorga kekal, membuat waktunya (umurnya) tidak berkesudahan. Hikmat Yesus Kristus telah membuat banyak orang menjadi orang “benar” dan tidak ditimpakan hukuman lagi di hadapan TUHAN Allah. Setiap raja atau orang besar/ pembesar yang menjadi murid-Nya akan bangga menjadi “jarahan” maupun “rampasan”-Nya. Berbahagialah setiap orang yang telah diampuni dosa-dosanya oleh karena Yesus Kristus telah menjadi tebusannya.</span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pematangsiantar, tgl. 3 Pebruari 2011. </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ditulis oleh Pdt. Langsung Maruli Sitorus.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></p>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-42689541772519249122010-12-07T02:41:00.002+07:002010-12-07T03:02:24.020+07:00News:<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><b style=""><span style="">Ephorus: “Harus berani mempertanyakan tentang keberadaan diri, bergunakah atau tidak?”</span></b></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Seruan dan ajakan di atas disampaikan Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus HKI) dalam khotbahnya pada acara pengukuhan Pdt. HR. Panjaitan, D.Min sebagai Praeses yang juga diikuti dengan pelantikan Majelis Daerah dan BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur II. Acara pelantikan pimpinan daerah dan segenap aparaturnya ini dipusatkan pelaksanaannya di HKI Resort Khusus Helvetia Medan pada Minggu, 5 Desember 2010 dihadiri ratusan warga jemaat HKI se Daerah VI Sumatera Timur II dan berlangsung dengan hikmat dan penuh sukacita.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Dalam Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh (Sekjend HKI) selaku Liturgis (Paragenda), Ephorus mengajak segenap warga HKI untuk selalu peka dan pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman yang terus berubah, “Dengan menganalisa keadaan zaman dengan peka terhadap apa yang terjadi, maka akan membawa kita kepada pengertian yang benar dari setiap pernyataan Allah kepada hidup kita untuk semakin meneguhkan kepercayaan iman dan pengharapan kita hingga datangnya Maranatha”, ungkap beliau menerangkan nats Khotbah yang diambil dari Lukas 21:25-33. Dalam kehidupan yang kita jalani pasti tidak seorangpun yang tidak mendapati persoalan dan permasalan dalam hidupnya. Dan tidak jarang banyak darinya kemudian menjadi tantangan bagi iman kita. Untuk itulah dengan bertautan dan bersandar pada Kristus kita dituntut untuk tetap berdiri teguh dan jangan goyah. “Dalam kehidupan berbangsa misalnya, HKI dan warganya diperhadapkan dengan radikalisme keagamaan yang semakin marak dan berujung menjadi ancaman. Namun, kita jangan goyah, harus tetap teguh berdiri sebagai saksi-saksi Kristus dengan Alkitab sebagai senjata kita, bukan kekerasan atau pergi kepada “tuhan-tuhan” duniawi. Di tengah tantangan dan ancaman itu, HKI dan warganya harus tetap bersemangat dan bersatu memberikan pengaruh positif dan perubahan bagi bangsa yang saat ini kondisinya cukup memprihatinkan”, lanjut Ephorus. Dengan beranjak dari sejarah kedirian HKI, jelas bahwa HKI merupakan Huria pelopor perubahan meskipun menghadapi banyak tantangan, maka saat sekarang ini juga, dalam kesemberautan tatanan kehidupan berbangsa, HKI dan warganya harus menjadi pelopor perubahan dengan secara bijak membaca tanda-tanda zaman dan menemukan pernyataan Tuhan sebagai jalan bagi kita untuk memberitakan Kabar Sukacita yang benar-benar murni. “Kita Harus berani mempertanyakan keberadaan kita berguna atau sama sekali tidak bagi orang lain, khususnya bagi Huria Tuhan HKI?”. Dengan demikian kita dapat mengetahui makna kehadiran hidup kita di hadapan Tuhan, jelas Pendeta yang telah melayani 30 tahun lebih untuk HKI dan lembaga-lembaga Oikumene. Semua akan berlalu, maka berpeganglah pada janji Tuhan lewat FirmanNya yang pasti tidak akan pernah berlalu, dengan saling mengasihi dan menerima sebagai anak-anak Tuhan, maka percayalah kedamaian dan sukacita akan hadir dan berakar dalam kehidupan kita. Mengakhiri khotbahnya, Ephorus menyampaikan pesan dan ajakan dari warga HKI di Tanjung Pinang kepada warga HKI Resort Khusus Helvetia untuk bersama-sama saling menopang dalam membantu jemaat HKI Tanjung Pinang untuk mengembangkan Kerajaan Allah lewat HuriaNya HKI yang ada di sana.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Kidung Pujian bagi Tuhan oleh Persatuan Wanita HKI Resort Khusus Helvetia, yang sebelumnya Doa Syafaat (Tangiang Tinting) oleh Pdt. HR. Panjaitan, D.Min (Praeses) menandai digelarnya Pengukuhan Praeses HKI Daerah VI Sumatera Timur II oleh Ephorus yang diawali dengan pembacaan SK serah terima oleh Sekjend HKI. Dan, kemudian di teruskan dengan pelantikan Majelis Daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD) HKI Daerah VI Sumatera Timur II.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Acara pengukuhan praeses dan pelantikan Majelis Daerah beserta BPKD yang dilaksanakan dalam Ibadah Minggu Advent Kedua ini berjalan dengan penuh sukacita dari warga jemaat HKI se Daerah VI yang hadir. Wujud sukacita ini tampak dari banyaknya juga persembahan paduan suara (koor) yang turut memeriahkan acara ibadah untuk memuji Tuhan, seperti persembahan pujian dari Persatuan Wanita HKI Daerah VI Sumatera Timur II, Koor dari HKI Kampung Pon dan PNB HKI Resort Khusus Helvetia dengan diiringi musik khas pemuda.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Banyak harapan yang datangnya dari warga jemaat di HKI se Daerah VI Sumatera Timur II terhadap kehadiran Praeses baru untuk HKI Daerah VI ini di bawah kepemimpinan Pdt. HR. Panjaitan, D.Min dan segenap aparaturnya. Di antaranya seperti yang disampaikan St. Drs. J. Tampubolon, Msi dalam sambutannya mewakili warga jemaat, “Diharapkan adanya perubahan yang signifikan dari HKI Daerah VI Sumatera Timut II khususnya dan HKI secara umum. Hal ini dapat tercapai bila saja para pelayan tanggap dan selalu peka terhadap kondisi yang terjadi di tengah-tengah jemaat. Sehingga dengan begitu semua dapat berjalan dan kita kemudian dapat berdiri tegak, kokoh dan tidak goyah dalam menghadapi pelbagai tantangan yang ada” ungkap beliau. Di samping itu, pengadaan Gedung Representatif HKI juga menjadi hal penting untuk diperhatikan sebagai impian dan harapan bersama warga jemaat HKI se Daerah VI agar kiranya segera terealisasi dalam waktu dekat, lanjut Sintua yang melayani sebagai parhalado di HKI Helvetia ini dengan semangat dan penuh harapan. Adanya pemekaran resort dan jemaat-jemaat yang belum ada kepastian penenpatan resortnya, juga menjadi hal yang tidak kalah menarik dari harapan-harapan yang disampaikan, bahkan diharapkan untuk dua tahun mendatang Daerah VI Sumatera Timur II sudah memiliki 25 resort dari 17 yang ada saat sekarang ini. “Dengan melihat semangat dari para pendeta, parhalado dan warga jemaat dengan kehadiran Pdt. HR. Panjaitan sebagai Praeses, maka harapan kita bersama adalah kiranya dari 17 resort HKI Daerah VI Sumatera Timur II, akan mekar menjadi 25 resort untuk dua tahun mendatang dan jemaat-jemaat yang belum memiliki resort untuk sesegera mungkin diadakan percepatan proses penempatannya, jangan sampai diperlama-lama lagi, misalnya Jemaat Martubung yang belum beresort”, disampaikan St. Drs. M. Siagian dalam sambutannya mewakili anggota Majelis Daerah 2005-2010.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">“Jika sebelumnya dalam pelantikan yang baru kita laksanakan sebagai Majelis Daerah dan BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur I, kita nyatakan diri siap untuk membantu kepemimpinan Praeses saat ini sebagai respon pertanyaan dari Pucuk Pimpinan kepada kita, maka untuk itu mari kita laksanakan secara bertanggungjawab dan bersama-sama bekerjasama untuk melayani dan mengembangkan HKI Daerah VI dengan segenap warga jemaat”, demikian pernyataan dan ajakan Pdt. E. Sirait dalam sambutannya di hadapan ratusan warga jemaat yang hadir mewakili Majelis Daerah 2010-2015 yang juga sebagai pendeta resort Medan I ini dengan tegas. Oleh Pdt. HR. Panjaitan, D.Min dalam sambutannya beliau mengajak semua pelayan yang ada di HKI Daerah VI Sumatera Timur II untuk semakin mendekatkan diri satu sama yang lain sehingga kemudian dapat saling menerima dan memahami antar pelayan. Dengan begitu diharapkan adanya sinerjisitas kerja dalam mengembangkan HKI Daerah VI Sumatera Timur II secara khusus dan HKI secara umum. Dengan tetap setia menjadi saksi Kristus lewat tugas dan tanggungjawab yang telah diemban masing-masing, maka kita dapat senantiasa berdiri teguh dan tidak goyah menghadapi berbagai tantangan yang ada. “Meskipun menjadi yang terakhir dikukuhkan/<i style="">diojakhonon</i> dan juga yang paling sederhana, semoga akan menjadi “<i style="">siakangan/</i>siabangan” untuk mejadi teladan bagi daerah-daerah lainnya. Kita juga akan bersama-sama <i style="">rap hundul </i>1 kali dan 2 minggu untuk saling mengisi tentang Firman Tuhan dan membahas kondisi-kondisi yang terjadi di tengah-tengah gereja kita”, jelas Pdt. HR. Panjaitan, D.Min yang kempemimpinannya telah teruji dan dirasakan HKI baik selaku Ketua Konven Pendeta HKI (2010-2015) dan sebagai Sekretaris Jenderal HKI selama 10 tahun dari tahun 1990-2000 bersama Pdt. H. Simangungsong, BD selaku Ephorus.</span></p><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Dalam arahannya, Ephorus mengajak warga jemaat dan para pelayan Huria HKI untuk: <i style="">pertama</i> memulai mencatat dan menuliskan tokoh-tokoh HKI yang berjuang dan berkorban membuka gereja demi perkebangan HKI; <i style="">kedua</i>, bersama-sama bersatu hati untuk mempercepat proses sentralisasi di HKI guna kepentingan bersama khususnya kesejahteraan yang merata para pelayan HKI; dan <i style="">ketiga,</i> bagi setiap jemaat/huria yang sedang membangun dan yang telah mendapatkan SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TEMPAT IBADAH agar datang ke Kantor Pusat HKI untuk menerima bantuan pembangunan. Begitu juga dengan rencana pengadaan Bangunan Representatif HKI, agar kita bersama-sama memberikan pengorbanan dan berjuang untuk mewujudkan harapan kita bersama itu; <i style="">kelima, </i>dalam rangka Tahun Pengembangan HKI 2011 maka lewat GERAKAN 100, seluruh warga HKI mulai dari Sekolah Minggu, Pungunan Naposo Bulung, Persatuan Wanita hingga Persatuan Ama HKI untuk membentuk paduan suara (koor) dengan jumlah anggota senyak 100 orang, dan yang bertahan akan kita persiapkan untuk masuk rekaman dan memperoleh dana pembangunan gereja senilai Rp. 50 hingga 100 juta, papar Ephorus. Di samping itu, masih berkaitan dengan GERAKAN 100, juga diberikan penghargaan bagi:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="margin-top: 0cm; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="NL">Calon Pendeta yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan percepatan penabalan sebagai Pendeta.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="NL">Parhalado (Sintua/Guru Huria) yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan kenangan dari HKI berupa Salib Emas HKI.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><span style="" lang="NL">Pendeta yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan kenaikan golongan pendeta HKI. </span></li></ol><br /><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" face="trebuchet ms" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="" lang="NL">Lepas dari hal di atas, pada kesempatan yang sama Ephorus menekankan dan mengajak semua elemen HKI agar tidak bergantung pada uang. “Kerja baru makan, jangan tergantung pada ada uang dulu baru bekerja”, tegas Ephorus kepada semua yang hadir. Maka, untuk merealisasikan semuanya itu mari bersama-sama bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan lewat HuriaNya HKI, tutup Ephorus dalam Arahannya dalam pengukuhan dan pelantikan Praeses dan Majelis Daerah serta BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur II, yang kemudian diakhiri dengan makan bersama warga jemaat dengan para pelayan dan Pucuk Pimpinan HKI. (yph)</span></p>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-1823207768984988422010-12-02T12:50:00.006+07:002010-12-03T08:02:39.628+07:00Our Share<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">Pada bulan November yang baru saja berlalu, ketika kami sedang berada di Jakarta untuk mengikuti sebuah pelatihan dari Yakoma – PGI, kami yang sempat menginap di rumah kediaman keluarga Pdt. Halomoan Simanjuntak, STh dan diberlakukan layaknya sebagai adik dengan penuh kekeluargaan oleh beliau yang merupakan Pimpinan Jemaat HKI Resort Khusus Pulo Mas, kami diberi kesempatan untuk mengajar kelas sidi. Dan sebagai bahannya berketepatan diambil dari “Mengasihi Orangtua”. Dari proses belajar di dalam kelas bersama dengan para peserta sidi, ada beberapa hal yang dapat disharekan kepada pembaca khususnya kaula muda HKI:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><br /><span lang="IN"></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"></span><i style=""><span lang="IN">Sebagai anak apa yang kita rindukan untuk orangtua kita lakukan kepada kita?</span></i><span lang="IN"><br />1. Yang saya rindukan untuk orangtua saya lakukan kepada saya adalah orang tua saya dapat memberikan kepercayaan kepada saya bahwa saya dapat berjaga diri.<br />2. Yang saya rindukan yang orang tua lakukan pada saya adalah bersikap adil kepada anak-anaknya.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN">3. Yang saya rindukan agar orangtua berlakukan saya sama seperti memperlakukan adik dan kakak saya.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i style=""><span lang="IN">Sebagai anak apa yang bisa kita lakukan sebagai wujud menghormati orang tua kita? </span></i></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">1. Yang bisa saya lakukan sebagai wujud menghormati orang tua adalah berdoa agar mereka selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang, belajar dengan baik, melakukan apa yang diinginkan mereka, dan merawat mereka ketika mereka sudah tua nanti.<br />2. yang saya lakukan sebagai wujud menghormati orangtua adalah membantu mereka tanpa di minta, berusaha tidak mengeluh ketika disuruh, belajar yang rajin supaya orang tua bangga dengan prestasi kita di sekolah.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><i style=""><span lang="IN">Bila kita jadi orang tua, apa yang kita mau lakukan kepada anak-anak kita? Lalu bagaimana perasaan kalau kita tidak mendapat penghormatan dari anak-anak kita? </span></i></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">1. Bila saya menjadi orang tua, yang akan saya lakukan adalah mengajari mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan, menyayangi dan mengasihi, mencukupi kebutuhan mereka, mengajari mereka untuk bersikap sopan dalam tutur kata dan tindakan dimana pun mereka berada dan dengan siapapun mereka bertemu dengan orang lain. Perasaan saya apabila saya tidak mendapat penghormatan dari anak-anak saya adalah saya sangat merasa sedih.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">2. Yang saya lakukan kelak saya menjadi orang tua adalah menjaga dan merawatnya, mencukupi kebutuhannya, mengajarnya bagaiman bersikap/ berbuat dan berkata yang baik, mendekatkannya kepada Tuhan seperti mengajaknya untuk rajin ke gereja, dan membelikan buku-buku cerita yang berhubungan dengan firman. Perasaan saya sangat kecewa dan merasa sangat sedih.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><br />Nah, dari share di atas, semoga kita dapat lebih lagi menemukan arti mengasihi orangtua kita masing-masing; dan bagaimana jika kita yang berada di posisi orangtua kita? Firman Tuhan dalam Keluaran 20:12 berpesan "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu". Tuhan memberkati. (yph)<br /></span></p>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-21542428706683690362010-11-23T17:06:00.004+07:002010-11-23T21:18:44.488+07:00PROFIL<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWONGPA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWONGPA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CWONGPA%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:IN;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Pdt. Emeritus BM. Siahaan, STh:<u4:p></u4:p><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN">“Sibalga butua, metmet uluna. Sai unang ma songon i hita na marhuria on”<u4:p></u4:p><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i><span lang="IN"><u4:p><u5:p style="font-weight: bold;"></u5:p>
<br /></u4:p></span></i></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i><span lang="IN"><u4:p>“Sibalga butua, metmet uluna. Sai unang ma songon i hita na marhuria on”</u4:p></span></i><span lang="IN">, ungkap Pdt. (emeritus) BM Siahaan, STh sebagai salah satu pesan beliau pada Minggu (31/10) saat kunjungan Pucuk Pimpinan Ephorus dan Sekjend di rumah kediaman beliau, Jl. Melanthon Siregar, Pematangsiantar. <u4:p></u4:p><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><u4:p>
<br /></u4:p></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><u4:p>Kunjungan Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh bersama Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh ke rumah kediaman Pdt. BM. Siahaan dilakukan seusai pelaksanaan Serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah I Sumatera Timur I, Pdt. Jansen Simanjuntak, STh di HKI Asuhan Stadion dalam rangka menjenguk beliau yang telah lama sakit di usianya yang semakin lanjut.<u4:p></u4:p><o:p></o:p></u4:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><u4:p><u5:p></u5:p>
<br /></u4:p></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN"><u4:p>Dalam suasana bersahaja Pdt. BM. Siahaan, STh masih mampu mengimbangi percakapan dengan Pucuk Pimpinan layaknya tidak seperti sedangkan sakit. Untuk membawa HKI berhasil menjadi Huria yang berkembang dan menyenangkan hati Tuhan beliau mengungkapkan bahwa kuncinya terletak pada tanggungjawab di setiap masing-masing pelayan dan warga jemaat HKI untuk mengemban tugasnya masing-masing, bukan saling menuding satu sama lain. </u4:p></span><span style="" lang="NL">“Bertanggungjawablah pada kerja dan tugas masing-masing, jangan saling menuding, menuduh dan menyalahkan antar sesama baik pelayan dan warga jemaat. Karena inilah awal ketidakberhasilan manusia sejak awal (adam dan hawa); Di saat mereka saling menuduh dan menyalahkan di hadapan Tuhan di sanalah awal mereka berdosa bagi Tuhan sehingga menghasilkan pengusiran mereka dari Taman itu,” tegas pendeta yang telah lama melayani di HKI sejak 1983 hingga mengakhiri masa pelayanannya sebagai pensiunan pendeta pada tahun 1997. “Jika tidak mau diusir Tuhan dari setiap pekerjaan yang diberikanNya kepada kita, janganlah saling menuduh, pertanggungjawabkanlah setiap tugas dan pekerjaan kita masing-masing”, sambung beliau dengan sesekali mengelap wajahnya dengan kain yang digantungkan di leher beliau.<u4:p></u4:p> </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">Saat ini Pendeta yang dikaruniai lima putra dan satu putri yang semuanya telah berkeluarga dari Istri R. br. Pardede menderita sakit menua. Pengelihatan beliau tidak lagi normal sebagaimana pada umumnya, dan oleh karena lemahnya fisik beliau, untuk berdiri dan berjalan saja beliau harus ditopang. Namun, di kelemahan fisiknya itu, tidak membuat semangat jiwa pelayannya kendur dan mati, malah dari percakapan saat itu, sosok seorang teolog yang sederhana jelas tampak pada dirinya. Beliau juga senantiasa mengikuti perkembangan HKI dengnan bertanya kepada anak dan istri di rumah. Tidak hanya itu, meski harus dengan menggunakan kursi roda, beliau tetap hadir di dalam Ibadah Minggu di Gereja HKI Jl. Melanthon Siregar.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">Mengenai uang pensiunan yang diterima beliau beserta para pendeta pensiunan HKI lainnya yang ketika disinggung oleh Ephorus kala itu, beliau dengan tenang menanggapinya sebagai suatu hal yang tetap harus diterima dengan sukacita dan syukur. “Uang sebesar itu sudah besar jika diikuti dengan ucapan syukur kepada Tuhan”, sahut beliau secara spontan yang kemudian menimbulkan rasa takjub dan bangga dari kami yang hadir pada saat itu terhadap sosok renta dengan jiwa dan spritual yang benar-benar menghamba pada pekerjaan Tuhan yang diembannya selama ini di tengah kehidupan perekonomian keluarga yang terbilang sederhana. “Maka hendaknya para pelayan HKI haruslah menyadari keberadaan Huria, jangan dibanding-bandingkan dengan gereja-gereja lain sehingga kita dapat senantiasa sukacita dalam melayani dan bersukur dari apa yang kita peroleh”, lanjut lelaki kelahiran 23 November 1936 ini sambil meraba ke atas meja di sampingnya untuk mengambil secangkir teh hangat. “Apa yang Tuhan beri terimalah dengan syukur, karena lebih baik kaya <i>partondian</i> (rohani) daripada <i>pardagingon</i> (duniawi)”, lanjut beliau yang didampingi istri tercinta dan anak laki-lakinya.</span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">Banyak hal yang menjadi harapan sosok sederhana ini bagi HKI ke depan dengan kepemimpinan yang baru pasca Sinode HKI ke 59 yang telah berlalu. Beranjak dari pengalaman beliau yang juga pernah melayani di Kantor Pusat HKI pada tahun 1986 sekaligus sebagai Guru di PGAKP HKI, bahwa dengan menjadikan nilai-nilai disiplin sebagai harga mati bagi kegiatan di Kantor Pusat HKI adalah awal bagi keberlangsungan HKI yang lebih baik ke depan. Selain itu, untuk memusatkan kegiatan-kegiatan di HKI sudah saatnya dipikirkan dan ditindaklanjuti bagaima gedung serbaguna HKI dikelola dan dimanfaatkan menjadi pusat kegiatan para pendeta dan kegiatan lainnya di Huria. Jika memungkinkan HKI sudah saatnya memiliki tempat yang lebih memadai dan layak untuk pelbagia kegiatan HKI kedepannya. </span><i><span lang="IN">“Sibalga butua, metmet uluna. Sai unang ma songon i hita na marhuria on”</span></i><span lang="IN">, tandas pendeta yang sebelum mengakhiri masa pelayanannya sempat sebagai Kepala Sekolah Guru Jemaat HKI dan Redaktur Bina Warga HKI pada tahun 1994. <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="IN">Mengenai pengalamannya menjadi seorang pendeta yang melayani di HKI sejak tahun 1983 sebagai Pengasuh Panti Asuhan Sarfat HKI, beliau menemukan dirinya belum melakukan apa-apa untuk HKI. Seakan-akan waktunya melayani bagi HKI sangat begitu sedikit dan berlalu begitu cepat. Bahkan beliau menambahkan bahwa Huria tidak pernah salah, "Terkadang kita yang kurang menyadari kehadiran kita di Huria mendatangkan kebaikan kah atau malah sebaliknya", jelas pendeta yang menamatkan pendidikan sarjana teologianya dari STT Nomensen tahun 1963 ini. “Waktu kita tidak banyak, seperti pernyataan Yesus kepada Petrus bahwa waktu muda kita sendiri yang mengikat pinggang kita dan berjalan kemana saja yang kita mau, tapi setelah tua orang lain akan melakukannya untuk kita dan membawa kita ketempat yang tidak kita mau, (bnd. Yohanes 21:18) </span><span style="" lang="NL">oleh karena itu, selagi masih muda dan waktu masih panjang bekerjalah dengan memberikan yang terbaik bagi Tuhan lewat HuriaNya HKI", lanjut beliau yang sempat menjalani hari-hari sebagai Pendeta Resort di HKI Hutabayu, Bandar Perdagangan dan terakhir di Siantar Simpang II sejak tahun 1987 hingga 1989. </span><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="NL">Mengamati kondisi HKI belakangan ini, Pdt. Emeritus BM. Siahaan merefleksikan HKI seperti bangsa Israel saat menuju Tanah Kanaan. Banyak ketertinggalan HKI disebabkan oleh karena HKI lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bersungut-sungut satu dengan yang lain, sama seperti salah satu penyebab utama bangsa Israel yang membutuhkan waktu sangat lama untuk menuju Tanah Kanaan. "Sudah waktunya bagi kita untuk meninggalkan sikap marhuria yang demikian, sehingga HKI dapat lebih baik dan berkembang", tutup salah satu tokoh pelayan bagi HKI ini kepada rombongan. (yph)</span><u4:p></u4:p><span lang="IN"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> <u5:p></u5:p><u5:p></u5:p></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-87509297289621449162010-11-15T16:25:00.003+07:002010-11-15T16:34:51.561+07:00Pdt. LO. Siregar, STh Praeses Termuda Pimpin HKI Daerah IX Humbang<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">“Apapun hasil kondisi pasca Sinode HKI, Humbang harus tetap bersatu dan solid”. Penyataan di atas disampaikan oleh Pdt LO. Siregar dalam kata sambutannya pada acara serah terima dan pangojakhon praeses HKI daerah IX Humbang. Acara yang dilaksanakan pada Minggu, 14 November 2010 itu diawali dengan Ibadah Minggu dan dirangkai dengan acara temu pisah praeses lama dan baru, lelang dan penyematan cendera mata oleh warga jemaat HKI se Daerah IX Humbang kepada Pucuk Pimpinan HKI, Ephorus dan Sekjend serta tokoh-tokoh HKI lainnya. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut pemerintah Kabupaten Humbang Hansudutan, Bapak Ir. K. Hutasoit, Kepada Dinas Pertanian Humbang Hansudutan yang mewakili Bupati, Bapak Anggota DPRD Humbang yang juga Parhalado di HKI Lintongnihuta dan Pdt. MT. Aruan, STh selaku Praeses HKI Daerah III Toba Samosir.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Dalam Ibadah Minggu Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh sebagai pemberita firman Tuhan; Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh sebagai pemimpin liturgis (paragenda); Pdt. C. Sirait, STh sebagai pemimpin kidung pujian dan Doa Syafaat dipimpin oleh Pdt. MT. Aruan, STh. Dalam khotbahnya, Ephorus HKI mengutip nats dari Pengkhotbah 11:1-6 dan menjelaskan kepada jemaat bahwa jika kita sering mendengarkan nasehat, <i style="">poda </i>atau kata-kata bijak <i style="">hata na marimpola</i> maka adalah mudah bagi kita untuk mengerti firman Tuhan yang disampaikan Pengkhotbah saat ini. Ephorus mengingatkan agar sebagai warga jemaat HKI sudah saatnya meninggalkan kebiasaan <i style="">bangko</i> “makan” sendiri. <i style="">Rampak</i> dan <i style="">rap mangan</i> haruslah menjadi kebiasaan baru sehingga semua warga HKI dapat merasakan hidup sejahtera. Tidak ada yang miskin. Jika sudah bisa sama-sama sejahtera maka, semua dapat sama-sama bersuka dan Huria HKI akan semakin berkembang. Bagaimana caranya? <i style="">Pertama</i> adalah dengan menjadikan pekerjaan yang kita miliki sebagai modalnya. Dengan memiliki hidup yang bijaksana dan pintar-pintar mengelolanya maka akan mendatangkan keberhasilan. Dalam berHuria juga demikian, jika ingin Huria berkembang dan maju haruslah memiliki wawasan yang luas. Jangan kerdil. Hanya bunga bonsai yang kerdil tampak indah, untuk itu buanglah segera niat-niat yang hendak “membonsaikan” Huria. “Jangan kita bonsai Huria kita”, tegas Ephorus. Tahun 2011 HKI menetapkan sebagai Tahun Pengembangan, dan berkaitan dengan itu diadakan “Gerakan 100”, mulai dari Sekolah Minggu, Punguan Naposo Bulung, Persatuan Wanita dan Persatuan Ama di HKI harus memiliki anggota hingga 100 orang. Jika kita semua punya kemauan dan sehati, pasti bisa mewujudkannya. </span><span style="">Dengan demikian, salah satu tugas kita di untuk mengembangkan HKI dapat kita wujudkan. Selanjutnya, Ephorus dalam khotbahnya menerangkan agar setiap pelayan dan warga mengerjakan sesuai dengan <i style="">jambar</i>nya (tugas, hak dan kewajiban-red) masing-masing. Untuk itu harus bijak dalam melihat situasi yang terjadi sehingga mengetahui apa yang akan dilakukan. “Penting untuk memeriksa apa yang sudah kita kerjakan, tentunya dengan begitu kita dapat berkembang”, terang Ephorus. Misalnya saja dalam membiayai HKI setiap bulannya memerlukan dana hingga 1,5 milliar. Bagaimana caranya? Jika warga HKI yang berjumlah kuranglebih 300 ribu jiwa, setiap minggunya dalam satu bulan 1/3nya saja yang beribadah maka perorang hanya memberikan 5rb rupiah setiap minggu, dan dengan seperti ini maka biaya di atas dapat ditanggulangi. Bagaimana menghadirkannya? Maka, dibutuhkan kerjasama dari semua kita mulai dari pelayan dan warga itu sendiri. Dengan masing-masing mengetahui <i style="">jambar</i>nya di Huria, maka segala permasalahan yang ingin merusak pekerjaan baik kita, akan dapat kita selesaikan dan atasi. Kita bisa bertahan menghadapinya. Disamping itu, sebagai anak-anak Tuhan, kita juga harus mengetahui dimana letak kebenaran dan kemudian melakukannya, <i style="">dimana pohon tumbang disitu ia tinggal terletak. </i>Artinya, dalam berHuria, kita mesti mengetahui letak-letak/keberadaan kita masing-masing baru semua dapat berjalan dengan sehat. “Jika marhuria, marhurialah jangan dicampur-campur dengan yang lain-lain yang tidak pada tempatnya” lantu Ephorus. Tidak ada yang mengetahui jalan kehidupan kita. Dan tidak semua yang kita tahu dapat menyelamatkan kita. Tapi, dalam mencapai keselamatan dan keberhasilan dibutuhkan rencana dan strategi, itulah sesungguhnya pengharapan. Bersyukurlah banyak hal yan tidak kita ketahui tentang jalan Tuhan. Namun, meskipun tidak tahu tetapi di dalam Tuhan kita percaya Dia akan menuntun kita dan memenangkan kita. “Untuk itu, mintalah disetiap saat kepada Tuhan agar Dia menuntun kita. Sebab apa yang dikerjakan Tuhan tidak ada yang tahu, tetapi percayalah apa yang baik kita kerjakan Tuhan akan memberkatinya dan memberikan hasil yang melimpah”, tutup Ephorus dalam khotbahnya.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Masih dalam rangkaian ibadah, serah terima dan pangojakhon praeses dimulai dengan pembacaan SK dan penyerahterimaan Pdt. F. Sibarani, MTh kepada Ephorus HKI, yang dilanjutkan dengan penandatanganan berkas-berkas serah terima oleh Ephorus dan para saksi. Dan pembacaan SK Praeses baru, Pdt. LO. Siregar oleh Sekretaris Jenderal dan penandatanganan berkas-berkas oleh Ephorus dan para saksi yang kemudian diakhiri dengan Pangojakhon Pdt. LO. Siregar sebagai Praeses HKI Daerah IX Humbang dihadapan ribuan warga dan pelayan HKI se Daerah IX Humbang dan para undangan lainnya.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Dalam sambutannya Pdt. F. Sibarani, MTh sebagai yang pernah memimpin HKI Daerah IX Humbang sejak berdiri kurang lebih 2 tahun yang lalu di dampingi Istri yang juga pendeta HKI, Pdt. M. Hutapea, STh menyampaikan harapan agar senantiasa ditingkatkan kualitas beriman warga dan juga pelayan HKI. Disamping itu, beliau berterimakasih kepada segenap warga dan pelayan HKI yang telah benar-benar menunjukkan kesungguhan bakti dan bakti yang sungguh-sungguh terhadap pengembangan HKI di daerah IX Humbang. Banyak kutipan firman Tuhan yang beliau sampaikan untuk semakin meneguhkan dan menyemangati warga dan pelayan HKI agar terus memberikan yang terbaik bagi kemajuan HKI dan tentunya untuk kemuliaan Tuhan, misalnya dalam Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”. “Bekerjalah keras, berlajarlah keras dan berdoalah terus dan senantiasa” ungkap Pendeta yang kemudian akan melayani HKI lewat Departemen Marturia HKI sebagai Kepala Departemen Marturia HKI. Akhirnya, beliau mengingatkan agar 56 jemaat HKI di Daerah IX Humbang untuk saling menopang, dengan menyinggung agar HKI Sitinjo, Pakkat sebagai Jemaat tertua di Tapanuli dan masih yang terkecil sejak tahun 1930 agar memperoleh perhatian dan sokongan dari jemaat-jemaat yang lebih baik keadaannya. Sedangkan dalam sambutannya, St. M. Hutasoit yang mewakili Guru Jemaat se Daerah IX Humbang, menyampaikan bahwa Pucuk Pimpinan HKI saat ini adalah Pucuk Pimpinan bagi semua HKI dan berharap agar senantiasa diberikan kekuatan oleh Tuhan agar mampu setia berdiri memimpin HKI meskipun banyak krikil-krikil kecil sehingga dengan begitu jemaat HKI dapat merasakan gabungan nama dari Ephorus dan Sekjend HKI yakni Lansung Manjalo Pahala. Dan dilanjutkan dengan rasa bangga menjadi warga dan pelayan di HKI yang memiliki pendeta-pendeta yang siap membangun HKI dengan dipimpin oleh Ephorus dan Sekjend sekarang ini, “Untuk itu bagi ruas dan para pelayan haruslah mau dibangun dan membangun bagi pengembangan HKI” tambah St. R. Manalu dalam sambutannya mewakili Majelis HKI Daerah IX Humbang.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Pada kesempatan yang sama, Bapak Ir. K. Hutasoit yang mewakili Bupati Humbang Hansudutan dan segenap jajaran pemerintahan Kabupaten menyampaikan salam hangat dari Bapak Bupati yang berhalangan hadir berhubung sendang berada di Jakarta. “Selamat jalan dan menunaikan tugas yang baru bagi Bapak Praeses lama Pdt. F. Sibarani, MTh dan bagi Praeses baru Pdt. LO. Siregar mari bekerjasama untuk membangun Daerah Humbang yang kita cintai lewat Huria kita HKI”, ungkap Kepada Dinas Pertanian Humbang Hansudutan ini. Selain itu, beliau juga memaparkan nostalgia masa kecil bersama dengan Ephorus Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh. “Beliau adalah teman bermain bola dan sekolah minggu saya, dan pada tahun 1975 bilau meminta untuk meneruskan sekolah kependetaan” cerita sang insiyur. Beberapa harapan beliau agar pasca sinode persatuan di HKI semakin erat dan dengan hadirnya pimpinan baru di HKI Daerah IX Humbang, praeses bersama-sama dengan pemerintah setempat dapat mengajak dan mengarahkan potensi-potensi yang ada di HKI untuk memajukan dan mengembangkan Kabupaten Humbang Hansudutan. Tidak lupa beliau juga, menghimbau agar praktek dan wawasan kecintaan akan lingkungan seperti yang telah diwariskan Pdt. F. Sibarani semasa tugasnya di Humbang agar diteruskan dan ditingkatkan. Dan pada akhir sambutannya, beliau menyampaikan secara simbolis bantuan dari Bapak Bupati Humbang Hansudutan untuk HKI Daerah IX Humbang sebesar 10 juta rupiah. Begitu juga ajakan St. selaku Anggota DPRD Humbang Hansudutan kepada praeses baru untuk bekerjasama dalam pembangunan Kabupaten Humbang.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">“Apapun hasil kondisi pasca Sinode HKI, Humbang harus tetap bersatu dan solid” demikian penyataan dan seruan yang disampaikan Pdt. LO. Siregar dalam sambutannya yang didampingi Istri, Inang Praeses br. Manullang. Sebagai Prases temuda dari semua praeses HKI saat ini, beliau bersyukur dan bangga dapat dipercayakan memimpin HKI Daerah IX Humbang. Untuk itu beliu mengajak warga dan pelayan HKI di daerah Humbang untuk selalu saling menopang, membantu, dan mengingatkan agar khususnya di 2011 sebagai tahun pengembangan HKI menjadi nyata dan terealisasi. Pembenahan admistrasi keuangan, peningkatan kualitas pelayanan, dan kerjasama dengan pemerintahan akan menjadi garis besar rencana dan rancangan program mengawali masa tugas beliau di Humbang. Dan, dilanjutkan dengan sarahan dari mewakili Pucuk Pimpinan, Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh mengajak agar semua warga dan pelayan HKI untuk berlomba saling berkejaran memberikan yang terbaik bagi HKI. Khusus kepada para pelayan agar juga turun menjumpau jemaat untuk dalam pelbagai masalah dan tantangan hidup mereka, tidak hanya berkhotbah dan berdoa di dalam gereja. Sebelumnya Sekjend HKI mengucapkan terimakasih bagi tugas pelayanan yang diberikan oleh Pdt. F. Sibarani, MTh, dan selamat melayani dan mengemban tugas baru bagi Prases Pdt. LO. Siregar, STh.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Acara selanjutnya dimeriahkan dengan makan bersama, lelang, pemberian cendera mata dan acara hiburan lainnya. (yph)<br /></span></p>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-91619726863634434352010-11-15T15:54:00.005+07:002010-11-15T16:20:38.826+07:00Pdt. KJ. Bakara, STh: "Perlu mata rohani yang tajam di dalam iman yang benar dalam menjalankan tugas dan pelayanan"<div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">"Perlu mata rohani yang tajam di dalam iman yang benar untuk menjalankan tugas dan pelayanan sebagai para pelayan HKI", ungkap Pendeta dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi dengan kulit hitam manis di dampingi istri tercinta Inang Praeses br. Simanjuntak di hadapan ribuan warga dan pelayan HKI serta undangan yang hadir.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Minggu, 7 November 2010 telah berlangsung Serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah V Tapanuli Tengah dari Pdt. C. Siahaan, SmTh kepada Ephorus dan dilanjutkan kepada Pdt. K.J. Bakara, STh dihadapan dan disaksikan oleh ribuan jemaat HKI se Daerah V Tapanuli Tengah dan para Undangan. Tampak hadir sebagai undangan Bupati Tapanuli Tengah, Bapak Drs. T. Lumban Tobing beserta Ibu, R.Diana Br. Samosir, Pdt. A. Lumban Tobing, STh selaku Praeses HKI Daerah IV Dakota, <span style=""> </span>Camat dan Kepala Desa setempat dan rombongan Pemkab Tapanuli Tengah, Pemkot Sibolga, Kegiatan dipusatkan di HKI Resort Sipea-pea, Kec. Sorkam. Pada waktu yang bersamaan juga dilaksanakan serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah II Silindung – Pangaribuan dari Pdt. T. Sihombing kepada Sekretaris Jenderal HKI, Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh dan dilanjutkan kepada Pdt. Sumurangan Situmorang, STh yang dipusatkan di HKI Tarutung Kota.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Acara diawali dengan barisan prosesi (Ephorus beserta para Pendeta dan Bupati Tapanuli Tengah) yang disambut dengan karangan bunga sukacita dari warga jemaat yang diberikan oleh perwakilan Anak-anak Sekolah Minggu dengan dimeriahkan musik dan tarian khas Batak oleh Pungunan Naposo Bulung HKI Sipea-pea. Tidak hanya itu, barisan prosesi juga disambut dengan deretan panjang di jalan menuju Gereja HKI Sipeapea oleh para pelayan/parhalado dan perwakilan Punguan Wanita HKI se Daerah V Tapanuli Tengah. Ibadah yang dipimpin oleh Ephorus, Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh berlangsung dengan hikmat dan penuh sukacita. Tampak sebagai perangkat ibadah secara kolektif dengan melibatkan pendeta-pendeta yang hadir diantaranya adalah Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh sebagai Pelayan Firman; Pembacaan Votum oleh Pdt. C.Siahaan, SmTh dan dilanjutkan oleh Pdt. KJ. Bakara sebagai Liturgis (Paragenda); Pengakuan Dosa dan Pengampunan Dosa dipimpin oleh Pdt. A. Lumban Tobing, STh; Pdt. E. Sihotang, STh membawakan Doa Syafaat; dan untuk Pemimpin Lagu dipimpin oleh Pdt. ES. Bakara, STh yang juga sebagai Pendeta Resort HKI Sipaepae.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Dalam Khotbahnya, Pdt. DR. Langsung Sitorus mengutip Firman Tuhan dari Ulangan 4:1-10. Ephorus mengingatkan semua warga jemaat dan para undangan yang hadir bahwa kehadiran manusia ke dunia untuk hidup bahagia, berkecukupan bahkan menjadi kaya dalam materil dan Iman, dan punya negeri yang terjamin, untuk itulah kita dituntut berjuang guna memperolehnya. Agar perjuangan itu tepat sasaran maka harus juga diikat dengan peraturan dan hukum, tidak bisa semaunya. Dalam budaya Batak ada istilah <i style="">rampak mangan dan rap mangan, </i>artinya tidak ada yang boleh jadi menderita, semua harus sama-sama merasakan kebahagiaan, jangan makan sendiri atau bahagia/senang sendiri-sendiri. Maka, oleh karena itulah kita beragama, beriman dan bernegara agar ada keteraturan sebagai negara hukum, maka kita harus mengedepankan hukum yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam falsafah Batak disebut <i style="">jolo diseat hata, asa diseat raut.</i> Kita pasti setuju Indonesia sebagai Tanah Air kita, seperti <i style="">Lagu Tanah Tumpah Darahku</i>, tetapi harus dihindari agar jangan karena menjalankan hukum lalu kemudian banyak dari warga yang tertumpah darahnya.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Dalam Alkitab banyak sekali hukum yang dapat kita temui, akan tetapi di dalam Yesus Kristus olehNya kita hanya mengenal hukum yang sangat sederhana yakni “"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. (Matius 22:37-39); maka dari itu lakukanlah apa yang kamu kehendaki agar orang lain lakukan kepadamu, perbuatlah demikian (lih. Matius 6:12). Di dalam Yesus hukum yang sekian banyak itu, disederhanakan dalam hukum di atas. Itulah hukum bagi kita, maka jangan ada yang menambahkan atau mengurangi. Misalnya saja, untuk membela Tuhan kita harus bertindak dengan menghalalkan kekerasan. Tindakan itu bukan lagi mengasihi Tuhan, melainkan sudah menambah-nambahi hukum Tuhan. Hukum bagi orang Kristen hanya satu yakni Hukum Agape. Jangan ditambah-tabahi lagi. Segala usaha yang dilakukan oleh gereja untuk mengasihi Tuhan dan sesama harus berdasarkan hukum itu dan di atur sedemikian rupa agar tertata dan teratur. Demikian orang Israel yang dahulunya hidup nomaden, harus hidup teratur ketika mereka akan memasuki Tanah Kanaan. Orang Israel menjalankan hukum Musa dan hukum keagamaan mereka secara konsisten sehingga mereka dapat berhasil dalam kehidupan mereka. Untuk itulah kemudian mereka membentuk sistem kemasyarakatan yang disebut <i style="">kibust </i>dengan prinsip tidak ada yang boleh menjadi budak terhadap sesama mereka dan hidup miskin. Hingga akhirnya tahun 1947 mereka berhasil dan diakui menjadi sebuah negara. Hanya sangat disesalkan mereka bertindak anarkhis terhadap warga masyarakat Palestina disana.