"Perlu mata rohani yang tajam di dalam iman yang benar untuk menjalankan tugas dan pelayanan sebagai para pelayan HKI", ungkap Pendeta dengan postur tubuh tidak terlalu tinggi dengan kulit hitam manis di dampingi istri tercinta Inang Praeses br. Simanjuntak di hadapan ribuan warga dan pelayan HKI serta undangan yang hadir.
Minggu, 7 November 2010 telah berlangsung Serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah V Tapanuli Tengah dari Pdt. C. Siahaan, SmTh kepada Ephorus dan dilanjutkan kepada Pdt. K.J. Bakara, STh dihadapan dan disaksikan oleh ribuan jemaat HKI se Daerah V Tapanuli Tengah dan para Undangan. Tampak hadir sebagai undangan Bupati Tapanuli Tengah, Bapak Drs. T. Lumban Tobing beserta Ibu, R.Diana Br. Samosir, Pdt. A. Lumban Tobing, STh selaku Praeses HKI Daerah IV Dakota, Camat dan Kepala Desa setempat dan rombongan Pemkab Tapanuli Tengah, Pemkot Sibolga, Kegiatan dipusatkan di HKI Resort Sipea-pea, Kec. Sorkam. Pada waktu yang bersamaan juga dilaksanakan serah terima dan Pangojakhon Praeses HKI Daerah II Silindung – Pangaribuan dari Pdt. T. Sihombing kepada Sekretaris Jenderal HKI, Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh dan dilanjutkan kepada Pdt. Sumurangan Situmorang, STh yang dipusatkan di HKI Tarutung Kota.
Acara diawali dengan barisan prosesi (Ephorus beserta para Pendeta dan Bupati Tapanuli Tengah) yang disambut dengan karangan bunga sukacita dari warga jemaat yang diberikan oleh perwakilan Anak-anak Sekolah Minggu dengan dimeriahkan musik dan tarian khas Batak oleh Pungunan Naposo Bulung HKI Sipea-pea. Tidak hanya itu, barisan prosesi juga disambut dengan deretan panjang di jalan menuju Gereja HKI Sipeapea oleh para pelayan/parhalado dan perwakilan Punguan Wanita HKI se Daerah V Tapanuli Tengah. Ibadah yang dipimpin oleh Ephorus, Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh berlangsung dengan hikmat dan penuh sukacita. Tampak sebagai perangkat ibadah secara kolektif dengan melibatkan pendeta-pendeta yang hadir diantaranya adalah Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh sebagai Pelayan Firman; Pembacaan Votum oleh Pdt. C.Siahaan, SmTh dan dilanjutkan oleh Pdt. KJ. Bakara sebagai Liturgis (Paragenda); Pengakuan Dosa dan Pengampunan Dosa dipimpin oleh Pdt. A. Lumban Tobing, STh; Pdt. E. Sihotang, STh membawakan Doa Syafaat; dan untuk Pemimpin Lagu dipimpin oleh Pdt. ES. Bakara, STh yang juga sebagai Pendeta Resort HKI Sipaepae.
Dalam Khotbahnya, Pdt. DR. Langsung Sitorus mengutip Firman Tuhan dari Ulangan 4:1-10. Ephorus mengingatkan semua warga jemaat dan para undangan yang hadir bahwa kehadiran manusia ke dunia untuk hidup bahagia, berkecukupan bahkan menjadi kaya dalam materil dan Iman, dan punya negeri yang terjamin, untuk itulah kita dituntut berjuang guna memperolehnya. Agar perjuangan itu tepat sasaran maka harus juga diikat dengan peraturan dan hukum, tidak bisa semaunya. Dalam budaya Batak ada istilah rampak mangan dan rap mangan, artinya tidak ada yang boleh jadi menderita, semua harus sama-sama merasakan kebahagiaan, jangan makan sendiri atau bahagia/senang sendiri-sendiri. Maka, oleh karena itulah kita beragama, beriman dan bernegara agar ada keteraturan sebagai negara hukum, maka kita harus mengedepankan hukum yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam falsafah Batak disebut jolo diseat hata, asa diseat raut. Kita pasti setuju Indonesia sebagai Tanah Air kita, seperti Lagu Tanah Tumpah Darahku, tetapi harus dihindari agar jangan karena menjalankan hukum lalu kemudian banyak dari warga yang tertumpah darahnya.