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Bagaimana dengan kita yang ada di Sipea-pea? Masihkah berjalan dengan lancar Kredit Union? Jangan mengandalkan suntikan dari pemerintah. Dengan uang yang tersedia mari bersama-sama membuka lapangan pekerjaan baru. Kita harus bekerjasama sesuai dengan hukum Tuhan, karena kita harus sadar yang tidak bekerja tidak boleh makan. </span><span style="" lang="NL">Ciptakan lapangan pekerjaan sendiri jika memungkinkan. Kita juga masih harus belajar dan memberikan diri untuk belajar. Dengan adanya kerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten, gereja telah adakan pelatihan jahit menjahit. Pertanyaannya, mengapa tidak ada warga HKI yang antusia untuk memberikan dirinya dilatih sebagai penjahit? Padahal lewat menjahit saja kita dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memenuhi kebutuhan hidup kita. Mari belajar dari saudara-saudara kita di GBKP, persatuan wanita mereka telah mendirikan koperasi bersama dan dapat menghasilkan biaya kebutuhan mereka dari jahir menjahit. Kita harus belajar dari mereka yang telah berhasil agar kita tidak ketinggalan.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Hukum Tuhan menjadikan kita berhikmat, lanjut Ephorus. Hukum itu harus menjadi dan membuat kita lebih bijaksana dan berhikmat. Begitu juga dengan kekayaan yang ada di Tapanuli Tengah, masih banyak “emas” di sepanjang pinggiran jalan belum dimanfaatkan secara maksimal, ini adalah tugas yang belum selesai dari pemerintah setempat. Dengan begitu kita akan menjadi bangsa yang besar. Kita mesti belajar dan bangkit dengan berlandaskan Hukum Tuhan yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. Dengan “Gerakan 100” di HKI kita mengajak seluruh warga HKI mulai dari Sekolah Minggu, PNB, Punguan Wanita hingga Punguan Ama agar membentuk dengan beranggotakan 100 orang. Dengan begitu kita bisa melakukan banyak hal. Jika kita mau bersama dan bersatu, maka percayalah kita dapat melakukan hal yang lebih besar. Dan pastinya banyak hal yang bisa kita lakukan bagi HKI.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Kita harus berhikmat baru bisa berbuah, sehingga orang akan kagum dan dapat merasakan kehadiran sesungguhnya dari Huria HKI. </span><span style="">Dalam akhir khotbahnya, Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh mengingatkan agar BKAG senantiasa berada pada fungsinya sebagai pemersatu umat nasrani. Sudah semakin banyak tanpa disadari ada pihak-pihak tertentu yang ingin merusaki persatuan gereja-gereja baik dari dalam dan luar tubuh gereja. Maka, tugas kita di BKAG untuk menyikapinya. Semoga Firman Tuhan berakar dan berbuah. Percayalah dengan mendahulukan kasih terhadap Tuhan dan sesama, Tapanuli Tengah akan lebih berkembang untuk Indonesia yang lebih baik.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Masih dalam Ibadah Minggu, acara serah terima praeses dilaksanakan dengan diawali pembacaan Berita Acara oleh St. W. Saruksuk (Sekretaris Majelis Daerah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan berkas serah terima oleh Ephorus diikuti Praeses lama Pdt. C. Siahaan, SmTh dan saksi-saksi. Kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan serah terima praeses yang diikuti dengan penandatanganan berkas oleh Ephorus dan Praeses terpilih Pdt. KJ. </span><span style="" lang="NL">Bakara, STh dan saksi-saksi. Dan, diteruskan dengan penyerahterimaan praeses dari Ephorus kepada praeses baru Pdt. KJ. Bakara, STh dihadapan semua warga jemaat, para undangan yang hadir dan pelayan. Acara serah terima praeses diakhiri dengan, pengukuhan (pangojakhon) Pdt. KJ. Bakara, STh sebagai Praeses HKI Daerah V Tapanuli Tengah.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Acara serah terima dan pengukuhan (pangojakhon) praeses diakhiri oleh penutupan Ibadah Minggu oleh Ephorus dan segenap Pendeta HKI Daerah V Tapanuli Tengah. Acara kemudian dilanjutkan ramah tama, makan bersama dan acara hiburan bersama warga jemaat, para undangan dan segenap pendeta dan parhalado yang hadir. Acara ramah tamah diawali dengan penyerahan ULOS dan cenderamata kepada Ephorus, Bupati, Pdt. KJ. Bakara, STh dan Pdt. C. Siahaan, SmTh yang masing-masing didampingi istri. Selanjutnya, acara perpisahan dan penyambutan Praeses lama dan baru dilaksanakan di halaman Gereja HKI Sipeapea.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Dalam sambutan perpisahannya, Pdt.C.Siahaan, SmTh menyampaikan rasa bersyukur dan ucapan terimakasih sedalam dalamnya buat Tuhan Yesus yang telah menyertai tugas dan pelayanan semasa kepemimpinannya sebagai Praeses Daerah V Tapteng, dan tidak lupa beliau berterimakasih kepada segenap unsur pemerintahan, para pendeta dan parhalado, serta warga jemaat HKI yang telah mendukung dan senantiasa bergandengan tangan untuk menciptakan pelayanan HKI yang baik. Dan tidak lupa sekaligus mengucapkan selamat bekerja bagi Praeses baru Pdt. KJ. </span><span style="">Bakara, STh. “Saya tidak akan mungkin sanggup menjalankan semua tugas pelayanan sebagai Praeses tanpa bantuan dan dukungan dari bapak-ibu sekalian, serta selamat melayani buat Bapak Pdt. KJ. Bakara selaku Praeses baru di HKI Daerah V Tapanuli Tengah”, ujar Pendeta senior di HKI yang selanjutnya akan melayani di Kantor Pusat HKI.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /><span style=""> </span></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Demikian pula dalam sambutannya, Pdt. KJ. Bakara, STh sebagai Praeses Daerah V Tapanuli Tengah mengajak dan merangkul segenap unsur pelayan dan warga jemaat HKI beserta dengan pemerintah setempat untuk bersama-sama mewujudkan pelayanan gerejawi yang berdampak membangun dan mengembangkan bagi masyarakat. “Hal ini dapat dilakukan jika kita dapat saling menopang antara pemerintah, para pelayan dan warga jemaat”. tegas pendeta yang lama melayani di HKI Daerah VIII Sumbagut. Selain itu, Praeses juga berharap agar segenap elemen secara terbuka untuk menyampaikan kritik dan saran yang membangun jika didapati ada kekurangan dalam pelaksanaan tugas di kemudian hari. “Perlu mata rohani dan iman dalam menjalankan tugas dan pelayanan sebagai para pelayan baik di tengah-tengah jemaat dan pemerintahan, sehingga dengan demikian kita dapat membawa satu jiwa lagi bagi Tuhan Yesus” himbau beliau bagi segenap pelayan HKI dan pemerintahan yang hadir. Untuk mengakhiri sambutannya, praeses yang senantiasa didampingi secara setia dalam suka dan duka oleh istri tercinta Nyonya Pdt. KJ. Bakara, STh br. Simanjuntak ini juga mengucapkan termakasih kepada praeses lama yang telah memberikan memori kerja untuk dilanjutkan dan kepada Pucuk Pimpinan HKI memohon arahan dan kerjasama dalam menyukseskan program-program HKI, khususnya dalam merealisasikan Tahun Pengembangan HKI tahun 2011.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Kerjasama yang baik antara BKAG Tapteng dengan pemerintahan sejauh ini berjalan dengan baik, bahkan untuk tahun 2011 akan dicanangkan dari APBD sebesar 1 miliar dalam pemberdayaan ekononi masyarakat yang disalurkan ke BKAG Tapteng dengan bekerjasama nantinya dengan konsultan, sehingga akan lebih menjangkau masyarakat secara lebih luas. Dan sebagai perpanjangan tangan gereja-gereja, BKAG siap bekerjasama dan malah mengharapkan masukan dan arahan dari pimpinan gereja-gereja di Tapanuli Tengah. Demikian pernyataan Ketua BKAG Tapanuli Tengah dalam sambutannya. “Kepada Bapak Pdt. KJ. Bakara, STh selaku Praeses Daerah HKI di Tapanuli Tengah, kami dari BKAG mengucapkan selamat datang dan menunaikan tugas pelayanan di daerah Tapanuli Tengah, untuk itu juga kami siap bekerjasama dan mengharapkan adanya arahan dan masukan dari Bapak Praeses untuk di kemudian hari”. </span><span lang="IN">Ungkap Ketua BKAG Tapanuli Tengah, Pdt. M. Simamora, STh. Dan oleh Bupati Tapteng dalam sambutannya mengajak segenap warga jemaat HKI dan masyarakat lintas agama di Tapteng untuk memberikan hati dan pemikiran dalam pembangunan Tapanuli Tengah, khususnya warga jemaat HKI beserta dengan para pelayan di bawah kepemimpinan Pdt. KJ. Bakara, STh.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">Sambutan kemudian diakhiri oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, dan pada kesempatan itu Ephorus kemudian mengajak dan mengingatkan segenap warga jemaat dan para pelayan HKI se Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan agar bersama-sama bergandengan tangan untuk menyukseskan Tahun Pengembangan HKI di tahun 2011. Misalnya untuk Gerakan 100, peningkatan kualitas koperasi yang akan dikembangkan mulai dari pusat hingga ke jemaat-jemaat. Khususnya CU (credit union) yang telah berlangsung di Tapteng agar terus ditingkatkan pelayanannya. Disamping itu kita juga akan mengupayakan peningkatan sumber daya manusia para pendeta dengan merekomendasikan mereka untuk melanjutkan studi mereka. Khusus untuk para pelayan di HKI Ephorus mengingatkan bahwa para pelayan hidup/makan dari pelayanannya (khotbahnya). “Mari untuk menyajikan khotbah yang menyehatkan warga jemaat yang memakannya, biar kita juga menjadi sehat”. Himbau Ephorus. Dan untuk warga jemaat, Ephorus mengajak untuk memberdayakan usaha-usaha yang dapat dikembangkan dari hasil alam di sekitar masyarakat. “Hati-hati jangan sampai pintar pendatang dari penduduk setempat, belajarlah jika orang masih memikirkan, kita sudah melakukan”. Ajak Ephorus kepada seluruh warga jemaat HKI dan masyarakat yang hadir. Untuk pemerintah, Ephorus menghimbau agar mengedepankan pemberdayaan hasil-hasil budaya Batak. Misalnya penggunaan ulos batak sebagai bahan-bahan untuk pakaian seragam perkantoran dan sekolahan. “Kapan lagi kita mempromosikan dan mengembangkan hasil-hasil budaya batak, jangan sedikit-sedikit batik dan batik”. Tegas Ephorus mengakhiri sambutannya.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"><br /></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN"> </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span lang="IN">Acara kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan yang diisi dengan sumbangan lagu pujian yang diantaranya dari Amang Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh, Bapak Drs. Tuani Lumban Tobing, St. W. Saruksuk dan Pdt. A. Lumban Tobing, STh dan diikuti dengan penyerahan ulos yang telah disiapkan warga jemaat HKI Sipeapea dan diakhiri dengan doa penutup oleh Ephorus HKI. </span><span style="">(yph) </span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-81338711259712984492010-11-15T15:16:00.007+07:002010-11-15T15:54:03.603+07:00Pdt. Jansen Simanjuntak: "Sosok Pemimpin yang bersahaja Menggembalakan HKI Daerah I Sumatera Timur I"<div style="text-align: justify;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Disela-sela acara kebersamaan serah terima praeses, dalam wawancara dengan warga jemaat yang hadir yakni Opung David Rajagukguk dan Nyonya St. J. Pangaribuan ternyata telah memiliki kesan mendalam terhadap Pdt. Jansen Simanjuntak "Beliau adalah sosok Pemimpin yang bersahaja" ungkap mereka.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah I Sumatera Timur I Berlangsung dengan hikmat dan damai bersama ribuan warga dan pelayan HKI di Daerah I (Pematangsiantar – Simalungun) pada Minggu, 31 Oktober 2010 di HKI Asuhan Stadion Pematangsiantar. Acara dilaksanakan bersamaan dengan ibadah minggu yang dipimpin oleh Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh (Sekjend) sebagai Paragenda (Liturgis) dan Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus) sebagai Pengkhotbah. Ibadah berjalan meriah dengan partisipasi warga jemaat seperti Paduan Suara (Koor) mulai dari Persatuan Wanita (PW) dan Persatuan Ama (PA) HKI Jl. Melanthon Siregar, Punguan Naposo Bulung (PNB) HKI Asuhan Stadion dan Paduan Suara Gabungan HKI Asuhan Stadion.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Lewat Khotbahnya Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh menyapa jemaat dan para undangan yang hadir dengan Firman Tuhan yang diambil dari Kitab Hezekiel 33:12-19; 30-33. Dalam Khotbahnya Ephorus mengingatkan banyaknya kekuatan-kekuatan yang datang baik dari dalam dan luar diri kita untuk merusak dan menghambat pekerjaan-pekerjaan baik yang kita lakukan, tidak jauh beda dengan keberadaan HKI dalam mengemban tugas panggilannya. Contohnya saja ajaran-ajaran yang merongrong orang percaya/warga gereja tetang keselamatan. Banyak ajaran yang dengan lantang dan berani menjelaskan bahwa keselamatan manusia tergantung dari perbuatan baiknya. Sangat disayangkan ada 1/3 miliar manusia di dunia ini yang menyakini ajaran tersebut. Dan hanya sedikit yang secara benar memahami keselamatan yang datangnya dari Kristus Yesus. Bahwa Keselamatan datang bukan karena perbuatan baik manusia, melainkan semata-mata oleh karena Kasih/Anugerah Allah Bapa di dalam AnakNya Tuhan Yesus Kristus. Inilah Teologia Lutheran yang mesti dipertahankan Dan, diantara yang sedikit itu, HKI adalah salah satu gereja yang hidup di dalamnya. HKI adalah gereja yang murni memegang ajaran Lutheran dan itu harus kita pertahankan. Mengapa Yesus mau melakukannya untuk kita? Karena kita akan menjadi pengatur Tuhan jika oleh karena kebaikan yang dilakukannya, manusia memperoleh keselamatan. Dan saat ini, prilaku demikian telah banyak mewabah dalam kehidupan beragama. Orang tidak lagi berTuhan dalam keberagamaannya, karena disana-sini dalam aturan agama telah banyak dicampuri oleh aturan-aturan manusia yang kemudian mengaburkan kehadiran Tuhan. </span><span style="" lang="NL">Maka, jangan biarkan diri kita yang mengatur rencana Tuhan, melainkan biarkan Tuhan yang mengatur diri kita. Demikianlah, Hezekiel dengan teologia solagratianya yang kemudian dilanjutkan oleh Luther. Diamping itu, Ephorus juga berpesan untuk berhati-hati dengan gerak-gerik sijahat (iblis) saat ini. Sekarang, jelas Ephorus, kerjaan siiblis sudah hampir menyerupai Yesus Kristus. Iblis zaman sekarang tidak lagi mengajak manusia untuk berbuat jahat, melainkan mengajak manusia untuk menuntut kebaikan terhadap sesamanya dan Tuhan. Iblis mendorong manusia untuk menuntut kebaikan sesuai dengan keinginan dan harapannya. Sama seperti Yesus yang juga menuntut orang percaya untuk berbuat kebaikan. Hanya saja kita harus jeli mengenal perbedaannya, kebaikan yang didorong oleh iblis untuk kita lakukan tidak disertai dengan kesabaran dan kasih. Iblis akan mendorong kita terus menerus untuk menuntut kebaikan yang kita cita-citakan, dan jika tidak juga dipenuhi maka akan diakhiri dengan jalan kekerasan, pemaksaan, dan penghancuran terhadap sesama. Berbeda dengan kebaikan yang diajarkan Yesus, kita dituntut untuk bersabar di dalam pengharapan pemenuhan atas kebaikan yang kita cita-citakan. Maka, mulai sekarang berhati-hatilah! Tegas Ephorus dalam Khobahnya. Mari kita koreksi dan periksa sikap kita di dalam kebaikan yang kita cita-citakan. Jangan sampai keliru dan akhirnya kalah! Jika kalah berarti harus mati seperti yang telah dinyatakan Hezekiel. Di dalam berHuria, harus ada kesinambungan untuk melanjutkan pekerjaan-pekerjaan baik, di sinilah harus diwaspadai kekuatan-kekuatan yang siap merusak yang datang dari dalam dan luar Huria. Dan harus diingat hambatan yang paling keras adalah dari dalam dimana terjadi pertarungan antara tuntutan kebaikan-kebaikan, maka tugas kita untuk memeriksa darimanakah asal dorongan kebaikan-kebaikan itu. Jika dari Yesus Kristus, maka akan terciptalah kebaikan untuk bersama yakni HKI yang kita cintai. Mari, sudah saatnya kita bertobat dari kebaikan-kebaikan semu yang selama ini menguasai pekerjaan-pekerjaan kita di dalam berHuria. Sifat dan karakter <i style="">pangalensem</i> (iri, menganggap sepele/gampangan, menyindir dll) segera kita buang dari dalam diri kita, jika kita mengenal kekurangan sesama jangan gunakan untuk merusak pekerjaan baik yang dilakukannya. Kembalilah kepada Yesus, sebab berbahagialah yang membawa damai karena itulah yang dibutuhkan HKI untuk bergerak maju, bertumbuh dan berkembang serta menjadi sehat sehingga kita dapat menunjukkan kesemua orang bahwa HKI “tidak seperti Yesus yang tidak pernah berubah”, melainkan HKI dapat berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita harus mampu mengintegrasikan kebaikan-kebaikan yang ada di HKI, baik sebagai pelayan dan warga jemaat. Artinya, <i style="">Parjamita</i> (pelayan) berkhotbah bukan untuk mencari uang, agar datang uang, melainkan bagaimana kotbah yang disampaikan berbuah dan lewat buahnya kemudian banyak orang akan berbondong-bondong memberikan diri untuk membangun Huria. Parjamita hidup dari jamitanya, yakni dari jemaat yang datang oleh karena buah dari khotbahnya. Melalui khotbahnya banyak orang yang diberkati dan hidup di dalam rohaniyang sehat. Ingat, Sola Scriptura (Luhteran), hanya oleh Firman Tuhan manusia memperoleh kehidupan, untuk itu khotbah harus berasal dari Alkitab, bukan dari akal-akalan manusia semata. Sebagai Huria, HKI harus hidup di dalam kebersamaan, tidak saling <i style="">mangalensem, </i>saling menolong dan menopang, karena untuk itulah di dalam Yesus Kristus tidak seorang-seorang yang diselamtkan, melainkan semua kita agar dapat bersama-sama mengemban tugas panggilanNya melalui HuriaNya HKI. Tuhan memberkati. Tutup Ephorus di dalam akhir Khotbahnya.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Acara serah terima praeses diawali dengan pembacaan Berita Acara oleh Pdt. Noderia Malau, STh yang dilanjutkan dengan penandatanganan berkas serah terima oleh Ephorus diikuti Praeses lama Pdt. M. Saragih, STh dan saksi-saksi. Kemudian oleh Sekjend HKI dibacakan Surat Keputusan serah terima praeses yang diikuti dengan penandatanganan berkas oleh Ephorus dan Praeses terpilih Pdt. J. Simanjuntak, STh dan saksi-saksi. Dan, diteruskan dengan penyerahterimaan praeses dari praeses lama Pdt. M. Saragih, STh kepada praeses baru Pdt. J. Simanjuntak, STh dihadapan semua warga jemaat dan para undangan yang hadir, pelayan dan Pucuk Pimpinan. Acara serah terima praeses diakhiri dengan, pengukuhan (pangojakhon) Pdt. J. Simanjuntak, STh sebagai Praeses HKI Daerah I Sumatera Timur I.<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style="" lang="NL">Dengan selesainya acara serah terima dan pengukuhan (pangojakhon) praeses, diakhiri dengan penutupan Ibadah Minggu oleh Ephorus dan segenap pendeta HKI se Daerah I Sumatera Timur I. Acara dilanjutkan dengan makan bersama warga jemaat, para undangan dan segenap pendeta dan parhalado yang hadir, yang diawali dengan penyerahan ULOS dan cenderamata kepada para donateur, mewakili panitia, praeses lama dan baru, dan kepada Pucuk Pimpinan HKI.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;"><span style="">Kesan dan Harapan:<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""></span>Bapak Pdt. J.Simanjuntak, STh sosok pemimpin yang bersahaja dan dikenal oleh jemaat dan masyarakat. Khususnya terhadap jemaat HKI Stadion. Sejak anak mudanya (masa kuliah di STT) sudah dikenal oleh jemaat di HKI Stadion, beliau kerap melayani di Naposo Bulung dan Sekolah Minggu. Bijak dan telaten, adalah salah satu ciri beliau. Semoga setelah kepemimpinan beliau di daerah I, HKI dapat semakin berkembang dan lebih mengedepankan kebersamaan di dalam kesatuan seperti khotbah Ephorus. Khususnya, untuk Inang praeses agar berbaur dengan para ibu-ibu yang ada di Huria (Persatuan Wanita), sehingga PW daerah dapat diaktifkan kembali, misalnya informasi-informasi berkaitan dengan PW dapat sampai hingga jemaat. Tidak ada lagi perpecahan dalam tubuh PW HKI daerah I, tandas Nyonya St. J. Pangaribuan yang juga ketua PW HKI Asuhan Stadion. Hal yang sama juga diharapkan untuk Punguan Ama (PA), dan lebih penting lagi adalah HKI dapat semakin bersatu dan bersama-sama memberikan yang terbaik untuk menjunjung HKI dan mengembangkannya, seperti mars HKI “hehe maho HKI tinggalhon ma losokmi, porsan ma silangNa I unang ho ganggu” tambah Opung David. (yph)</p><span style=""></span><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;"><span style=""><span style=""> </span></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=""> </span></p>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-54598345774429741042010-10-22T17:52:00.002+07:002010-10-22T18:36:07.943+07:00SETIA MELAYANI: "SAHAT ULA TOHONAN MI"<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_tjr1rbBIfyQ/TMF1fB2QElI/AAAAAAAABUU/V1b1KBptYAo/s1600/DSC03084.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_tjr1rbBIfyQ/TMF1fB2QElI/AAAAAAAABUU/V1b1KBptYAo/s200/DSC03084.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5530830993320055378" border="0" /></a>
<br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place" downloadurl="http://www.5iantlavalamp.com/"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">(MENINJAU DASAR & EFEK DARI PELAKSANAAN</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">MUTASI/ROTASI <st1:place st="on">PARA</st1:place> PELAYAN DI HKI)</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">OLEH: St. Raja PS. Janter Aruan, SH
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">I. Pendahuluan</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Profesi pendeta dan pelayan gereja adalah suatu panggilan, bahwa menjadi pemberita Injil/Pengkotbah atau pendakwah didasari oleh suatu keyakinan akan keberadaan Tuhan Allah Chalik semesta alam ada berita keselamatan dan penghapusan dosa. Dipercayai dalam hal ini pelayan atau pekerja gereja adalah yang diutus dan menjadi Wakil Tuhan dan pasti mendapatkan upah dari Sang Pengutus. Kemudian Pemberitaan Injil diorganisir melalui para missionaris yang melahirkan berbagai aliran dan gereja-gereja.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Kita tahu bahwa Huria Kristen Indonesia (HKI) adalah suatu lembaga Gereja yang besar, lahir karena panggilan sejarah dan salah satu dari Gereja pejuang yang ikut serta dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan dianugrahinya gelar Pejuang Perintis Kemerdekaan kepada Pendeta HKI yaitu Tuan Manullang, rasa enggan dan tidak mau dipimpin oleh pelayan atau pendeta sibottar mata yang nyata-nyata dibonceng oleh penjajah, maka lahirlah Huria Christen Batak (HChB) berkedudukan di Pantoan Pematang siantar simalungun pada tahun 1927 yang kemudian dinasionalisasi menjadi Huria Kristen Indonesia pada Tahun 1946 lewat sinode di Patane Porsea.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">II. Pembahasan</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">2.1. Latar Belakang Mutas/Rotasi</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Kenyang dengan pengalaman pahit diasingkan dari komunitas Kristen secara nasional maupun internasional. Dengan pengalaman perjuangan yang panjang dan tidak kecil, HKI akhirnya mampu bertumbuh dan berkembang hingga saat ini. Lewat kemandirian teologi, dana dan daya HKI mampu memiliki asset dan harta benda yang tidak sedikit lagi HKI yang harus dikelola dengan baik. HKI kini telah berdiri di hampir seluruh provinsi di tanah air dengan memiliki jemaat sebanyak 734 dengan Resort sebanyak 127 yang semuanya diasuh dalam 9 Daerah yang dipimpin oleh Praeses. Untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas gereja, maka HKI mengangkat para pelayan yang ditahbiskan, terdiri dari: Pendeta, Guru Jemaat, Evangelis, Diakones, Bibelvrow, dan sintua (lih. Tata Gereja HKI bagian Anggaran Dasar Bab V pasal 14).
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Oleh karenanya sudah pada tempatnyalah HKI juga harus menata diri dan melengkapi aturan-aturan guna maksimalisasi tujuan pelayanan di semua aras HKI. Bahwa kemudian pendeta dan pelayan gereja bukan lagi hanya sebagai panggilan, akan tetapi telah pula menjadi profesi atau lapangan pekerjaan. Dalam melaksanakan tugas panggilan gereja sudah pula harus memiliki staf dan para pelayan yang pada gilirannya harus diatur dan dipandang sebagai tenaga kerja yang membutuhkan fasilitas pengaturan kepersonaliaan khusus soal Mutasi dan Rotasi tersendiri yang dikenal dengan sebutan Peraturan Kepegawaian HKI yang diputuskan oleh Majelis Pusat HKI dengan nomor 208/II/MP/2001 khususnya pada Bab IX pada pasal 31.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">2.2. Pengertian Mutasi/Rotasi</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Sesungguhnya Mutasi dan Rotasi adalah perintah Tuhan kita Yesus Kristus yang Empunya Gereja. Perihal penginjilan dan pelayanan sesungguhnya telah dimulai sejak puluhan ribu tahun yang lalu dan dapat kita lihat dari pengalaman Abraham yang dipanggil Allah untuk pergi ke Tanah PerjanjianNya, Musa yang diutus untuk membawa keluar bangsa Israel dari perbudakan Mesir, para Nabi-nabi yang Allah utus untuk membebaskan umatNya hingga zaman Yesus bersama Murid-murid dan Para Rasul. Untuk itulah Yesus memberikan mandat dan mengutus setiap orang percaya, khususnya para pelayan gereja sebagaimana yang dituliskan dalam Injil Matius 28:19–20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Dan di dalam Kisah Para Rasul 1: 8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun keatas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”. Dengan demikian tidak ada alasan bagi siapapun pelayan, khususnya di HKI untuk merasa tidak puas apalagi sampai dengan menolaknya.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Berikut saya sampaikan beberapa pemikiran tentang mutasi dan atau rotasi. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> tiga pengertian mutasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka: </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">1. Dipandang dari segi administrasi mutasi boleh diartikan sebagai pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain,</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">2. Dari segi ilmu Biologi mutasi berarti adanya perubahan yang mendadak di kromosom.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">3. Dari segi ilmu kedokteran, mutasi berarti adanya perubahan di bentuk, kwalitas atau sifat lain.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Menjadi topik kita kali ini adalah mutasi dipandang dari segi administrasi yang berarti adanya pemindahan pegawai atau pelayan dan pekerja Gereja dari satu tempat pelayanan ke tempat pelayanan lain.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Sedangkan pengertian rotasi berarti perputaran dan dalam pengertian lain rotasi berarti cara menananam berbagai jenis tanaman pada bidang tanah yang sama secara bergilir dalam jangka waktu tertentu. Dalam sistem managemen organisasi permanen mutasi dan rotasi sangat menentukan dan berdampak luas terhadap hasil kinerja yang mau dicapai, dalam pooling pendapat pegawai <st1:city st="on">kota</st1:city> <st1:city st="on"><st1:place st="on">Malang</st1:place></st1:city> menghasilkan lebih dari 58,7% variable mutasi dan rotasi sebagai pilihan untuk penyegaran dan peningkatan kinerja. Pada dasarnya menurut hemat saya, bahwa apa yang dilaksanakan oleh Pucuk Pimpinan HKI dalam hal pemindah tempatkan para pelayan di HKI adalah substansi dari pengertian mutasi/rotasi yang sesungguhnya.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Beranjak dari istilah “pucuk pimpinan” yang dipakai HKI untuk menyebut Ephorus dan Sekjend, jelas bahwasanya Ephorus dan Sekjend adalah central/pusat dari pengambilan keputusan di HKI dan itu bersifat absolut dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, termasuk dalam pemutasian para pelayan HKI. Dan hal ini secara jelas diterangkan dalama Tata Gereja HKI bagian Anggaran Rumah Tangga Bab IV pasal 12 ayat 18 diaturkan bahwa Pucuk Pimpinan bertugas salah satunya untuk memutasikan para pelayan dan diperkuat dalam Bab V pasal 20 ayat a – e. Pada ayat a dengan jelas disampaikan bahwa Pucuk Pimpinan berhak dan berwewenang menyelenggarakan mutasi bagi seluruh pelayan demi penyegaran dan pengembangan pelayanan. Artinya oleh hukum di HKI pun, Pucuk Pimpinan diberikan hak preogative (istimewa) untuk melaksanakan mutasi bagi para pelayan di HKI dengan berpedoman pada aturan dan peraturan HKI. Dan bukankah pada saat akan ditahbiskan sebagai pelayan di HKI di hadapan Kristus Kepala Gereja kita telah berjanji untuk siap mengemban mandat sebagai gembala yang harus mengingat prinsip dan semangat kependetaan untuk siap ditempatkan dimana saja, siap memberitakan Firman Tuhan dimana saja dan dalam segala kondisi, dan siap mati untuk Injil. Artinya bahwa mutasi dan rotasi itu adalah perintah bagi kita sebagai pelayan HuriaNya melalui Pucuk Pimpinan sebagai perintah Tuhan yang mesti diemban dengan penuh sukacita. Sebaiknya Penguatan Komitmen untuk Setia Melayani atau Sahat Ula Tohonan mi penting bagi pelayan untuk membangun frame minded agar tidak pernah dan tidak akan pernah merasa terganggu, tidak puas apalagi sampai menggalang opini jemaat dan atau para sintua menjadi alat menolak pemutasian yang telah ditetapkan oleh Pucuk Pimpinan. Bahwa menghalang-halangi dan berupaya menolak kebijakan pemutasian adalah sebagai upaya intervensi terhadap kewenangan Pucuk Pimpinan dan sebagaimana yang telah diaturkan dalam Peraturan Kepegawaian HKI pasal 31 ayat 6 tindakan tersebut dianggap pemutusan hubungan kerja oleh pelayan yang bersangkutan.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Berikut saya kutip Peraturan Kepegawaian HKI dan Aturan Rumah Tangga tentang mutasi oleh Pucuk Pimpinan:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">A. Peraturan Kepegawaian tentang mutasi: Bab IX, pasal 31:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 1: Pimpinan Pusat HKI wajib melakukan evaluasi kepada Pendeta, Guru Jemaat, Evangelis, Bibelvrow, Diakones dan kepada semua unsur-unsur Pimpinan dari semuaaLembaga Badan Usaha HKI, untuk dasar penempatan dan Pemutasian.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 2: Penempatan Pendeta, Guru Jemaat, Evangelis, Bibelvrow, Diakones yang akan memimpin atau bekerja di Jemaat dan Lembaga/Badan usaha dan penempatan pegawai lainnya dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat HKI (Ephorus dan Sekretaris Jenderal) sesuai degan Tata Gereja dan PRT HKI yang sedang berlaku.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 3: Pelaksanaan mutasi dilakukan yang bersangkutan, setelah hari dan tanggal pemutasian diterbitkan dan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan diterima berita resminya dari Pimpinan, atau Departemen/Lembaga/Badan Usaha yang bersangkutan dan perumahan harus dikosongkan. Diluar ketentuan ini, diatur tersendiri oleh Pimpinan Pusat HKI.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 4: Jika lalai melaksanakan ayat 3 pasal ini kepada pegawai tersebut dapat dikenakan sanksi administratif berupa larangan bekerja (non Aktif)</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 5: Setelah menjalani sanksi administratif, Pimpinan Pusat dapat mengktifkan kembali pegawai tersebut dengan penempatan yang baru atau memberlakukan apa yang tertera dalam ayat 1 pasal ini.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 6: Pegawai yang menolak penempatan atau pemutasian adalah melanggar peraturan kepegawaian HKI, dengan demikian telah memutuskan hubungan kerjanya dengan Gereja /Lembaga-lembaga/Badan Usaha HKI atas kehendak sendiri.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 7: Pegawai yang telah memutuskan hubungan kerjanya dengan Gereja/Lembaga-lembaga/Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 pasal ini, tidak dibenarkan bekerja di Gereja/Lembaga lembaga/Badan Usaha dimana saja dalam bentuk apapun.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 8: Pimpinan atau Kepala Unit yang memperkerjakan Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat 6 pasal ini baik berupa honorarium akan dikenakan hukuman jabatan bagi yang bersangkutan.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">B. Tata Gereja HKI bagian Aturan Rumah Tangga Bab IV pasal 12 ayat 18:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat 18: Mengangkat, memberhentikan, memutasi dan mempesiunkan para pelayan sesusai dengan peraturan di HKI</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">C. Tata Gereja HKI bagian Aturan Rumah Tangga Bab V pasal 20 ayat a-e:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat a: Pucuk Pimpinan HKI berhak dan berwewenang menyelenggarakan mutasi bagi seluruh pelayan demi penyegaran dan pengembangan pelayanan dengan berpedoman kepada Peraturan yang berlaku di HKI. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat b: Praeses memberi saran dan usul tertulis kepada Pucuk Pimpinan HKI untuk pertimbangan mutasi bagi seorang Pendeta, Guru Jemaat, Diakones, Bibelvrow di wilayah pelayanannya.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat c: Pendeta Resort memberi saran dan usul tertulis kepada Praeses untuk pertimbangan mutasi bagi seorang Guru Jemaat, Diakones, Bibelvrow di wilayah pelayanannya.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat d: Seorang Pendeta yang telah melayani paling lama 5 (<st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city>) tahun dalam satu Resort dapat dimutasikan dan yang telah melayani 10 (sepuluh tahun) dalam satu Daerah, wajib pindah ke Daerah Lain.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ayat e: Seorang Guru Jemaat yang telah melayani paling lama 10 (sepuluh) tahun dalam satu jemaat wajib pindah ke jemaat yang lain.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> beberapa akibat atau ekses kurang baik bila tidak dilakukan mutasi atau rotasi pada organisasi atau lembaga Gereja:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-style: italic;" class="MsoNormal">Saya sebut dengan istilah Kontrak Mati. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Istilah ini memang agak kasar untuk ditampilkan, tetapi bagi saya, justru kata inilah yang paling tepat untuk menggambarkan kondisi ekstrem dari tidak adanya kebijakan rotasi dalam suatu organisasi. Pendeta atau pelayan Gereja yang sampai dengan pensiun bekerja pada satu unit kerja tertentu, tanpa merasakan pengalaman bekerja pada unit kerja lainnya menurut saya adalah seorang yang sangat perkasa. Tentu yang bersangkutan adalah orang yang sangat kuat karena mampu menahan kejenuhan dan depresi yang luar biasa. Bagi mereka yang tidak tahan, pengalaman menunjukkan banyak pula yang meninggal dunia di pertengahan perjalanan, sebelum yang bersangkutan memasuki masa pensiun. Kondisi inilah yang saya sebut dengan Kontrak mati.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-style: italic;" class="MsoNormal">Dikenal dengan Chauvinisme sempit. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ekses negatif lain dari tidak pernahnya seorang pendeta atau pelayan bekerja pada unit kerja lainnya, adalah timbulnya apa yang disebut chauvinisme sempit. Bekerja dan menikmati pengalaman melayani pada unit kerja yang sama, selama bertahun-tahun tanpa merasakan pengalaman melayani di tempat lain, akan dapat menimbulkan perasaan bahwa tempat yang bersangkutan melayani adalah resort/unit pelayanan yang paling hebat. Kebanggaan dan kesetiaan yang tumbuh terhadap jemaat pelayanan akan menimbulkan anggapan tempat pelayan lainnya sebagai unit kerja atau pelayanan yang tidak sehebat unit kerja dimana selama ini yang bersangkutan bertugas. Kondisi seperti ini akan menjadi lebih buruk lagi, jika pendeta/pelayan yang bersangkutan merasa dirinya paling hebat, karena tidak pernah melihat kinerja orang lain di tempat pelayanan lain. Kalau diamati, pelayan seperti ini seolah-olah seperti “katak dalam tempurung”. Ini sangat berbahaya dan tidak baik bagi budaya hamba Tuhan dan kelangsungan kinerja pelanan Gereja secara keseluruhan.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-style: italic;" class="MsoNormal">Akibat lain juga adalah Kejenuhan dan Depresi. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Lamanya seorang melayani pada daerah Resort, jemaat dan jabatan tertentu akan mengakibatkan kejenuhan dan depresi. Akibat lebih lanjut dari kondisi ini terhadap lembaga Gereja, tentu saja akan mengakibatkan kinerja dan pelayanan menurun. Sudah barang tentu, ini merupakan kerugian bagi visi Gereja.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-style: italic;" class="MsoNormal">Ada juga pemahaman mutasi/rotasi adalah hukuman.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Tidak adanya kebijakan rotasi atau sangat jarangnya dilakukan rotasi/mutasi, dapat menimbulkan efek negatif bagi suasana kejiwaan pendeta dan pelayan lainnya. Apabila pada suatu saat, kemudian Gereja melakukan mutasi kepada seseorang pendeta atau pelayan apakah dalam tataran pendeta resort maupun pekerjaan lainnya, maka pendeta dan atau pelayan lainnya yang dipindahkan dan para pendeta dan pelayan lainnya akan menilai bahwa itu adalah “hukuman” atas kesalahan yang dilakukan, atau yang bersangkutan memang tidak disukai. Bagi yang tidak dipindahkan mungkin akan berpikir “salah apa dia?”</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Sesungguhnya mutasi dan rotasi itu sangat penting dan boleh berdampak peningkatan kualitas dan menjadi sarana pembinaan dan evaluasi yang terukur. Bahwa perputaran jabatan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen lembaga organisasi tertentu (dalam hal ini Pucuk Pimpinan HKI). Ada beberapa keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh baik untuk pihak lembaga dan pelayan/pekerja yang bersangkutan, antara lain:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">1. Sebagai sarana evaluasi penugasan pelayan.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mutasi/Rotasi adalah alat yang penting dan efisien bagi pimpinan HKI untuk melakukan penilaian terhadap pejabatnya, apakah kinerja yang bersangkutan meningkat atau menurun dari jabatan lainnya yang pernah dipegangnya. Dari evaluasi ini pimpinan kantor akan mengetahui kecocokan jabatan yang paling tepat untuk diberikan kepada staf nya, sesuai dengan disiplin ilmu, keterampilan, dan karakter yang dimiliki. Dengan demikian, pimpinan dapat menempatkan pejabatnya pada jabatan yang paling tepat sesuai dengan kemampuannya (The right man on the right place). Tanpa melakukan Mutasi rotasi, maka pimpinan unit kerja pelayanan tentu tidak akan pernah tahu kemampuan dan kinerja pengerjanya.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">2. Sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Melalui Mutasi atau rotasi, pimpinan unit kerja Praeses atau lainnya akan tahu keunggulan dan kelemahan kinerja pengerjanya. Dari evaluasi/penilaian atas keunggulan dan kelemahan ini, maka pimpinan dapat menempatkan pelayan dalam jabatan yang tepat. Dengan demikian, produktivitas kerja yang bersangkutan akan maksimal pada jabatan barunya, dan pada gilirannya Gereja atau kantor unit kerja akan mendapatkan manfaat berupa meningkatnya produksi (out come) dengan bertambahnya orang orang ber iman dan bertumbuh nya Gereja Gereja yang dapat melayani secara menyeluruh pada gilirannya mensejahterakan warga jemaat.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">3. Sebagai sarana pembinaan Pelayan Manfaat lain bagi kedinasan. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mutasi dan rotasi dapat dijadikan sebagai alat untuk membina para pelayan. Sebagai contoh, pendeta yang ditempatkan pada jabatan tertentu ternyata telah sering melakukan kesalahan, maka pimpinan dapat melakukan pembinaan dengan memutasikan atau merotasi yang bersangkutan pada jabatan lain.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">4. Sebagai sarana untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan HKI.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mutasi dan Rotasi dapat digunakan pula sebagai sarana untuk memperkokoh HURIA Kristen Indonesia Pelaksanaannya dilakukan dengan memberikan kemungkinan untuk memindahkan pejlayan dari satu daerah ke daerah lainnya di seluruh wilayang dimana HKI tumbuh dan berkembang . Misalnya pejabat pendeta resort dari Riau dipindahkan ke Jakarta, atau pendeta dari Parlilitan di pindahkan ke Bandung dan sebagainya. Melalui cara ini, maka para pelayan dan pendeta HKI terikat dalam rasa persatuan dan kesatuan kerja dalam bingkai Huria Kristen Indonesia.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mutasi juga bermanfaat bagi kepentingan Pelayan sendiri di antaranya adalah sebagai berikut:</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Memperluas pengalaman dan kemampuan.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">1. Dengan banyaknya perpindahan jabatan yang dialami oleh pengerja atau pelayan, maka dapat dipastikan yang bersangkutan akan memiliki banyak pengalaman. Pengalaman tersebut, diharapkan akan meningkatkan kemampuan baik pengetahuan (knowledge) maupun keterampilan (skill).</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">2. Menghilangkan hambatan psikologis pelayan. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mutasi dan Rotasi akan dapat memberikan kesegaran baru bagi pejabat. Rasa jenuh dan depresi yang menghimpit karena kelamaan bekerja pada jabatan tertentu diharapkan akan hilang, setelah dilakukan mutasi/rotasi. Suasana kerja baru diharapkan dapat memicu motivasi untuk maju dan mendatangkan tingkat produktivitas kerja yang lebih baik lagi. Tantangan-tantangan baru dari tugas di tempat pelayanan baru, diharapkan akan mendorong yang bersangkutan untuk bekerja lebih giat lagi.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">3. Kepentingan warga Jemaat. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Bagi Jemaat Mutasi dan rotasi diharapkan akan memberikan keuntungan antara lain cepatnya layanan jasa kepada mereka. Pendeta /pengerja dan pelayan yang terlepas dari kejenuhan dan merasa fresh dalam menjalankan tugasnya yang baru akan memberikan pelayanan yang jauh lebih baik daripada mereka yang selama bertahun-tahun melakukan pekerjaan yang sama di tempat yang sama pula.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">2.3. Strategi Keberhasilan Kebijakan Mutasi/Rotasi</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Dari gambaran di atas, maka rotasi perlu realisasikan menjadi suatu kebijakan dalam sistem penyelenggaraan personalia dan kepegawaian pelayan dan pengerja di HKI. Agar kebijakan ini dapat berjalan dengan baik, di bawah ini saya disampaikan beberapa strategi untuk menunjang keberhasilan kebijakan mutasi/rotasi, di antaranya sebagai berikut:</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">1. Kebijakan mutasi/rotasi perlu diatur dalam sebuah peraturan yang lebih baik, konprehensif dan memiliki legalitas yang kuat.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">2. Praeses berkewenangan merekomendasikan mutasi non reguler para pelayan di lingkungan daerahnya sesuai dengan penilaian kinerja pelayan sesuai dengan Tata Gereja bagian Aturan Rumah Tangga Bab V pasal 20 ayat b: “Praeses memberi saran dan usul tertulis kepada Pucuk Pimpinan HKI untuk pertimbangan mutasi bagi seorang Pendeta, Guru Jemaat, Diakones, Bibelvrow di wilayah pelayanannya”</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">3. Perlu adanya sosialisasi, konsolidasi dan internalisasi pemahaman yang merata bagi setiap pelayan dan pengerja yang ada di HKI, sehingga memiliki pemahaman yang benar tentang proses pemutasian sebagai berkat Allah juga.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">4. Seluruh Pendeta, pengerja dan pegawai harus “legowo” untuk menerima kebijakan mutasi/rotasi. Siapapun harus siap ditempatkan di setiap medan pelayanan HKI mulai dari jemaat, resort hingga daerah dan badan usaha milik HKI dengan posisi/jabatan yang berbeda</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">5. Semua stakeholders dan warga jemaat HKI harus memiliki persepsi yang sama perihal kebaikan dan tujuan kebijakan mutasi/rotasi yang ditetapkan oleh Pucuk Pimpinan.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pentingnn keuangan di HKI lewat sistem sentralisasi. Untuk menghindari kekuatiran setiap pelayan dan pengerja di HKI terhadap tempat pelayanan yang baru.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">III. Kesimpulan</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">1. Mutasi dan Rotasi perlu dilakukan untuk kepentingan HKI, pelayan yang bersangkutan maupun Jemaat. Oleh karena itu, mutasi/rotasi harus dijadikan sebagai kebijakan yang wajib diterapkan secara reguler.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">2. Mutasi dan Rotasi merupakan Hak dan Wewenang Istimewa Pucuk Pimpinan sebagai salah alat pembinaan dan penghargaan yang dapat dilakukan menurut penilaian dan kebijakan Pucuk Pimpinan dengan berpedoman pada Tata Gereja HKI bagian Anggaran Rumah Tangga Bab IV pasal 12 ayat 18 dan Bab V pasal 20 khususnya ayat a dan b, serta Peraturan Kepegawaian HKI Bab IX, pasal 31.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">3. Perlu kearifan semua pihak untuk menerima konsep kebijakan mutasi dan rotasi sebagai hal yang positif dan membangun untuk mewujudkan Pengembangan HKI selaras dengan Tugas Panggilan Gereja. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Tuhan memberkati!</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p>
<br /></o:p></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-42642682828280554842010-10-19T15:46:00.002+07:002010-10-19T15:54:37.285+07:00KEGIATAN TERBARU PUCUK PIMPINAN<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><div style="text-align: left;"><span style="font-weight: bold;">BERITA TERBARU KEGIATAN PUCUK PIMPINAN</span><br /><span style="font-weight: bold;">(Jumat - Minggu, 14-17 Oktober 2010</span>)<br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">I. Jumat-Sabtu, 14-15 Oktober 2010; </span><br />1. Kegiatan Rapat Kedua Majelis Pusat yang dilaksanakan bertempat di Rumah Doa Sola Gratia, Pancur Batu (Kamis, 14 Oktober 2010) dan Balai Pelatihan dan Pendidikan Dinas Kesehatan Pemprovsu, Medan (Jumat, 15 Oktober 2010).<br />2. Kegiatan Rapat diawali dengan ibadah yang dimpin oleh Sekjend HKI dengan pengkhotbah dibawakan Pdt. Halomoan dan Doa Syafaat oleh Pdt. MAE. Samosir. Dalam kotbahnya Pdt. Halomoan mengangkat perikop dari Injil Lukas 8:1-15 tentang Perumpamaan Penabur. Dalam penjelasan khotbah disampaikan bahwa secara nyata pengalaman yang diumpamakan Yesus sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi kalangan petani. Pada masa menanam, bibit yang dibawa dari rumah tidak seluruhnya akan sampai ke lahan dimana bibit akan ditanam. Ada bibit yang akan jatuh di sepanjang perjalanan ke lahan (sawah). Yesus menjelaskan bibit-bibit yang jatuh itu ke tempat-tempat yang berbeda seperti di jalan, bebatuan, semak-semak, dan benih yang memang jatuh di tempat semestinya yakni di lahan/sawah. Semua benih akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Yesus memberi arti dari pertumbuhan setiap benih adalah untuk mengumpamakan perihal Kerajaan Sorga. Dimana, bahkan para murid yang bersama Yesus masih memepertanyakannya, padahal sesungguhnya sebagai umatNya, kita sudah diberi kemampuan untuk memahami tentang Kerajaan Allah, berbeda bagi mereka yang tidak percaya tidak akan mampu memahaminya. Akan tetapi, kemampuan yang ada pada diri kita menjadi tidak berfungsi karena keberdosaan dan kekerasan hati kita. Mengenai benih yang jatuh di jalan, Yesus mau menjelaskan mengenai mereka yang bertobat setengah-setengah dan tidak teguh dalam imannya sehingga dengan mudahnya meninggalkan imannya. Dalam konteks bergereja hal ini juga terjadi, banyak yang mengaku sudah bertobat, datang beribadah ke gereja, namun sekeluar dari pintu gereja mereka tidak lagi mengingat Firman Tuhan sebagai makanan rohani bagi mereka. Banyak yang datang ke gereja hanya untuk mencari-cari kesalahan dan melihat yang kurang dari para pelayan dan sebaliknya pelayan terhadap jemaatnya, sehingga kuasa Roh Kudus tidak ada pada mereka. Bagaimana benih yang jatuh di bebatuan? Pertumbuhan benih ini tidak akan lama. Sikap seperti ini akan menghasilkan iman yang tidak teguh dan mudah terlepas dari akarnya, dengan adanya permasalahan-permasalahan kecil atau besar di gereja, mereka kemudian menarik diri dan bahkan meninggalkan gereja. Bahkan harta kepemilikan yang Allah berikan kepada merekapun dapat menjadikan mereka lupa kepada Allah yang memberikannya dan membawa mereka menjauh dari Tuhan. Tentu saja bibit yang jatuh di tanah yang subur (lahan/sawah) adalah mereka yang terus berdiri teguh di dalam iman dengan pelbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Lalu apakah tugas dan tanggungjawab kita sebagai pelayan? Tanggungjawab kita adalah bisakah kita menjadikan bibit-bibit yang jatuh pada tiga lahan buruk menjadi bibit yang baik dan bahkan lahan itu sendiri (bebatuan, semak, dan jalanan) bisa menghasilkan buah yang berlimpah dan berkualitas. Semoga lewat rapat kita kali ini, akan membawa manfaat dan perubahan bagi HKI sebagai lahan dimana bibit-bibit disemai dan ditanam.<br />3. Rapat Majelis Pusat kemudian dibuka oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus). “Bapak-bapak kita puji syukur bagi Tuhan karena diperkenankan untuk melaksanakan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI guna membicarakan segala sesuatu demi pengembangan HKI”. Ungkap Ephorus, yang dilanjutkan dengan pengetukan sela sebanyak tiga kali sebagai tanda sah pembukaan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI.<br />4. Dilanjutkan dengan Pemilihan Pimpinan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI. Pada kesempatan ini, dipilih oleh forum atas usulan Ephorus sebagai Ketua dan Sekretaris adalah Pdt. Janiandar Pasaribu dan St. M. Panjaitan.<br />5. Dengan diarahkan dan dipimpin oleh Pimpinan Rapat, Rapat Kedua Majelis Pusat HKI berjalan sebagaimana mestinya sesuai agenda rapat yang ada dan menetapkan beberapa keputusan penting untuk masing-masing bidang di HKI dengan pembagian komisi-komisi antara lain: Marturia; Koinonia; Diakonia; Bidang Umum; Bidang Keuangan dan Pembangunan; dan Anggaran. Rapat berakhir Sabtu, 16 Oktober 2010 pukul 4.00am dengan doa oleh<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">II. Jumat, 15 Oktober 2010</span><br />1. Pagi pukul 9.00am Pucuk Pimpinan bersama dengan rombongan diterima tatap muka dan audiensi oleh Sekda Pemprovsu, Bapak DR. RE. Nainggolan di ruang kerja beliau, dan dilanjutkan dengan audiensi dengan Bapak Gubernur Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin Silaban, SE diruangan beliau di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Untuk berita dapat di akses di <a href="http://hariansib.com/?p=146461">http://hariansib.com/?p=146461</a>. Pada kesempatan ini, Pucuk Pimpinan menguraikan beberapa hal pokok tentang HKI dan tujuan kehadiran Pucuk Pimpinan dan rombongan yang kemudian tidak lupa juga memperkenalkan rombongan yang hadir bersama-sama dengan Pucuk Pimpinan. Mulai dari hasil Sinode HKI Ke-59 pada bulan Agustus 2010; Pencanangan tahun 2011 sebagai tahun pengembangan bagi HKI dengan harapan bersama-sama dengan pemerintah HKI mampu mengembangkan pelayanannya untuk mengembangkan kesejahteraan umat juga; kerjasama HKI dengan Pemerintahan dalam mengupayakan masyarakat yang damai di tengah-tengah kepluralisan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatera Utara; hingga rencana renovasi gedung perkantoran HKI di Pematang Siantar. Untuk itulah besar harapan HKI adanya dukungan dari pemerintahan Sumatera Utara untuk merealisasikannya. Oleh Bapak DR. RE. Nainggolan kemudian menyampaikan ucapan syukur dan selamat atas terpilihnya Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh dan Pdt. M.P. Hutabarat, STh sebagai Ephorus dan Sekretaris Jendral HKI periode 2010-2015. Berangkat dari penjelasan Ephorus perihal mutasi pelayan di HKI, Pak RE. Nainggolan memberikan apresiasi dan menambahkan bahwa memang sudah semestinya pemutasian harus didasari analisa dan evaluasi organisasi atas aspek-aspek terkait dengan organisasi dan sumber dayanya. “Sudahlah sangat bijaksana apa yang direncanakan oleh Bapak Ephorus”, ungkap Pak RE. Nainggolan. HKI juga diharapkan sebagai motor penggerak di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan khususnya di Sumatera Utara dalam mempertahankan kesatuan dan kebersamaan masyarakat Sumatera Utara. Sangat tepat yang disampaikan Bapak SBY, Presiden RI bahwa SUMUT sungguh luar biasa karena bisa mempertahankan kerukunan di tengah kemajemukan masyarakatnya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin akan dapat dipertahankan seperti apa yang disampaikan oleh Presiden kita, jika dalam kehidupan bermasyarakat kita memaksakan kehendak, kepercayaan dan keyakinan kita kepada orang lain dan hidup secara ekslusif. “Saya tertarik dengan lagu gereja “Aku tidak memandang Kau dari Gereja mana”, lagu ini dapat menginspirasi kita untuk mengembangkan kebersamaan membangun daerah untuk membentengi Sumut dari pengaruh-pengaruh tidak baik dan mengancam stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Lebih lanjut, Bapak RE. Nainggolan menceritakan pengalamannya bahwa sudah banyak orang yang mengatakan bahwa beliau sudah lama tidak memberi perhatian kepada pembangunan fisik gereja. Menurut beliau, sudah saatnya gereja-gereja berkonsentrasi untuk membangun sumber daya jemaat. Lewat pengembalaan yang mengangkat kesejahteraan umat, kehadiran gereja menjadi lebih nyata. Maka, secara otomatis jemaat juga akan memberikan konstribusinya bagi pembangunan gerejanya, dan ekses lebih luasnya lagi adalah dengan sejahteranya umat, maka para pelayanpun akan juga sejahtera. Hal ini bisa kita wujudkan misalnya dengan pengembangan koperasi-koperasi kecil (Credit Union) di kalangan jemaat sesuai dengan mata pencaharian mereka dan berdasarkan kemampuan masing-masing jemaat. Untuk agunannya, bisa saja digunakan keabsahan anggota mereka sebagai warga jemaat. HKI saat ini diharapkan harus mampu merespon pembangunan jemaat, sebab gereja yang utuh adalah jika jemaatnya utuh dan sejahtera secara jasmani dan rohani. Dengan demikian, HKI telah ikut memberikan konstribusinya untuk pembangunan kesejahateraan bangsa, khususnya Sumatera Utara.<br />2. Siang pukul 11.30pm, Pucuk Pimpinan bersama rombongan kembali diterima tatap muka dan audiensi dengan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin, SE di ruang kerjanya. Beberapa pesan yang disampaikan Gubernur antara lain adalah agar para pelayan HKI menjadi pelayan yang baik dan mengajak HKI sebagai Pilar Kedamaian di tengah-tengah kehidupan berbangsa, khususnya masyarakat Sumatera Utara. Gubernur pada kesempatan ini jug menyarankan agar memanfaatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk berdialog dan menerima masukan dari kalangan umat beragama lainnya, dilanjutkan dengan mengucapkan selamat atas terpilihnya Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh dan Pdt. M.P. Hutabarat, STh sebagai Ephorus dan Sekretaris Jendral HKI Periode 2010-2015 pada Sinode Ke-59 di bulaln Agustus 2010 lalu.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">III. Sabtu, 16 Oktober 2010</span><br />Pagi pukul 10.00am Pucuk Pimpinan menggelar rapat bersama jajaran Praeses HKI bertempat di Balai Pelatihan dan Pendidikan Dinas Kesehatan Pemprovsu, Medan. Agenda rapat membahas anggaran pendapatan praeses dan sosialisasi hasil ketetapan Majelis Pusat HKI. Salah satu agenda terpenting adalah berkaitan dengan upaya dan strategi untuk merealisasikan sentralisasi keuangan di HKI mulai dari jemaat, resort, hingga daerah. Rapat yang dipimpin oleh Pucuk Pimpinan ini menghasilkan beberapa ketetapan di antaranya adalah anggaran pendapatan praeses yakni gaji dan tunjangan praeses. Rapat diakhiri pukul 5.30 pm dengan bernyanyi dan berdoa dipimpin oleh Ephorus.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">IV. Minggu, 17 Oktober 2010</span><br />Pagi pukul 10.00am Ephorus memimpin Ibadah Minggu di Gereja HKI Patane Porsea sekaligus melantik Pdt. M.Togar Aruan, STh menjadi Praeses HKI Daerah III Tobasa periode 2010 – 2015 menggantikan Pdt. Salome Br. Nainggolan, STh (sekarang menjabat sebagai Majelis Pusat HKI). Dalam hotbahnya, Ephorus mengajak umat Tuhan untuk meneladani Paulus seperti perikop Khotbah yang diambil dari Pilippi 3: 17-21. Ephorus mengatakan umat kristiani hendaknya menjadi teladan yang pantas ditiru di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Lewat Firman Tuhan, Ephorus mejelaskan bahwa untuk membuat diri kita menjadi teladan dan tiruan sungguh-sungguh memerlukan iman kepada Tuhan Yesus yang menjadi teladan dan penyelamat manusia, karena dengan iman maka Tuhan Yesus lewat roh kudus akan memampukan kita menjadi teladan di tengah-tengah keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Ephorus mengatakan, hendaknyalah umat Kristiani tidak membuat kebutuhan perut menjadi Tuhan agar dia mampu menjadi tiruan dan teladan dalam kehidupan, “Memiliki harta duniawi adalah penting tetapi yang terpenting adalah berperangai sebagaimana diajarkan Yesus sehingga harta sorgawi juga menjadi milik kita,” sebut Ephorus. Hadir dalam kebaktian itu Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak dan istri, Wakil Bupati Liberti Pasaribu SH MSi, Ketua DPRD Sahat Panjaitan, Pelaksana Sekda Ir Saibon Sirait, Asisten I Drs Rudolf Manurung dan para pejabat teras Pemkab Tobasa. Undangan lainnya yang hadir antara lain Direktur PT TPL Juanda Panjaitan SE dan istri didampingi Lambertus Siregar dan para jemaat HKI se daerah Tobasa.<br /><br />Sebelum kebaktian ditutup, Ephorus melantik Pdt Togar Aruan menjadi Praeses HKI Daerah III Tobasa. Sebelum melantik, Ephorus berpesan dan menjelaskan bahwa yang memilih Pdt. M.Togar Aruan, STh menjadi Praeses adalah Sinode. Oleh karena itu, hendaknyalah sebagai Praeses mampu melaksanakan segala program kerja yang ditetapkan Sinode di daerah pelayanannya. Selain itu, sebagai wakil ephorus di daerahnya maka Praeses harus bergandengan tangan dengan Pemerintah Daerah dalam memajukan jemaat dan pembangunan masyarakat. Pelantikan ditandai dengan serah terima jabatan dan penyampaian berkat oleh Ephorus Pdt DR Langsung Sitorus.<br /><br />Acara pelantikan Praeses dirangkaikan dengan pesta pembangunan dan syukuran terpilihnya Putra Tobasa menjadi Ephorus HKI. Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh adalah Putra Narumontak Desa Patane IV Kecamatan Porsea Tobasa dan merupakan anak HKI Patane. Acara syukuran ditandai dengan makan bersama dan acara pesta pembangunan dilakukan dengan acara lelang berupa makanan dan lelang ulos. Pada acara lelang Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak tampil menjadi juru lelang dan secara merata membagi lelang kepada para staf Pemkab Tobasa. Suasana sukacita terlihat pada acara yang dihadiri hampir seribuan orang anggota jemaat HKI itu. Pada kesempatan itu, Jemaat HKI Daerah Tobasa memberikan ulos kepada Ephorus dengan didampingi Inang Ephorus, Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak dan istri, Wabub Liberti Pasaribu SH MSi dan Ketua DPRD Sahat Panjaitan. Beritanya dapat diakses di: <a href="http://hariansib.com/?p=146912">http://hariansib.com/?p=146912</a>). (yph)<br /><br /></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-67285552757866801952010-10-18T11:41:00.000+07:002010-10-18T11:42:59.453+07:00Minggu, 5 Desember 2010: Advent II<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:100%;"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="header"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:2.0cm 42.55pt 2.0cm 42.55pt; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Ev. Lukas 21:25-33<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">(Minggu, 5 Desember 2010: Advent II)<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Pengantar oleh St. Raja PS. Janter Aruan, SH, MH<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Lewat perumpamaanNya, Yesus mengajarkan tentang beberapa hal bagi kita di masa penantian (Adven II) ini, di antaranya: <i style="">“Akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah kepalamu, sebab pembebasanmu sudah dekat”</i> (Luk 21:20-28). <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Sebagian kepercayaan Yahudi pada masa kehidupan Yesus adalah bahwa YHWH akan membangkitkan seorang Mesias untuk menyelamatkan umat-Nya. Sebagian orang memandang Mesias ini sebagai seorang tokoh politik yang akan memerdekakan orang-orang Yahudi dari penjajahan Romawi. Sebagian orang yang lain mengharapkan kedatangan Musa atau Elia untuk memimpin umat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> seperti yang mereka lakukan dalam Perjanjian Lama. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> juga orang-orang yang berharap akan kedatangan seorang Mesias-Imam yang akan membawa umat kembali ke suatu penyembahan yang benar kepada YHWH. Namun, yang hadir adalah Dia yang penuh kelemah lembutan di dalam kasih. Setelah bernubuat tentang keruntuhan Yerusalem, Yesus bersabda bahwa akan ada tanda-tanda kosmis, peristiwa-peristiwa dahsyat yang akan menimpa orang-orang <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> dan menakutkan banyak orang. Namun tanda paling besar akan menyusul: “Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Luk 21:27). Siapakah ‘Anak Manusia’ ini? Dalam visi Daniel tentang akhir zaman, dikatakan: “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikanlah kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Dan 7:13-14). Anak Manusia adalah Mesias dan sekaligus juga sang Hakim. Ia berbeda dari jenis-jenis Mesias yang biasanya diharap-harapkan oleh orang-orang Yahudi karena Dia datang dari surga dan bukan sekadar seorang manusia; Dia dekat dengan YHWH di alam surgawi. Kepada Mesias yang ini, Anak Manusia, diberikan kuasa dan otoritas atas seluruh bumi dan segala isinya, dan kekuasaan-Nya kekal. Yesus adalah sang Mesias, Anak Manusia yang penuh kasih. Apabila Dia datang kembali, maka Dia akan menghakimi dunia. Dia mendorong mereka yang percaya untuk bangkit dan mengangkat kepala mereka, sebab pembebasan mereka sudah dekat (lihat Luk 21:28). Kita tidak perlu takut akan akhir zaman dan kedatangan Anak Manusia, Yesus Kristus, karena Dia adalah seorang Hakim yang adil. <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Pdt. Jansen Simanjuntak, STh<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Benar akan banyak tanda-tanda alam atau zaman yang dapat dilihat sebagai waktu akan datangnya masa akhir zaman. Namun, tidak semua tanda-tanda itu dapat kita percayai, karena banyak di antaranya yang disengaja dibuat oleh manusia untuk kepentingannya dan golongan tersendiri.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Pdt. Happy Pakpahan, STh<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Bahkan sekarang banyak yang <i style="">nyeleneh </i>tindakan dari manusia, ketika didapati ada kejadian alam bukan malah dilihat sebagai tanda-tanda dari yang Maha Kuasa dan kemudian mendorong diri untuk merefleksikannya terhadap kehidupannya, melainkan banyak yang membuatnya sebagai “bakal berkat” dengan menerjemahkannya menjadi no undian lotre <i style="">togel</i>. Kita diajak untuk peka agar terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan, menjadi korban. Namun, sebaliknya kita harus menjadikan diri kita untuk lebih peka terhadap suara Tuhan atas hidup kita. Banyak yang dapat menguasai tanda-tanda zaman atau alam, jadi berhati-hatilah agar jangan terjatuh pada dosa mengilahikan manusia, kita harus tetap berkiblat pada Tuhan yang mengizinkan tanda-tanda zaman itu terjadi.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Pdt. Edwin Manullang, STh<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Kita jangan mempertanyakan kapan dan bagaimana waktu dari akhir zaman itu terjadi, melainkan persiapkanlah diri kita untuk waktu yang telah ditentukanNya. Perumpamaan yang Yesus angkat bertujuan untuk mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi dengan menceritakan kejadian sehari-hari yang bisa dialami. Kerajaan Allah pasti akan hadir, maka persiapkanlah diri kita agar dapat bertahan dan berdiri teguh di hadapan pengadilanNya (ayat 36).<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="font-size: 12pt;">Cln. Pdt. Yansen Hasibuan, STh<o:p></o:p></span></b></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Injil menyatakan bahwa Yesus adalah seorang pengamat alam yang tajam, Pengajaran-Nya menyentuh lingkungan di sekeliling-Nya dan pendengar-Nya. Tidak terkecuali perumpamaan-perumpamaan yang diberikan-Nya, beberapa kali perumpamaan-perumpamaan Yesus menyentuh kehidupan petani, nelayan, dan gembala. Pendengar Yesus hidup lebih dekat dengan alam daripada kita pada saat ini, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan memahami pesan yang ingin disampaikan-Nya. Pada konteks perjumpaan Injil dengan kehidupan masyarakat hari ini, maka perumpamaan yang Yesus dulu pakai, direlevansikan dan dimodifikasi oleh para pelayan sekarang melihat perkembangan lingkungannya, misalnya tekait dengan IT dan modrenisasi yang ada. Keberadaan Injil diharapkan dapat menjawab keresahan masyarakat dalam pelbagai pertanyaan yang muncul dalam dirinya lewat perumpamaan-perumpamaan yang dapat dimengerti dan menyentuh kesehariannya. Demikianlah pada zaman Injil, pohon ara adalah pohon buah yang sudah umum di seluruh <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>, khususnya di dekat Yerusalem di mana terletak <i style="">Bethphage</i> (rumah pohon ara). Di Israel, pohon ara juga dipakai untuk menyatakan pemerintahan Salomo yang penuh kedamaian, <i style="">"tiap-tiap orang hidup dengan aman di bawah pohon anggur dan pohon ara"</i> (l Raja 4:25 dan Mikha 4:4). Pohon ara dengan daun-daunnya yang hijau besar akan memberikan tempat berteduh yang luas selama musim panas. Tidak seperti pohon-pohon lain misalnya, pohon zaitun, cedar, dan palem, daun pohon ara akan gugur daunnya pada waktu mendekati musim dingin. Sementara jenis pohon lain yang berganti daun, mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan di awal musim semi. Misalnya, pada waktu pohon almond sudah mulai berbunga, pohon ara masih bertahan dengan cabang-cabang yang tanpa daun sampai di awal musim panas. Kemudian getah tumbuh-tumbuhan itu mulai mengalir, kuncup-kuncup semakin besar dan dalam beberapa hari muncul daun-daun muda. Alam memberitakan bahwa bahaya dari embun beku malam yang mematikan telah berlalu dan musim panas telah tiba. Pohon ara yang bersemi pada musim panas, tepat pada saat pohon itu mulai menampakkan tanda kehidupan untuk pertama kalinya. "Apabila ranting-rantingnya melembut, dan daun-daunnya mulai bertunas, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat." (ayat 29-30). Musim panas, <i style="">summer</i> dalam bahasa Yunani disebut <i style="">therosi </i>dan di dalam bahasa Ibrani mungkin menimbulkan permainan kata-kata yakni <i style="">qayis</i> (musim panas; buah musim panas) dan <i style="">qes</i> (akhir kehidupan; saat penghukuman terakhir). <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Gambaran tentang pohon ara yang bertunas biasanya dihubungkan dengan masa turunnya berkat (Yoel 2:22) dan hampir tidak pernah dihubungkan dengan masa penghancuran dan malapetaka. Perumpamaan semacam ini seharusnya tidak dilihat terutama dalam hubungannya dengan malapetaka yang diramalkan di dalam percakapan ini. Tetapi penekanannya adalah penebusan yang terbukti pada waktu datangnya Kerajaan Allah. Meskipun Matius dan Markus mengatakan malapetaka seperti kelaparan dan gempa bumi "adalah permulaan penderitaan" (Matius 24:8; Markus 13:8), tetapi Lukas menghilangkan kalimat ini. Dia menghadirkan perkataan Yesus dalam suatu kerangka pengharapan yang penuh sukacita. "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat" (Lukas 21:28 ). Lukas menggunakan bahasa yang hampir identik dengan aplikasi dari perumpamaan tentang pohon ara yang bertunas: "Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat" (Lukas 21:31). Tentu saja, istilah "penebusan" dan "Kerajaan Allah" di dalam konteks ini mempunyai referensi pada perwujudan keselamatan di masa yang akan datang. Istilah-istilah ini menunjuk pada kedatangan Kerajaan Allah yang terakhir di mana umat Allah akan dilepaskan dari penderitaan. Kemudian "makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakaan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah" (Roma 8:21). <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Yesus memakai kebenaran ini langsung kepada orang-orang sezaman-Nya. Dia memberitahu murid-murid-Nya "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya itu terjadi" (Markus 13:30). Dia menggunakan ungkapan "semuanya ini," sekali lagi. Seharusnya murid-murid akan mampu mengetahui bilamana penajisan dan kehancuran Bait Allah akan tiba, sama halnya dengan kemampuan mereka untuk menentukan bila musim panas akan tiba, yaitu melalui melihat pohon ara. Tetapi teks ini mengatakan, "Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya itu terjadi." Semuanya ini diprediksikan di dalam percakapan tentang akhir zaman jauh sesudah zaman Yesus. Tetapi gulungan <st1:city st="on">surat</st1:city> <st1:place st="on">Qumran</st1:place> memberikan cahaya yang penting pada arti kata "angkatan terakhir." Ungkapan ini menunjukkan bahwa jangka waktunya tidak dibatasi sampai satu masa kehidupan, dan seharusnya tidak diartikan secara harfiah. Kata 'angkatan terakhir' menunjuk kepada orang yang bertahan dan tetap setia sampai pada akhirnya. Karena itu, orang-orang yang termasuk di dalamnya adalah murid-murid yang mendengar perkataan yang keluar dari bibir Yesus sendiri, orang-orang yang menyaksikan kejatuhan Yerusalem, dan orang-orang percaya sepanjang abad yang dengan tabah menunggu penggenapan nubuat tentang akhir zaman. <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Perumpamaan ini berakhir dengan perkataan, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu." (Lukas 21:33). Biasanya dalam kehidupan manusia yang sudah berlalu menjadi bagian dari masa lalu dan tidak penting lagi untuk masa sekarang. Arti perumpamaan ini adalah bahwa perkataan Yesus tidak akan kehilangan pengaruhnya ketika suatu nubuat khusus telah digenapi tepat pada waktunya. Perkataan Yesus tetap berlaku hari ini sama seperti pada waktu diucapkan pertama kali. Apakah pesan dari perumpamaan ini? Tidak ada angkatan yang bebas dari malapetaka sampai pada hari kedatangan Kristus kembali ketika Kerajaan Allah datang dengan segala kepenuhannya. Tetapi orang Kristen tidak boleh cemas dan berkecil hati. Seharusnya malah kita harus meneliti tanda-tanda zaman dengan sangat teliti, sama seperti melihat pohon ara yang bertunas, dan mengetahui bahwa kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya mengantarkan ke zaman yang baru. Karena itu, perumpamaan ini mendorong orang-orang percaya untuk tetap waspada. Kesengsaraan yang dialami jangan sampai mengurangi kesabarannya dan meruntuhkan kepercayaannya. Malahan, harus meneguhkan pengharapannya akan hari terakhir yang sudah dekat, yang penuh kemuliaan, di mana kesengsaraan merupakan pertanda. Dan meskipun orang-orang percaya sepanjang zaman telah menderita kesusahan dan telah menanggulangi kemalangan, orang-orang Kristen saat ini, lebih dari yang pernah terjadi sebelumnya, dikuatkan oleh perkataan Paulus, "Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita daripada waktu kita menjadi percaya. Hari sudah jauh malam, telah hampir siang" (Roma 13:11, 12)<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Setiap hari kita menghadapi pilihan-pilihan. Kita dapat mempertimbangkan apa yang telah dilakukan Yesus untuk menebus dan menyembuhkan kita. Kita menaruh kepercayaan pada firman-Nya untuk manifestasi kemuliaan-Nya secara penuh pada saat kedatangan-Nya untuk kedua kali. Atau, kita dapat melihat penderitaan kita di dunia dan dengan cepat menjadi takut dan khawatir. Apabila kita datang menghadap Tuhan dalam doa dan memperkenankan firman-Nya yang memberi pengharapan dan dorongan untuk menyentuh hati kita dan mengarahkan pemikiran-pemikiran kita, maka kita akan diangkat dan dipenuhi dengan sukacita dan damai-sejahtera, dan memampukan kita untuk melihat lebih daripada sekedar keadaan kita sendiri. Firman-Nya menggerakkan batin kita dan kita dapat percaya bahwa dalam Dia semua hal adalah mungkin. <o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size: 12pt;">Pada zaman modern ini banyak orang Kristiani masih menderita di bawah rezim-rezim sekuler, atheis, dan totaliter mayoritas. Terkadang situasi sedemikian memberi kesan bahwa kuasa kegelapan telah menang dan berjaya. Namun, dengan tetap berdiri teguhnya masyarakat nasrani di Indonesia, meskipun didapati selalu memperoleh kesulitan dalam mengekspresikan imannya, penutupan dan pembakaran gereja di beberapa daerah di tanah air dan gangguan keamanan yang terus berkelanjutan menjadi bukti bahwa penyertaan Kristus dalam tuntunan Roh Kudus bagi umatNya senantiasa ada dan terus akan ada (Matius 28:20). <span style=""> </span>Hal ini membuktikan bahwa masih berlakunya kata-kata Yesus bahwa Dia akan melindungi Gereja-Nya. Pada zaman ini orang-orang Kristiani adalah saksi-saksi hidup atas ucapan Yesus ini: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Luk 21:33). Amin. (yph)<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><i style=""><span style="font-size: 12pt;">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin St. Raja PS. Janter Aruan, SH, MH)<o:p></o:p></span></i><span style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></p>
<br />Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-52603121314541333062010-10-18T11:40:00.000+07:002010-10-18T11:41:22.217+07:00Minggu, 28 November 2010: Advent I<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ev. Yesaya 32:1-8</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">(Minggu, 28 November 2010: Advent I)</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pengantar oleh Pdt. Edwin JP. Manullang, STh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi, pelayanan Yesaya meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya mati syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat dan penggantinya (+ 680 SM).</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Yesaya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan, memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda. Biasanya, Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan yang simbolik bagi bangsa itu.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan). Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas, untuk tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia mengingatkan Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yes 7:3-7; Yes 30:1-17). </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Beberapa cendekiawan meragukan apakah Yesaya menulis seluruh kitab ini. Mereka menentukan pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) saja yang ditulis Yesaya dari Yerusalem; mereka beranggapan pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) berasal dari seorang atau beberapa orang pengarang lain sekitar satu atau satu setengah abad kemudian. Akan tetapi, tidak ada data alkitabiah yang mengharuskan kita menolak Yesaya sebagai penulis seluruh kitab ini. Nubuat-nubuat Yesaya dalam pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) untuk para buangan Yahudi di Babel jauh setelah kematiannya menekankan kemampuan Allah untuk menyatakan berbagai peristiwa khusus di masa depan melalui para nabi-Nya (Yes 53:1-12). Jikalau seorang dapat menerima perwujudan penglihatan dan penyataan kenabian (bd. Wahy 1:1; Wahyu 4:1-22:21), maka lenyaplah sudah halangan utama untuk percaya bahwa Yesaya menulis seluruh kitab ini. Bukti-bukti pendukung positif cukup banyak dan tergolong di bawah dua bagian yang luas. Pertama, bukti dari dalam kitab ini sendiri mencakup pernyataan pembukaan (Yes 1:1) (yang berlaku untuk seluruh kitab) dan banyak kesamaan ungkapan dan pikiran yang mencolok di antara kedua bagian utama kitab ini. Salah satu contoh terkenal ialah ungkapan "Yang Mahakudus, Allah Israel" yang muncul 12 kali dalam pasal 1-39 (Yes 1:1--39:8) dan 14 kali dalam pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24), dan hanya enam kali di seluruh bagian PL lainnya. Tidak kurang dari 25 bentuk kata Ibrani muncul dalam kedua bagian utama Yesaya, tetapi tidak terdapat di kitab nubuat yang lain di PL. Kedua, bukti dari luar kitab ini mencakup kesaksian Talmud Yahudi dan PB sendiri, yang menghubungkan seluruh bagian kitab ini dengan nabi Yesaya (mis. bd. Mat 12:17-21 dengan Yes 42:1-4; Mat 3:3 dan Luk 3:4 dengan Yes 40:3; Yoh 12:37-41 dengan Yes 6:9-10 dan Yes 53:1; Kis 8:28-33 dengan Yes 53:7-9; Rom 9:27 dan Yes 10:16-21 dengan Yes 10:1-34; Yes 53:1-12; Yes 65:1-25).</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Nubuat ini menggambarkan pemerintahan sebagaimana dicita-citakan dan yang serupa dengan pemerintahan Mesias, bdk Yes 11:3-4; 29:18; 35:5; Yer. 23:5-6. Bagian ini sastera kebijaksanaan dan terutama mengingatkan beberapa bagian dari Kitab Amsal. Boleh jadi ayat-ayat ini ciptaan seorang berhikmat yang disisipkan ke dalam kitab Yesaya sebagai penjelasan pada Yes 32:5, yang menyebutkan "orang bebal" dan "orang yang berbudi luhur", bdnYes 32:6,8. Bukan pemimpin saja (Yes 32:1-2) tapi djuga rakyat akan sama sekali berubah hatinya; tidak degil dan keras kepala (mata tidak berlengket; telinga mendengar: bahasa kiasan), melainkan akan memperhatikan apa jang dikatakan nabi (yang dahulu diperlakukan sebagai orang gagap, yang tidak dapat dimengerti, tapi sekarang sebagai orang yang delas bicaranya). Puncak Keselamatan Israel dan Pemulihan Rohaninya, kehancuran pasukan Asyur secara nubuat menunjuk pada konflik terakhir di dunia sebelum pemerintahan Kristus, Sang Raja Israel yang sempurna. Kerajaan Kristus akan menggenapi cita-cita Allah mengenai satu persemakmuran yang kudus, yang melaksanakan keadilan sempurna di seluruh bumi. Raja yang adalah Allah ini akan memberikan perteduhan sempurna kepada semua orang yang mencari perlindungan kepada-Nya, dan Dia akan memuaskan jiwa-jiwa mereka yang haus dengan air kehidupan. Dia akan menganugerahkan kepada orang-orang percaya kuasa rohani untuk melihat dan mendengar yang tidak akan pernah melemah, dan suatu hati yang mengerti serta kesaksian yang jelas yang merupakan hasil dari perubahan sempurna karena kelahiran baru. Di bawah pemerintahan dan pengaruh-Nya manusia tidak akan lagi disesatkan oleh sang raja dusta, melainkan akan dapat melihat secara jelas perbedaan antara hikmat yang bermoral dengan kebebalan, dengan menyadari betapa dungunya suatu kehidupan yang bertumpu pada kejahatan. Standar penilaian Allah pada akhirnya akan dipakai oleh manusia.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Beberapa waktu lalu, kita telah memilih para pimpinan kita di mulai dari legislatif hingga kepala daerah, dan di beberapa daerah masih berlangsung. Orang kristen berdoa agar rakyat Indonesia memilih orang yang Tuhan pilih, dan agar orang yang dipilih melaksanakan kehendak Tuhan. Kita mengharapkan terjadinya perubahan positif di berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia. Demikianlah, Nabi Yesaya yang menyaksikan pemerintahan empat raja Yehuda (Yes 1:1), memperoleh penglihatan tentang kemunculan seorang "Raja yang adil" yang akan memerintah menurut kebenaran. Raja adil ini membawa pengaruh kepada para pemimpin di bawahnya. Kebenaran dan keadilan para pemimpin ini digambarkan bagaikan "Tempat perlindungan dari angin ribut, aliran-aliran air di tempat kering, dan naungan batu yang besar di tanah tandus". Maksudnya rakyat memperoleh perlindungan dan rasa aman. Hati yang merencanakan kejahatan, akal yang merancang perbuatan keji terhadap orang lemah akan terbongkar dan tidak lagi ditutup-tutupi. Siapakah "Raja yang adil" ini? Tidak satu pun raja-raja Israel atau Yehuda yang sepenuhnya menggenapi gambaran ini. Dalam terang Perjanjian Baru, Yesus Kristuslah sang Raja Adil itu. Di dalam-Nya Roh tercurah penuh. "Roh dari atas" ini akan mengubah "Padang gurun menjadi kebun buah, dari tempat kering menjadi subur", menyebabkan keadilan berlaku di semua tempat bahkan di padang gurun, menimbulkan damai sejahtera, ketenangan, dan ketentraman. Bangsa yang dipimpin "Raja yang adil" ini akan tinggal di tempat yang damai, tentram, dan aman. Membuat setiap penduduknya dapat bekerja dengan aman tanpa merasa takut untuk berkarya. Apakah kita rindu pemerintah Indonesia berlaku seperti "Raja yang adil" ini? Kita perlu berdoa agar pemerintah kita tunduk kepada prinsip-prinsip Sang Raja Sejati, memberlakukan kebenaran dan keadilan. Seluruh bangsa di muka bumi mendambakan seorang pemimpin atau raja yang adil; yang mampu menjalankan pemerintahan dengan benar; dan mampu memberikan kesejahteraan lahir-batin kepada rakyatnya. Mungkin ayat 1-8, diucapkan sehubungan dengan naiknya Hizkia sebagai raja Israel saat itu. Tetapi, rupanya Hizkia tidak sepenuhnya berhasil memenuhi keinginan rakyat. Bacaan ini menyiratkan nubuatan janji Mesianis. Sekitar dua ribu tahun yang lalu, nubuat itu tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Raja yang benar; bahkan Dia sendiri adalah kebenaran (Yoh. 14:6). Karena itu "di mana ada kebenaran, di situ tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya" (Yes. 32:17). Adil dan benar yang dunia tawarkan baru dapat diberlakukan jika kuasa dan harta campur tangan. Itulah konsep keadilan dan kebenaran yang dunia tawarkan. Bayangkan bila orang-orang yang berkuasa dan berharta saja yang memperoleh perlakuan itu; sedangkan rakyat jelata yang tak berharta atau berkuasa hanya menjadi korban kebuasan penguasa lalim! Harus pupuskah perjuangan demi keadilan dan kebenaran? Yesus Kristus yang adalah "Kebenaran dan Hidup", membuka tangan menawarkan keadilan yang sesungguhnya. Berbahagialah yang menyambutnya</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Jansen Simanjuntak, STh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Kehadiran raja yang adil mengarah kepada perubahan menuju yang lebih baik. Dari pesimis menjadi optimis, itulah yang diharapkan dari kita dalam menjalankan tugas dan kewajiban kita. Kehadiran raja yang adil, itulah Yesus Kristus membawa kita kepada perubahan mulai cara berpikir dan tindakan. Pilkada yang sudah berlalu dan yang masih berlangsung, semua masyarakat mengharapkan hadirnya pimpinan yang mensejahterakan rakyat, akan tetapi sebagai masyarakat kita tidak bisa berpangku tangan menantikannya untuk terealisasi. Bahkan banyak pimpinan yang kemudian mengecewakan rakyat yang memilihnya, untuk itu sama seperti peringatan Yesaya kepada raja Yehuda, Ahas, agar tidak bergantung kepada Asyur, melainkan cukup hanya kepada Tuhan, kita diingatkan agar kita jangan sekali-kali mengandalkan dan berharap kepada kekuatan manusia, tetapi senantiasa mengandalkan Tuhan.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">St. Raja PS. Janter Aruan, SH, MH</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Perikop ini juga mengisahkan keadaan bangsa Israel yang mengharapkan kehadiran raja yang membawa mereka keluar dari pelbagai masalah dan penderitaan bangsa mereka. Dan nubuatan ini kemudian digenapi oleh kehadiran Yesus Sang Mesias. Dengan kehadiran Yesus, perubahan yang ditawarkannya ternyata tidak seperti yang diharapkan bangsa Israel di bawah pemerintahan Romawi. Perubahan dengan jalan perang untuk membebaskan mereka dari jajahan Romawi, melainkan perubahan yang mengarah pada pribadi bangsa itu. Perubahan itu juga yang diharapkan dari kita, di masa Advent I menjelang kelahiran Yesus, kita diajak untuk mempersiapkan diri dengan melakukan perubahan diri menuju yang lebih baik. Misalnya, dengan memberikan nilai lebih dari kinerja kita di kantor pusat HKI sesuai dengan tugas kita masing-masing.