Dalam Alkitab banyak sekali hukum yang dapat kita temui, akan tetapi di dalam Yesus Kristus olehNya kita hanya mengenal hukum yang sangat sederhana yakni “"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. (Matius 22:37-39); maka dari itu lakukanlah apa yang kamu kehendaki agar orang lain lakukan kepadamu, perbuatlah demikian (lih. Matius 6:12). Di dalam Yesus hukum yang sekian banyak itu, disederhanakan dalam hukum di atas. Itulah hukum bagi kita, maka jangan ada yang menambahkan atau mengurangi. Misalnya saja, untuk membela Tuhan kita harus bertindak dengan menghalalkan kekerasan. Tindakan itu bukan lagi mengasihi Tuhan, melainkan sudah menambah-nambahi hukum Tuhan. Hukum bagi orang Kristen hanya satu yakni Hukum Agape. Jangan ditambah-tabahi lagi. Segala usaha yang dilakukan oleh gereja untuk mengasihi Tuhan dan sesama harus berdasarkan hukum itu dan di atur sedemikian rupa agar tertata dan teratur. Demikian orang Israel yang dahulunya hidup nomaden, harus hidup teratur ketika mereka akan memasuki Tanah Kanaan. Orang Israel menjalankan hukum Musa dan hukum keagamaan mereka secara konsisten sehingga mereka dapat berhasil dalam kehidupan mereka. Untuk itulah kemudian mereka membentuk sistem kemasyarakatan yang disebut kibust dengan prinsip tidak ada yang boleh menjadi budak terhadap sesama mereka dan hidup miskin. Hingga akhirnya tahun 1947 mereka berhasil dan diakui menjadi sebuah negara. Hanya sangat disesalkan mereka bertindak anarkhis terhadap warga masyarakat Palestina disana.
Bagaimana dengan kita yang ada di Sipea-pea? Masihkah berjalan dengan lancar Kredit Union? Jangan mengandalkan suntikan dari pemerintah. Dengan uang yang tersedia mari bersama-sama membuka lapangan pekerjaan baru. Kita harus bekerjasama sesuai dengan hukum Tuhan, karena kita harus sadar yang tidak bekerja tidak boleh makan. Ciptakan lapangan pekerjaan sendiri jika memungkinkan. Kita juga masih harus belajar dan memberikan diri untuk belajar. Dengan adanya kerjasama dengan Pemerintahan Kabupaten, gereja telah adakan pelatihan jahit menjahit. Pertanyaannya, mengapa tidak ada warga HKI yang antusia untuk memberikan dirinya dilatih sebagai penjahit? Padahal lewat menjahit saja kita dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan memenuhi kebutuhan hidup kita. Mari belajar dari saudara-saudara kita di GBKP, persatuan wanita mereka telah mendirikan koperasi bersama dan dapat menghasilkan biaya kebutuhan mereka dari jahir menjahit. Kita harus belajar dari mereka yang telah berhasil agar kita tidak ketinggalan.
Hukum Tuhan menjadikan kita berhikmat, lanjut Ephorus. Hukum itu harus menjadi dan membuat kita lebih bijaksana dan berhikmat. Begitu juga dengan kekayaan yang ada di Tapanuli Tengah, masih banyak “emas” di sepanjang pinggiran jalan belum dimanfaatkan secara maksimal, ini adalah tugas yang belum selesai dari pemerintah setempat. Dengan begitu kita akan menjadi bangsa yang besar. Kita mesti belajar dan bangkit dengan berlandaskan Hukum Tuhan yang kita kenal di dalam Yesus Kristus. Dengan “Gerakan 100” di HKI kita mengajak seluruh warga HKI mulai dari Sekolah Minggu, PNB, Punguan Wanita hingga Punguan Ama agar membentuk dengan beranggotakan 100 orang. Dengan begitu kita bisa melakukan banyak hal. Jika kita mau bersama dan bersatu, maka percayalah kita dapat melakukan hal yang lebih besar. Dan pastinya banyak hal yang bisa kita lakukan bagi HKI.
Kita harus berhikmat baru bisa berbuah, sehingga orang akan kagum dan dapat merasakan kehadiran sesungguhnya dari Huria HKI. Dalam akhir khotbahnya, Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh mengingatkan agar BKAG senantiasa berada pada fungsinya sebagai pemersatu umat nasrani. Sudah semakin banyak tanpa disadari ada pihak-pihak tertentu yang ingin merusaki persatuan gereja-gereja baik dari dalam dan luar tubuh gereja. Maka, tugas kita di BKAG untuk menyikapinya. Semoga Firman Tuhan berakar dan berbuah. Percayalah dengan mendahulukan kasih terhadap Tuhan dan sesama, Tapanuli Tengah akan lebih berkembang untuk Indonesia yang lebih baik.