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Edwin JP. Manullang, STh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Hanya dengan kuasa Tuhan kita dapat melakukan perubahan dalam diri dan juga lingkungan kita.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Jansen Simanjuntak</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Tentang penderitaan dan sukacita, Allah dapat memakai keduanya untuk menyapa manusia agar menyadari hubungannya dengan Tuhan, bahkan perantaraan orang lain sekalipun. Perihal menjadi pemimpin, lewat hidup Yesus kita belajar bahwa menjadi pemimpin tidak harus duduk di tahtanya, melainkan seorang pemimpin juga dapat memimpin dengan berada langsung di tengah-tengah rakyatnya, bahkan dengan cara kedua tersebut transformasi di tengah-tengah masyarakat lebih cepat terwujud. Melalui masa Advent I ini, kita diharapkan untuk mempersiapkan diri kita dengan melakukan transformasi diri dalam terang kasih Kristus.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Pdt. Edwin JP. Manullang, STh)</span></span><br /></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-34375678297773316592010-10-18T11:38:00.000+07:002010-10-18T11:39:56.391+07:00Minggu, 21 November 2010: Akhir Tahun Gereja<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:100%;"><o:smarttagtype style="font-family: trebuchet ms;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype style="font-family: trebuchet ms;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="header"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Ev. 2 Korintus 5: 1-10<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">(Minggu, 21 November 2010: Akhir Tahun Gereja)<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pengantar oleh Cln. Pdt. Yansen P. Hasibuan, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Untuk memahami gagasan Paulus dalam perikop bacaan kita sekarang ini, kita perlu meninjau ulang ayat-ayat sebelum bacaan kita. Dalam 4:2-16a Paulus membeberkan penderitaannya bersama-sama teman-temannya dalam pelayanan. Tetapi ia dan teman-temannya tidak “tawar hati” (ay. 16a). Mengapa bisa demikian? Karena hidup Yesus, yang juga pernah menderita itu, menjadi nyata, atau paling tidak tercermin, di dalam tubuh yang fana dari Paulus dan teman-temannya (ay.11); dan Allah telah membangkitkan Yesus, maka Dia pun tentu akan membangkitkan Paulus dan teman-temannya bersama-sama dengan Yesus (ay. 14). Dengan itu Paulus hendak menyiratkan kepada para pembacanya bahwa mereka menderita demi keselamatan orang-orang Korintus. Lalu dalam penggalan seterusnya (4:16-5:10), Paulus mengulas tema tentang “kemuliaan kekal” (“future glory”) di masa depan, yang merupakan landasan kokoh untuk bertahan dalam penderitaan saat ini. Sebagai pengantar Paulus menulis: “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami” (4:17) </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">2 Kor 5:1-10 berisi dua unit yang mengetengahkan pandangan yang kurang lebih sejajar atau paralel. Unit pertama adalah ayat 1-5 dan yang kedua adalah ayat 6-10. Kedua unit di atas masing-masing mencerminkan dua komponen pandangan eskatologis gereja perdana zaman itu. Komponen pertama bersifat kosmik yakni kebangkitan pada akhir masa/sejarah (parousia). Yang kedua bersifat individual yakni tubuh sejati bersama Tuhan. Dapat secara jelas kita ketahui adanya dalam pandangan ini tersirat pengaruh agama Yahudi tentang akan ada peristiwa kosmik di akhir masa/sejarah. Pada saat itulah akan ada kebangkitan orang mati dan pembaharuan kehidupan. Orang-orang Kristen yang meninggal sebelum peristiwa ini berada bersama-sama dengan Tuhan, menanti masa akhir itu. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Perikop bacaan kita (ay. 1-5) memberi tekanan pada dimensi kosmik dari eskatologi yang mempunyai akar pada pengalaman masa kini. Pernyataan “kami tahu” (ay.1a) merupakan pengakuan iman Kristen tradisional: “bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar (RSV: “destroyed”), Allah telah menyediakan suatu<span style=""> </span>tempat kediaman di surga bagi kita, yang tidak dibuat oleh tangan manusia” (ay 1b). Ungkapan “kemah dibumi” merupakan kosa kata yang mengungkapkan kehidupan di dunia ini (bnd. Yes 38:12; Ams 9:14; 2 Ptr 1:13). Kemah di bumi yang “dibongkar” menyatakan waktu kematian.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><span style=""> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Ayat 2-5: kerinduan “mengenakan pakaian yang baru”. Kalau dalam ayat 1 tadi Paulus menggunakan kosa kata bangunan (a.l. ‘kemah’),<span style=""> </span>maka dalam bagian ini ia menggunakan kosa kata pakaian (ay. 2: “mengenakan”). Dalam praktek sehari-hari, sebelum mengenakan pakaian baru, terlebih dulu pakaian lama dicopot. Namun di sini Paulus mengenakan pakaian baru tanpa lebih dulu mencopot pakaian lapisan dalam. Tersirat di sini Paulus mencegah untuk membahas periode telanjang. Jadinya bagaimana kita memaknai pernyataan Paulus dalam bagian ini? Kedua jenis pakaian itu mencerminkan kedua wujud kehidupan kita di masa kini dan di masa datang. Di masa kini “kita mengeluh oleh beratnya tekanan” (ayat 4) dan Paulus tidak bermaksud agar pernyataan ini dimengerti sebagai keluhan, justru ini merupakan suatu pernyataan kerinduan untuk “mengenakan pakaian yang baru tanpa menanggalkan yang lama” (ayat 4). Lalu bagaimana dengan periode “telanjang”? Paulus hanya menyinggungnya sambil lewat. Katakanlah kita berada dalam keadaan telanjang, yakni bahwa kita meninggal dalam periode sebelum kedatangan Kristus kembali. Pakaian lama sudah dicopot, tetapi pakain baru belum dikenakan. Maka kita, toh, “tidak kedapatan telanjang” (ay. 3). Pernyataan Paulus ini ada kaitannya dengan pernyataannya dalam Gal 3:27 “Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.” Kerinduan Paulus ada syaratnya, yaitu bahwa seandainya ia dibanggakan dan dijadikan teladan dengan tubuh baru (dengan tiada menderita kematian), maka ia tidak didapati bertelanjang, atau ia tiada mengalami hal dengan tiada tubuh. Rupanya Paulus ngeri ditelanjangkan sebagai yang berlaku pada saat kematian, maka sebab itu ia lebih suka menghindarkan kematian. Hal ini dapat terjadi saja, jika ia masih hidup pada hari kedatangan Tuhan dalam kemuliaan. Pada saat itu ia akan disalutkan dengan tubuh baru dengan tiada menderita kematian itu. Allah yang akan mengerjakan perubahan ini semua, memberi jaminan melalui kehadiran Roh Kudus (ay. 5), bahwa hal-hal itu pasti akan terpenuhi. Istilah “jaminan” dalam bahasa Yunani adalah <i style="">arrabona</i> dapat diartikan <i style="">persekot</i>, atau <i style="">a commercial term meaning a down payment in guarantee that the whole amount will be paid.</i></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. M. Lumban Gaol, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> kondisi keragu-raguan di tengah-tengaha jemaat Korintus. Hal ini dipengaruhi oleh maraknya ajaran sesat yang menggerogoti kepercayaan iman jemaat. Misalnya saja mengenai hari penghakiman dan tidak adanya kebangkitan setelah kematian. Di samping keberadaan ajaran sesat, jemaat juga diperhadapkan dengan tekanan-tekanan yang datangnya dari kehidupan sehari-hari mereka. Untuk itu, Paulus dalam suratnya ini berpesan untuk meneguhkan dan menguatkan jemaat Korintus. Paulus menggambarkan keberadaan manusia di bumi seperti perkemahan. Kehidupan di dunia hanya sementara saja, sama seperti sebuah kemah yang dipakai hanya untuk sementara waktu dan akan dibongkar jika akan berpindah lagi. Kemah menggambarkan kesemtaraan hidup manusia di muka bumi. Banyak ahli juga menggambarkan keberadaan hidup manusia, sama seperti para musafir yang singgah untuk minum air di telaga. Paulus mengingatkan agar jemaat Tuhan fokus untuk memanfaatkan kehidupan yang sementara ini dengan cara hidup yang bekualitas dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hidup bukan sekedar untuk diakhiri dengan kematian, melainkan bagaimana kita mengisi kehidupan dengan sebuah nilai. Dalam ayat 10, istilah baik atau jahat juga dimaknai sebagai bernilai atau tidak bernilai. Hidup yang sementara ini hendaknya bernilai di hadapan Tuhan, untuk memperoleh kesempatan dan tempat di perkemahan kekal yang Tuhan telah persiapkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. MOS. Siahaan, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Perikop kita berpesan tentang kehidupan duniawi dan sorgawi. Ketidakpuasan manusia sesungguhnya merupakan sumber dari tekanan-tekanan yang muncul di dalam kehidupannya (ayat 4). Untuk itu, dalam ayat ke 5, oleh keterbatasan manusia, Allah mengambil inisiatif untuk mempersiapkan kita memperoleh tempat di perkemahan yang telah dipersiapkanNya dengan memberikan Roh Kudus melingkupi hidup manusia sehingga manusia dapat bertahan menghadapi tantangan dunia. Dan, semuanya itu akan diperhadapkan di tahta pengadilan dimana setiap orang akan mempertanggungjawabjan setiap perbuatan di masa hidupnya di dunia. Layak tidaknya manusia mendapatkan tempat di perkemahan yang Allah telah persiapkan berdasarkan pada penilaian Allah di depan pengadilanNya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Hasudungan Siahaan<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Dengan pelbagai tantangan dan tekanan yang dihadapai manusia, Paulus menguatkan kita agar kita menghadapinya dengan ketabahan (ayat 6 dan 8), karena Allah sendiri akan turut bekerja bagi kebaikan kita.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. Happy Pakpahan, Sth<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Ada jenis kehidupan yang boleh kita pilih, yakni hidup menderita di dunia dan di surga oleh karena kesalahan dan kelalaian kita semasa hidup ini, dan sebaliknya; hidup menderita di dunia oleh karena kebenaran yang kita pegang teguh semasa hidup dan memperoleh kebahagiaan di surga; dan hidup bahagia di atas penderitaan orang lain dan menderita di surga. Untuk itu, dibutuhkan usaha dalam menjalaninya, terlebih jika kita memilih untuk bertahan dalam kebenaran Kristus yakni menjadi pribadi yang mengenakan “pakaian baru” (ayat 3 dan 4). Di dalam mengikut Kristus haruslah mengenakan pakaian baru yakni karakter dan pribadi yang baru, tidak dapat mengenakan dua pakaian (kepribadian) untuk memperoleh kehidupan surgawi yang Allah telah persiapkan. Dengan pelbagai tantangan hidup, manusia diarahkan untuk hidup dalam berpengharapan di dalam iman kepada Kristus sembari dipanggil untuk ikut serta menterjewantahkan Kerajaan Allah di muka bumi. Bagi kita secara khusus adalah tugas panggilan kita untuk mengimplikasikannya dengan mengkonstruksinya lewat kehidupan bergereja kita di HKI. Pada ayat ke 10, Paulus mengingatkan akan adanya pengadilan Allah, semua kita akan diperhadapkan kepada pengadilan itu, dan segala isi yang telah kita berikan dalam kehidupan ini akan dipertaruhkan di hadapan pengadilan itu. Seperti apa penilaiannya, hanya Allah yang memutuskannya.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. MP. Hutabarat, Sth<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Sama seperti jemaat Korintus, orang Kristen hari ini juga kerap bebicara tentang masalah, tekanan, mengeluh, hingga depresi. Apakah yang membuatnya terjadi? Karena melihat atau tidak melihat, atau karena ada atau diadakan? Semua bersumber dari hati manusia, jika manusia kurang berhikmat maka apa yang dilihatnya akan dapat menimbulkan kecemburuan, iri hati dan menjadi masalah dalam dirinya sendiri. Untuk itu, Paulus mengingatkan kita untuk tidak hanya berfokus pada yang kelihatan saja (ayat 7). Berbahagialah orang yang percaya sekalipun dirinya tidak melihat. Kehidupan kita adalah untuk sementara waktu, diibaratkan seperti kemah yang pastinya akan tiba waktunya untuk dibongkar. Kemah yang diibaratkan Paulus tidak sekedar berbicara mengenai tempat, melainkan hidup dan kehidupan kita. Banyak manusia yang mengalami kekecewaan dari perbuatannya sendiri, baik karena mengandalkan kekuatan dan pikirannya semata, memiliki keingingan yang egois, dan memiliki tujuan hanya kepada yang kelihatan. Oleh Paulus, diingatkan bahwa setiap kehidupan akan<span style=""> </span>dibongkar, oleh karena itu hendaklah hidup dengan berkacamatakan pengharapan. Tidak sekedar menjalani hidup untuk yang dapat dilihat, melainkan juga mempersiapkan diri untuk hidup yang kekal. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Bersukacitalah dalam pengharapan dan tekun dalam doa. Selama kita di dunia (kemah) ini, itu yang dituntut dari kita untuk tidak jatuh dalam cobaan hidup. Jikapun ada penderitaan dalam hidup ini, haruslah kita kelola untuk menjadi kebahagiaan di kemah yang Allah telah persiapkan. Hidup tidak ada yang otomatis dan instan, semua membutuhkan proses. Sama halnya untuk hidup sukacita di dalam Tuhan, harus melalui sebuah proses yakni dengan menanggalkan beban hidup kita dengan mengedepankan kejujuran dalam tujuan hidup. Dalam ayat 4-5, apa yang hendak diperoleh oleh manusia, bukan karena kekuatan manusia melainkan Allah sendiri yang berkenan. Untuk itu, keluarlah dari hati yang keras dan jangan memelihara karakter-karakter yang buruk dalam diri, pakailah pakaian yang baru di dalam Kristus dengan membiarkan Roh Kudus mendiami diri kita. Rencana Tuhan tidak ada yang rekayasa, semua oleh karena Allah berkenan terjadi dalam kehidupan kita. Maka, tugas di dalam hidup yang sementara ini adalah mengemban setiap pekerjaan dengan penuh sukacita di dalam Tuhan karena kita percaya semua bersumber dari Tuhan, untuk itu kita harus bersama dengan Tuhan agar berhasil. Pada ayat ke 8, Paulus mengingatkan tentang ketabahan. Hasil pecaya adalah ketabahan dan sukacita yang melekat kepada Tuhan. Untuk itu apa yang kita kerjakan dalam kesementaraan hidup ini haruslah memiliki nilai dan berkenan di hadapan Tuhan. Karena pada akhirnya semuanya akan diperhadapkan pada pengadilan Allah, dan Allah yang akan dengan sendirinya menentukan bagi kita kelayakan untuk bersama denganNya kelak berada di perkemahan yang kekal yang telah dipersiapkanNya (ayat 10). Untuk tiu, hiduplah di dalam pengharapan dan bekerjalah tidak hanya untuk memperoleh yang kelihatan, melainkan juga mempersiapkan diri untuk yang lebih besar yakni hidup bersama dengan Kristus dalam perkemahannya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><o:p> </o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Cln. Pdt. Yansen Hasibuan, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Hari ini adalah penutupan tahun Gereja. Oleh karena itu, hari ini merupakan kesempatan bagi kita untuk melakukan suatu ‘rekoleksi atau retret pribadi’ secara kecil-kecilan, misalnya pergi mengunjungi gereja kita dan berdoa di situ secara khusus, atau ‘mengurung’ diri kita secara khusus di rumah untuk melakukan semacam pemeriksaan batin. Dalam suasana doa kita dapat melakukan review atas ‘kinerja rohani’ kita di tahun lalu. Dari review itu kita dapat menilai apakah kita bertumbuh semakin dekat kepada Tuhan Yesus? Berjalan di tempat? Ataukah semakin jauh dari-Nya? Tujuan dari ‘retret kecil’ itu bukanlah untuk membesarkan hati atau menciutkan hati kita, bukan pula untuk membuat kita dihantui dengan rasa bersalah atas keadaan hidup kita, melainkan untuk membuat evaluasi atas masa lalu kita agar dapat merencanakan masa depan kita dengan lebih baik. Dalam kegiatan seperti ini kita mencoba untuk menilai posisi kita di hadapan Allah. Besok kita akan mulai dengan suatu tahun liturgi baru, suatu saat untuk memulai suatu awal yang segar. Amin. (yph)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p style="font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><i style="">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Cln. Pdt. Yansen P. Hasibuan, STh)</i><o:p>
<br /></o:p></span></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-48514269430950925902010-10-18T11:37:00.000+07:002010-10-18T11:38:03.614+07:00Minggu, 14 November 2010: 24 Set. Trinitatis<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ev. Pengkhotbah 11: 1-6</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">(Minggu, 14 November 2010: 24 Set. Trinitatis)</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Nama asli Kitab Pengkhotbah dalam bahasa Ibrani disebut dengan Qoheleth, dasar kata ini adalah Qahal, yang berarti "jemaat". Kata Qoheleth inilah yang diterjemahkan menjadi "Pengkhotbah" yang merupakan fungsi keagamaan. Sedangkan bahasa Inggrisnya disebut dengan Ecclesiastes yang berasal dari bahasa Yunani dalam kitab Septuaginta Εκκλησιαστής. Kata ini berasal dari kata Yunani Εκκλησία (Gereja/jemaat). Artinya tetap saja sama, seseorang yang berkhotbah pada sebuah pertemuaan. Kitab merupakan kumpulan nasehat dan kata-kata hikmat yang disampaikan para pengkhotbah di hadapan jemaat. Isi kitab ini tidak disampaikan sekaligus, tetapi oleh para kolektor/redaktur dipetik dari pelbagai khotbah yang pernah disampaikan pengkhotbah di hadapan jemaat. Kumpulan tulisan ini dijadikan pengajaran bagi orang banyak, khususnya pelajar di sekitar Bait Allah atau Sinagoge. Melalui kitab ini orang Israel diberi pengajaran mengenai hidup yang berkhikmat. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Nama-nama para pengkhotbah tentulah sulit untuk diketahui dan keberadaan Kitab Pengkhotbah merupakan bahan tambahan untuk Kitab Amsal sebagai bahan pengajaran dan pendidikan bagi orang Israel. Kitab Pengkhotbah tidak diketahui kapan selesai ditulis, tetapi redaktur/kolektor mengkaitkannya dengan pengkhotbah yang disebut-sebut anak Daud Raja di Yerusalem (Pengkhotbah 1:1). Oleh karena itu, isi Kitab Pengkhotbah dapat diduga ada sejak Salomo sampai akhir Kerajaan Yehuda dan banyak yang menduga penulisnya adalah Salomo. Tetapi, harus diakui juga, ada bagian-bagian hikmat yang ada di dalam Kitab ini berasal dari zaman sesudah Salomo. Maka, tidak salah dan dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dari Kitab Pengkhotbah ada penyempurnaan mulai dari zaman Salomo sampai Zedekia.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Thema utama Kitab Pengkhotbah adalah kesia-siaan. Menurut redaktur segala sesuatu dipandang sia-sia. Hikmat dan kebodohon juga dipandang sebagai kesia-siaan, begitu juga dengan kekayaan juga adalah kesia-siaan. Banyak kesia-siaan dalam perjalanan hidup manusia. Akan tetapi, Kitab Pengkhotbah juga berisikan mengenai pengajaran hikmat yang benar dan mengajarkan bahwa hikmat melebihi kekuasaan.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Perikop kita berbicara mengenai pedoman-pedoman hikmat (menurut LAI). Pada pasal 11 ayat 1-6 ini kita mendapati isi yang merupakan kalimat hikmat yang berdiri sendiri dan memerlukan tafsiran sesuai dengan isi dan relevansinya kepada kehidupan manusia. Kolektor/redaktur kalimat-kalimat hikmat ini sudah menganggap pentingnya kalimat yang didokumentasikan ini, dan tugas kita adalah menemukan makna yang dikandungnya.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 1: Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Di sekitar kita, khususnya di Israel jenis roti macam apapun jika dimasukkan ke air pasti akan hancur, dan orang akan kesulitan untuk mendapatkannya kembali. Tetapi Pengkhotbah menyampaikan akan mendapatkannya kembali. Apakah sama jika roti dibuang ke tinta atau air comberan? Pasti tidak, karena roti tersebut tidak dapat dimakan lagi. Makna yang ingin disampaikan oleh Pengkhotbah disini adalah tentang pekerjaan dan manusia. Ada pekerjaan yang seharusnya tidak perlu dikerjakan dengan bersusah payah, namun dilakukan dengan bersusah payah. Hal ini tercermin dari roti yang dipakai Pengkhotbah dalam kalimat hikmatnya, bahwa roti yang sudah menjadi barang baku siap makan, tanpa harus dibuat ke air sudah dapat dimakan. Kalaupun diinginkan ke air biasanya cukup dengan dicelup, dan adalah kebodohon jika dengan dibuang ke air, meskipun akan memperolehnya kembali namun dengan waktu yang sangat lama dan memakan banyak tenaga. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Jansen Simanjuntak, STh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Banyak warga jemaat yang beranggapan dengan memberi kepada Tuhan lewat gerejaNya, pasti akan memperoleh kembali apa yang diberikannya bahkan berlipat ganda. Sama seperti melempar batu ke gunung, batu itu pasti akan menggelinding kembali ke bawah. Apakah ini juga yang dimaksudkan Pengkhotbah?</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Bisa saja demikian, hanya dibutuhkan proses. Untuk itu, jangan memperlama apa yang bisa dikerjakan dengan cepat, dan jangan menghambati apa yang bisa diperoleh dengan sesegera mungkin dalam kehidupan kita. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 2: Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi. Mengapa 7 atau 8 tidak kepada semua? Pengkhotbah membayangkan kita memiliki sesuatu yang bisa diberikan dan berguna kepada orang lain. Jadi siapapun orangnya yang memiliki sesuatu yang melebihi kebutuhannya, dipanggil untuk memiliki rasa solidaritas dan bersosial; menderma kepada orang lain. Angka 7 dan 8 menggambarkan bahwa objek penerima tidak cukup yang kita bayangkan saja. Karena di luar itu masih ada lagi yang membutuhkan apa yang kita miliki. Mengapa diwajibkan, karena kita tidak tahu malapetaka yang akan datang, sehingga apa yang kita miliki dan dibutuhkan orang lain tidak sempat dirasakan orang lain. Jadi, orang yang berhikmat benar-benar tahu menempatkan hartanya sebagai fungsi sosial. Harta tidak hanya material, tetapi juga talenta, kelebihan, pikiran, dan apa yang kita miliki dalam hidup ini. Maka, adalah pangilan kita untuk mengelalah apa yang kita miliki menjadi berfungsi secara sosial bagi orang lain.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 3: Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak. Kondisi yang ada saat sekarang ini adalah pohon yang belum waktunya tumbang, secara paksa dipindahkan ke pusat-pusat industri dan panglong. Pengkhotbah mau mengingatkan kita tentang keberadaan Hukum Alam yang terjadi secara almai dan normal di tengah-tengah peradaban hidup manusia. Ketahuilah, siapa yang secara bijak dan penuh hikmat mengelolanya akan memperoleh sukacita, keberuntungan dan bahagia. Sama seperti barangsiapa yang tahu memuji Tuhan, dia pasti akan menggunakan tenaganya untuk melakukan yang baik. Pengkhotbah memesankan jika pohon tumbang, maka kita tidak perlu bersusah payah mencarinya kemana-mana. Pohon itu akan tetap ditempatnya jatuh, artinya jangan berlaku bodoh untuk mengelola keadaan hidup yang sejalan secara linear dengan alam. Yesus pernah berpesan, kalau padi menguning pasti siap dipanen dan siapa yang terlambat akan mendapati dirinya rugi. Di dunia sekitar kita hidup, banyak hukum alam yang hadir menyapa kita; tugas dan tanggungjawab kita adalah untuk mengelolanya agar mendatangkan berkat dan jangan sampai kita menjadi korban.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Jansen Simanjuntak</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Orangtua dulu atau nenek moyang kita hidup dengan mengenal dan membaca tanda-tanda alam. Mereka bekerja sesuai “petunjuk” dari alam. Misalnya dengan perpindahan rayap dari tempat yang satu ke daerah yang lain bertanda ada perubahan iklim. Bagaimana dengan saat sekarang ini? Sepertinya manusia semakin jauh dari alam, apakah ini bagian dari indikasi semakin jauhnya manusia dari Tuhan?</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">St. Raja PS. Aruan, SH, MH</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Dengan bergesernya paham manusia, maka mempengaruhi perkembangan teknologi sebagai alat bantu manusia saat ini melakukan pekerjaannya. Misalnya soal perpindahan rayap, manusia sekarang tidak perlu harus mengamatinya baru mengetahui perubahan iklim. Setiap hari manusia sudah dapat mengaksesnya lewat internet dan BMG. Jadi, dengan teknologi modren saat ini manusia sudah dan hampir melupakan hampir melupakan atau meninggalkan tanda-tanda yang ada pada masa lalu. Menurut saya, bukan karena manusia semakin jauh dari Tuhan. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. M. Lumban Gaol</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Kehadiran alam yang bersahabat dengan manusia sudah semakin langka. Keadaan ini terjadi tidak terlepas dari hikmat yang disalahgunakan manusia untuk mengelola alam. Kemampuan manusia tidak lagi untuk mengelola melainkan menguasai demi kepentingan diri sendiri dan kelompok, sehingga terjadi kekacauan alam. Perubahan iklim oleh karena tidak lagi bisa dikelola manusia dengan hikmat akhirnya tidak lagi mendatangkan berkat baginya.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh </span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Saat ini ada penempatan waktu, misalnya Kalender. Tetapi, untuk mengenal Hukum Alam harus melalui alam sendiri. Oleh karena itu, siapa yang dapat mengenalnya akan dimudahkan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaannya. Kelemahan kekristenan hari ini sulit membaca hukum alam, dan ini penting bagi orang Kristen untuk bersahabat dengan alam agar lebih berhikmat. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 4: Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. Memperhatikan awan dan angin merupakan gambaran yang oleh Pengkhotbah dipakai untuk manusia yang pesimis dan yang baru memulai pekerjaannya dengan menanti-nantikan keadaan terlebih dahulu baik. Awan dan angin adalah gambaran kehampaan dan kekosongan. Maka, siapa berlaku demikian tidak akan pernah menuai dan memperoleh hasil, karena yang menuai hanya mereka yang melihat ladangnya yakni yang berani menghadapi segala kondisi real dalam kehidupan dan senantiasa tetap melaksanakan pekerjaannya. Begitu juga dalam menunaikan pekerjaan pelayanan di dalam Tuhan lewat HuriaNya HKI, melayani harus dimulai meskipun dalam kondisi yang bagaimanapun, tidak pesimis. Maka, pasti akan ada yang dituai. Ingat bagi para pelayan di HKI, jangan menabur angin, jika tidak ingin menuai badai, dan jangan menabur awan jika tidak ingin menuai penolakan dan minimya partisipasi dari jemaat. Begitu juga jangan menangkap yang kosong dari jemaat, tetapi dengan hikmat memilah yang baik dan benar. Lihatlah semangat Nommensen, semangat menabur di dalam Tuhan nyata telah menuai hasil yang dapat dinikmati hingga saat sekarang ini. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Sekjend</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Apakah termasuik berangan-angan? Maksud Pengkhotbah yakni mengawali pekerjaan dengan mengasihi pekerjaan itu sendiri. Melihat awan, berarti melihat kehampaan. Perlu diingat bahwa sewaktu Yesus naik ke Sorga yang tampak tidak hanya awan tetapi juga Yesus ada di atasnya, begitu juga yang diberitakan ketika Ia akan datang kembali ke dunia. Pengkhotbah hendak berpesan agar dalam menjalani kehidupan kita harus memiliki tujuan yang benar dan baik, hidup tidak dijalani begitu saja tanpa arah seperti perjalanan awan yang diterbangkan angin. </span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 5: Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu. Pesan Pengkhotbah ini disampaikan ketika itu manusia memang belum dapat dengan menggunakan pengelihatannya sendiri mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim ibu. Beda dengan saat ini, dengan teknologi yang ada gerak angin dan tulang-tulang dalam rahim sudah dapat diketahui dan dilihat. Apa artinya, seperti kerahasiaan jalan angin, seperti itu kerahasiaan jalan dan karya Allah bagi manusia. Berkembangnya teknologi oleh modrenisasi zaman, maka hal yang sama berlaku untuk iman kita. Iman kita harus dimodernisasi agar kita juga dapat lebih berhikmat untuk berjalan seiring dengan perkembangan zaman dan jalan Allah yang ada di dalamnya sehingga kita dapat mengenalnya. Akan tetapi, perlu diingat bahwa secanggih apapun perkembangan modernisasi zaman, manusia tetap masih belum dan bahkan tidak akan mampu menelusuri kerahasiaan Tuhan. Rahasia kehadiran Allah tidak akan terpecahkan dan itu dizinkan Allah terjadi untuk kebaikan manusia semata. Misalnya, mengenai Trinititas, secanggih apapun peralatan iman kepercayaan kita untuk membedahnya, hasil yang kita dapati adalah kebuntuan dan tidak dapat dipecahkan serta akan tetap menjadi rahasia.</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 6: Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. Dalam tradisi orang Batak, untuk mengawali masa tanam adalah pada waktu naiknya matahari, yang dipercayai akan turut menaikkan dan menambahkan berkat bagi mereka. Pesan menabur benih adalah awal dari pemerolehan berkat Tuhan untuk yang melakukannya. Mengapa harus dipagi hari? Dalam peristiwa penciptaan, Allah menumbuhkan segala jenis tumbuhan di pagi hari (lih. Kejadian 1). Dan, secara alamiah kecambah yang baru ditanam hanya akan dapat tumbuh subur jika ditanam pada pagi hari. Lewat sinar matahari yang diterimanya, kecambah dapat memperoleh energi dan kebutuhan lainnya untuk masa pertumbuhannya. Jangan beri istirahat tanganmu pada petang hari, oleh Pengkhotbah memesankan kepada kita untuk memberikan diri kita mengisi senantiasa setiap waktu yang diberikan Tuhan untuk mendatangkan sukacita. Misalnya, jika jam selesai bekerja adalah pukul 3.00pm, maka waktu selebihnya hendaklah dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna dan mendatangka sukacita. Artinya kalau kita mau berkarya, maka mulai pagi sampai mata hari lenyappun kita harus tetap berkarnya. Tanamlah firman Tuhan pada bagi hari dan sempurnakanlah di malam hari di dalam doa dan syukur bagiNya. Karena kita tidak tahu apakah yang kita tanam akan berhasil atau tidak, untuk itulah perlu dengan penuh hikmat mengisi setiap waktu dengan bijak. Jika, waktu kita untuk menanam sudah petang, tidak lama lagi maka tanamlah yang sesegera mungkin dapat dituai, sehingga kita dapat merasakan hasilnya. Dan, jika waktu kita masih pagi, masih panjang maka hendaklah kita menanam yang buahnya dapat dipetik dan dirasakan oleh generasi yang akan menggantikan kehadiran kita. Amin. (yph)</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI)</span></span><br /><br /></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-57752433649742290322010-10-18T11:35:00.000+07:002010-10-18T11:37:10.152+07:00Minggu, 7 November 2010: 23 Set Trinitatis<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:100%;"><o:smarttagtype style="font-family: trebuchet ms;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype style="font-family: trebuchet ms;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype style="font-family: trebuchet ms;" namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="header"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:"Bradley Hand ITC"; panose-1:3 7 4 2 5 3 2 3 2 3; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:script; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoHeader, li.MsoHeader, div.MsoHeader {mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Header Char"; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.HeaderChar {mso-style-name:"Header Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Header; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Ev. Ulangan 4:1-10<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">(Minggu, 7 November 2010: 23 Set Trinitatis)</b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Kitab Ulangan ditulis jauh sesudah Musa meninggal, meskipun banyak yang beranggapan Kitab ini ditulis oleh Musa sendiri untuk mempertahankan keaslian dari beberapa isi yang memang disampaikan oleh Musa sendiri. Namun secara keseluruhan Kitab Ulangan tidak mungkin ditulis oleh Musa, hal ini diperkuat dari keterangan yang dapat diperoleh dalam pasalnya yang ke 34 dalam Kitab Ulangan. Maka, tidaklah mungkin orang yang sudah mati kemudian dapat menulis riwayat tentang kematiannya sendiri. Harus diakui memang bahwa hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab Ulangan dapat ditelusuri merupakan hukum-hukum yang diaturkan oleh Musa sendiri. Penting untuk diketahui agar iman kita dikuatkan bahwa kita tidak setuju dengan pendapat ahli Kritik Sastra dan atau para penafsir Historis yang menyatakan Kitab Ulangan secara keseluruhan adalah merupakan produk dari abad masa kerajaan, yakni zaman sebelum Raja Yosia. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Para ahli agama sebelum masa Raja Yosia bekerja untuk mengumpulkan benang-benang tradisi yang hidup dikalangan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> dan kemudian membuat pengantarnya serta mengdokumenkan hukum-hukum itu dan menyusun akhir dari kisah yang kemudian menjadi satu kesatuan kitab. Tentu semua ini sangat diperlukan pada zaman kerajaan sehingga ada pelengkap yang utuh untuk Kitab Keluaran maupun bagian dari karya Yahwis dan Elohis pada Kitab Kejadian. Kita mengetahui penulisan Kitab Ulangan (Deutronomis) berada pada masa zaman setelah pembuangan dan dikembangkan oleh kaum teolog dan atau para imam yang kemudian menghasilkan Kitab Imamat. Kita bisa menemukan dalam Kitab Imamat ada hukum-hukum yang bisa ditelusuri hingga zaman Musa, walaupun ditulis setelah pembuangan di zaman Ezra dan Nehemia. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Ulangan 4 ditulis dengan kalimat langsung dari Musa, sehingga kita dapat meraskan bahwa yang itu adalah suara dan perkataan Musa sendiri yang menasehati umatnya <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Orang bisa mengatakan, “demikianlah yang dinasehatkan Musa dulu”, atau demikianlah redaktur menulis dan merekonstruksi ucapan Musa. Sehingga ucapan-ucapan Musa dalam Kitab Ulangan dapat memperkuat bahwa Musalah penulisnya. Kita percaya bahwa penulis Kitab Ulangan di zaman kerajaan sebelum Raja Yosia mencoba seobjektif mungkin mendokumenkan bagaimana Musa menasehatkan tentang hukum-hukum dan ketetapan Allah bagi bangs <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region>. Tidak ada ditemui naskah lain yang dapat menggugatnya, sehingga oleh gereja-gereja saat ini bisa percaya bahwa Kitab Ulangan adalah ucapan Musa yang ditulis oleh Deutronomis. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Bagi kita saat ini, yang penting bukan siapa penulis atau siapa yang menasehatkannya, namun yang lebih penting adalah apa isi dari nasehat itu. Mari kita cari pesan dari nasehat yang terdapat dalam nats ini.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Hasudungan<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Pesan Allah kepada kita agar memelihara ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum Allah agar kita hidup bijaksana</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. <st1:place st="on">E. Manullang</st1:place>, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Agar kita mengingat hukum-hukum Allah, seperti yang telah dinyatakan kepada Musa di Gunung Sinai (Keluaran 20 dan Ulangan 5). Khususnya hukum untuk mengasihi Tuhan Allah seperti mengasihi diri sendiri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. M. Lumban Gaol, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Saya lebih tertarik dari ayat ke sembilan, adanya perintah bagi setiap generasi untuk meneruskan setiap hukum dan ketetapan Tuhan ke generasi demi generasi. Hukum dan ketetapan Tuhan tidak hanya perlu diketahui oleh satu generasi saja, melainkan oleh setiap generasi yang ada. Hal ini tentunya berangkat dari tengah-tengah keluarga, orangtua terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, di dalam ayat ketiga juga diingatkan peristiwa baal peor (Bilangan 25), bagaimana perlakuan Allah pada bangsa Israel waktu itu untuk kemudian menjadi pelajaran bagi generasi Isreal berikutnya agar tidak mengulangi kesalahan dan dosa yang dilakukan nenek moyang mereka.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. MOS. Siahaan, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Perintah untuk tidak melupakan ketetapan Tuhan dan meninggalkannya, serta mewariskannya kepada anak cucu kita dalam bentuk pengajaran tentang kehidupan beriman kepada Allah. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><st1:city st="on">Ada</st1:city> beberapa kata kunci yang perlu untuk kita renungkan dan menjadi pengajaran bagi kita saat ini: 1) Kata waktu <i style="">sekarang </i>(ayat 1)<i style="">,</i> mulai dari pasal 1 hingga 3, kita menemukan tidak ada peraturan dan hukum-hukum yang disampaikan kepada bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Semua berpautan dengan sejarah yang telah dilewati bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Melihat sejarah itu, maka dinyatakan kepada <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region><i style="">sekarang!</i> Sekarang memiliki arti waktu kita menghirup udara/nafas, di sini dan saat ini, <i style="">now</i>. Tuhan menuntut dari kita waktu sekarang, yakni apa yang seharusnya kita lakukan sekarang untuk Tuhan. 2) <i style="">Dengarlah</i>, mendenar memiliki arti apa yang ditangkap telinga, kemudian masuk ke dalam hati dan pikiran untuk diserap, direnungkan dan dikelola, yang seterusnya tampak dalam wujud tindakan, perbuatan dengan memilah dan memilih yang baik dari yang jahat. Termasuk menambah dan mengurangi pernyataan Allah (ayat 2). 3) <i style="">Ketetapan dan Peraturan</i>, mulai dari pasal ke 5 dalam Kitab Ulangan diuraikan dan dipaparkan mengenai ketetapan dan hukum-hukum Allah. Hampir semua merupakan hukum dan ketetapan yang masih relevan hingga saat sekarang ini. Dimulai dengan ke sepuluh perintah Tuhan, sama seperti yang terdapat dalam Keluaran 20, hanya latar belakang yang berbeda antara Keluaran dan Ulangan. Ke sepuluh perintah Tuhan itu adalah <i style="">induk</i> dari semua hukum-hukum Tuhan. Sedangkan hukum-hukum yang disebutkan selanjutnya merupakan jabaran-jabarannya mengenai kehidupan manusia. Orang Yahudi bahkan menjabarkan lebih detail lagi dan puncaknya adalah kedatangan Mesias yang telah digenapi Yesus Kristus. Misalnya, <i style="">halakah </i>atau<i style=""><span style=""> </span></i>jalan (jihad) adalah salah satu penjabaran dari kesepuluh perintah Tuhan. Tetapi orang Kristen menjabarkannya menjadi dua y.i. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22-37-40). Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menjabarkan ke 10 perintahNya, namun bukan untuk menambah atau menguranginya. <i style="">“…ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu..”</i> (Matius 28:20). 4) <i style="">Tanah yang akan didiami, </i>kehidupan kita buka hanya sekedar apa yang ada pada dan untuk diri kita sendiri, bukan soal waktu yang kita rasakan, tetapi lebih besar dari itu semua, yakni tentang bangsa yang kita diami. Beragama tidak hanya berteori dan tidak hanya menyusun peraturan-peraturan untuk agama itu sendiri, melainkan juga harus berhubungan dengan masalah kehidupan bangsa. Negeri yang Allah berikan bagi bangsa <st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region> adalah negeri yang tidak subur, bebatuan, <st1:place st="on"><st1:city st="on">padang</st1:city></st1:place> pasir, gersang dan airpun tidak ada. Sangat jauh berbeda dengan negeri yang saat ini kita diami. Akan tetapi, malah negeri ini yang tidak mampu menerapkan peraturan yang adil, benar dan baik. Di Israel peraturan merupakan pertarungan hidup dan mati. 5) <i style="">Jangan menambahi dan mengurangi <span style=""> </span></i>(ayat 2), ini dinyatakan karena penulisan Kitab Ulangan masih di masa Perjanjian Lama yang belum ditemukan naskah-naskah lain seperti Kitab Nabi-nabi dan Injil. Orang Israel Utara tidak mengakui dan memakai Kitab Suci selain dari 5 Kitab Musa, sedangkan kitab-kitab lainnya dianggap tidak dianggap bagian dari Kitab Suci; Orang Yahudi tidak menerima Injil sebagai Kitab Suci mereka, hanya kitab-kitab dalam Perjanjian Lama yang dianggap sebagai Kitab Suci; Orang Kristen (protestan) tidak mengakui Kitab Deutrokanonika sebagai Kitab Suci, meskipun Katolik mengakui dan memakainya sebagai Kitab Suci mereka; dan Kristen bersama Katolik tidak mengakui Kitab Suci Gereja Mormon yang berisikan tulisan-tulisan hasil mimpi dari para imam mereka. Melihat kenyataan ini, setiap kelompok agama memiliki cara dan hasil penjabaran tersendiri mengenai perintah Tuhan, dengan kebenaranya masing-masing. Semua mengatakan bahwa mereka tidak menambahi perintah Tuhan. Lalu jika begitu apa sesungguhnya arti dari jangan menambahi yang disampaikan Musa ini? Sesungguhnya yang dimaksudkan adalah jangan menambahi inti dari ketetapan dan ajaran yang Tuhan telah berikan. Misalnya, ketetapan untuk mengasihi Tuhan Allah, tidak dibenarkan jika kemudian ditambahkan dengan dibenarkannya membunuh atau menyakiti manusia lainnya untuk dan atas nama Tuhan. Dan sebaliknya, tidak dibenarkan untuk mengasihi manusia, kemudian melawan perintah Tuhan. Banyak juga tindakan-tindakan yang berusaha mengurai ketetapan perintah Tuhan, misalnya ada gereja yang tidak mengikutsertakan <i style="">“turun ke dalam kerajaan maut”</i></span> dalam pengakuan iman rasulinya. Begitu juga para pengarang dogmatis yang membenarkan membaptis orang yang sudah dibaptis, itu berarti mereka telah mengurangi wibawa dan kuasa Sabda Tuhan pada pembaptisan pertama orang itu. Begitu juga jika diantara kita ada yang menganggap dan berpikir bahwa dengan amal dan kesalehannya akan menyelamatkannya dan peroleh hidup yang kekal di Surga, juga telah mengurangi ketetapan perintah Tuhan. Sebab kesalehan dan amal hanya berguna untuk mengasihi sesama manusia, sedangkan untuk memperoleh kehidupan yang kekal hanya di dalam Anugerah dari Allah. Maka, bukan soal menambahi dan mengurangi tulisannya, melainkan dinasehatkan kepada kita untuk tidak menambahi dan mengurangi inti dari ketetapan perintah Tuhan. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Berpegang kepada ketetepan perintah Tuhan, artinya kita juga harus mengetahui perintah itu sendiri. Apa salah satu perintah Tuhan yang melekat pada diri kita yang ada disini?</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Inang Marpaung<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Inang Togatorop<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Inang Simangungsong<span style=""> </span>: Dasah Titah satu</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Inang Sihombing<span style=""> </span>: Dasah Titah ke sembilan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Amang Silalahi<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam sampai ke sembilan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Amang Lubis<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Pdt. Mos Siahaan<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Amang Sekjend<span style=""> </span>: Dasah Titah ke sembilan</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Amang Siahaan<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Ephorus<span style=""> </span>: Katakan ya, jika tidak hendaklah katakan tidak (Matius 5:37)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Kita tidak akan mungkin mampu melakukan perintah Tuhan jika kita tidak tahu apa yang kita pegang. Untuk menyikapi perintah Tuhan yang paradoks, maka dibutuhkan pengetahuan untuk dapat menyelami maksud Tuhan dan melakukan yang baik, bisa dengan hasil kajian para teolog atau pengalaman gereja.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Pada ayat ke 3 di dalam nats, kita diajak untuk melihat perbuatan Tuhan kepada kita pada masa yang telah berlalu dan masa sekarang ini. Pengalaman bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> pada masa lalu bagi mereka yang mengikuti baal peor memperoleh kematian, sedangkan yang setia kepada Tuhan tetap hidup. Arti setia kepada Tuhan dimaksudkan adalah bahwa siapa yang setia harus berpaut kepada Tuhan, berpegang dan mencantolkan dirinya hanya kepada Tuhan. Bagaimanakah berpaut kepada Tuhan, yakni berpautnya hati kita dengan hati Tuhan dan kasih Tuhan dengan kasih kita. Mari kita bayangkan, bagaimana beratnya salib yang dipikul Yesus namun Yesus dapat mengangkatnya juga dengan perjalanan yang lumayan jauh hingga ke bukit Golgata. Salib dapat diangkat oleh Yesus jika salib dan tubuh Yesus berpaut, menyatu menjadi satu kesatuan sehingga akan menjadi lebih ringan. Sama halnya, dalam kehidupan sehari-hari tatkala kita mengangkat beban (sekarung beras 30 kg) di pundak kita akan jauh lebih membantu daripada ketika kita menentengnya, artinya menyatunya diri kita dengan beban akan sangat membantu kita untuk mengangkatnya. Begitu juga keterpautan kita dengan Tuhan, akan membatu kita dan memudahkan kita untuk melakukan perintahNya. Ingat juga ketika Tuhan menciptakan manusia, setelah dibentuk dari tanah manusia itu tidak langsung hidup, tetapi ketika Tuhan menghembuskan <i style="">nefes </i>dari hidungnya seketika itu juga manusia itu memiliki kehidupan. Dari peristiwa itu, kita ketahui bahwa ada keterpautan Tuhan dengan manusia sehingga manusia itu dapat hidup. Keterpautan manusia dengan Tuhan juga tampak dari kesegambaran dan keserupaan manusia dengan Tuhan (Kejadian 1 dan 2). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Mulai dari ayat ke enam hingga sembilan kita diajak untuk kembali mengevaluasi tugas pengajaran yang diberikan kepada kita. Ungkapan <i style="">didaskadho, didaskadhe </i>(pengajaran) oleh keluarga-keluarga bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> tidak hanya dilakukan secara formal di dalam Sinagoge, melainkan juga diterapkan dalam rumah tangga mereka. Bagaimana dengan yang sudah kita lakukan di tengah-tengah keluarga kita? Gereja mula-mula sudah memulainya dan berhasil membuat buku didakhe, sedangkan untuk HKI selama ini sangat minim akan tanggungjawabnya melakukan pengajaran. Kedepannya dengan bantuan Tuhan kita akan tingkatkan. Lihat saja sekolah-sekolah HKI yang bertutupan oleh karena tidak ada lagi muridnya, dan kemudian gedungnya dibongkar dan dialih fungsikan. Kenapa tidak HKI sudah saatnya untuk membenahinya, misalnya lewat pengadaan Pendidikan Anak Usia Dini di setiap jemaat HKI. Kita harus memulai diri kita untuk mengajar lewat belajar, baik melalui perkataan dan tindakan terhadap orang lain. Dengan begitu kita sudah mengajar sesama kita. Perlu kita ketahui dari ajaran maka akan muncul akal budi dan kebijaksanaan (ayat 6). Hikmat dan bijaksana tidak akan muncul dengan sendirinya, dengan begitu kita dapat secara matang untuk mengarahkan orang kearah yang benar dan baik. Itulah orang yang bijaksana dan berakal budi. Kita mengtahui Musa menginginkan bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> menjadi bangsa yang besar dan meliki akal budi dan kebijaksanaan. Untuk HKI tidak cukup hanya dengan berpusat pada Pucuk Pimpinan, tetapi semua pelayan dan warga HKI diharapkan untuk mau menjadi pelaku dalam mengajar. Musa saja, harus dibantu oleh 70 orang yang dipilih dari tengah-tengah bangsa <st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region> untuk membebaskan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Sebagai Huria, HKI akan berkembang jika memiliki integritas. Gereja dan Bangsa yang maju adalah yang berintegritas dan memiliki konsistensi terhadap iman dan ideologi bangsanya. Waspadalah agar ketetapan dan perintah Tuhan tidak lupa dari hidup kita, sebab Tuhan kita Maha Hadir <i style="">(omnipresent),</i> oleh karena itu kita akan disanggupkan untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi Tuhan dari setiap waktu (sekarang: disini dan saat ini) yang kita miliki (Matius 28:20b)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. MP. Hutabarat, STh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Jika perintah Tuhan kita tambahi dan kurangi akan mendatangkan ketidakbaikan bagi kita sendiri. Dan dalam kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita, ada yang telah berlalu, yang masih kita nikmati sekarang dan yang akan datang. Mari kita perhatikan ayat 1-21, kita menemui karya Tuhan bagi bangsa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region>, namun dibutuhkan proses untuk mencapai semua itu. Perlu bagi kita untuk mengetahui bahwa sebelum ketetapan dan perintah Tuhan diberikan kepada kita untuk dilakukan, manusia telah dipersiapkan terlebih dahulu (lihat pasal 1-4 dan masuk ke pasal 5 dst). Untuk itu kita dituntut untuk menjadi pelaku Firman Tuhan bukan sekedar pendengar.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Pada ayat kesepuluh, kita diingatkan akan pentingnya pertemuan, perkumpulan dan persekutuan sebagai wadah belajar dan mengajar di antara kita, seperti saat ini di dalam ibadah yang setiap hari kita lakukan di kantor pusat. Diingatkan kepada kita untuk tidak meninggalkannya, karena lewat perkumpulan sepertinya maka akan terjadi trasfer pengajaran antar generasi ke generasi berikutnya. Semoga Firman Tuhan diberkati bagi kita untuk menghantarkan kita kepada waktu yang disediakan bagi kita bekerja bagi Tuhan dengan tidak mensia-siakan waktu sekarang yang Tuhan telah berikan. Amin. (yph)</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="header"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> </p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i>(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI).</i> <span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> <p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-348021231709101132010-10-18T11:34:00.000+07:002010-10-18T11:35:06.232+07:00Minggu, 31 Oktober 2010: 22 Set Trinitatis<div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Ev. Hesekiel 33: 12-19 + 30 – 33</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">(Minggu, 31 Oktober 2010: 22 Set Trinitatis) </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Nabi Yehezkiel tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi. Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan mereka yang tinggal di Yerusalem. Buku Yehezkiel dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu: Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur; Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya; Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah; dan Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kitab Yehezkiel 33: 12-19 + 30-33 sebagian besar dari keseluruhan kitab Yehezkiel. Oleh Alkitab LAI diberi judul "Nubuatan Pengharapan bagi Israel". Hal ini juga dibagi atas menjadi Pasal 33: 1-20: berbicara tentang Tugas Yehezkiel sebagai penjaga (ibr. Sofet, Yun. Skopos); di ayat 12-19: berbicara tentang bagian tugas itu; dan dalam ayat 30-33: berbicara tentang Kekerasan hati bangsa Israel.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kita tahu, Yehezkiel hidup di Pembuangan, dia tinggal di tepi sungai kebart. Salah satu anak sungai yang mengalir ke suangai Efrat. Di tepi sungai Kebart mereka membangun Synagoge. Ada pembangunan budaya Yahudi. Yehezkiel bekerja di masa pembuangan itu dan nubuatan-nubuatannya berisi konsolidasi agar bangsa Israel bersatu, agar taat kepada agamanya dan benar-benar bisa membangun budayanya. Yehezkiel tidak ingin bangsanya tercerai berai dan akhirnya hidup dalam tradisi Israel. Mengapa mereka pilih tepi sungai sebagai pusat ? karena mereka memerlukan air, untuk mencuci, mandi sebelum masuk beribadah. Sama seperti agama islam yang membasuh kaki (mengambil air wudhu) ketika akan beribadah. Sebagai penjaga Yehezkiel mengumpulkan pedoman-pedoman yang harus ditaati oleh bangsa Israel. Ia juga menubuatkan bahwa Yerusalem akan dibangun kembali dan Bait Allah akan dibangun kembali. Berkat penjagaan, maka orang Israel tetap tumbuh di pembuangan, akibatnya menghasilkan Israel baru dan juga mendapat tanah air yang baru di Jerusalem bahkan lebih luas di Yehuda. Bahkan Yerusalem yang baru itu menjadi pusat keagaamaan yang baik dan besar bagi mereka. Yehezkiel memberikan semangat berintegrasi dengan pemerintahan yang menjajah mereka. Ia berbahagia dengan jasa Daniel yang berani masuk ke istana Nebukadnezar. Peran puncak yang dibangun Yehezkiel itulah yang mendorong orang-orang Israel terpelajar ntuk menyerukan agar ada jalan damai untuk kembali ke Yerusalem bahkan mengusahakan bantuan pemerintah untuk membangun kota tersebut. Kita tahu dimasa pembuangan itu tokoh-tokoh masyarakat Israel dan cendekiawan berusaha memperkenalkan Allah yang mereka puja (sembah) dan orang Babel buangan orang persia yang menghianatinya sebagai mahluk yang tinggi. Umat israel harus benar-benar tahu melakukan yang benar dan melakukan yang baik serta mana yang jahat.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dasar kebaikan adalah hukum-hukumnya, maka hukum-hukum itu dikonfirmasi semasa pembuangan itu. Bahkan mereka juga berhasil mengumpulkan kitab Imamat di pembuangan itu. Agar semua Israel dapat menyampaikan/membedakan yang jahat dan baik. Mereka diminta membuaat keputusan membuat semakin giat lagi. Seperti orang Batak, dahulu telah mendengar kejamnya Padri bagi mereka, mereka terlena dalam hal ini. Sekarang kepada orang Batak, mereka memakai cara yang lemah lembut. Bangsa Israel di zaman Persia, selalu dibanggakan akan hal ini, hampir mirip dengan seorang yang berpangkat Jenderal. Seperti Daniel yang dibanggakan oleh Persia. Tidak ada pertumpahan darah dan hal lain, Nehemia yang menjadi Penasehat raja Darius dan juga Mordekhai. Bahkan Ester menjadi terkenal. Zaman Babel mereka berbahasa zaman Persia. Mereka tetap kuat, tidak lengah melawan kekerasan dengan kebaikan. Walaupun budaya mereka terus dipaksakan mereka.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 12-19 : Peringatan keras untuk tidak berubah dari kelakuan yang baik ke yang jahat. Itu menjadi tujuan. Supaya yang jahat bertobat melakukan yang baik. Tdak ada bedanya dengan kita. Seorang yang merasa telah melakukan kebenaran, tidak boleh menyombongkan diri. Jika ada perbedaan teologi dengan yang lain, misalnya islam: Kejahatan belum tentu menghasilkan kebaikan tetepi dicari keseimbangan (balance). Tetapi sebaliknya, apapun sebabnya: Kebaikan yang dilakukan saat ini, bisa menutupi semua kejahatan sebelumnya. Karena gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga bisa juga: “air kotor satu bak” bisa bersih hanya karena “segumpal kaporit”. Artinya: orang israel mempertahankan kebaikannya sampai mati. Itu tidak bisa berubah dan tidak bisa ditawar-tawar. Sebenarnya: mereka tidak bisa menghianati bangsanya. Walaupun mereka menjadi orang Yahudi, orang Cina dan orang lain. Tetapi mereka selalu ingat jati dirinya. Tidak lupa kacang akan kulitnya. Dia tidak bisa menghianati bangsanya. Karena kebaikan itu akan selalu mempengaruhi segala kehidupannya. Kerinduannya akan kejahudian itu maka dapat menutupi segalanya. Kebaikan apakah yang bisa perhatikan di dalam jemaat. Kebaikan kita itu yang dapat menutupi yang jelek dari diri kita.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Selaku orang Batak, kita adalah orang batak yang beradat (baik orang kristen atau tidak). Bagi orang Kristen, adat tidak baik. Maka harus menemukan titik baru. Orang Batak beradat tidak menghantar mereka masuk sorga. Oleh karena itu kebaikan menurut Batak masih terbatas, membuat Batak menjadi kerdil. Kekristenan itu harus menemukan inti (chor) dari orang Batak. Apa itu? apakah yang paling inti dari orang Batak?</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">St. Raja PS. Janter Aruan, SH, MH</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ada yang mengatakan, intinya adalah kasih dan pengampunan. Kebenaran tidak berguna jika kita melakukan kejahatan. Sebaliknya, kebaikan akan berguna jika kita melakukan kebaikan.Kita seharusnya saling mengampuni, mengasihi dan tidak membedabedakan satu sama lain dengan dosa. Ada orang yang tampaknya mengasihi, mengampuni maka dia melakukan hal ini. Ada keangguhan dalam diri, menghapus segala kebaikan. Sebaliknya juga, ada orang yang bisa mengampuni karena kasih, apakah itu yang paling berharga dalam hidup kita? Atau ada hal yang lain?</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Salome Nainggolan, STh</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ada orang yang mengatakan juga yang berharga itu adalah Penebusan yang dilakukan Kristus. Metode yang dilakukan antara Allah dan Yehezkiel adalah dialog (bercakap-cakap). Metode ini sangat cocok sekarang ini. Kita pelayan (Pendeta) sering menjadi batu sandungan bagi anggota jemaat. Jika ada dialog antara jemaat dan Pendetanya dalam menyelesaikan suatu perselisihan. Maka satu sama lain akan semakin akrab dan saling mengampuni tidak ada pandangan yang negatif satu sama lain melainkan postitif thingking. Jadi benarlah kita, harus mengenal benar-benar, bagaimana pengorbanan Kristus (Keselamatan yang dari Kristus).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kita tahu bahwa bagi orang Batak, yang ditekankan adalah adat tetapi bagi kita yang percaya adalah pengorbanan Kristus (keselamatan dari Kristus). Siapa yang berada dalam keselamatan maka dia akan beroleh kebenaran dan kebaikan serta kerajaan sorga. Karena keselamatan itu adalah pengampunan atas dosa yang pernah kita lakukan. Keselamatan itu dapat dalam segala hal. Maka semua orang bisa diselamatkan oleh Tuhan. Dalam keselamatan ada buah-buah Roh (Gal. 5: 22). Dan juga keselamatan itu terdapat dalam Mateus 22: 37-39: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Jadi Keselamatan itu adalah hidup tanpa dosa. Keselamatan itu adalah bersama Tuhan. Keselamatan itu juga adalah: ciptaan baru (kebenaran), seperti di taman Eden. Seperti doktrin dalam perintah Allah ”Apa yang kamu dalam kata dan perbuatan, hendaklah itu dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. Sebab Upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Jadi siapa yang terhindar dari keselamatan maka nyawanya terancam. Jika ada orang yang berbeda agama dengan kamu katakan: “berbahagialah kamu, kamu diselamatkan dalam Yesus Kristus”. Contohnya: Mahatma Gandhi, dia adalah orang yang diselamatkan, makanya dia berjuang dengan agama Hindunya untuk membawa orang ke jalan yang benar dan kembali ke jalan yang benar.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ayat 30-33: "Dan engkau anak manusia, teman-temanmu sebangsa bercakap-cakap mengenai engkau dekat tembok-tembok dan di pintu rumah-rumah dan berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh TUHAN! 33:31: Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. 33:32 Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya. 33:33 Kalau hal itu datang dan sungguh akan datang! Mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka".</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Konsistensi melakukan firman Tuhan, inilah yang sangat perlu. HKI dari HChB dulunya oleh Sutan Malu Panggabean memakai semboyan dan semangat dari Yakobus 1:22 "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Inilah yang semakin menggema hingga saat ini. Kita juga harus setia dan tetap melakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita. Carilah Tuhan maka kamu akan Hidup (Amos 5: 6ª) dan Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup (Amos 5: 14a).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Yehezkiel menyatakan seharusnya orang melakukan firman Tuhan adalah pertama sekali Nabi /Pemberita Injil yang berada di pos pelayanannya, mereka harus tetap disana. Integritas Kristen adalah dalam hal melakukan apa yang diajarkan dan yang didengar dari Tuhan Yesus Kristus. Janji mereka harus dijalankan. Mereka tidak mau berbeda, di depan dan di belakang. Siapa yang mau berintegritas: lakukan dalam Tuhan Yesus.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Allah kita, adalah Allah yang setia dan adil. Dia selalu memanggil dan memberi perintah kepada kita agar kita selamat dan juga setia sampai mati. Kita sebagai orang percaya harus siap sedia akan hal itu. Dalam Wahyu 2:10 “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. Betapa mahal arti kesetiaan dalam hidup jasmani dan rohani kita. Jadi kita jangan sampai mensiasiakannya. Amin. </span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI). </span><br /></span></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-68365707576085142412010-10-18T11:31:00.000+07:002010-10-18T11:33:32.018+07:00Minggu, 24 Oktober 2010: 21 Set Trinitatis<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link style="font-family: trebuchet ms;" rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1543832585; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:100159998 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Ev. 2 Timoteus 3: 1-7<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">(Minggu, 24 Oktober 2010: 21 Set Trinitatis)<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Siotorus, MTh<o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Timotius adalah teman sekerja bahkan sering disebut-sebut sebagai murid Paulus. Ibunya seorang Yahudi dan Ayahnya Yunani. Sebelum bertobat sebagai pengikut Kristus dengan menjadi murid Paulus dapat diduga bahwa ibunya sanagat banyak memberi pengaruh kepada Timotius. Ini menjadi penting untuk diketahui para ibu dalam rumah tangga, peranan ibu sangat menentukan masa depan keagamaan anak-anak. Perlu diwaspadai agar jangan terjadi fungsi ibu digantikan oleh orang lain yang tidak beriman. Timotius bersedia menjadi pengikut Paulus pada waktu dirinya masih lajang atau pemuda. Mulanya Timotius hanya sebagai sebagai pemikul barang, namun oleh kemauannya dan dia memanfaatkan waktunya bersama Paulus untuk mengisi dirinya dan meletakkan dirinya sebagai orang kepercayaan Paulus meskipun dia sendiri belum mengetahui tentang Kristus. Dari pengalaman bersama Paulus dia menyerahkan dirinya untuk pekerjaan Injil dan berkerja dengan tekun dan keras. Sebagai pekerja, Timoteus tidak memiliki gaji sama seperti Paulus. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Mereka mencari nafkah sendiri, jika Paulus bertenun dia ikut membantu dan jam kerjanya bersama Paulus sering dipakai sembari jam belajar. Bisa jadi pola Paulus kepada Timotius berasal dari yang dialami Paulus ketika menjadi murid Gamaliel yang pada masanya tradisi hukum lisan masih sangat kental. Timotius menjadi seorang teolog bukan dari fakultas teologia yang formal sama seperti Paulus yang merupakan murid dari Gamaliel cucu dari Hillel. Setelah diisi dengan luarbiasa tentang kesaksian Kristus, akhirnya Paulus mempercayainya sebagai utusan dan menggembalai jemaat, menahbiskan Penatua; dll. Itulah buah dari pendidikan non formal yang dialaminya bersama Paulus. Timotius merupakan murid yang melekat dengan gurunya dan belajar dengan sungguh-sungguh. Sudah seharusnya demikian dengan para pelayan di gereja baik pendeta dan parhalado agar melekat dan belajar dengan sungguh-sungguh kepada Kristus. Pergumulan kita semakin berat, maka tidak boleh menyerah meskipun derita berkepanjangan yang oleh Paulus digambarkan kepada Timoteus sebagai gelombang kehidupan. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Oleh Paulus disampaikannya dalam ayat 1 mengenai hari-hari yang sukar dan akan datangnya masa yang sukar, hal ini mau menggambarkan kepada kita mengenai:</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Hari-hari terakhir.</i> Menggambarkan hari-hari terakhir kita (pribadi maupun kelompok); akhir dari masa jabatan; berangkat dari kondisi gereja sekarang ini, bisa merujuk pada hari-hari akan lenyapnya gereja, semoga HKI tidak tergerus; dan bisa menggambarkan datangnya akhir zaman. Bagaimana kita menyikapinya? Kita diajak untuk lebih banyak menjadikan diri sebagai teladan yang baik untuk banyak orang. Kita disadarkan dan harus berpikir bahwa apa yang kita lakukan dalam setiap hari pekerjaan kita adalah sebagai hari terakhir dalam hidup kita. Hari-hari bekerja kita adalah hari terakhir kita dapar berbuat, jangan beranggapan ada hari esok. Artinya, dalam pekerjaan kita melayani bukan semakin sedikit tantangan yang berat dan luarbiasa, baik dari dalam maupun dari luar pelayanan. Bahkan tantangan yang lebih berat datang dari lingkungan umat Tuhan sendiri. Mengapa bisa muncul? Karena pengaruh perkembangan jiwa, perilaku dan moral manusia (bnd. Filipi 1:15); dan Karena kita sebagai pemberita injil dan umat Tuhan kurang konsisten dalam menjalankan ajaran Kristus, sehingga orang melihat bukan peningkatan melainkan degradasi moral di lingkungan gereja. Maka, untuk menyikapinya kondisi di atas dibutuhkan teladan sebagai jawabannya (bnd. Filipi 3:17). </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Masa yang sukar.</i> Menggambarkan kepada kita hari kesusahan dimana kelakuan hidup manusia condong untuk hidup menggagalkan pekerjaan Tuhan. Dalam 2 Timotius 4:2, ada perintah bagi kita untuk mengkabarkan Injil pada waktu dan kondisi baik atau tidak baik sekalipun. Pada kondisi apapun, kita harus siap untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Paulus menggambarkan<span style=""> </span>perilaku-perilaku yang membuat sukar untuk mengikuti Allah. Misalnya, gaji; kekompakan; keadaan politik bangsa; munculnya ekstrimisasi anti Kristen; dan yang semakin memperberat adalah kelangkaan SDM yang dapat diandalkan dan orang sulit mempercayai kita, kondisi seperti ini juga menjadi faktor pendorong menggagalkan pekerjaan Tuhan. Kesukaran-kesukaran ini masih bisa lebih mudah diatasi dari kesukaran-kesukaran yang ditimbulkan dari sikap manusia sendiri seperti yang digambarkan Paulus dalam nats ini: <i style="">Cinta diri, Hamba uang, Pembual, Penyombong, Pemfitnah, Pemberontak pada orangtua, Garang, Yang tidak berterima kasih, Tidak peduli orang lain, Tidak mengasihi, Tidak mau berdamai, Suka menjelek-jelekkan, Tidak dapat mengekang diri, Suka menghianati, Tidak berpikir panjang, Berlagak tahu, Menuruti hawa nafsu, Ibadah kosong, Orang yang gemar pelacuran dan Diajar <span style=""></span>tetapi tidak mengenenal kebenaran</i>.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Apakah yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan dan membentuk karakter manusia yang disampaikan Paulus di atas agar menjadi pekerja-pekerja bagi Tuhan? </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style="">Bersama dengan pegawai dan pendeta yang hadir mendiskusikannya<o:p></o:p></b></span></p> <ol style="margin-top: 0cm; font-family: trebuchet ms;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Mencintai diri</i> sendiri menjadi mencintai orang lain seperti dirinya sendiri.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Hamba uang</i> menjadi Raja uang yaitu orang yang mampu mengontrol diri dan mengelola uang yang dimilikinya untuk pekerjaan Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Pembual </i>menjadi pemberita yang benar. Karena seorang pembual sangat lihai dan mahir dalam menyampaikan berita-berita yang tidak benar, untuk itu kemahirannya dapat digunakan untuk mengabarkan Injil bagi banyak orang.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Penyombong </i>menjadi Rendah hati yaitu orang yang bangga terhadap keadaan dirinya, status, pekerjaan, tentang latarbelakang diri yang dimilikinya. Bangga berbeda dan berlawanan dengan sombong; bangga merupakan kesukaannya yang akan diberitakan, tetapi kalau sombong memberitakan kelebihannya, bahkan kemudian menjengkali orang lain.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Pemfitnah</i> menjadi Parroha pangoluhon; yang selalu mengarahkan orang lain untuk hidup baik.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Pemberontak pada orangtua</i> menjadi menghormati orangtua bukan patuh kepada orangtua. Jika anak hormat bukan patuh, maka anak dan orangtua sebagai teman sekerja di dalam Tuhan dan menjadi orang Kristen yang dewasa (pasangaphon natoras). Dalam bahasa ibrani di pakai kata (YIR-AW) yang artinya, bisa Hormat, menghormati dan dengan hormat. Menurut Erik Foorm kalau kita menghormati seseorang berarti kita sangat mengenal orang itu. Seorang anak akan dengan iklas dan penuh kasih melakukan arahan baik dari orangtuanya tanpa adanya unsur paksaan atau karena rasa takut. </span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Tidak tahu berterima kasih</i> menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Misalnya, Kantor Pusat HKI merupakan bagian dari Tubuh Kritus, kita yang ada disini dengan memberikan nilai kerja yang terbaik untuk membuat sehat tubuh yang diluarnya maka itu adalah bentuk ucapan syukur kita bagi Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Tidak peduli agama</i> dengan tidak peduli kepada Tuhan itu berbeda. Menjadi peduli kepada Tuhan saat sekarang ini adalah langka, karena banyak agama yang sudah menjadi racun bagi pemeluknya. Maka, kita harus mengarahkannya menjadi orang yang peduli agama dan Tuhan. Untuk itu, agama harus menjadi media menyehatkan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama harus mendorong manusia untuk peduli kepada kehidupan, dengan begitu dia akan mencintai Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Orang yang tidak mengasihi</i> menjadi seorang yang solidaritasnya tinggi terhadap orang yang membutuhkan dan tertindas karena hak-haknya dirampas oleh ketidakadilan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Orang yang tidak mau berdamai</i> menjadi pembawa damai. Ingatlah bahwa selagi manusia hidup maka perlu memperbaiki diri, jika sudah mati tidak perlu tindakan yang sama. Maka, fokuslah pada kehidupan yang saat sekarang ini dengan berdamai terhadap sesama, alam dan Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Suka menjelekkan</i> menjadi orang yang tahu memuji orang lain dan dari yang berpikir negatif menjadi berpikir positif.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Orang yang tidak dapat mengekang diri</i> menjadi yang dapat menguasai dan mengendalikan diri.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Garang </i>artinya berani melakukan yang jahat tanpa pikir panjang menjadi berani melakukan yang baik.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Tidak suka yang baik</i> menjadi Pelaku kebaikan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Suka menghianati</i> artinya tidak setia kepada janjinya menjadi setia kepada janjinya sendiri baik janji terhadap dirinya sendiri dan oranglain, terlebih terhadap Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Tidak berpikir panjang</i> menjadi orang yang berpikir mendalam, terencana dan berencana.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Berlagak tahu</i> menjadi orang yang benar-benar tahu dan bertanggungjawab.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Menuruti hawa nafsu</i>. Hawa nafsu adalah berkat dari Tuhan maka harus dipersembahkan kepada Tuhan. Untuk itu harus diarahkan menjadi orang yang menggunakan hawa nafsunya untuk menuruti Tuhan dengan mempersembahkan fungsi nafsu dalam diri. Misalnya tidak perlu melakukan pelacuran suci untuk menyembah Tuhan atau membunuh dan melakukan tindakan kekerasan terhadap sesama untuk membela Tuhan.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Ibadah kosong.</i> Hidup adalah ibadah, tidak hanya seremonial yang rutin diikuti. Oleh Martin Luther dikatakan hidupmu adalah ibadah mu bagi Tuhan (bahasa Ibrani ibadah yakni abodah yang artinya pekerjaan). Maka, jadikanlah setiap pekerjaan kita menjadi ibadah yang bernilai bagi Tuhan. Dengan memberikan yang terbaik bagi setiap pekerjaan yang kita lakukan setiap hari.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Orang yang gemar pelacuran</i> menjadi orang yang mau menginjili dalam ”dunia gelap”.</span></li><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><i style="">Orang yang diajar tetapi tidak mengenal kebenaran</i>, biasanya adalah orang yang bebal hatinya dimana yang diperolehnya tidak berguna bagi orang lain menjadi pengajaran yang membangun. Diarahkan menjadi orang yang mau belajar untuk mengajar.</span></li></ol> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">Dalam ayat ke 5, pesan Paulus adalah agar kita menjahui. Dapat dimengerti tujuannya adalah agar kita tidak terkontaminasi oleh karakter orang-orang yang dapat menggagalkan pekerjaan Tuhan yang ada pada kita. Akan tetapi, tugas dan tanggungjawab kita lebih dari sekedar menjahui mereka, tetapi mengubah mereka. Ingat, tidak terkontaminasi dan mengubahkan. Amin. (yph) </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><i style="">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI)</i></span></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-29614459588275225902010-10-11T10:30:00.002+07:002010-10-11T10:41:15.747+07:00Ev. Filipi 3: 17-21 (Minggu, 17 Oktober 2010: 20 Set. Trinitatis)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><link rel="themeData" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:trackmoves/> <w:trackformatting/> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:donotpromoteqf/> <w:lidthemeother>EN-US</w:LidThemeOther> <w:lidthemeasian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:lidthemecomplexscript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> <w:splitpgbreakandparamark/> <w:dontvertaligncellwithsp/> <w:dontbreakconstrainedforcedtables/> <w:dontvertalignintxbx/> <w:word11kerningpairs/> <w:cachedcolbalance/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathpr> <m:mathfont val="Cambria Math"> <m:brkbin val="before"> <m:brkbinsub val="--"> <m:smallfrac val="off"> <m:dispdef/> <m:lmargin val="0"> <m:rmargin val="0"> <m:defjc val="centerGroup"> <m:wrapindent val="1440"> <m:intlim val="subSup"> <m:narylim val="undOvr"> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" defunhidewhenused="true" defsemihidden="true" defqformat="false" defpriority="99" latentstylecount="267"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Normal"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="heading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="9" qformat="true" name="heading 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 7"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 8"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" name="toc 9"> <w:lsdexception locked="false" priority="35" qformat="true" name="caption"> <w:lsdexception locked="false" priority="10" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" name="Default Paragraph Font"> <w:lsdexception locked="false" priority="11" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtitle"> <w:lsdexception locked="false" priority="0" name="Hyperlink"> <w:lsdexception locked="false" priority="22" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Strong"> <w:lsdexception locked="false" priority="20" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="59" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Table Grid"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Placeholder Text"> <w:lsdexception locked="false" priority="1" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="No Spacing"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" unhidewhenused="false" name="Revision"> <w:lsdexception locked="false" priority="34" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="List Paragraph"> <w:lsdexception locked="false" priority="29" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="30" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Quote"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 1"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 2"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 3"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 4"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 5"> <w:lsdexception locked="false" priority="60" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="61" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="62" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Light Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="63" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="64" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Shading 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="65" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="66" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium List 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="67" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 1 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="68" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 2 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="69" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Medium Grid 3 Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="70" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Dark List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="71" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Shading Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="72" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful List Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="73" semihidden="false" unhidewhenused="false" name="Colorful Grid Accent 6"> <w:lsdexception locked="false" priority="19" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="21" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Emphasis"> <w:lsdexception locked="false" priority="31" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Subtle Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="32" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Intense Reference"> <w:lsdexception locked="false" priority="33" semihidden="false" unhidewhenused="false" qformat="true" name="Book Title"> <w:lsdexception locked="false" priority="37" name="Bibliography"> <w:lsdexception locked="false" priority="39" qformat="true" name="TOC Heading"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} a:link, span.MsoHyperlink {mso-style-noshow:yes; color:blue; text-decoration:underline; text-underline:single;} a:visited, span.MsoHyperlinkFollowed {mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; color:purple; mso-themecolor:followedhyperlink; text-decoration:underline; text-underline:single;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--><b><o:p></o:p></b> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p></o:p><b style="">Pengantar oleh Pdt. Jansen Simanjuntak, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">Bacaan di atas adalah salah satu paragraf yang ditulis oleh Paulus di dalam suratnya kepada jemaat Filipi. Paragraf ini dituliskan di salah satu bagian akhir atau penutup <st1:place st="on"><st1:city st="on">surat</st1:city></st1:place>. Memang sudah menjadi kebiasaan Paulus di akhir suratnya selalu menuliskan nasihat-nasihat penting kepada pembaca atau jemaatnya. Apa yang bisa kita pelajari dari paragraf tersebut? Paragraf ini adalah sebuah paragraf persuasif yang terdiri atas sebuah ajakan dengan dua buah alasan yang menyertai. Paragraf ini mau mengajak jemaat melakukan sesuatu dan Paulus memiliki sejumlah alasan detil yang ditulisnya dengan logis dan beralasan. Ajakan Paulus adalah agar jemaat Filipi mengikuti teladannya. Dia menyadari keterbatasannya berada bersama dengan jemaat Filipi. Oleh karena itu, dia juga mengajak jemaatnya untuk memperhatikan sungguh-sungguh orang lain yang telah meneladani Paulus dan rekan-rekannya. Dengan cara memperhatikan hidup mereka, maka jemaat akan meniru hal-hal baik dari mereka. Di sini, Paulus memberikan cara bagaimana meneladaninya. Perhatikanlah mereka yang telah meneladani aku sebagai contoh atau teladan bagi kamu. Hidup Paulus dalam melayani Tuhan menghasilkan sebuah <i style="">transference life to others/transfer</i> kehidupan pada orang lain. Dia memberikan <i style="">influence</i>/pengaruh dan perubahan pada hidup orang lain. Pengaruhnya sendiri adalah baik oleh karena hidup orang lain menjadi berubah kepada jalan hidup yang lebih baik.</p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">Sebuah persuasi tidak akan efektif jika tanpa alasan kuat menyertai. Sehingga, Paulus memberikan dua alasan mengapa harus mengikuti teladannya dan rekan-rekannya. Alasan pertama, <i style="">alasan perbandingan</i>, dengan penuh tangisan Paulus menulis: <i style="">“Lihatlah hidup mereka sia-sia: memusuhi Kristus, fokusnya hanyalah keinginan badaniah, hal-hal memalukan yang mereka kerjakan, hidup mereka sama seperti orang-orang dunia, dan pada akhirnya akan dibinasakan”</i> (ayat 18-19).<i style=""> Seteru Salib Kristus</i> ini dapat diartikan sebagai orang-orang yang mengaku percaya tetapi mencemarkan Injil dengan cara hidup yang asusila dan ajaran palsu. Reformasi hidup Kristen tidak lagi hidup secara daging. Rupanya di antara jemaat Filipi terdapat orang-orang yang memberi teladan salah. Mereka tidak menolak Injil dengan jalan mengandalkan usaha moral dan keagamaan mereka, sebaliknya mereka meniadakan kuasa Injil dengan menganjurkan kehidupan yang memenuhi nafsu tubuh (ayat 19). Dengan berbuat demikian, mereka hidup sebagai musuh salib Kristus (ayat 18). Lagi-lagi kehidupan Paulus adalah contoh tentang bagaimana hidup Kristen seharusnya. Apabila anugerah Tuhan telah menjamah hidup kita, pastilah hidup itu akan mengeluarkan hal-hal yang benar. Ini tulisan yang cenderung kasar dari seorang Paulus, namun ini sekaligus tulisan penuh dramatis dan emosional untuk memberikan efek kuat kepada jemaat. Lihat hidup mereka sungguh tragis, oleh karena itu ikutilah hidup kami, maka kamu akan memperoleh hidup bukan kesia-siaan atau kebinasaan. Ini sebuah ajakan penuh keberanian, kepastian dan keyakinan dari Paulus. Alasan kedua, <i style="">alasan kontras,</i> kita bukan warga dunia, bukan berasal dari dunia tetapi kita adalah warga Sorgawi, berasal dari Sorga. Paulus sengaja mengkontraskan <i style="">“mereka” dan “kita”; “dunia” dan “sorga”</i>. Kemudian, mereka yang kelihatannya hidup penuh kenikmatan dunia, suatu saat akan dibinasakan, sedangkan kita yang masih bertahan dengan tubuh fana dan menderita, akan menerima kemuliaan kelak melalui kuasa Yesus Kristus ketika Dia datang. Alasan kontras mendukung alasan perbandingan di atas dan sekaligus menguatkan ajakan Paulus.
<br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">Orang Kristen tidak lagi sebagai “warga dunia” ini; mereka telah menjadi orang asing dan pendatang di bumi (ayat 20 bnd. Rom. 8:22-24; Ibr. 13:14; 1Pet. 1:17). Dalam hal kehidupan, nilai-nilai, dan arah kita, maka tanah air kita (<st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region></st1:place>) adalah tempat bagi kita untuk menterjewantahkan kehidupan yang telah kita pedomani dari prinsip-prinsip sorgawi. <a name="SH_Flp_3_17--4_1_2"></a>Warganegara sorga, dengan suatu kepastian yang kokoh, Paulus memberitahukan, bahwa jemaat Filipi adalah warga sorga yang tinggal di dunia ini (ayat 20). Keadaan jasmani kita kini bersifat sementara saja, sebab kelak kita akan diberikan tubuh surgawi yang mulia (ayat 21). Kita akan luput dari pengaruh keduniawian dengan hawa nafsunya yang membinasakan, bila kita ingat kedua kebenaran tersebut. Hiduplah sebagai warganegara sorga, bukan dunia ini. Hiduplah dalam perspektif mengharapkan kemuliaan tubuh sorgawi kita kelak, yang terpancar dalam tubuh jasmani kita kini.
<br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><b style="">Cln. Pdt. Yansen Hasibuan, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">Menjadi seteru salib berarti kebalikan dari lambang salib. Kapan kita menjadi seteru salib? <u>Saat mementingkan diri</u> sendiri <i style="">“…dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”</i> (Filipi 2:4). Pada waktu kita mementingkan kebutuhan orang lain, pada waktu itu kita telah menjadi Sahabat Salib. Sebaliknya, pada saat Anda tidak memperhatikan kepentingan orang lain, pada saat itu Anda menjadi Seteru Salib. Ingat, Yesus berkorban untuk kepentingan kita; <u>Saat menolak penderitaan</u>, <i style="">“sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya”</i> I Petrus 2:21. Salib merupakan lambang penderitaan. Jika kita menolak untuk masuk dalam penderitaan, itu berarti kita sedang menjadi seteru salib Kristus. Ketika kita melarikan diri dari hadapan api ujian dan penderitaan, itu berarti kita sedang menempatkan diri kita sebagai seteru salib Kristus. Ingat, kita bukan hanya dipanggil untuk percaya kepada Yesus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia. Jika hari ini kita sedang berada di medan penderitaan, bersyukurlah kepada TUHAN, karena kita menjadi salah satu sahabat salib Kristus. Ciri khas seteru salib diantaranya, pada waktu dicaci maki akan balas mencaci maki, pada waktu diludahi akan balas meludahi, dan pada waktu dipukul akan balas memukul. Sebaliknya seorang sahabat salib ketika dicaci maki akan balas memberkati; ketika diludahi akan balas mengasihi; dan ketika dipukuli akan balas mengampuni. Untuk mengetahui dan membuktikan apakah kita seorang sahabat salib atau seorang seteru salib, TUHAN akan mengijinkan kita untuk melewati <st1:place st="on"><st1:city st="on">medan</st1:city></st1:place> penderitaan. Di <st1:place st="on"><st1:city st="on">sana</st1:city></st1:place> akan diuji dan dibuktikan siapa sebetulnya diri kita. Siapapun kita, seorang yang saleh, jujur dan hidup di dalam kebenaran seperti Ayub, tetapi pada waktu-waktu tertentu Allah akan membawa kita masuk ke padang gurun kesusahan dan penderitaan untuk membuktikan kita seorang sahabat salib atau bukan; dan <u>Saat hidup dalam kebencian,</u> <i style="">“barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang”</i> I Yohanes 2:9. Salib merupakan lambang kasih Allah bagi umatNya. Itulah sebabnya jika ingin menjadi sahabat salib kita harus hidup di dalam kasih. Tetapi apabila kita hidup di dalam kebencian itu berarti kita hidup sebagai seteru salib. Apabila saat ini kita membenci teman atau tetangga, segeralah mengampuni agar kita tetap berada di terangNya. Jika sampai hari ini, karena perlakuan orang tua atau keluarga yang tidak adil dan kehidupan berbangsa yang diskriminatif yang membuat kita <i style="">gerah, </i>maka fokuslah untuk mengampuni dan senantiasa bersyukur dengan hanya begitu kita dapat berpikir jernih, positif dan membangun bagi lingkungan mereka yang mendatangkan kebencian dalam hidup kita.
<br /></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><b style="">Pdt. Jansen Simanjuntak, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">Teladan yang Paulus sampaikan tidak jauh beda dengan keteladanan para pemimpin orang Batak dari dahulu hingga sekarang yaitu di jolo siaduan, di tonga-tonga pangaramotion jala di pudi sipaimaon (di depan sebagai pemimpin, ditengah sebagai pengarah dan di belakang sebagai pengikut). Seluruh hidup Paulus didedikasikannya hanya untuk menjadi teladan bagi para jemaat. Pada perikop kita, Paulus berpesan kiranya jemaat Filipi agar senantiasa teguh di dalam iman mereka untuk menghadapai kemunculan para seteru salib Kristus dan yang tunduk atas kuasa “perut” mereka. Untuk ini, jemaat diingatkan berhati-hati dan jangan sampai terlena dan jatuh di dalamnya dengan mengikuti teladan Paulus yang tetap setia kepada Kristus dalam berbagai kondisi yang dihadapainya. Ingatlah, <i style="">Kebiasaan dalam kehidupan kita belum tentu kebenaran, melainkan biarlah kebenaran menjadi kebiasaan untuk diteladani dalam hidup kita</i>. Amin. (yph)</p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><i style="">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Pdt. Jansen Simanjuntak, STh)<o:p></o:p></i></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-71253406319561868542010-10-06T10:02:00.000+07:002010-10-06T10:03:36.216+07:00Minggu, 10 Oktober 2010: 19 Set. Trinitatis<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;">Ev. Kejadian 30: 31 - 43<br />(Minggu, 10 Oktober 2010: 19 Set. Trinitatis)<br /><br />Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<br />Tuhan menginginkan agar setiap orang memiliki harta milik, dan harta milik itu harus diperoleh dengan tidak menipu, jujur, berilmu, keuletan, kegigihan, dan disertai permohonan dalam doa atas berkat Tuhan. Kisah dalam perikop merupakan pengalaman Yakub di rumah mertuanya, Laban di Haran. Dia melarikan diri kesana setelah menipu ayahnya dengan bekerjasama dengan ibunya, Ribka; agar dia mendapatkan berkat anak sulung yangbukan miliknya melainkan hak saudaranya Esau. Sama seperti arti namanya Yakub yang berarti penipu. Akan tetapi setelah dalam masa pengasingan di rumah Laban pamannya dan akhirnya menjadi mertuanya, perilaku kehidupan Yakub berubah, arti namanya tidak lagi melekat dalam kehidupannya setiap hari. Yakub menjadi sosok yang jujur dalam bekerja, bahkan dia memperlakukan dirinya sebagai hamba yang setia. Sebagai hamba yang mengabdi setia terhadap Laban, ia kemudian memperoleh Lea, kakak Rahel, meskipun tujuannya sebenarnya adalah untuk menikahi Rahel, karena pada masa itu tradisi di orang Israel, anak perempuan yang lebih tua tidak boleh didahului menikah oleh adik perempuannya. Setelah menikahi Lea, Yakub kembali mengabdikan dirinya untuk mendapatkan Rahel. Tidak hanya istri dan keluarga yang diperoleh Yakub di dalam kejujurannya melainkan harta kekayaan yang melimpah lewat ternak Laban yang digembalaknnya. Oleh kejujuranya, dan atas perundingannya dengan Laban sebagai upahnya Yakub berhak memiliki ternak milik Laban sesuai pembagian yang disepakati. Hal yang lazim bagi orang Israel ada upah untuk pengembala ternak ¼ dari 1 ternak yang lahir, jadi harus ada 4 yang lahir baru pengembala memperoleh satu ekor.<br /><br />Dalam perikop kita mendapati cerita bagaimana pengalaman Yakub mengembangkan ternaknya, ia berhasil dengan inovasi dan kesungguhan tekadnya. Lewat temuan teknologi Yakub mengembangkan ternaknya (saat ini kerap disebut dengan teknologi gen atau kawin campur), menandakan bahwa peradaban manusia zaman dahulu juga telah tinggi dan luar biasa. Keberhasilan Yakub tidak semata-mata karena teknologi yang dipakainya, melainkan yang utama dan terutama adalah berkat campur tangan Tuhan (perhatikan di ayat 27). Ini yang perlu menjadi perhatian bagi manusia modren saat ini, bahwa secanggih apapun inovasi dan temuan manusia jika tidak mengikutsertakan Tuhan di dalamnya, maka akan kerap mengalami kegagalan.<br /><br />Perlu diketahui bahwa peristiwa keberhasilan dan pengalaman Yakub ini terjadi dan berawal dari dorongan kasih di dalam keluarga. Setelah Yakub berhasil menikahi Rahel dan diberikan anak yang dinamai Yusuf, ada kerinduan dalam dirinya untuk kembali pulang ke kampung halaman dan bersama-sama dengan ayah dan ibunya beserta keluarganya yang lain (mari kita refleksikan dengan kehidupan banyak anak-anak bangsa yang berhasil di negara lain namun sedikit sekali yang berkerinduan untuk pulang ke negaranya dan membangunnya. Misalnya putera-putri dari bonapasogit, Tanah Batak yang telah berhasil jarang untuk mau kembali ke kampung halaman dan bersama-sama masyarakat lokal meningkatkan kualitas kehidupan di tengah-tengah Tanah Batak). Berangkat dari niat Yakub untuk kembali pulang ke kampung halamannya, ia meminta upahnya pada Laban dan dengan murah hati Laban mengabulkan permintaannya, lihat Kej. 31:27-28 (Prilaku Laban menjadi penting bagi para pemilik modal (misalnya pengusaha yang memiliki pekerja-pekera dan majikan terhadap pembantunya) untuk meneladaninya, lewat sikap Laban kita belajar menghargai karya orang yang bekerja untuk kita tanpa menghambati atau bahkan mengurangi berkat Tuhan (upahnya) yang adalah hak baginya untuk dinikmati). Inilah modal awal yang kemudian dimanfaatkan Yakub dan memberikan keberhasilan yang berlipat ganda banyaknya (lih. Kej. 31: 43).<br /><br />Pada ayat 31, kita mengetahui bagaimana Laban memberikan sepenuhnya kepada Yakub untuk menentukan uapahnya. Keadaan di atas sangat jarang terjadi di kalangan orang Israel, biasanya seorang majikan yang akan menentukan upah dari para pekerjanya. Memperhatikan hal ini, dari pihak Laban berbuat demikian karena mengingat kinerja Yakub dan hasil yang diberikannya atas ternak-ternak Laban yang luar biasa, bertambah banyaknya. Semangat untuk hidup mandiri juga tampak mempengaruhi keputusan Yakub meminta upahnya, ia berencana untuk lepas dan meninggalkan Laban agar Yakub bersama keluarganya dapat hidup mandiri. Kebijaksanaan Yakub untuk hidup mandiri adalah awal dari kesuksesannya. Ini adalah teladan yang penting bagi kita, untuk memperoleh keberhasilan dan menjadi kaya raya prinsip kemandirian harus dipegang teguh, khususnya generasi muda HKI dan yang telah bekeluarga. Rencana untuk hidup mandiri, tidak serta merta melupakan orangtua dalam proses pelaksanaannya. Membicarakan dan merundingkannya bersama orangtua adalah perlu, dan bagi orangtua harus disambut dengan baik agar berkat Tuhan dicurahkan. Dalam kehidupan dalam rumah tangga atau bekeluarga yang menyangkut orangtua, tidak semua anak dan menantu dapat mendatangkan berkat. Tetapi, sebagai orangtua tidak boleh hanya berbangga kepada yang membawa berkat, malah orangtua harus lebih memberi perhatiannya untuk mengupayakan agar setiap anak dan menantunya berhasil dalam keluarga mereka.<br /><br />Keputusan Yakub dalam meminta upahnya dari Laban memang cukup berbahaya atas kelangsungan hidup dan keluarganya, karena pada masa itu untuk mengembangbiakkan ternak yang berbintik-bintik sangat langka dan sulit. Biasanya ternak yang dikembangkan adalah yang berbulu putih. Namun, ini adalah metode yang dipakai Yakub untuk memulai keberhasilannya. Setiap keluarga dan bersama-sama dengan orangtua haruslah memiliki metode yang baik dan benar untuk memperoleh harta miliknya dengan didasari kejujuran, keuletan, keahlian dan takut akan Tuhan. Bukan dengan jalan mencuri atau menipu, apalagi memeras dan bertindak tidak adil terhadap sesama.<br /><br />Mari kita simak bagaimana Yakub kemudian mengembangkan modal awalnya dari ayat-ayat selanjutnya:<br />1. Yang diminta oleh Yakub sebagai upahnya adalah diizinkan melanjutkan profesinya,"Tidak usah kauberikan apa-apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku”, jawab Yakub kepada Laban (ayat 31). Yakub tidak meminta yang macam-macam (meskipun kemungkinan besar Laban pasti akan memberikannya), ia hanya meminta agar diperbolehkan melanjutkan profesinya sebagai peternak. Teladan bagi kita adalah jangan bermimpi untuk mencari dan memperoleh harta milik dengan pekerjaan yang tidak diketahui apalagi dikuasai. Lebih berguna bagi kita untuk fokus dan berjalan pada profesi kita yang sesungguhnya dengan menguatkan dan meningkatkan kualitasnya. Tidak berguna jika kita mencoba memiliki profesi ganda apalagi multi ganda untuk menjadi berhasil dan kaya raya, tanpa menguasainya atau hanya menguasainya setengah-setengah. Dunia ini tidak akan berkembang begitu pesatnya dengan pelbagai temuan-temuan terbarunya tanpa orang-orang yang fokus dan konsentrasi pada pfofesinya dengan meningkatkan kualitas hasil dari profesinya masing-masing. Jika menjadi seorang pelayan gereja, khususnya sebagai pendeta maka fokus dan konsetrasilah pada panggilannya dan sembari senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya. Jikapun ada pekerjaan alternatif lainnya, harus digunakan sebagai pendukung untuk meningkatkan konsentrasi pelayanan. Sehingga tidak muncul istilah, pendeta ternak, pendeta ladang kopi atau pendeta pedagang dan lain sebagainya, karena jemaat kemudian melihat dan merasakan kehidupan pelayanan pendeta itu sudah kepada ternaknya, ladang kopinya atau dagangannya, tidak lagi untuk mengembalakan jemaat.<br />2. Setelah fokus dan konsentrasi kepada profesi yang dianggap dikuasainya, Yakub lewat perundingan dengan Laban memberikan legalitas atas pekerjaannya. Atas kesepakatan bersama dengan Laban, Yakub memperoleh dasar hukum untuk melanjutkan pekerjaannya (ayat 32-34). ”...kemudian kata Laban: Baiklah, jadilah seperti perkataanmu itu”. Demikianlah dengan kita dalam melaksanakan dan menjalani setiap pekerjaan yang diberikan kepada kita, harus memiliki kejelasan dasar hukum yang mengikat antara pemberi dan penerima pekerjaan itu. Semua harus jelas dan disepakati bersama, sehingga kepentingan keduabelah pihak dalam perlindungan yang sama, tanpa ada peluang untuk merugikan atau dirugikan. Keduabelah pihak harus sama-sama dapat menikmati hasil yang diperoleh sesuai dengan kesepakatan bersama. Dewasa ini, baik di negara kita dan saudara-saudara kita yang bekerja sebagai penyumbang devisa terbesar bagi kas negara, para TKI/TKW di luar negeri, kerap bekerja tanpa status dasar hukum yang jelas, alhasil sama-sama kita dapat ketahui banyak di antara para pekerja tidak memperoleh hak yang pantas untuk mereka terima.<br /><br />3. Yakub kemudian memeriksa modal awalnya. Modal mana yang harus memperoleh perhatian khusus untuk ditingkatkan dan dikembangkan agar mendukung semua proses keberhasilan nantinya. Di ayat 32, jelas diceritakan bagaimana Yakub memeriksa modal awalnya, yakni semua ternak yang berbulu bintik-bintik (meskipun sedikit sekali jumlahnya) itulah yang akan dikelolanya menjadi miliknya. Modal selanjutnya untuk mengelola ternaknya yang sedikit itu, Yakub melandasinya dengan bermodalkan kejujuran (ayat 33). Bagi kita ini adalah sangat penting dalam meningkatkan kualitas mutu dari setiap profesi yang kita geluti. Periksalah, apakah modal kita jelas atau tidak, setelah jelas landasilah dengan kejujuran. Jangan berharap akan ada peningkatan kualitas mutu dari profesi kita, jika dilandasi dengan kecurangan dan penipuan. Lihat saja para penjahat berdasi di negara ini, misalnya para koruptor yang hidup bermegah, mewah, dan dihormati oleh karena harta yang dimilikinya atau jabatannya, hidup mereka dapat dipastikan berakhir tidak tenang, bahagia hingga ke anak cucu mereka. Mereka dikejar-kejar dan dihantui rasa ketakutan dan kekwatiran yang berlebihan sehingga tidak dapat hidup tenang dan bahagia di tengah harta yang melimpah dan kursi jabatannya yang dihormati itu. Oleh pengalaman Yakub, kita tidak hanya diajari untuk menjadi sukses dalam profesi dan kaya raya, tetapi juga dapat menikmati keberhasilan itu dengan hidup bahagia bersama keluarga nantinya. Yakub berani bertaruh di atas kejujurannya, meskipun ada kesempatan baginya untuk berbuat curang. ”Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari, apabila engkau datang memeriksa upahku”, pernyataan Yakub ini cukup keras dan penuh konsekuensi yang berat, ia siap mempertaruhkan nyawanya. Perhatikan kelanjutan pernyataannya ”...tercuri olehku”, pernyataannya ini berkaitan dengan tradisi orang Israel yang memegang teguh Hukum Taurat JANGAN MENCURI (Ul. 5:19). Jika seseorang kedapatan mencuri maka nyawanya sendiri akan menjadi ganti hasil curiannya yakni hukuman mati. Sedemikian kuatnya Yakub meletakkan landasan modalnya untuk memperoleh kesuksesan dan harta yang melimpah, yakni kejujuran dengan pertaruhan nyawanya sendiri.<br /><br />4. Bekerja keras, adalah karakter yang patut ditiru dari Yakub. Meskipun ia bekerja di tengah-tengah keluarganya sendiri (Laban itu adalah pamannya, tulangnya dalam istilah orang Batak, dan kemudian menjadi mertuanya), namun Yakub menunjukkan kerja keras, keuletan dan penuh inovasi. Dengan modal yang jelas, kerja keras, pemeliharaan atas yang dikerjakan, dan strategi untuk mengantisipasi gangguan atas hasil pekerjaan (lihat ayat 36, ”...menentukan jarak tiga hari perjalanan jauhnya”), maka akan menjamin keberhasilan dari pekerjaan kita. Mengapa harus tiga hari perjalanan jauhnya jarak ternak Yakub dan Laban? Karena dengan jarak sejauh itu, ternak kambing dan domba tidak dapat lagi pulang dan berkumpul dengan gerombolannya. Ini dilakukan Yakub untuk menghindari berkumpulnya hasil ternaknya dengan Laban, sehingga bisa merugikannya. Dalam meningkatkan kualitas mutu profesi, kita membutuhkan analisa terhadap lapangan pekerjaan itu sendiri sebelum terjun untuk mengelolanya, misalnya dengan menggunakan analisa SWOT (Strength, Weaknes, Opportunity, and Treatment) dan pisau analisa lainnya.<br /><br />5. Pada ayat 37, “Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang, sampai yang putihnya kelihatan”, mulai diceritakan bagaimana Yakub mengelola ternaknya degan inovasinya sendiri. Dengan pemberdayaan teknologi yang ada di sekitarnya Yakub memulai pengembangan ternaknya. Demikianlah dalam memajukan usaha dan pekerjaan kita, pakailah kemajuan zaman dan teknologinya yang tersedia di sekitar kita seusai dengan kebutuhan profesi. Jangan ketinggalan, dan bersahabatlah dengannya. Pemanfaatan teknologi yang tepat guna dan selaras alam adalah pilihan tepat untuk kondisi bumi hari ini yang memprihatinkan dengan kerusakan dimana-mana oleh pemakaian teknologi yang tidak ramah lingkungan. Tidak cukup sampai di sana, pada ayat 38 kita diajarkan untuk tidak melupakan pengamatan, pentingnya memperoleh informasi yang benar untuk mengenal medan pekerjaan adalah penting untuk hasil maksimal dari usaha atau pekerjaan kita, dan dengan ditambah penggunaan teknologi maka akan mempercepatnya. “Ia meletakkan dahan-dahan yang dikupasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum...adapun kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum”. Yakub paham benar dan terlebih dahulu melakukan pengamatan atau survei atas perilaku dan kebiasaan ternaknya, baru kemudian memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas hasil ternaknya.<br /><br />6. Pada ayat ke 40, jelas bagaimana akhirnya diceritakan Yakub memperoleh hasil dari pekerjaannya dan ditempatkan pada tempatnya, tidak digabung dengan hasil ternak Laban, ”....Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban”. Menjadi pelajaran bagi kita untuk menempatkan hasil usaha pada porsinya dan alokasinya yang tepat. Hasil usaha jangan dicampur-campur dengan yang bukan porsinya. Misalnya, hasil usaha bersama dalam perusahaan jangan dicampur-campur dengan hasil usaha pribadi, atau uang kas jemaat di gereja jangan dicampur baur dengan uang milik pribadi dari salah seorang anggota jemaat. Jika terjadi pencampuran hasil usaha maka bisa ruwet dan kerap jatuh dalam ”pencobaan” yang tidak diinginkan.<br /><br />7. Dalam bekerja Yakub tidak mau tanggung-tanggung dan sekedarnya saja, atau biasa-biasa. Lewat ayat 41 kita diajarkan untuk fokus pada kualitas dari pekerjaan kita sehingga menghasilkan yang terbaik.<br /><br />8. Lihatlah akhir dari perikop kita, ayat 43 dengan jelas dan blak-blakkan menceritakan kondisi kehidupan Yakub dan keluarganya, ”Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai”. Berangkat dari pengalaman Yakub dalam bekerja kita memperoleh pengetahuan di dalam hikmat dari Tuhan bahwa dengan bertekun pada profesi yang kita jalani akan memberikan hasil yang sama seperti yang dinikmati Yakub. Bekerja dengan bermodalkan tanggungjawab, fokus dan konsentrasi, ulet, inovatif, tekun, meningkatkan secara intens kemampuan/skill, pengendalian emosional dan semangat disertai dengan doa permohonan dan rasa syukur kepada Tuhan niscaya Allah akan membuka jalan bagi curahan barokah, berkatNya akan menghantarkan kita menjadi seorang yang berhasil dan sukses, juga memiliki harta yang melimpah. Apapun jenis pekerjaan atau profesi kita, jangan takut, dengan belajar dari pengalaman kerja yang Yakub lakukan percayalah kita juga akan dapati diri kita menjadi Yakub-Yakub zaman millenium. Teman-teman dan saudara-saudara kekasih, JANGAN BIARKAN DIRI ANDA FOKUS KEPADA HASIL YANG INGIN CAPAI, MELAINKAN FOKUSKANLAH DIRI ANDA PADA CARA DAN PROSES UNTUK MENCAPAI HASIL YANG DIINGINKAN. Amin. Tuhan memberkati pekerjaan kita. (yph)<br /><br />(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI)<br /></div>Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-72454527010624821192010-09-28T09:36:00.003+07:002010-09-29T13:35:46.296+07:00Ev. Ulangan 4:1-10 (Minggu, 7 November 2010: 23 Set Trinitatis)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style:italic;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"></span><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Bradley Hand ITC"; panose-1:3 7 4 2 5 3 2 3 2 3; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:script; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoHeader, li.MsoHeader, div.MsoHeader {margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 216.0pt right 432.0pt; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <o:p></o:p><b style="">Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Kitab Ulangan ditulis jauh sesudah Musa meninggal, meskipun banyak yang beranggapan Kitab ini ditulis oleh Musa sendiri untuk mempertahankan keaslian dari beberapa isi yang memang disampaikan oleh Musa sendiri. Namun secara keseluruhan Kitab Ulangan tidak mungkin ditulis oleh Musa, hal ini diperkuat dari keterangan yang dapat diperoleh dalam pasalnya yang ke 34 dalam Kitab Ulangan. Maka, tidaklah mungkin orang yang sudah mati kemudian dapat menulis riwayat tentang kematiannya sendiri. Harus diakui memang bahwa hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab Ulangan dapat ditelusuri merupakan hukum-hukum yang diaturkan oleh Musa sendiri. Penting untuk diketahui agar iman kita dikuatkan bahwa kita tidak setuju dengan pendapat ahli Kritik Sastra dan atau para penafsir Historis yang menyatakan Kitab Ulangan secara keseluruhan adalah merupakan produk dari abad masa kerajaan, yakni zaman sebelum Raja Yosia.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Para ahli agama sebelum masa Raja Yosia bekerja untuk mengumpulkan benang-benang tradisi yang hidup dikalangan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> dan kemudian membuat pengantarnya serta mengdokumenkan hukum-hukum itu dan menyusun akhir dari kisah yang kemudian menjadi satu kesatuan kitab. Tentu semua ini sangat diperlukan pada zaman kerajaan sehingga ada pelengkap yang utuh untuk Kitab Keluaran maupun bagian dari karya Yahwis dan Elohis pada Kitab Kejadian. Kita mengetahui penulisan Kitab Ulangan (Deutronomis) berada pada masa zaman setelah pembuangan dan dikembangkan oleh kaum teolog dan atau para imam yang kemudian menghasilkan Kitab Imamat. Kita bisa menemukan dalam Kitab Imamat ada hukum-hukum yang bisa ditelusuri hingga zaman Musa, walaupun ditulis setelah pembuangan di zaman Ezra dan Nehemia.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ulangan 4 ditulis dengan kalimat langsung dari Musa, sehingga kita dapat meraskan bahwa yang itu adalah suara dan perkataan Musa sendiri yang menasehati umatnya <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Orang bisa mengatakan, “demikianlah yang dinasehatkan Musa dulu”, atau demikianlah redaktur menulis dan merekonstruksi ucapan Musa. Sehingga ucapan-ucapan Musa dalam Kitab Ulangan dapat memperkuat bahwa Musalah penulisnya. Kita percaya bahwa penulis Kitab Ulangan di zaman kerajaan sebelum Raja Yosia mencoba seobjektif mungkin mendokumenkan bagaimana Musa menasehatkan tentang hukum-hukum dan ketetapan Allah bagi bangs <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region>. Tidak ada ditemui naskah lain yang dapat menggugatnya, sehingga oleh gereja-gereja saat ini bisa percaya bahwa Kitab Ulangan adalah ucapan Musa yang ditulis oleh Deutronomis.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Bagi kita saat ini, yang penting bukan siapa penulis atau siapa yang menasehatkannya, namun yang lebih penting adalah apa isi dari nasehat itu. Mari kita cari pesan dari nasehat yang terdapat dalam nats ini.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Hasudungan<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pesan Allah kepada kita agar memelihara ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum Allah agar kita hidup bijaksana</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. <st1:place st="on">E. Manullang</st1:place>, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Agar kita mengingat hukum-hukum Allah, seperti yang telah dinyatakan kepada Musa di Gunung Sinai (Keluaran 20 dan Ulangan 5). Khususnya hukum untuk mengasihi Tuhan Allah seperti mengasihi diri sendiri.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. M. Lumban Gaol, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Saya lebih tertarik dari ayat ke sembilan, adanya perintah bagi setiap generasi untuk meneruskan setiap hukum dan ketetapan Tuhan ke generasi demi generasi. Hukum dan ketetapan Tuhan tidak hanya perlu diketahui oleh satu generasi saja, melainkan oleh setiap generasi yang ada. Hal ini tentunya berangkat dari tengah-tengah keluarga, orangtua terhadap anak-anaknya. Oleh karena itu, di dalam ayat ketiga juga diingatkan peristiwa baal peor (Bilangan 25), bagaimana perlakuan Allah pada bangsa Israel waktu itu untuk kemudian menjadi pelajaran bagi generasi Isreal berikutnya agar tidak mengulangi kesalahan dan dosa yang dilakukan nenek moyang mereka.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. MOS. Siahaan, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Perintah untuk tidak melupakan ketetapan Tuhan dan meninggalkannya, serta mewariskannya kepada anak cucu kita dalam bentuk pengajaran tentang kehidupan beriman kepada Allah.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><st1:city st="on">Ada</st1:city> beberapa kata kunci yang perlu untuk kita renungkan dan menjadi pengajaran bagi kita saat ini: 1) Kata waktu <i style="">sekarang </i>(ayat 1)<i style="">,</i> mulai dari pasal 1 hingga 3, kita menemukan tidak ada peraturan dan hukum-hukum yang disampaikan kepada bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Semua berpautan dengan sejarah yang telah dilewati bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Melihat sejarah itu, maka dinyatakan kepada <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region> <i style="">sekarang!</i> Sekarang memiliki arti waktu kita menghirup udara/nafas, di sini dan saat ini, <i style="">now</i>. Tuhan menuntut dari kita waktu sekarang, yakni apa yang seharusnya kita lakukan sekarang untuk Tuhan. 2) <i style="">Dengarlah</i>, mendenar memiliki arti apa yang ditangkap telinga, kemudian masuk ke dalam hati dan pikiran untuk diserap, direnungkan dan dikelola, yang seterusnya tampak dalam wujud tindakan, perbuatan dengan memilah dan memilih yang baik dari yang jahat. Termasuk menambah dan mengurangi pernyataan Allah (ayat 2). 3) <i style="">Ketetapan dan Peraturan</i>, mulai dari pasal ke 5 dalam Kitab Ulangan diuraikan dan dipaparkan mengenai ketetapan dan hukum-hukum Allah. Hampir semua merupakan hukum dan ketetapan yang masih relevan hingga saat sekarang ini. Dimulai dengan ke sepuluh perintah Tuhan, sama seperti yang terdapat dalam Keluaran 20, hanya latar belakang yang berbeda antara Keluaran dan Ulangan. Ke sepuluh perintah Tuhan itu adalah <i style="">induk</i> dari semua hukum-hukum Tuhan. Sedangkan hukum-hukum yang disebutkan selanjutnya merupakan jabaran-jabarannya mengenai kehidupan manusia. Orang Yahudi bahkan menjabarkan lebih detail lagi dan puncaknya adalah kedatangan Mesias yang telah digenapi Yesus Kristus. Misalnya, <i style="">halakah </i>atau<i style=""><span style=""> </span></i>jalan (jihad) adalah salah satu penjabaran dari kesepuluh perintah Tuhan. Tetapi orang Kristen menjabarkannya menjadi dua y.i. “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu; Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22-37-40). Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk menjabarkan ke 10 perintahNya, namun bukan untuk menambah atau menguranginya. <i style="">“…ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu..”</i> (Matius 28:20). 4) <i style="">Tanah yang akan didiami, </i>kehidupan kita buka hanya sekedar apa yang ada pada dan untuk diri kita sendiri, bukan soal waktu yang kita rasakan, tetapi lebih besar dari itu semua, yakni tentang bangsa yang kita diami. Beragama tidak hanya berteori dan tidak hanya menyusun peraturan-peraturan untuk agama itu sendiri, melainkan juga harus berhubungan dengan masalah kehidupan bangsa. Negeri yang Allah berikan bagi bangsa <st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region> adalah negeri yang tidak subur, bebatuan, <st1:place st="on"><st1:city st="on">padang</st1:city></st1:place> pasir, gersang dan airpun tidak ada. Sangat jauh berbeda dengan negeri yang saat ini kita diami. Akan tetapi, malah negeri ini yang tidak mampu menerapkan peraturan yang adil, benar dan baik. Di Israel peraturan merupakan pertarungan hidup dan mati. 5) <i style="">Jangan menambahi dan mengurangi <span style=""> </span></i>(ayat 2), ini dinyatakan karena penulisan Kitab Ulangan masih di masa Perjanjian Lama yang belum ditemukan naskah-naskah lain seperti Kitab Nabi-nabi dan Injil. Orang Israel Utara tidak mengakui dan memakai Kitab Suci selain dari 5 Kitab Musa, sedangkan kitab-kitab lainnya dianggap tidak dianggap bagian dari Kitab Suci; Orang Yahudi tidak menerima Injil sebagai Kitab Suci mereka, hanya kitab-kitab dalam Perjanjian Lama yang dianggap sebagai Kitab Suci; Orang Kristen (protestan) tidak mengakui Kitab Deutrokanonika sebagai Kitab Suci, meskipun Katolik mengakui dan memakainya sebagai Kitab Suci mereka; dan Kristen bersama Katolik tidak mengakui Kitab Suci Gereja Mormon yang berisikan tulisan-tulisan hasil mimpi dari para imam mereka. Melihat kenyataan ini, setiap kelompok agama memiliki cara dan hasil penjabaran tersendiri mengenai perintah Tuhan, dengan kebenaranya masing-masing. Semua mengatakan bahwa mereka tidak menambahi perintah Tuhan. Lalu jika begitu apa sesungguhnya arti dari jangan menambahi yang disampaikan Musa ini? Sesungguhnya yang dimaksudkan adalah jangan menambahi inti dari ketetapan dan ajaran yang Tuhan telah berikan. Misalnya, ketetapan untuk mengasihi Tuhan Allah, tidak dibenarkan jika kemudian ditambahkan dengan dibenarkannya membunuh atau menyakiti manusia lainnya untuk dan atas nama Tuhan. Dan sebaliknya, tidak dibenarkan untuk mengasihi manusia, kemudian melawan perintah Tuhan. Banyak juga tindakan-tindakan yang berusaha mengurai ketetapan perintah Tuhan, misalnya ada gereja yang tidak mengikutsertakan <i style="">“turun ke dalam kerajaan maut”</i> dalam pengakuan iman rasulinya. Begitu juga para pengarang dogmatis yang membenarkan membaptis orang yang sudah dibaptis, itu berarti mereka telah mengurangi wibawa dan kuasa Sabda Tuhan pada pembaptisan pertama orang itu. Begitu juga jika diantara kita ada yang menganggap dan berpikir bahwa dengan amal dan kesalehannya akan menyelamatkannya dan peroleh hidup yang kekal di Surga, juga telah mengurangi ketetapan perintah Tuhan. Sebab kesalehan dan amal hanya berguna untuk mengasihi sesama manusia, sedangkan untuk memperoleh kehidupan yang kekal hanya di dalam Anugerah dari Allah. Maka, bukan soal menambahi dan mengurangi tulisannya, melainkan dinasehatkan kepada kita untuk tidak menambahi dan mengurangi inti dari ketetapan perintah Tuhan.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Berpegang kepada ketetepan perintah Tuhan, artinya kita juga harus mengetahui perintah itu sendiri. Apa salah satu perintah Tuhan yang melekat pada diri kita yang ada disini?</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Inang Marpaung<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Inang Togatorop<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Inang Simangungsong<span style=""> </span>: Dasah Titah satu</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Inang Sihombing<span style=""> </span>: Dasah Titah ke sembilan</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Amang Silalahi<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam sampai ke sembilan</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Amang Lubis<span style=""> </span>: Dasah Titah ke enam</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pdt. Mos Siahaan<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Amang Sekjend<span style=""> </span>: Dasah Titah ke sembilan</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Amang Siahaan<span style=""> </span>: Dasah Titah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">lima</st1:city></st1:place></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Ephorus<span style=""> </span>: Katakan ya, jika tidak hendaklah katakan tidak (Matius 5:37)</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Kita tidak akan mungkin mampu melakukan perintah Tuhan jika kita tidak tahu apa yang kita pegang. Untuk menyikapi perintah Tuhan yang paradoks, maka dibutuhkan pengetahuan untuk dapat menyelami maksud Tuhan dan melakukan yang baik, bisa dengan hasil kajian para teolog atau pengalaman gereja.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pada ayat ke 3 di dalam nats, kita diajak untuk melihat perbuatan Tuhan kepada kita pada masa yang telah berlalu dan masa sekarang ini. Pengalaman bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> pada masa lalu bagi mereka yang mengikuti baal peor memperoleh kematian, sedangkan yang setia kepada Tuhan tetap hidup. Arti setia kepada Tuhan dimaksudkan adalah bahwa siapa yang setia harus berpaut kepada Tuhan, berpegang dan mencantolkan dirinya hanya kepada Tuhan. Bagaimanakah berpaut kepada Tuhan, yakni berpautnya hati kita dengan hati Tuhan dan kasih Tuhan dengan kasih kita. Mari kita bayangkan, bagaimana beratnya salib yang dipikul Yesus namun Yesus dapat mengangkatnya juga dengan perjalanan yang lumayan jauh hingga ke bukit Golgata. Salib dapat diangkat oleh Yesus jika salib dan tubuh Yesus berpaut, menyatu menjadi satu kesatuan sehingga akan menjadi lebih ringan. Sama halnya, dalam kehidupan sehari-hari tatkala kita mengangkat beban (sekarung beras 30 kg) di pundak kita akan jauh lebih membantu daripada ketika kita menentengnya, artinya menyatunya diri kita dengan beban akan sangat membantu kita untuk mengangkatnya. Begitu juga keterpautan kita dengan Tuhan, akan membatu kita dan memudahkan kita untuk melakukan perintahNya. Ingat juga ketika Tuhan menciptakan manusia, setelah dibentuk dari tanah manusia itu tidak langsung hidup, tetapi ketika Tuhan menghembuskan <i style="">nefes </i>dari hidungnya seketika itu juga manusia itu memiliki kehidupan. Dari peristiwa itu, kita ketahui bahwa ada keterpautan Tuhan dengan manusia sehingga manusia itu dapat hidup. Keterpautan manusia dengan Tuhan juga tampak dari kesegambaran dan keserupaan manusia dengan Tuhan (Kejadian 1 dan 2).
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mulai dari ayat ke enam hingga sembilan kita diajak untuk kembali mengevaluasi tugas pengajaran yang diberikan kepada kita. Ungkapan <i style="">didaskadho, didaskadhe </i>(pengajaran) oleh keluarga-keluarga bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> tidak hanya dilakukan secara formal di dalam Sinagoge, melainkan juga diterapkan dalam rumah tangga mereka. Bagaimana dengan yang sudah kita lakukan di tengah-tengah keluarga kita? Gereja mula-mula sudah memulainya dan berhasil membuat buku didakhe, sedangkan untuk HKI selama ini sangat minim akan tanggungjawabnya melakukan pengajaran. Kedepannya dengan bantuan Tuhan kita akan tingkatkan. Lihat saja sekolah-sekolah HKI yang bertutupan oleh karena tidak ada lagi muridnya, dan kemudian gedungnya dibongkar dan dialih fungsikan. Kenapa tidak HKI sudah saatnya untuk membenahinya, misalnya lewat pengadaan Pendidikan Anak Usia Dini di setiap jemaat HKI. Kita harus memulai diri kita untuk mengajar lewat belajar, baik melalui perkataan dan tindakan terhadap orang lain. Dengan begitu kita sudah mengajar sesama kita. Perlu kita ketahui dari ajaran maka akan muncul akal budi dan kebijaksanaan (ayat 6). Hikmat dan bijaksana tidak akan muncul dengan sendirinya, dengan begitu kita dapat secara matang untuk mengarahkan orang kearah yang benar dan baik. Itulah orang yang bijaksana dan berakal budi. Kita mengtahui Musa menginginkan bangsa <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place> menjadi bangsa yang besar dan meliki akal budi dan kebijaksanaan. Untuk HKI tidak cukup hanya dengan berpusat pada Pucuk Pimpinan, tetapi semua pelayan dan warga HKI diharapkan untuk mau menjadi pelaku dalam mengajar. Musa saja, harus dibantu oleh 70 orang yang dipilih dari tengah-tengah bangsa <st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region> untuk membebaskan <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Israel</st1:country-region></st1:place>. Sebagai Huria, HKI akan berkembang jika memiliki integritas. Gereja dan Bangsa yang maju adalah yang berintegritas dan memiliki konsistensi terhadap iman dan ideologi bangsanya. Waspadalah agar ketetapan dan perintah Tuhan tidak lupa dari hidup kita, sebab Tuhan kita Maha Hadir <i style="">(omnipresent),</i> oleh karena itu kita akan disanggupkan untuk melakukan dan memberikan yang terbaik bagi Tuhan dari setiap waktu (sekarang: disini dan saat ini) yang kita miliki (Matius 28:20b)</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. MP. Hutabarat, STh<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Jika perintah Tuhan kita tambahi dan kurangi akan mendatangkan ketidakbaikan bagi kita sendiri. Dan dalam kehidupan yang diberikan Tuhan kepada kita, ada yang telah berlalu, yang masih kita nikmati sekarang dan yang akan datang. Mari kita perhatikan ayat 1-21, kita menemui karya Tuhan bagi bangsa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Israel</st1:place></st1:country-region>, namun dibutuhkan proses untuk mencapai semua itu. Perlu bagi kita untuk mengetahui bahwa sebelum ketetapan dan perintah Tuhan diberikan kepada kita untuk dilakukan, manusia telah dipersiapkan terlebih dahulu (lihat pasal 1-4 dan masuk ke pasal 5 dst). Untuk itu kita dituntut untuk menjadi pelaku Firman Tuhan bukan sekedar pendengar.</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pdt. DR. Langsung Sitorus<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pada ayat kesepuluh, kita diingatkan akan pentingnya pertemuan, perkumpulan dan persekutuan sebagai wadah belajar dan mengajar di antara kita, seperti saat ini di dalam ibadah yang setiap hari kita lakukan di kantor pusat. Diingatkan kepada kita untuk tidak meninggalkannya, karena lewat perkumpulan sepertinya maka akan terjadi trasfer pengajaran antar generasi ke generasi berikutnya. Semoga Firman Tuhan diberkati bagi kita untuk menghantarkan kita kepada waktu yang disediakan bagi kita bekerja bagi Tuhan dengan tidak mensia-siakan waktu sekarang yang Tuhan telah berikan. Amin. (yph)</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i>(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI).</i> <span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-3999218672695769112010-09-28T09:23:00.002+07:002010-09-28T09:35:05.896+07:00Ev. 2 Timoteus 3: 1-7 (Minggu, 21 Oktober 2010: 21 Set Trinitatis)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:1.0cm 1.0cm 1.0cm 1.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1543832585; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:100159998 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715 67698703 67698713 67698715;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><b style=""><o:p></o:p></b><b style="">Pengantar oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh<o:p></o:p></b> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Timotius adalah teman sekerja bahkan sering disebut-sebut sebagai murid Paulus. Ibunya seorang Yahudi dan Ayahnya Yunani. Sebelum bertobat sebagai pengikut Kristus dengan menjadi murid Paulus dapat diduga bahwa ibunya sanagat banyak memberi pengaruh kepada Timotius. Ini menjadi penting untuk diketahui para ibu dalam rumah tangga, peranan ibu sangat menentukan masa depan keagamaan anak-anak. Perlu diwaspadai agar jangan terjadi fungsi ibu digantikan oleh orang lain yang tidak beriman. Timotius bersedia menjadi pengikut Paulus pada waktu dirinya masih lajang atau pemuda. Mulanya Timotius hanya sebagai sebagai pemikul barang, namun oleh kemauannya dan dia memanfaatkan waktunya bersama Paulus untuk mengisi dirinya dan meletakkan dirinya sebagai orang kepercayaan Paulus meskipun dia sendiri belum mengetahui tentang Kristus. Dari pengalaman bersama Paulus dia menyerahkan dirinya untuk pekerjaan Injil dan berkerja dengan tekun dan keras. Sebagai pekerja, Timoteus tidak memiliki gaji sama seperti Paulus.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mereka mencari nafkah sendiri, jika Paulus bertenun dia ikut membantu dan jam kerjanya bersama Paulus sering dipakai sembari jam belajar. Bisa jadi pola Paulus kepada Timotius berasal dari yang dialami Paulus ketika menjadi murid Gamaliel yang pada masanya tradisi hukum lisan masih sangat kental. Timotius menjadi seorang teolog bukan dari fakultas teologia yang formal sama seperti Paulus yang merupakan murid dari Gamaliel cucu dari Hillel. Setelah diisi dengan luarbiasa tentang kesaksian Kristus, akhirnya Paulus mempercayainya sebagai utusan dan menggembalai jemaat, menahbiskan Penatua; dll. Itulah buah dari pendidikan non formal yang dialaminya bersama Paulus. Timotius merupakan murid yang melekat dengan gurunya dan belajar dengan sungguh-sungguh. Sudah seharusnya demikian dengan para pelayan di gereja baik pendeta dan parhalado agar melekat dan belajar dengan sungguh-sungguh kepada Kristus. Pergumulan kita semakin berat, maka tidak boleh menyerah meskipun derita berkepanjangan yang oleh Paulus digambarkan kepada Timoteus sebagai gelombang kehidupan. </p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Oleh Paulus disampaikannya dalam ayat 1 mengenai hari-hari yang sukar dan akan datangnya masa yang sukar, hal ini mau menggambarkan kepada kita mengenai:</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i style="">Hari-hari terakhir.</i> Menggambarkan hari-hari terakhir kita (pribadi maupun kelompok); akhir dari masa jabatan; berangkat dari kondisi gereja sekarang ini, bisa merujuk pada hari-hari akan lenyapnya gereja, semoga HKI tidak tergerus; dan bisa menggambarkan datangnya akhir zaman. Bagaimana kita menyikapinya? Kita diajak untuk lebih banyak menjadikan diri sebagai teladan yang baik untuk banyak orang. Kita disadarkan dan harus berpikir bahwa apa yang kita lakukan dalam setiap hari pekerjaan kita adalah sebagai hari terakhir dalam hidup kita. Hari-hari bekerja kita adalah hari terakhir kita dapar berbuat, jangan beranggapan ada hari esok. Artinya, dalam pekerjaan kita melayani bukan semakin sedikit tantangan yang berat dan luarbiasa, baik dari dalam maupun dari luar pelayanan. Bahkan tantangan yang lebih berat datang dari lingkungan umat Tuhan sendiri. Mengapa bisa muncul? Karena pengaruh perkembangan jiwa, perilaku dan moral manusia (bnd. Filipi 1:15); dan Karena kita sebagai pemberita injil dan umat Tuhan kurang konsisten dalam menjalankan ajaran Kristus, sehingga orang melihat bukan peningkatan melainkan degradasi moral di lingkungan gereja. Maka, untuk menyikapinya kondisi di atas dibutuhkan teladan sebagai jawabannya (bnd. Filipi 3:17).
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i style="">Masa yang sukar.</i> Menggambarkan kepada kita hari kesusahan dimana kelakuan hidup manusia condong untuk hidup menggagalkan pekerjaan Tuhan. Dalam 2 Timotius 4:2, ada perintah bagi kita untuk mengkabarkan Injil pada waktu dan kondisi baik atau tidak baik sekalipun. Pada kondisi apapun, kita harus siap untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan. Paulus menggambarkan<span style=""> </span>perilaku-perilaku yang membuat sukar untuk mengikuti Allah. Misalnya, gaji; kekompakan; keadaan politik bangsa; munculnya ekstrimisasi anti Kristen; dan yang semakin memperberat adalah kelangkaan SDM yang dapat diandalkan dan orang sulit mempercayai kita, kondisi seperti ini juga menjadi faktor pendorong menggagalkan pekerjaan Tuhan. Kesukaran-kesukaran ini masih bisa lebih mudah diatasi dari kesukaran-kesukaran yang ditimbulkan dari sikap manusia sendiri seperti yang digambarkan Paulus dalam nats ini: <i style="">Cinta diri, Hamba uang, Pembual, Penyombong, Pemfitnah, Pemberontak pada orangtua, Garang, Yang tidak berterima kasih, Tidak peduli orang lain, Tidak mengasihi, Tidak mau berdamai, Suka menjelek-jelekkan, Tidak dapat mengekang diri, Suka menghianati, Tidak berpikir panjang, Berlagak tahu, Menuruti hawa nafsu, Ibadah kosong, Orang yang gemar pelacuran dan Diajar tetapi tidak mengenenal kebenaran</i>.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Apakah yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan dan membentuk karakter manusia yang disampaikan Paulus di atas agar menjadi pekerja-pekerja bagi Tuhan? </p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p>
<br /></o:p></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Bersama dengan pegawai dan pendeta yang hadir mendiskusikannya<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><ol style="margin-top: 0cm; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><i style="">Mencintai diri</i> sendiri menjadi mencintai orang lain seperti dirinya sendiri.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Hamba uang</i> menjadi Raja uang yaitu orang yang mampu mengontrol diri dan mengelola uang yang dimilikinya untuk pekerjaan Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Pembual </i>menjadi pemberita yang benar. Karena seorang pembual sangat lihai dan mahir dalam menyampaikan berita-berita yang tidak benar, untuk itu kemahirannya dapat digunakan untuk mengabarkan Injil bagi banyak orang.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Penyombong </i>menjadi Rendah hati yaitu orang yang bangga terhadap keadaan dirinya, status, pekerjaan, tentang latarbelakang diri yang dimilikinya. Bangga berbeda dan berlawanan dengan sombong; bangga merupakan kesukaannya yang akan diberitakan, tetapi kalau sombong memberitakan kelebihannya, bahkan kemudian menjengkali orang lain.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Pemfitnah</i> menjadi Parroha pangoluhon; yang selalu mengarahkan orang lain untuk hidup baik.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Pemberontak pada orangtua</i> menjadi menghormati orangtua bukan patuh kepada orangtua. Jika anak hormat bukan patuh, maka anak dan orangtua sebagai teman sekerja di dalam Tuhan dan menjadi orang Kristen yang dewasa (pasangaphon natoras). Dalam bahasa ibrani di pakai kata (YIR-AW) yang artinya, bisa Hormat, menghormati dan dengan hormat. Menurut Erik Foorm kalau kita menghormati seseorang berarti kita sangat mengenal orang itu. Seorang anak akan dengan iklas dan penuh kasih melakukan arahan baik dari orangtuanya tanpa adanya unsur paksaan atau karena rasa takut. </li><li class="MsoNormal"><i style="">Tidak tahu berterima kasih</i> menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Misalnya, Kantor Pusat HKI merupakan bagian dari Tubuh Kritus, kita yang ada disini dengan memberikan nilai kerja yang terbaik untuk membuat sehat tubuh yang diluarnya maka itu adalah bentuk ucapan syukur kita bagi Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Tidak peduli agama</i> dengan tidak peduli kepada Tuhan itu berbeda. Menjadi peduli kepada Tuhan saat sekarang ini adalah langka, karena banyak agama yang sudah menjadi racun bagi pemeluknya. Maka, kita harus mengarahkannya menjadi orang yang peduli agama dan Tuhan. Untuk itu, agama harus menjadi media menyehatkan hubungan manusia dengan Tuhan. Agama harus mendorong manusia untuk peduli kepada kehidupan, dengan begitu dia akan mencintai Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Orang yang tidak mengasihi</i> menjadi seorang yang solidaritasnya tinggi terhadap orang yang membutuhkan dan tertindas karena hak-haknya dirampas oleh ketidakadilan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Orang yang tidak mau berdamai</i> menjadi pembawa damai. Ingatlah bahwa selagi manusia hidup maka perlu memperbaiki diri, jika sudah mati tidak perlu tindakan yang sama. Maka, fokuslah pada kehidupan yang saat sekarang ini dengan berdamai terhadap sesama, alam dan Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Suka menjelekkan</i> menjadi orang yang tahu memuji orang lain dan dari yang berpikir negatif menjadi berpikir positif.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Orang yang tidak dapat mengekang diri</i> menjadi yang dapat menguasai dan mengendalikan diri.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Garang </i>artinya berani melakukan yang jahat tanpa pikir panjang menjadi berani melakukan yang baik.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Tidak suka yang baik</i> menjadi Pelaku kebaikan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Suka menghianati</i> artinya tidak setia kepada janjinya menjadi setia kepada janjinya sendiri baik janji terhadap dirinya sendiri dan oranglain, terlebih terhadap Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Tidak berpikir panjang</i> menjadi orang yang berpikir mendalam, terencana dan berencana.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Berlagak tahu</i> menjadi orang yang benar-benar tahu dan bertanggungjawab.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Menuruti hawa nafsu</i>. Hawa nafsu adalah berkat dari Tuhan maka harus dipersembahkan kepada Tuhan. Untuk itu harus diarahkan menjadi orang yang menggunakan hawa nafsunya untuk menuruti Tuhan dengan mempersembahkan fungsi nafsu dalam diri. Misalnya tidak perlu melakukan pelacuran suci untuk menyembah Tuhan atau membunuh dan melakukan tindakan kekerasan terhadap sesama untuk membela Tuhan.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Ibadah kosong.</i> Hidup adalah ibadah, tidak hanya seremonial yang rutin diikuti. Oleh Martin Luther dikatakan hidupmu adalah ibadah mu bagi Tuhan (bahasa Ibrani ibadah yakni abodah yang artinya pekerjaan). Maka, jadikanlah setiap pekerjaan kita menjadi ibadah yang bernilai bagi Tuhan. Dengan memberikan yang terbaik bagi setiap pekerjaan yang kita lakukan setiap hari.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Orang yang gemar pelacuran</i> menjadi orang yang mau menginjili dalam ”dunia gelap”.</li><li class="MsoNormal"><i style="">Orang yang diajar tetapi tidak mengenal kebenaran</i>, biasanya adalah orang yang bebal hatinya dimana yang diperolehnya tidak berguna bagi orang lain menjadi pengajaran yang membangun. Diarahkan menjadi orang yang mau belajar untuk mengajar.</li></ol>
<br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Dalam ayat ke 5, pesan Paulus adalah agar kita menjahui. Dapat dimengerti tujuannya adalah agar kita tidak terkontaminasi oleh karakter orang-orang yang dapat menggagalkan pekerjaan Tuhan yang ada pada kita. Akan tetapi, tugas dan tanggungjawab kita lebih dari sekedar menjahui mereka, tetapi mengubah mereka. Ingat, tidak terkontaminasi dan mengubahkan. Amin. (yph)
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i style="">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI)</i></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-91460414154306275862010-09-24T19:04:00.003+07:002010-09-24T19:08:41.007+07:00Info: Kegiatan Serah Terima Harta Kekayaan HKI<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><span style="font-size:100%;"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Calibri; mso-font-alt:"Century Gothic"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:70.9pt 70.9pt 70.9pt 70.9pt; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Berita Acara Serah Terima Harta Kekayaan HKI <o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"> </div><p style="text-align: justify; font-weight: bold;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Oleh Pucuk Pimpinan Periode 2005-2010 kepada Pucuk Pimpinan 2010-2015<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Gedung Serbaguna HKI, Pematangsiantar, Jumat_3 September 2010</span></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menindaklanjuti Acara Serah Terima Jabatan antara Pucuk Pimpinan HKI Periode 2005-2010 kepada Pucuk Pimpinan HKI Periode 2010-2015 (yang terpilih pada Sinode ke 59 HKI, tgl.11-15 Agustus 2010 di Mikie Holiday Hotel Berastagi), pada hari Jumat, 03 September 2010 bertempat di Kantor Pusat HKI dilaksanakan Acara Serah Terima Inventaris dan Harta Kekayaan HKI.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Acara di awali dengan Ibadah yang di pimpin Pdt. M. Saragi (Mantan Praeses HKI Daerah I Sumatera Timur I). Dalam Khotbahnya yang mengacu pada Nehemia 8 : 10b, Pdt. M. Saragi menerangkan bahwa setiap Pelayan dan Warga HKI wajib mensyukuri pemberian TUHAN, dan ini harus menjadi dorongan melakukan terbaik bagi pelayanannya. Termasuk bagi Pucuk Pimpinan baik yang mengakhiri jabatan maupun yang mulai mengemban jabatan. Para Pelayan di tiap aras pelayanan (MP, BPKP, Praeses dll), hendaknya mensyukuri kesempatan yang diberikan Tuhan kepadanya untuk menjadi pelayan dan mengemban jabatan pelayanan yang dipercayakan kepadanya. Kesadaran dan sikap mensyukuri ini hendaknya terimplementasi dalam pelayanannya yang tetap takut akan TUHAN. Setiap pelayan yang sudah mengakhiri jabatannya harus mengikuti teladan Tuhan Yesus yang rela menjadi manusia untuk menebus manusia dari dosa. Jangan kuatir akan masa depan karna Tuhan Yesus pasti menyertai.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Mengawali Acara Serah Terima, Pucuk Pimpinan HKI membacakan Memori Tugas Pelayanan (dibacakan Mantan Ephorus, Pdt. Dr. B. Purba), poin penting di antaranya adalah: 1). Perihal Konven Pendeta HKI, 2). Pembangunan Fisik HKI, 3). Kerjasama dengan Yasuma, dan 4). Pengelolahan Panti Asuhan Zarfat HKI. Usai Pembacaan Memori Tugas Pelayanan, dilaksanakan Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Inventaris dan Harta Kekayaan HKI yang dimulai oleh Pdt. Dr. B. Purba (Mantan Ephorus HKI ; Periode 2005-2010), Pdt. R. Simanjuntak, BD (Mantan Sekretaris Jenderal HKI ; Periode 2005-2010), Mewakili Majelis Pusat Periode 2005-2010 y.i Pdt. M.P Siregar, MTh, Pdt. T. Lumban Tobing STh, Pdt. Naomi Simarmata, MTh. Dilanjutkan oleh Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus HKI Periode 2010-2015), Pdt. M.P Hutabarat, STh (Sekretaris Jenderal HKI Periode 2010-2015) dan Mewakili Majelis Pusat HKI Periode 2010-2015, y.i : Pdt. JOH Siagian, STh, Pdt. Salome br. Nainggolan, STh, St. W. Saruksuk. Usai Penandatanganan Berita Acara, dilaksanakan serah terima dokumen Badan Pemeriksa Keuangan Pusat (BPKP), dari St. Dr. TY. Gultom,SE, Ak (Mewakili BPKP Periode 2005-2010) kepada BPKP Periode 2010-2015 y.i St. Bichner Panjaitan, St. Arifin Lumban Tobing, St. Marihot Silalahi.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Usai Ibadah dan Acara Serah Terima, dilaksanakan Acara Kata Sambutan a.l. oleh Pdt. Dr. B. Purba (Mantan Ephorus HKI - Periode 2005-2010), “Setelah tidak lagi menjadi Ephorus, maka kamipun siap untuk menjadi Pendeta Resort, dan siap untuk ditempatkan dimana saja”, disampaikan beliau membuka sambutannya, dan dengan rendah hati kemudian memohon maaf kepada semua elemen HKI jika selama ini ada, baik perkataan dan perlakuan beliau yang tidak berkenan. “Tidak mudah mengemban tanggungjawab sebagai Ephorus, seluruh permasalahan gereja terpusat di Ephorus, mulai dari tingkatan jemaat hingga HKI secara global, untuk itu menjadi pemimpin dan gembala yang melayani adalah kuncinya”, pesan beliau sembari menyampaikan selamat bertugas kepada Pucuk Pimpinan baru Pdt. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus HKI 2010-2015) yang adalah juga junior beliau semasa kuliah. “Doakanlah kami untuk dapat meneruskan pelayanan dan memberikan yang terbaik bagi HKI ke depannya. Dan, kami siap untuk dikonfirmasi ulang berkaitan dengan hasil serah terima yang telah dilaksanakan” ungkap Pdt. Dr. Burju Purba mengakhiri kata sambutannya. Kata sambutan dilanjutkan oleh St. Dr. TY Gultom, SE.Ak (Mantan BPKP - Periode 2005-2010), belliau berpesan agar sistem pemeriksaan keuangan dapat dilakukan lebih baik lagi kedepannya agar tidak keseleo dan diakhiri dengan mengucapkan selamat bertugas bagi BPKP baru, dan terlebih Pucuk Pimpinan. Diikuti oleh Diak. Drs. T. Sinaga (Mantan Kepala Kebun Kelapa Sawit HKI), dan diakhiri oleh St. W. Saruksuk (Majelis Pusat Periode 2010-2015). Dalam sambutannya, St.W. Saruksuk mengharapkan adanya perbaikan sistem manajerial di tubuh HKI, dan kiranya Pucuk Pimpinan dapat serasi dalam menjalankan kepemimpinannya, sehingga perbedaan tidak mempengaruhi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang telah dimandatkan”.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan dan pesan dari Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh sebagai Ephorus HKI Periode 2010-2015. “Ingatkah kita pada saat yang sama sekarang ini pada tahun 1946 apa yang dialami HKI? HKI mulai “terorganisir” ungkap beliau saat mengawali sambutannya. Kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan terimakasih kepada Ephorus dan Sekjend lama, dan menyampaikan harapannya kiranya dapat melakukan yang lebih baik, dan mengajak kerjasama Pucuk Pimpinan lama agar masih mau berbagi untuk kemajuan HKI. Beliau juga mengucapkan terimakasih kepada semua yang hadir, khususnya parende Persatuan Wanita Gereja HKI Melanthon, Pematangsiantar dan terlebih kepada Sekjend baru Pdt. MP. Hutabarat, STh yang mulai mengenal beliau, “Terimakasih buat semua yang hadi, khususnya parende, dan terlebih Sekjend yang mulai belajar mengenal saya”, demikian disampaikan beliau. Dalam pesannya, beliau juga menyampaikan bahwa akan dilaksanakan Rapat Gabungan Pucuk Pimpinan, Majelis Pusat, BPKP dan Praeses Periode 2010-2015 selesai acara serah terima. Pesan khusus disampaikan kepada para praeses agar mardosroha terkait penempatan mereka, dan semua praeses harus bersedia untuk saling membantu. Bagi yang daerahnya surplus, harus bersedia membantu untuk daerah yang kurang surplus. “Misalnya, Daerah Tobasa yang kalau tidak dibantu oleh sokongan dana oleh Amang Reinward Simanjuntak, yakni 10 juta setiap tahunnya, maka akan sulit untuk menjalankan tugas-tugasnya”, ungkap Ephorus. Kemudian dilanjutkan dengan pemberitahuan rencana penempatan pendeta di setiap Departemen yang ada. Dijelaskan beliau, ada <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city> departemen yang harus diisi, dengan kriteria; sudah memiliki jejaring dan mahir berbahasa inggris serta mampu menggerakkan roda organisasi tanpa harus bergantung pada Pucuk Pimpinan dengan tetap bertanggungjawab kepada Pucuk Pimpinan HKI. Khusus untuk Kepala Departeman Keuangan dan Bendahara, hingga saat ini masih mengalami kesulitan untuk mencari orang yang tepat, yakni orang yang bisa memberikan waktu dan kemampuan untuk bersama-sama memenuhi kebutuhan HKI kedepannya dalam menjalankan program-programnya. Ditambahkan Ephorus, bahwa dalam kurun waktu enam bulan kedepan akan diupayakan sentralisasi dapat terwujud, “Kuncinya kita harus bersama-sama dan mau melaksanakannya”, ungkap beliau. Ephorus juga menyampaikan bahwa, mengenai keuangan yang ada di setiap resort akan dicek baik surplus atau tidak dan segala laporan keuangan mulai dari jemaat, resort dan daerah akan diperiksa oleh koordinasi BPKJ, BPKR, BPKD bersama BPKP, baru di serahkan kepada Pucuk Pimpinan. <span style=""> </span>Mengakhiri sambutannya, Ephorus berpesan agar kantor pusat dan gedung serbaguna HKI dapat dijadikan pusat pelatihan, untuk itu perlu pembenahan diantaranya pengadaan AC di masing-masing tempat, beliau mengajak peran serta dari yang hadir untuk mau membantu pengadaannya. Dan, ditambahkan lagi, bahwa akan diupayakan di Pematangsiantar harus ada 15 rumah dinas HKI, bertujuan untuk mendukung kelancaran tugas-tugas di kantor pusat, sehingga kantor pusat dapat bergerak. “Doakan kami, agar semua yang direncakan dan dikerjakan dapat berjalan dengan baik”, dikatakan Ephorus dengan rendah hati menutup kata sambutannya. Setelah Ephorus, kata sambutan terakhir disampaikan oleh Pdt. M.P Hutabarat, STh (Sekjend HKI Periode 2010-2015), beliau berpesan agar semua elemen HKI untuk sehati sepikir melayani di HKI dan sekaligus pemaparan Program Kerja 2011. Beberapa di antaranya adalah membangun pelayanan katagorial di HKI, pembenahan administrasi HKI, mengembangkan SDM HKI, pembangunan fisik Kantor Pusat dan pembangunan ekonomi umat serta meningkatkan jejaring baik pemerintahan, antar denominasi gereja, lembaga non kristen dan lembaga-lembaga yang berada di luar negeri dengan fokus untuk kemajuan HKI. Untuk mengakhiri sambutannya, Sekjend HKI mengajak semua warga jemaat dan pelayan HKI untuk saling mendoakan agar rencana-rencana yang ada menjadi kenyataan.
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Usai Kata-kata Sambutan, dilaksanakan Makan Siang Bersama yang dijamu oleh Ir. Reinward Simanjuntak, MM (Mantan Ketua Umum Pencanangan Tahun Diakonia HKI 2009). Hadir juga dalam Acara, a.l. Mantan Majelis Pusat HKI (Periode 2005-2010) Pdt. Toljun Lumban Tobing, STh, Pdt. MP Siregar, MTh, dan Pdt. Naomi Simarmata, MTh. Mantan Praeses Periode 2005-2010 a.l. Pdt. M. Saragi,STh, Pdt. Tohap Sihombing, STh, Pdt. Salome br. Nainggolan, STh, Pdt. MAE Samosir, STh, Pdt. Pdt. C. Siahaan, Smth, Pdt. K. Simorangkir,STh, Pdt. Epen Siregar, SmTh, Pdt.Firman Sibarani, MTh.<span style=""> </span>Majelis Pusat Periode 2010-2015 a.l Pdt. Salome br. Nainggolan, STh, Pdt. MAE Samosir, MTh, Pdt. Halomoan Simanjuntak, STh, Pdt. Janiandar Pasaribu, MTh, Pdt. Rudolf Simanjuntak, BD, Pdt. JOH Siagian, STh, St. Ir. Jonner Togatorop, St. RPS Janter Aruan, SH, Mhum, St. Bangun Hutasoit, St. Wajib Saruksuk, St. S. Nainggolan, dan St.Drs. Marojahan Panjaitan, MPd. Serta Praeses Periode 2010-2015, Pdt. HR Panjaitan, DMin (yang juga Ketua Konven Pendeta HKI), Pdt. Toljun Lumban Tobing, STh, Pdt. Keppler Bakara, STh,<span style=""> </span>Pdt. Jansen Simanjuntak, STh,<span style=""> </span>Pdt. Surungan Situmorang, STh, Pdt. Lamsihar O. Siregar, STh, Pdt. Epen Siregar, Sm.Th. Paduan Suara PW HKI Jl. Melanthon Siregar, dan Undangan lainnya baik Pelayan dan Jemaat HKI di wilayah Medan, P. Siantar dan Simalungun serta perwakilan unsur pemerintah setempat.
<br /></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Kita doakan kiranya Pucuk Pimpinan HKI, Majelis Pusat, Badan Pemeriksa Keuangan, Praeses HKI<span style=""> </span>Periode 2010-2015 serta Jajaran Pelayan di tiap aras pelayanan tetap dapat dipakai TUHAN Yesus Raja Gereja demi pengembangan Kabar Sukacita dan Damai Sejahtera dalam Gereja Tuhan, khususnya di HKI serta masyarakat secara umum di dalam rumah besar NKRI. Tuhan Memberkati. (yph)<o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-20497861451347643602010-09-24T17:47:00.001+07:002010-09-24T17:50:12.961+07:00Info: Pesan Ephorus untuk Warga HKI Patane<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 936.1pt; margin:42.55pt 2.0cm 42.55pt 2.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pesan Ephorus <o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Pada Acara Ramah tamah dengan jemaat HKI Patane, Porsea<o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><b style="">Minggu, 29 Agustus 2010</b></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><b style=""><o:p></o:p></b></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Awalnya, lama sebelum sinode 2010 berlangsung, setelah di sinode tahun 2005 tidak terpilih menjadi Sekjen HKI, saya sudah tidak ada lagi berharap besar untuk menjadi pucuk pimpinan. Biarlah saya cukup menjadi dosen atau pendeta resort. Namun, terimakasih buat Tuhan dan kita semua yang kemudian menetapkan saya untuk menjadi Ephorus HKI. Menjadi Sekjen tidak diberi, malah menjadi Ephorus.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Dalam proses menjelang sinode 2010 kemarin, dalam mempersiapkan diri, banyak saya temui kabar-kabar yang tidak bertanggungjawab dan mau membunuh profil saya dari pelbagai pihak. Misalnya: gelar Doktor palsu, dalam kriteria pencalonan sebagai Ephorus ada upaya untuk menghambati, dengan memasukkan salah satu poin kriteria yakni harus pernah melayani sebagai pendeta resort selama 10 tahun, dan dituduh melakukan money politic dalam pengumpulan suara di sinode, yang ternyata tidak ada politik uang.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Dengan berakhirnya sinode dan oleh kehendak Tuhan telah dipilihnya para pengurus HKI, maka hendaklah kita bersama-sama memberikan dukungan, bukan malah menimbulkan rasa kebencian. Dan begitu juga untuk semua jemaat yang ada saat ini di Patane, agar kita semua membawa kabar yang baik sesuai dengan kebenaran yang ada.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Saat ini di kantor pusat tidak ada uang. Sama seperti 10 tahun sudah saya di PGI SUMUT. Tapi kita percaya Tuhan akan memberikan kemudahan dan mencukupkan. Di tengah-tengah kekosongan keuangan ini, juga diperhadapkan pada beberapa tujuan dan cita-cita yang harus tercapai selama 5 tahun ini. Diantaranya, HKI harus mampu menyekolahkan para pelayannya memperoleh gelar Doktor. HKI harus memiliki 6 orang Doktor dengan berbiaya 280juta/orang. Dan gelar Master Teologia dengan biaya 100juta/orang. Untuk itulah kita diharapkan untuk saling mendukung. Kita juga akan diperhadapkan pada masa pensiun. Di tahun 2012, akan ada kurang lebih 10 orang Pendeta pensiun. Kita tidak menginginkan, para pendeta yang telah pensiun dibiarkan begitu saja, harus ada bekal yang sepantasnya bagi mereka untuk menjalani masa pensiunan mereka. Paling sedikit harus ada 40juta/orang yang harus disiapkan pusat. Darimanakah semua dana itu dapat dikumpulkan? Dari kantong Tuhan, dengan cara saling membantu dan mendoakan. Mengenai kebun sawit, kita berharap dapat memberikan hasil yang baik untuk kedepannya.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Diharapkan jemaat atau para pelayan, jangan mau diprovokasi atau memprovokasi satu dengan yang lain. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> wacana yang tersebar di kalangan Pendeta, bahwa jika pemutasian dilakukan dengan tidak sesuai dengan kehendak para Pendeta, maka akan terjadi keributan atau perlawanan. Ini adalah provokasi yang tidak pantas untuk di dengarkan. Sesungguhnya, bukan persoalan mutasinya yang harus di takuti atau dikwatirkan. Tapi, jika kemudian pucuk pimpinan tidak memperhatikan kesejahteraan para pendeta yang ditempatkannya, barulah dapat dibenarkan adanya ketidakberersan. Untuk para pendeta harus mengingat prinsip dan semangat kependetaan untuk siap ditempatkan dimana saja, siap memberitakan Firman Tuhan dimana saja dan dalam segala kondisi, dan siap mati untuk Injil.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Khusus untuk Gereja Patane, pelayan dan jemaat untuk jangan pernah berhenti membangun. HKI Patane merupakan “wajah” dari HKI secara keseluruhan dan sebagai sumber pancaran sinar untuk menerangi perjuangan HKI di semua tempat. Telah direncanakan agar HKI Patane memiliki dua Pendeta yang melayani baik mulai dari resort hingga pagarannya. Untuk itu, diharapkan bagi para pendeta untuk dapat saling bekerjasama dalam satu tempat yang sama.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mengenai para calon-calon pendeta untuk HKI, dan yang masih belajar, perlu mendapatkan pembenahan pendidikan yang lebih serius. <st1:place st="on"><st1:city st="on">Ada</st1:city></st1:place> direncanakan untuk penabalan calon pendeta harus terlebih dahulu menjalani beberapa tahun masa praktek.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><o:p></o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Banyak yang harus dipersiapkan dan dikerjakan untuk ke depan, untuk itu bantulah kami pucuk pimpinan. Jika ada selama ini dari kami, yang tidak berkenan terhadap jemaat HKI Patane tolonglah dimaafkan dan doakanlah kami. (yph)<o:p></o:p></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-83597782799751232002010-09-24T17:20:00.006+07:002010-09-24T17:46:44.594+07:00Ev. Yehezkiel 33: 12-19 + 30- 33 (Minggu, 31 Oktober 2010: 22 Set Trinitatis)<div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Garamond; panose-1:2 2 4 4 3 3 1 1 8 3; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 1008.15pt; margin:2.0cm 2.0cm 4.0cm 2.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;">Nabi Yehezkiel<span style=""> </span>tinggal dalam pembuangan di Babel, baik sebelum, maupun<span style=""> </span>sesudah jatuhnya Yerusalem pada tahun 586 Sebelum Masehi.<span style=""> </span>Pesannya ditujukan kepada orang-orang yang dibuang di Babel dan<span style=""> </span>mereka yang tinggal di Yerusalem. Buku<span style=""> </span>Yehezkiel<span style=""> </span>dibagi dalam empat bagian yang penting yaitu:</span><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;"> Peringatan kepada umat Israel bahwa Allah akan menghakimi mereka dan bahwa Yerusalem akan jatuh dan hancur;</span><span lang="SV" style="font-size:100%;"> Pesan dari TUHAN bahwa Ia akan menghakimi bangsa-bangsa yang menindas dan menyesatkan umat-Nya;</span><span lang="SV" style="font-size:100%;"> Penghiburan bagi Israel setelah jatuhnya Yerusalem, dan janji tentang masa depan yang cerah; dan</span><span lang="SV" style="font-size:100%;"> Gambaran Yehezkiel tentang Rumah TUHAN dan bangsa yang diperbaharui.
<br />
<br /></span><span lang="SV" style="font-size:100%;">Yehezkiel adalah orang yang teguh imannya dan hebat daya khayalnya. Sebagian besar dari pesannya didapatnya melalui penglihatan-penglihatan, dan dinyatakannya dengan perbuatan yang merupakan lambang yang jelas bagi bangsa Israel. Yehezkiel menekankan perlunya pembaharuan hati dan jiwa, serta tanggung jawab setiap orang atas dosa-dosanya sendiri. Ia juga menyatakan harapannya akan pembaharuan hidup bagi bangsa Israel. Sebagai imam dan juga selaku nabi, Yehezkiel memberi perhatian khusus kepada Rumah TUHAN dan pentingnya hidup menurut kehendak TUHAN.
<br />
<br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Kitab Yehezkiel 33: 12-19 + 30-33 sebagian besar dari keseluruhan kitab Yehezkiel. Oleh Alkitab LAI <span style=""> </span>diberi judul "Nubuatan Pengharapan bagi Israel". Hal ini juga dibagi atas menjadi Pasal 33: 1-20:<span style=""> </span>berbicara tentang Tugas Yehezkiel sebagai penjaga (ibr. Sofet, Yun. Skopos); di ayat 12-19: berbicara tentang bagian tugas itu; dan dalam ayat 30-33: berbicara tentang Kekerasan hati bangsa Israel.
<br />
<br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Kita tahu, Yehezkiel hidup di Pembuangan, dia tinggal di tepi sungai kebart. Salah satu anak sungai yang mengalir ke suangai Efrat. Di tepi sungai Kebart mereka membangun Synagoge. Ada pembangunan budaya Yahudi. Yehezkiel bekerja di masa pembuangan itu dan nubuatan-nubuatannya berisi konsolidasi agar bangsa Israel bersatu, agar taat kepada agamanya dan benar-benar bisa membangun budayanya. Yehezkiel tidak ingin bangsanya tercerai berai dan akhirnya hidup dalam tradisi Israel. Mengapa mereka pilih tepi sungai sebagai pusat ? karena mereka memerlukan air, untuk mencuci, mandi sebelum masuk beribadah. Sama seperti agama islam yang membasuh kaki (mengambil air wudhu) ketika akan beribadah. Sebagai penjaga Yehezkiel mengumpulkan pedoman-pedoman yang harus ditaati oleh bangsa Israel. Ia juga menubuatkan bahwa Yerusalem akan dibangun kembali dan Bait Allah akan dibangun kembali. Berkat penjagaan, maka orang Israel tetap tumbuh di pembuangan, akibatnya menghasilkan Israel baru dan juga mendapat tanah air yang baru di Jerusalem bahkan lebih luas di Yehuda. Bahkan Yerusalem yang baru itu menjadi pusat keagaamaan yang baik dan besar bagi mereka. Yehezkiel memberikan semangat berintegrasi dengan pemerintahan yang menjajah mereka. Ia berbahagia dengan jasa Daniel yang berani masuk ke istana Nebukadnezar. Peran puncak yang dibangun Yehezkiel itulah yang mendorong orang-orang Israel terpelajar ntuk menyerukan agar ada jalan damai untuk kembali ke Yerusalem bahkan mengusahakan bantuan pemerintah untuk membangun kota tersebut.<span style=""> </span>Kita tahu dimasa pembuangan itu tokoh-tokoh masyarakat<span style=""> </span>Israel dan cendekiawan berusaha memperkenalkan Allah yang mereka puja (sembah) dan orang Babel<span style=""> </span>buangan orang persia yang menghianatinya sebagai mahluk yang tinggi. Umat israel harus benar-benar tahu melakukan yang benar dan melakukan yang baik serta mana yang jahat.
<br />
<br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Dasar kebaikan adalah hukum-hukumnya, maka hukum-hukum<span style=""> </span>itu dikonfirmasi semasa pembuangan itu. Bahkan mereka juga berhasil mengumpulkan kitab Imamat di pembuangan itu. Agar semua Israel dapat menyampaikan/membedakan yang jahat dan baik. Mereka diminta membuaat keputusan membuat semakin giat lagi. Seperti orang Batak, dahulu telah mendengar kejamnya Padri<span style=""> </span>bagi mereka, mereka terlena dalam hal ini. Sekarang kepada orang Batak, mereka memakai cara yang lemah lembut. Bangsa Israel di zaman Persia, selalu dibanggakan akan hal ini, hampir mirip dengan seorang yang berpangkat Jenderal. Seperti Daniel yang dibanggakan oleh Persia. Tidak ada pertumpahan darah dan hal lain, Nehemia yang menjadi Penasehat raja Darius dan juga Mordekhai. Bahkan Ester menjadi terkenal. Zaman Babel mereka berbahasa zaman Persia. Mereka tetap kuat, tidak lengah melawan kekerasan dengan kebaikan. Walaupun budaya mereka terus dipaksakan mereka.
<br />
<br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Ayat 12-19 : Peringatan keras untuk tidak berubah dari kelakuan yang baik ke yang jahat. Itu menjadi tujuan. Supaya yang jahat bertobat melakukan yang baik. Tdak ada bedanya dengan kita. Seorang yang merasa telah melakukan kebenaran, tidak boleh menyombongkan diri. Jika ada perbedaan teologi dengan yang lain, misalnya islam: Kejahatan belum tentu menghasilkan kebaikan tetepi dicari keseimbangan (balance). Tetapi sebaliknya, apapun sebabnya: Kebaikan yang dilakukan saat ini, bisa menutupi semua kejahatan sebelumnya. <span style=""> </span>Karena gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga bisa juga: “air kotor satu bak” bisa bersih hanya karena “segumpal kaporit”. Artinya: orang israel mempertahankan kebaikannya sampai mati. Itu tidak bisa berubah dan tidak bisa ditawar-tawar. Sebenarnya: mereka tidak bisa menghianati bangsanya. Walaupun mereka menjadi orang Yahudi, orang Cina dan orang lain. Tetapi mereka selalu ingat jati dirinya. Tidak lupa kacang akan kulitnya. Dia tidak bisa menghianati bangsanya. Karena kebaikan itu akan selalu mempengaruhi segala kehidupannya. Kerinduannya akan kejahudian itu maka dapat menutupi segalanya. Kebaikan apakah yang bisa perhatikan di dalam jemaat. Kebaikan kita itu yang dapat menutupi yang jelek dari diri kita.
<br />
<br /></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Selaku orang Batak, kita adalah orang batak yang beradat (baik orang kristen atau tidak). Bagi orang Kristen, adat tidak baik. Maka harus menemukan titik baru. Orang Batak beradat tidak menghantar mereka masuk sorga. Oleh karena itu kebaikan menurut Batak masih terbatas, membuat Batak menjadi kerdil. Kekristenan itu harus menemukan inti (chor) dari orang Batak. Apa itu? apakah yang paling inti dari orang Batak?</span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span lang="PT-BR" style="color:black;">
<br />
<br />St. Raja PS. Janter Aruan, SH, MH:</span></b></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">
<br />Ada yang mengatakan, intinya adalah kasih dan pengampunan. Kebenaran tidak berguna jika kita melakukan kejahatan. Sebaliknya, kebaikan akan berguna jika kita melakukan kebaikan.Kita seharusnya saling mengampuni, mengasihi dan tidak membedabedakan satu sama lain dengan dosa. Ada orang yang tampaknya mengasihi, mengampuni maka dia melakukan hal ini. Ada keangguhan dalam diri, menghapus segala kebaikan. Sebaliknya juga, ada orang yang bisa mengampuni karena kasih, apakah itu yang paling berharga dalam hidup kita? Atau ada hal yang lain?</span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span lang="PT-BR" style="color:black;">
<br />
<br />Pdt. Salome Nainggolan, STh</span></b></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">
<br />Ada orang yang mengatakan juga yang berharga itu adalah Penebusan yang dilakukan Kristus. Metode yang dilakukan antara Allah dan Yehezkiel adalah dialog (bercakap-cakap). Metode ini sangat cocok sekarang ini. Kita pelayan (Pendeta) sering menjadi batu sandungan bagi anggota jemaat. Jika ada dialog antara jemaat dan Pendetanya dalam menyelesaikan suatu perselisihan. Maka satu sama lain akan semakin akrab dan saling mengampuni tidak ada pandangan yang negatif satu sama lain melainkan postitif thingking. Jadi benarlah kita, harus mengenal benar-benar, bagaimana pengorbanan Kristus (Keselamatan yang dari Kristus).
<br />
<br /></span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span lang="PT-BR" style="color:black;">Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh</span></b></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">
<br />Kita tahu bahwa bagi orang Batak, yang ditekankan adalah adat tetapi bagi kita yang percaya adalah pengorbanan Kristus (keselamatan dari Kristus). Siapa yang berada dalam keselamatan maka dia akan beroleh kebenaran dan kebaikan serta kerajaan sorga. Karena keselamatan itu adalah pengampunan atas dosa yang pernah kita lakukan.<span style=""> </span>Keselamatan itu dapat dalam segala hal. Maka semua orang bisa diselamatkan oleh Tuhan. Dalam keselamatan ada buah-buah Roh (Gal. 5: 22). Dan juga keselamatan itu terdapat dalam Mateus 22: 37-39: </span><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;">Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Jadi Keselamatan itu adalah hidup tanpa dosa. Keselamatan itu adalah bersama Tuhan. Keselamatan itu juga adalah: ciptaan baru (kebenaran), seperti di taman Eden. Seperti doktrin dalam perintah Allah ”Apa yang kamu dalam kata dan perbuatan, hendaklah itu dalam nama Tuhan Yesus Kristus”. Sebab Upah dosa adalah maut (Roma 6:23). Jadi siapa yang terhindar dari keselamatan maka nyawanya terancam. Jika ada orang yang berbeda agama dengan kamu katakan: “berbahagialah kamu, kamu diselamatkan dalam Yesus Kristus”. Contohnya: Mahatma Gandhi, dia adalah orang yang diselamatkan, makanya dia berjuang dengan agama Hindunya untuk membawa orang ke jalan yang benar dan kembali ke jalan yang benar.
<br />
<br /></span><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;">Ayat 30-33: "Dan engkau anak manusia, teman-temanmu sebangsa bercakap-cakap mengenai engkau dekat tembok-tembok dan di pintu rumah-rumah dan berkata satu sama lain, masing-masing kepada temannya. Silakan datang dan dengar, apa yang difirmankan oleh TUHAN! 33:31: Dan mereka datang kepadamu seperti rakyat berkerumun dan duduk di hadapanmu sebagai umat-Ku, mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka tidak melakukannya; mulutnya penuh dengan kata-kata cinta kasih, tetapi hati mereka mengejar keuntungan yang haram. 33:32 Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya. 33:33 Kalau hal itu datang dan sungguh akan datang! Mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka".
<br />
<br />Konsistensi melakukan firman Tuhan, inilah yang sangat perlu. HKI dari HChB dulunya oleh Sutan Malu Panggabean memakai semboyan dan semangat dari Yakobus 1:22 "Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. Inilah yang semakin menggema hingga saat ini. Kita juga harus setia dan tetap melakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita. Carilah Tuhan maka kamu akan Hidup (Amos 5: 6ª) dan Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup (Amos 5: 14a).
<br />
<br /></span><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;">Yehezkiel menyatakan seharusnya orang melakukan firman Tuhan adalah pertama sekali Nabi /Pemberita Injil yang berada di pos pelayanannya, mereka harus tetap disana. Integritas Kristen adalah dalam hal melakukan apa yang diajarkan dan yang didengar dari Tuhan Yesus Kristus. Janji mereka harus dijalankan. Mereka tidak mau berbeda, di depan dan di belakang. Siapa yang mau berintegritas: lakukan dalam Tuhan Yesus.
<br />
<br /></span><span style="font-size:100%;"><b style=""><span lang="PT-BR">Pdt. Edwin JP. Simanullang, STh
<br /></span></b></span><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR">Allah kita, adalah Allah yang setia dan adil. Dia selalu memanggil dan memberi perintah kepada kita agar kita selamat dan juga setia sampai mati. Kita sebagai orang percaya harus siap sedia akan hal itu. Dalam Wahyu 2:10 “</span><span lang="SV" style="font-size:100%;">Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”. </span><span lang="FI" style="font-size:100%;">Betapa mahal arti kesetiaan dalam hidup jasmani dan rohani kita. Jadi kita jangan sampai mensiasiakannya. Tuhanlah yang memberkati kita. Amin.</span><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style="font-size:100%;"><i style=""><span style=";font-family:";" >
<br />
<br />(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI).<o:p></o:p></span></i></span> <span style=";font-size:100%;color:black;" lang="FI"><o:p></o:p></span></div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span lang="PT-BR" style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=";font-size:100%;color:black;" lang="PT-BR"><o:p> </o:p></span></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-26266056998856301682010-09-14T10:57:00.007+07:002010-09-24T16:37:07.095+07:00Perjalanan Ziarah Ephorus & Rombongan (Makam Pdt. FP. Panggabean "Sultan Malu Panggabean"; Pdt. MH. Manullang "Tuan Manullang"; & Pdt. T.J. Sitorus)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 936.1pt; margin:42.55pt 2.0cm 42.55pt 2.0cm; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> </div><p style="text-align: right; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">Perjalanan Ziarah Ephorus dan Rombongan
<br />Senin, 23 Agustus 2010</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p face="trebuchet ms" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br />Senin, 23 Agustus 2010, perjalanan ziarah untuk kali pertama Pdt. L. Sitorus, MTh yang juga di dampingi oleh Inang Ephorus, setelah sebagai Ephorus HKI 2010-2015 (dilantik setelah Sinode ke 59 di Brastagi), diawali dengan mengunjungi makam tokoh perintis pendiri dan lahirnya HChB yang kemudian menjadi HKI yaitu makam Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean, di Batu Opat, Pantoan, Pematangsiantar (23/8/2010). Kunjungan ziarah dilaksanakan bersama rombongan yang di antaranya diikuti para pengurus pusat HKI untuk masa pelayanan 2010-2015 seperti Pdt. S. Nainggolan, STh, Pdt. MAE. Samosir, MTh dan St. J. Aruan, SH masing-masing sebagai Majelis Pusat dan juga dihadiri Pdt. J. Simanjuntak, STh selaku Praeses HKI, beberapa pendeta HKI lainnya dan tokoh-tokoh masyarakat di Pematangsiantar. Kehadiran Ephorus dan rombongan disambut hangat dan penuh kekeluargaan oleh pihak keluarga dari keturunan keluarga besar Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Di antaranya Inang St. M. Br. Hutapea (parumaen Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean yang menikah dengan anak bungsu beliau Gr. Posman Panggabean)
<br />
<br />Kegiatan ziarah diawali dengan pelaksanaan Ibadah bersama, tepat di depan Makam Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Ibadah langsung dipimpin oleh Pdt. MAE. Samosir, MTh sebagai Liturgis dan Pelayan Firman. Dan untuk memimpin Doa Syafaat dipimpin oleh Pdt. J. Simanjuntak, STh. Dalam Khotbahnya Pdt. MAE. Samosir, MTh mengambil nats Firman Tuhan dari Ibrani 13:7, disampaikan: “Bahwa penderitaan yang dialami para Bapa-bapa Gereja abad I tidak menyurutkan semangat mereka mengabarkan Injil Tuhan Yesus Kristus. Malah oleh kekuatan dan penyertaan Roh Allah yang mereka rasakan, mereka semakin gencar melakukannya hingga pada generasi-generasi berikutnya. Demikianlah semestinya kita saat sekarang ini, perjuangan dan semangat yang dimiliki oleh para tokoh-tokoh gereja kita HKI, seperti Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean dalam menghadapi pelbagai kesulitan dan penderitaan untuk menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan haruslah kita lanjutkan untuk semakin mengembangkan Injil Tuhan lewat kehadiran Gereja HKI.” Ditambahkan beliau, “Kedirian HKI seperti yang kita rasakan saat sekarang ini, semata-mata awalnya hanya didorong oleh semangat Iman kepada Kristus. Bukan oleh banyaknya uang, malah tantangan begitu berat untuk menghambati perjuangan Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean, baik yang datang dari zending dan pemerintahan Belanda. Lewat Firman Tuhan yang menjadi kekuatan dan yang senantiasa membakar semangat mengembangkan Kerajaan Allah di Tanah Batak, yang tertulis dalam Yakobus 22:1, “..untuk menjadi pelaku-pelaku Firman”, Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean akhirnya kemudian berhasil mendirikan Gereja Tuhan yang disebut HChB dan sekarang menjadi HKI pada 1 Mei 1927. Demikianlah, untuk kemajuan Huria HKI sekarang ini, semangat iman yang mendorong para tokoh terdahulu harus tetap dipertahankan dan mendorong kita untuk sama-sama berjuang memajukan HKI sekarang dan di masa yang akan datang”, demikian Pdt. MAE Samosir, MTh (mantan Praeses HKI daerah IV Dakota)</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Seusai ibadah, dilanjutkan dengan sambutan dari pihak keluarga Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Pesan yang begitu mendalam diutarakan oleh Inang St. M. Br. Hutapea mengawali sambutannya. Beliau berkisah bagaimana beratnya tantangan yang dihadapi Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean dalam memperjuangkan berdirinya HChB. Namun, sekarang beliau menjumpai kondisi yang memilukan hatinya dari para pelayan HKI, khususnya pendeta yang melayani di HKI Batu Opat, Pantoan. “Sempat beberapa lama Gereja HKI Batu Opat, Pantoan tidak memiliki pendeta yang mau melayani, oleh karena minimnya kesejahteraan yang dapat diberikan oleh jemaat”, demikianlah dikisahkan beliau dengan wajah sedih dan mencucurkan air mata. Ditambahkan lagi, “Saya sering menangis di makam amang ini, melihat kondisi Gereja HKI yang ada di sini”. Dengan penuh harapan, Inang St. M. Br. Hutapea berharap ada perubahan untuk yang lebih baiknya lagi di Gereja HKI Batu Opat, Pantoan. Sebelum mengakhiri sambutannya, Inang St. M. Br. Hutapea juga mengkisahkan asal usul gelar “Sutan Malu” dari Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Dulu, kata beliau, Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean, dapat dikatakan seorang yang pintar dan cerdas, telah banyak tempat di jalani beliau untuk menjalankan tugas di bidang hukum dan pada suatu saat, ada seorang rekan kerja dan sekaligus pimpinan beliau yang menyarankan agar beliau meninggalkan Kekristenan dan masuk agama lain untuk memperoleh kedudukan dan jabatan yang lebih tinggi lagi. Namun, oleh karena keteguhan iman kepercayaannya kepada Kristus Yesus, beliau menolaknya. “Saya MALU meninggalkan agama saya!”, ditirukan oleh Inang St. M. Br. Hutapea Sejak itulah kemudian rekan-rekan sekerjanya menggelari beliau sebagai “Sutan Malu”. Dan kemudian menjadi gelar yang melekat pada diri beliau.” Sambutan dari pihak keluarga kemudian ditambahkan oleh cucu Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean (anak dari Inang St. M. Br. Hutapea) yang mengharapkan adanya renovasi makam dari Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. “Sebagai warga HKI saya sering merasa sedih melihat makam dari ompung saya, banyak orang bertanya, tentang makam Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean, misalnya, “Benar ini tokoh pendiri HKI?, dan dengan berat dan sedih saya menjawabnya. Jadi amang Eporus kami, tolonglah ada pemugaran dari makam opung kami ini (Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean), tidak banyak hanya Rp. 100.000.000,- (seratus juta) saja”, ditambahkan beliau yang kemudian disambut dengan tepuk tangan meriah dan hangat dari para rombongan yang hadir.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ephorus HKI, Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh. “Saya senang melihat kekompakkan kita saat ini. Dan, baru sekarang ini saya mengetahui persis tentang gelar Sutan Malu yang dipakai oleh Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Gelar yang disematkan dengan makna yang begitu dalam dari kegigihannya mempertahankan imannya kepada Yesus Kristus. Dan itu, harus kita teladani” diungkapkan beliau dalam mengawali sambutannya. Dalam sambutan beliau, ada beberapa pesan yang disampaikan untuk semua yang hadir dan Gereja HKI secara keseluruhan di antaranya adalah untuk jemaat dan pelayan di HKI Batu Opat, Pantoan, agar melaksanakan kegiatan gereja yakni pada masa buhabuha ijuk (acara gereja menjelang paskah) dan pada 1 Mei setiap tahunnya harus dilaksanakan kebaktian memperingati hari berdirinya HKI di makam Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean. Kemudian ditambahkan Ephorus “Bahwa, ada yang hampir terlupakan sebagai yang juga tokoh HKI lainnya, yakni Guru Posman Panggabean. Beliau adalah tokoh yang memiliki semangat persatuan. Beliaulah yang menjadi inisiator menyatukan HChB, GKB dan HKI pada tahun 1977. Semangat kesatuan ini, pada konteks kekinian HKI, haruslah kita miliki untuk menyatukan gereja-gereja Lutheran khususnya. Saya ingat pesan dari bapak saya Pdt. T.J. Sitorus (Ephorus HKI pertama), untuk menyatukan kembali Huria ke bona na.” ungkap Ephorus. Selain pesan untuk para jemaat dan pelayan di HKI Batu Opat, Pantoan, Ephorus juga berpesan, “Kepada para pendeta HKI yang melayani di HKI Batu Opat, Pantoan, agar jangan kuatir dan takut untuk menjadi pelayan di sini karena kurangnya kesejahteraan. Kita akan bersama-sama untuk memenuhi kesejahteraan para pendeta secara merata”, janji Ephorus. Menanggapi rencana pemugaran yang diharapkan pihak keluarga, Ephorus berpesan, “Sudah bisa dimulai dengan langkah-langkah sederhana untuk memperbaiki makam, misalnya dengan menata makam menjadi lebih indah, menunggu terkumpulnya dana renovasi. Kalaupun harus selesai selama 2 tahun kedepan. Apa yang bisa kita perbuat untuk saat ini meskipun kecil, itu sudah sangat beharga. Dengan memperbaiki makam ini, sebagai pertanda bahwa HKI atau jemaat-jemaat <span style=""> </span>HKI semakin memperbaiki kepercayaannya”. Akhir dari sambutannya, Ephorus mengingatkan kembali bahwa adalah tanggungjawab para jemaat dan pelayan HKI dimanapun berada untuk tidak melupakan tokoh-tokoh Huria HKI, dengan memberikan diri untuk sama-sama berjuang memajukan HKI dengan semangat yang dahulu ada pada para tokoh. Sehingga di seluruh <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>, karya Pdt. FP. Sutan Malu Panggabean dapat dirasakan. Boleh berbeda pendapat dan berbeda pendapatan, tetapi harus tetap satu dalam perjuangan dengan semangat iman untuk mengembangkan HKI.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Sebagai acara penutup, semua rombongan bersama keluarga kemudian makan siang bersama, dan kegiatan ziarah ditutup dengan doa dari Pdt. Surungan Situmorang, STh. (yph)
<br /><!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<br /><!--[endif]--></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: right; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">Perjalanan Ziarah Ephorus dan Rombongan
<br />Kamis, 26 Agustus 2010</p><p style="text-align: right; font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Perjalanan ziarah selanjutnya, Ephorus di dampingi Istri bersama dengan rombongan di antaranya Pdt. S. Nainggolan, STh, Pdt. N. Sinaga, STh dan Pdt. K. Sirait, STh, Pdt. F. Simamora, STh dan Pdt. L. Simamora (Pendeta Resort HKI Tarutung Barat), dilaksanakan pada Kamis, 26 Agustus 2010 ke makam Pahlawan Perintis Kemerdekaan RI sekaligus Pendeta Pejuang HKI, Pdt. MH. Manullang di Tarutung, setelah terlebih dahulu menghadiri acara pengambilan janji dan syukuran Bupati (Bapak Drs. Maddin Sihombing, Msi) dan Wakil Bupati (Bapak Drs. Marganti Manullang) Humbang Hasundutan. Rombongan di sambut hangat oleh keluarga besar di antaranya cucu dari Pdt. MH. Manullang, Amang St. SMT. Manullang (Sintua di HKI Siualuompu), yang kemudian dijamu makan bersama. Di sela-sela makan bersama, amang <st1:place st="on">St.</st1:place> SMT. Manullang banyak berkisah mengenai riwayat dan perjuangan Pdt. MH. Manullang dan yang kemudian diperluas oleh Amang Ephorus.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Sekilas mengenai riwayat dan perjuangan Pdt. MH. Manullang. Tokoh yang memiliki nama lengkap Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang, disapa dengan “Tuan Manullang”, lahir di Tarutung, 20 Desember 1887 dari ayah Singal Daniel Manullang dan ibu Chaterine Aratua br. Sihite, dan meninggal di Jakarta, 20 April 1979 (dimakamkan di Tarutung). Pendidikan beliau Sekolah Raja di Narumonda, Porsea, Tapanuli Utara dan Senior Cambridge School, Singapura, 1907- 1910. Tentang karirnya di antaranya adalah Pendiri dan penerbit surat kabar Binsar Sinondang Batak (BSB), 1906; Guru Sekolah Methodist, 1910; Pendiri organisasi social politik Hatopan Kristen Batak (HKB); Pendiri dan Pemimpin Redaksi surat kabar Soara Batak (1919-1930); Memprakarsai Persatuan Tapanuli (1921) dan Persatuan Sumatera (1922); Kepala dinas propaganda Jepang tahun 1943-1945; Pendeta HKI ditabiskan pada tahun 1940; dan pernah dipenjara di Cipinang 1922-1924 akibat tulisannya menentang penjajah Belanda. Penghargaan yang telah diterima dari Pemerintahan <st1:country-region st="on">Indonesia</st1:country-region> pada tanggal 2 Oktober 1967 dianugerahi penghargaan sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pendeta Mangaraja Hezekiel Manullang telah membantu melayarkan suatu perahu, yang didalamnya Batak dan <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region> menyatu, untuk mengarungi dunia menuju dunia yang baru. Itu perahu, yang dia turut memberi namanya Huria Kristen Indonesia, suatu gereja yang baru, sampai akhir zaman akan laju. Dari dia orang dapat tahu, berpolitik dan berpartai bukan suatu hal yang tabu, pendeta pun bisa menjadi pelaku, asal demi bangsa, kerukunan dan kemajemukan yang menyatu dan kalau perlu menjadi abdi negara pembawa damai yang bahu-membahu. Perjuangan beliau yang sengat dirasakan adalah penolakkannya terhadap aneksasi tanah Batak, suaranya yang menolak penyingkiran orang Batak di tanah leluhurnya, pasti tidak akan pernah redup dan masih relevan hingga sekarang. Dengan semangat beliau, dapat kita katakan sekarang, Tanah Batak adalah milik orang Batak. Register-register yang dibuat Belanda dulu, bukan legitimasi bagi pengusaha maupun pemerintah zaman sekarang untuk mencaplok tanah Batak. Seruan beliau: “ula tanom ulang digomak, ulando” berlaku juga sekarang. <st1:place st="on">Para</st1:place> pemilik modal (kapitalis) tidak boleh menguasai sejengkalpun tanah Batak, tetapi mereka harus membantu orang Batak “mangula tanona” (mengolah tanahnya). Orang Batak tunduk pada pemerintah yang mengayomi tanah Batak, dan bukan yang merampas atau menjajah tanah Batak.
<br />
<br />Sebagai seorang yang lahir dalam suatu keluarga ‘pahlawan,’ dan kepahlawanan sang ayah ditingkatkan oleh sang anak. Dengan menonjolkan sang ayah sebagai ‘perwira intel raja Sisingamaraja’ yang didutakan ke Peanajagar dekat Tarutung. Ompu Singal Manullang (melalui pendidikan keluarga) berhasil menanamkan jiwa ‘merdeka’ dalam diri Mangihut Mangaraja Hezekiel Manullang. Dari kecil Pdt. MH. Manullang dipersiapkan mengemban makna nama ‘baptis’ yang diberikan missionaris kepadanya. Karakternya diharapkan seperti Hezekiel di Alkitab, dan sang tokoh diharapkan ‘mengikut’ (mengihut) karakter itu dan nantinya berjuang di tengah bangsanya dengan cara damai tanpa kekerasan; memperbaiki dan mempersatukan bangsanya yang telah ‘berserak-serak’ (seperti di pembuangan). Kemudian dia mendapat nama Mangaraja, suatu nama kehormatan, baik di Angkola, maupun di Toba. Nama itu mendekatkan sang tokoh kepada rajanya (Singa-Mangaraja), tetapi tidak melangkahi rajanya. Dia bisa ‘mangaraja’ tetapi sang raja yang meng-singa (merancang). Nama itu menempatkan dirinya dengan baik di tengah kaum ‘hula-hula-nya’, kaumnya Batak-Toba, dan negeri yang kepadanya dia mengabdi. Nama itu juga, dengan didukung oleh kepintaran yang dimilikinya, memungkinkan sang tokoh dipanggil ‘Tuan Manullang’, yang bermkna lebih hormat dibanding dengan gelar-gelar tuan yang dilekatkan kepada berbagai ‘kakek-moyang’ orang Batak. Nama panggilan ini, yang menjadi semacam ‘identity card’, menyamakan dirinya dengan kaum sibontar mata.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Pdt. MH. Manullang digambarkan sebagai pemuda yang merdeka, gesit dalam belajar dan erat dalam bergaul, suaranya didengar di kalangan kelasnya. Beliau mampu menggerakkan kawan-kawannya untuk ‘demo’ memprotes hal-hal yang dipandang kurang beres menurut ukuran kekristenan yang sudah tertanam dalam dirinya mulai dari rumah dan jemaat yang mendidiknya. Beliau murid Sekolah Anak Raja (SAR) di Narumonda, tetapi mampu juga menguasai ilmu jurnalisme dan cetak-mencetak. Walau tidak tamat, tetapi mendapat bekal menunjukkan dirinya sebagai penggerak yang didorong oleh ketidak-puasannya melihat kondisi bangsanya. Itu yang terjadi pada dirinya setelah dipecat dari SAR, beliau menjadi aktivis, yang berhadap-hadapan bukan dengan pendeta pribuminya, melainkan dengan pendeta Eropa yang memicingkan mata melihat pribumi ingusan. Penerbit BSB menjadi tampilan orang yang berjiwa ‘merdeka’. Orang tuanya, yang berjiwa merdeka, ingin agar puteranya mendapat pendidikan yang sesuai jiwanya, ‘merdeka’, sehingga dia dikirim belajar ke Singapura. Pendidikan Methodist lebih menerampilkannya, tetapi rupanya sanubarinya telah dirasuk ‘kemerdekaan Kristen’ yang diajarkan kaum Lutheran. Dia menjadi perintis beberapa jemaat Methodist di Jawa, tetapi di matanya terpampang ancaman derita yang akan dialami bangsanya, Batak, sewaktu melihat derita penduduk Jawa yang sudah lama dijajah Belanda. Di Jawa dia sudah menyadari perlunya; Pendidikan untuk semua, dan pendidikan harus terjangkau oleh rakyat semiskin apapun. Walaupun dia membawa keluarga ke Jawa, tampaknya panggilan kampung halaman lebih kuat.
<br />
<br />Pdt. MH. Manullang menjadi penggerak kesadaran kemerdekaan bangsanya. Sang Tokoh memilih Balige menjadi tempat awal perjuangannya di tanah leluhurnya, dan menjadikan Balige sebagai sentra pergerakannya. Dia memberi contoh, bahwa seorang terpelajar harus dapat menafkahi diri dan keluarganya dengan usahanya sendiri, dan usaha itu dapat dibuat berdampak kemajuan dan menyadarkan bangsa untuk pergerakan nasional. Dia cermat melihat perkembangan situasi dan gerak-gerik penjajah. Semangat ‘kemerdekaannya’ menggelegak, sehingga dia dapat merubah kumpulan koor “Hadomuan” yang dimasukinya/dipimpinnya di Balige menjadi tempat mendiskusikan situasi ‘tanah air orang Batak’ dan menjadi alat yang menyuarakan bahaya yang telah mengancam tanah Batak, dan menjadi gerakan politik yang diberi nama HATOPAN KRISTEN BATAK. Pemimpin gereja di Balige setuju atas gerakan itu sehingga tidak ada keberatan sewaktu pendirian organisasi ini dilakukan tanggal 21 September 1917 di gereja Batakmission Balige. Para Zendeling pada mulanya melihat rencana Belanda mengkonsesi tanah Batak kepada kaum pemilik modal. Itu jelas selagi ketua HKB dipegang oleh guru Polin Siahaan, dan Mangaradja Hezekiel Manullang hanya sebagai wakil ketua. Para Zendeling mulai gusar dan mulai menolak HKB setelah MH Manullang menjadi ketua pergerakan ini pada Kongres HKB tanggal 25-28 Januari 1918. Kegusaran itu dilatarbelakangi oleh pengenalan mereka tentang sang tokoh yang sudah berani mengatakan tidak setuju kepada pendapat Zendeling, sejak dia sekolah di SAR Narumonda. Ternyata HKB berhasil menyadarkan orang Batak, bahwa darah kemerdekaannya harus dipelihara dan diperjuangkan, dan mulai bergerak untuk itu dalam berbagai lini kehidupan termasuk lini kehidupan kegerejaan.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Meskipun Pdt. MH. Manullang tidak ikut dalam pendeklarasian tiga gereja mandiri di Sumatera tahun 1927 (Huria Christen Batak/Huria Kristen Batak, Punguan Kristen Batak, dan Mission Batak), tetapi perjuangan/pergerakan yang dirintis beliaulah yang mendorong para pencetus gereja mandiri tersebut mendeklarasikan kemandiriannya. Tuan Manullang masuk menjadi hamba TUHAN di Huria yang sesuai dengan semangat perjuangannya. Jiwa nasionalisnya kemudian ditunjukkannya melalui peranannya menuntun Huria Christen Batak, yang menahbiskannya menjadi pendeta tahun 1940 dan menempatkannya melayani di Siaualompu Tarutung, untuk menyesuaikan diri dengan semangat perjuangan nasional <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Beliau tahu bahwa HChB merupakan dampak dari demam kemandirian yang sudah tercanang di Tanah Batak, yang sedikit banyak sebagai imbas pergerakan HKB yang pernah dipimpin sang tokoh. Dengan penuh kesadaran beliau menempuh jalan masuk menjadi pendeta di Huria mandiri ini. Beliau tahu banyak pergolakan di huria yang dimasukinya, tetapi dia tidak ikut mencampurinya. Tetapi sewaktu tiba masanya, bersamaan dengan waktu sesudah NKRI diproklamasikan, dia ikut menuntun Huria yang dilayaninya tersebut memasuki ‘suasana’ nasional yang mulai bersinar. Maka walaupun tidak dicatat terlalu banyak tentang peranannya di sinode HChB yang diadakan di Jemaat HChB Patane Porsea tanggal 16-17 Nopember 1946, dapat dipastikan bahwa sang tokoh menuntun Huria mandiri ini (HChB) mengubah namanya menjadi Huria Kristen Indonesia (HKI).
<br />
<br />Mungkin semangat itu sebagai pencapaian sementara cita-citanya yang menginginkan adanya Gereja Raya di Tanah Batak atau di Indonesia. Pengalaman dipenjarakan Jepang (1942) dan panggilan tugas di pemerintahan Jepang (kepala dinas propaganda Jepang) tahun 1943-1945 membuat sang tokoh tidak dapat ditempatkan menjadi pendeta yang penuh waktu di resort HKI. Tetapi setiap minggu beliau melayani, berkhotbah di Jemaat HKI di mana beliau berada. Beliau menjadi penopang pucuk pimpinan HKI yang dipimpin oleh Pdt. Thomas Josia Sitorus mulai pada tahun 1946 dalam menghadapi perkaranya dengan FP Soetan Maloe yang terus memimpin HChB yang tidak mengakui keputusan sinode HChB di Patane Porsea. Walaupun berperan sebagai abdi negara di zaman kemerdekaan, Pdt. Mangaradja Hezekiel Manullang terpilih juga menjadi anggota Pucuk Pimpinan HKI tahun 1955-1959 dan 1959-1960. Sewaktu beliau sudah berdomisili di <st1:city st="on"><st1:place st="on">Medan</st1:place></st1:city> tahun 1950 dan bekerja sebagai patih (sampai pensiun 31 Maret 1958) beliau terus membantu perkembangan jemaat-jemaat HKI Medan. Setelah beliau pindah ke <st1:city st="on"><st1:place st="on">Jakarta</st1:place></st1:city> agar bersama keluarga puteranya sejak tahun 1967, beliau mendaftar menjadi anggota jemaat HKI di HKI Pulomas yang sudah berdiri sejak 2 April 1967 (gereja HKI tertua di Pulau Jawa), dan kemudian ikut menggerakkan berdirinya HKI Cililitan yang berdiri tanggal 30 Agustus 1970. Beliau menjadi gembala yang menasihati jemaatnya agar utuh bila terjadi riak-riak dalam kehidupan jemaatnya.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Di bidang pendidikan, Pdt. MH. Manullang dapat disebut sebagai penopang untuk kemajuan lembaga pendidikan yang diselenggarakan gereja. Tuan Manullang adalah tokoh yang berpendidikan tinggi dan punya pengalaman pendidikan di luar negeri. Gereja yang dimasukinya juga adalah gereja yang harus mendidik putra-putrinya secara mandiri. Di awal HChB, sekolah-sekolah HChB terkenal sebagai sekolah-sekolah liar (wilde school). Kehadiran Tuan Manullang di pemerintahan Republik ini membuat pengurusan sekolah-sekolah itu menjadi sekolah-sekolah bersubsidi. Sebagai Abdi Negara yang menjalankan misi damai, demi kesatuan dan persatuan bangsa <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Indonesia</st1:place></st1:country-region>. Dan di zaman mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan sekarang ini, mudah-mudahan cita-cita beliau tentang “Gereja Raya” dapat diterjemahkan gereja-gereja masa kini dalam usaha menyatukan (bahkan kalau perlu melebur) gereja-gereja Lutheran yang ada. Semangat perdamaian di tengah-tengah bangsa, harus ditularkan menjadi semangat perdamaian di seluruh gereja-gereja yang ada, sehingga sekat-sekat denominasi bisa terhapus.
<br />
<br />Menjelang masa-masa tuanya dan ujung hidup Pdt. MH. Manullang, oleh Jemaat jenazah beliau diberangkatkan Siwaluompu, sesudah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di Jakarta tanggal 20 April 1979, setelah menerima perjamuan Kudus di Rumah Sakit Cikini Jakarta, dan kemudian disambut jemaat HKI bersama semua pendeta HKI di Silindung di Siualuompu untuk memberikan penghormatan terakhir dan menghantar beliau ke tangan Allah Bapa dalam Tuhan Yesus Kristus. Tanggal 7 Mei 1979, jemaat HKI Siualuompu yang dilayaninya dalam awal kependetaannya (1941/dua tahun setelah jemaat ini berdiri tanggal 7 Mei 1939) memberikan tanda penghormatan dan <st1:city st="on"><st1:place st="on">surat</st1:place></st1:city> penghargaan atas jasa-jasa beliau dalam membangun HKI. HKI harus melihat akhir hidup sang tokoh, dan terus bergumul untuk melanjutkan cita-citanya. (dikutip dan disesuaikan dari catatan Amang Ephorus, Pdt. L. Sitorus, MTh dalam bedah buku TUAN MANULLANG ditulis oleh Dr. PTD. Sihombing, M.Sc., S.Pd di Jakarta 24 Mei 2008).</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Akhirnya Ephorus berpesan diakhir acara ziarah kepada yang hadir dan HKI secara umum untuk mengingat setiap para tokoh-tokoh gereja HKI terdahulu dan bersama melanjutkan perjuangan dan cita-cita mereka. Kegiatan ziarah kemudian diakhiri dengan bernyanyi dan berdoa yang langsung dipimpin oleh Amang Ephorus. Sebagai dokumentasi diikuti dengan foto bersama di depan makam dan dilanjutkan dengan foto bersama dengan keluarga besar di depan rumah yang dulunya sebagai tempat tinggal Pdt. MH. Manullang bersama orangtua dan sanak keluarga lainnya. (yph)</p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: right; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p></o:p><span style="font-weight: bold;">Perjalanan Ziarah Ephorus dan Rombongan</span>
<br /><span style="font-weight: bold;"> Minggu, 29 Agustus 2010</span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br />Bersama dengan rombongan, seusai ibadah dan temu ramah dengan jemaat di HKI Patane, Porsea, pada Minggu, 29 Agustus 2010, Ephorus dengan didampingi oleh Inang Ephorus, kembali melakukan kunjungan ziarah ke makam Pdt. T.J. Sitorus, Ephorus kedua di HChB sejak tahun 1946 – 1978.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Bersama Ephorus juga hadir, Drs. Hulman Sitorus (Mantan Kadis Pendidikan Tobasa), Pdt. S. Nainggolan, STh (Majelis Pusat HKI), masing-masing beserta keluarga, Pdt. C.H. Siahaan, SmTh didampingi istri, dan Pdt. H. Togatorop, STh.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Setelah selesai mengadakan kebersihan di sekitar makam, di dalam pesan-pesannya kembali Ephorus mengharapkan dan mengajak semua pihak yang ada di HKI secara umum untuk mengingat, meneladani dan melanjutkan semangat, perjuangan dan cita-cita dari para tokoh pendahulu di HKI.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Mengenang perjalanan hidup dari Pdt. T.J. Sitorus (11 November 1914 – 5 Oktober 2002), yang tidak lain adalah Bapak (Bapak Uda) dari Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh; Ephorus mengisahkan bahwa perjalanan hidup Pdt. T.J. Sitorus yang dianugerahi delapan anak (5 laki-laki dan 3 perempuan) senantiasa berpedoman pada pesan Firman Tuhan dalam Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”, (ayat ini kemudian diukirkan pada nisan dari Pdt. T.J. Sitorus). Semasa hidupnya, terlebih di dalam kependetaannya, beliau senantiasa menghidupi Firman Tuhan ini dan mengerjakannya, dan percaya bahwa yang lain (kebutuhan hidupnya) akan ditambahkan Tuhan kepadanya. Beliau tidak pernah mengeluh terhadap kesejahteraan semasa mengemban tugasnya sebagai pendeta di HKI. Dan semuanya nyata dialami beliau, lewat hasil haumanya, Tuhan mencukupkan segala kebutuhan keluarga. Hanya satu yang menjadi kegelisahan beliau, tidak adanya dari anak-anak beliau yang mau untuk melanjutkan sekolah ke sekolah kependetaan. Meskipun, seorang anak beliau akhirnya mau melanjutkan sekolah di sekolah kependetaan, namun menjelang akhir sekolahnya Tuhan berkehendak beda, Tuhan terlebih dahulu memanggilnya. Kejadian ini, yang kemudian membawa istri beliau, E.br. Manurung (10 Juli 1966 – 17 Desember 1984) menjadi depresi berkepanjangan hingga tutup usia. Sebagai pendeta dan orator handal, cukup sedikit yang dapat diperoleh hasil buah pikiran beliau (berupa bahan-bahan khotbah), hal ini disebabkan bahan khotbah yang beliau tuliskan tatkala hendak berkhotbah hanya penggalan-penggalan garis besarnya saja. Meskipun demikian, khotbah beliau tetap kontekstual dengan pesan Firman Tuhan dalam nats yang menjadi bahan khotbah. Bahan Khotbah beliau yang dapat dibaca lengkap, hanya dapat ditemui dalam Almanak HKI untuk Khotbah Tahun Baru. Dalam perjalanan pelayanan dan perjuangan beliau sebagai pendeta di HKI, beliau dikenal sebagai seorang yang berkarisma dan berwibawa yang datangnya dari Tuhan. Beberapa masalah yang pernah ada baik di dalam gereja dan masyarakat, selalu berakhir dengan damai dan baik jika beliau sudah hadir dan memberikan nasehat dan pandangannya. Meskipun, suatu saat beliau pernah diancam ditembak oleh seorang warga jemaat, ketika sedang berkhotbah, namun kemudian dapat berdamai. Dikisahkan Ephorus kepada rombongan yang ikut serta.
<br /></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> satu semangat yang pantas untuk di teladani hingga saat ini dari Pdt. T.J. Sitorus, (yang oleh dorongannya kepada Pdt. Dr. Langsung. Sitorus MTh, kemudian membawa Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh melanjutkan sekolahnya ke sekolah kependetaan pada tahun 1973 dengan cita-cita yang dipesankan untuk membawa kembali huria tu bona na, dan menjadi cita-cita dan perjuangan yang masih terus dikerjakan oleh Pdt. Dr. Langsung Sitorus, MTh hingga saat sekarang ini), yakni semangat beliau yang tidak akan mundur atau menyerah untuk mempertahankan yang baik dan benar. Tekadnya adalah untuk menghadirkan HKI hingga dikenal baik di ruang lingkup nasional dan internasional. Kerinduannya untuk keesaan dan kesatuan gereja-gereja yang ada senantiasa menjadi cita-cita luhur dalam perjuangannya. Itulah tugas dari HKI saat sekarang ini yang harus terus diperjuangkan. “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka (Ibrani 13:7)”, pesan Ephorus menutup kisah perjalanan hidup Pdt. TJ. Sitorus.</p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">Kegiatan ziarah di akhiri dengan meletakkan bunga dan doa yang dipimpin oleh Pdt. CH. Siahaan, SmTh. (yph)</p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-358238746633026872.post-83442552452941505752010-09-13T19:57:00.007+07:002010-09-24T17:06:40.968+07:00Ev. Efesus 5:22-23 (Minggu, 03 Oktober 2010: 18 Set Trinitatis)<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CPersonal%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 936.1pt; margin:2.0cm 2.0cm 2.0cm 2.0cm; mso-header-margin:35.45pt; mso-footer-margin:35.45pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style=""><o:p></o:p></span> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="">Istilah yang dipakai dalam bahasa Ibrani untuk menyebutkan istri dan suami dipakai kata “</span>איש<span style="">” (is: suami) dan “</span>אישה<span style="">“ (isah: isteri). Sedangkan untuk menyebut laki-laki dan perempuan cenderung langsung tertuju pada alat reproduksinya misalnya untuk laki-laki dipakai sebutan <i>zakar </i><span style="">dan perempuan disebut <i>nebula. </i></span><st1:city st="on">Ada</st1:city> pesan khusus yang ingin disampaikan kepada para istri dan suami lewat pesan Paulus kepada Jemaat <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Galatia</st1:country-region></st1:place> dalam nats di atas.
<br /></span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style=""><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="">Disebut suami dan istri, oleh Paulus yang dimaksud tidak sekedar hanya hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan, melainkan pertemuan pribadi, hakaket, kedirian dan kehormatan yang memiliki setatus yang sama di hadapan Allah. Hubungan suami istri tidak semata-mata didasarkan pada hubungan seks, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu” (lih. Kejadian 2:24-25). Dipakai kata is dan isah untuk menyebut laki-laki dan perempuan (suami dan istri). Diperkuat lagi dengan penciptaan manusia itu sendiri, Adam diciptakan dari debu dan tanah yang kemudian kepadanya dihembuskan <i style="">nismat hayim</i>, sehingga dia hidup. Dan dari tulang rusuknya dibangun seorang perempuan yang kemudian setelah dibawa kehadapan manusia itu, ia berkata “: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan (isah), sebab ia diambil dari laki-laki (is)” (Kejadian 2:21-23).</span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="">
<br /></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=""><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="">Penciptaan menurut tradisi Yahwis, memiliki tedensi kesetaraan suami dan istri dalam segala hal. Bahkan dapat dikatakan satu zat, roh dan semangat. Mengapa? Karena pada masa penciptaan jika diperhatikan tidak ada penghembusan nismat hayim oleh Allah khusus kepada perempuan. Perempuan dibangun lewat dan di dalam kehidupan yang sama dimiliki oleh manusia (laki-laki, Adam). Prisip inilah yang dipegang kuat oleh Paulus dan menjadi nasehat bagi kita lewat suratnya kepada jemaat di <st1:place st="on"><st1:country-region st="on">Galatia</st1:country-region></st1:place>. Namun penting dipahami bahwa peristiwa penciptaan Adam dan Hawa dibarengi dengan perintah taat dan tunduk kepada Allah. Allah bukanlah orangtua yang melahirkan Adam dan Hawa, melainkan Pencipta mereka. </span><span style="" lang="SV">Maka, hubungan antara mereka dengan Tuhan tidak identik dengan hubungan anak terhadap orangtuanya di dalam satu keluarga. Jika dalam Kejadian 2:24-25, disebutkan bahwa seorang laki-laki akan meninggalkan orangtuanya untuk bersatu dengan istrinya, bukan berarti berkonotasi Allah menghendaki laki-laki untuk meninggalkan Allah dan bersatu dengan istrinya. Ini tidak melegalkan setiap laki-laki yang ingin menikah dengan perempuan, (khususnya non-kristen) kemudian meninggalkan Tuhan.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style="" lang="SV"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Ada yang baru disampaikan Paulus lewat suratnya, di dalam pernikahan yakni di dalam kesatuan hubungan suami dan istri sebagai keluarga, Paulus menegaskan bahwa Kepala dalam rumah tangga atau atas kesatuan itu adalah Yesus Kristus. Dengan demikian, kebersamaan suami dan istri tidak boleh lepas dari ikatannya dengan Kristus (Efesus. 5:23). Dalam Perjanjian Lama, kerap disebutkan bangsa Israel melakukan perzinahan dengan meninggalkan Allah dan pergi menyembah allah-allah lainnya (lih. </span><span style="">Ulangan 31:16; Hakim-hakim 2:17; I Tawarikh 5:25; II Tawarikh 21:11). Setiap keluarga yang dibangun, laki-laki yang mengambil perempuan manapun untuk kemudian menjadi istrinya, ia tidak boleh pisah dari Kristus. Sama seperti Kristus sebagai Kepala Jemaat, dalam hubungannya tersebut Kristus sebagai suami dan jemaat sebagai istri. Sebab itu, kesatuan suami dan istri sangat ditekankan memahami kewajiban dan haknya. Istri diharapkan untuk tunduk kepada suami (Efesus 5:22). Ketundukan ini bukan berarti suami dengan segala cara menundukkan istrinya. Jika terjadi penundukan, maka yang ada hanyalah pemaksaan dan ada unsur penindasan. Tunduk dalam pengertian ini adalah berkonotasi kasih dan kesetiaan. Ukuran ketundukkan istri kepada suami, merupakan gambaran ketundukkan jemaat kepada Kristus. Istri menganggap suami sebagai kepala dalam tubuhnya, yang berarti istri tidak dapat melepaskan dirinya dari suami dan begitu sebaliknya. Tidak ada jalan untuk bercerai. Layaknya tubuh, jika kepala pisah dengan tubuh, dan sebaliknya, maka kedua-duanya akan mati, kedua-duanya tidak dapat berfungsi dengan baik, apalagi sempurna. Begitu juga hubungan jemaat dengan Kristus, jika lepas dari Kristus, maka kehidupan jemaat tidak dapat berjalan dengan baik apalagi sempurna. Oleh Paulus, hubungan yang dibangun dalam keluarga, hubungan suami dan istri merupakan gambaran jemaat dengan Kristus. </span><span style="" lang="FI">Keduanya harus memiliki keterikatan, dan itulah sumpah atau janji pernikahan, dan janji keselamatan Kristus dengan jemaat. Kristus telah dan mau mengikat dirinya dengan jemaat dan dilakukan dengan kesetiaan., begitu juga dengan hubungan suami dan istri yang telah diikat dalam perjanjian dan sumpah, harus dilakukan dengan kesetiaan. Demikianlah penting adanya ritus pernikahan di dalam GerejaNya, di dalamnya ada janji yang dinyatakan yakni janji Allah dengan pasangan calon suami dan istri dan janji antara sesama pasangan calon suami istri. Disinilah yang dimaksudkan Paulus, istri harus tunduk kepada suaminya, tidak ada konotasi menundukkan atau secara paksa menjadikan tunduk yang diikuti unsur pemaksaan dan penindasan.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style="" lang="FI"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Selanjutnya, pada ayat 23, “karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh”. Oleh Paulus inilah gambaran hubungan suami terhadap istrinya, maka itu berarti suami berfungsi untuk menyelamatkan istrinya. Menyelamatkan berkonotasi dengan tindakan mengampuni dan tindakan memperbaharui hubungan setiap harinya. Sehingga, dosa tidak memiliki ruang untuk merusak hubungan. Tindakan untuk memberi jalan hidup terbaik kepada istri (keluarga) sebagai jalan untuk menikmati hidup surgawi. Itulah sebabnya suami terhadap istri harus selalu bersedia mengampuni dan tiap hari memperbaharui relasi dan memberikan jalan hidup pada istri dan bersama-sama membangun hubungan dengan Tuhan di dalam doa sebagai jalan menikmati hidup surgawi. Kata kunci utama: SUAMI MENGASIHI ISTRINYA, SAMA SEPERTI KRISTUS MENGASIHI JEMAATNYA.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style="" lang="FI"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="" lang="FI">Kata yang digunakan untuk kasih/mengasihi adalah kata Yunani Agape kata kerja Agapao yakni hubungan kasih yang tidak mengharapkan imbalan. </span><span style="">Sedangkan kata kasih dalam Ibrani dipakai <i style="">Ahab</i>. Dalam konteks bahasa Ibrani tidak mengenal perbedaan arti kasih seperti dalam bahasa Yunani. Keempat jenis kasih (Agape, Philia, Eros dan Storge) dalam Perjanjian Baru, tergabung di dalam kata Ahab, kata yang dipakai oleh Paulus ini ingin menerangkan bahwa dalam hubungan suami dengan istri dalam keluarga keempat jenis kasih ini haruslah dimiliki dan menjadi dasar hubungan setiap hari.</span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style=""><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=""><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="">Berbahagialah keluarga yang hidup di dalam hubungan yang didasari ketundukan istri terhadap suami sebagai wujud kasih dan kesetiaannya dan fungsi suami sebagai penyelamat dengan mengedepankan tindakan mengampuni dan memberikan hidup yang terbaik. Jika hubungan suami dan istri dibalut dengan kasih yang demikian, maka akan menutupi banyak dosa, dan tidak akan mengingat-ingat bentuk kesalahan antara suami dan istri untuk memperlakukan satu dengan lainnya. Amin. (yph)
<br /></span></p><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal">
<br /><span style=""><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style=""><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><i style=""><span style="">(Bahan Renungan Kebaktian Pagi di kantor Pusat HKI yang dipimpin Ephorus/Bishop HKI).</span></i></p> Bina Warga HKI-Online - admin : happypakpahanhttp://www.blogger.com/profile/13324389251393697472noreply@blogger.com