Masih dalam Ibadah Minggu, acara serah terima praeses dilaksanakan dengan diawali pembacaan Berita Acara oleh St. W. Saruksuk (Sekretaris Majelis Daerah) yang dilanjutkan dengan penandatanganan berkas serah terima oleh Ephorus diikuti Praeses lama Pdt. C. Siahaan, SmTh dan saksi-saksi. Kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Surat Keputusan serah terima praeses yang diikuti dengan penandatanganan berkas oleh Ephorus dan Praeses terpilih Pdt. KJ. Bakara, STh dan saksi-saksi. Dan, diteruskan dengan penyerahterimaan praeses dari Ephorus kepada praeses baru Pdt. KJ. Bakara, STh dihadapan semua warga jemaat, para undangan yang hadir dan pelayan. Acara serah terima praeses diakhiri dengan, pengukuhan (pangojakhon) Pdt. KJ. Bakara, STh sebagai Praeses HKI Daerah V Tapanuli Tengah.
Acara serah terima dan pengukuhan (pangojakhon) praeses diakhiri oleh penutupan Ibadah Minggu oleh Ephorus dan segenap Pendeta HKI Daerah V Tapanuli Tengah. Acara kemudian dilanjutkan ramah tama, makan bersama dan acara hiburan bersama warga jemaat, para undangan dan segenap pendeta dan parhalado yang hadir. Acara ramah tamah diawali dengan penyerahan ULOS dan cenderamata kepada Ephorus, Bupati, Pdt. KJ. Bakara, STh dan Pdt. C. Siahaan, SmTh yang masing-masing didampingi istri. Selanjutnya, acara perpisahan dan penyambutan Praeses lama dan baru dilaksanakan di halaman Gereja HKI Sipeapea.
Dalam sambutan perpisahannya, Pdt.C.Siahaan, SmTh menyampaikan rasa bersyukur dan ucapan terimakasih sedalam dalamnya buat Tuhan Yesus yang telah menyertai tugas dan pelayanan semasa kepemimpinannya sebagai Praeses Daerah V Tapteng, dan tidak lupa beliau berterimakasih kepada segenap unsur pemerintahan, para pendeta dan parhalado, serta warga jemaat HKI yang telah mendukung dan senantiasa bergandengan tangan untuk menciptakan pelayanan HKI yang baik. Dan tidak lupa sekaligus mengucapkan selamat bekerja bagi Praeses baru Pdt. KJ. Bakara, STh. “Saya tidak akan mungkin sanggup menjalankan semua tugas pelayanan sebagai Praeses tanpa bantuan dan dukungan dari bapak-ibu sekalian, serta selamat melayani buat Bapak Pdt. KJ. Bakara selaku Praeses baru di HKI Daerah V Tapanuli Tengah”, ujar Pendeta senior di HKI yang selanjutnya akan melayani di Kantor Pusat HKI.
Demikian pula dalam sambutannya, Pdt. KJ. Bakara, STh sebagai Praeses Daerah V Tapanuli Tengah mengajak dan merangkul segenap unsur pelayan dan warga jemaat HKI beserta dengan pemerintah setempat untuk bersama-sama mewujudkan pelayanan gerejawi yang berdampak membangun dan mengembangkan bagi masyarakat. “Hal ini dapat dilakukan jika kita dapat saling menopang antara pemerintah, para pelayan dan warga jemaat”. tegas pendeta yang lama melayani di HKI Daerah VIII Sumbagut. Selain itu, Praeses juga berharap agar segenap elemen secara terbuka untuk menyampaikan kritik dan saran yang membangun jika didapati ada kekurangan dalam pelaksanaan tugas di kemudian hari. “Perlu mata rohani dan iman dalam menjalankan tugas dan pelayanan sebagai para pelayan baik di tengah-tengah jemaat dan pemerintahan, sehingga dengan demikian kita dapat membawa satu jiwa lagi bagi Tuhan Yesus” himbau beliau bagi segenap pelayan HKI dan pemerintahan yang hadir. Untuk mengakhiri sambutannya, praeses yang senantiasa didampingi secara setia dalam suka dan duka oleh istri tercinta Nyonya Pdt. KJ. Bakara, STh br. Simanjuntak ini juga mengucapkan termakasih kepada praeses lama yang telah memberikan memori kerja untuk dilanjutkan dan kepada Pucuk Pimpinan HKI memohon arahan dan kerjasama dalam menyukseskan program-program HKI, khususnya dalam merealisasikan Tahun Pengembangan HKI tahun 2011.
Kerjasama yang baik antara BKAG Tapteng dengan pemerintahan sejauh ini berjalan dengan baik, bahkan untuk tahun 2011 akan dicanangkan dari APBD sebesar 1 miliar dalam pemberdayaan ekononi masyarakat yang disalurkan ke BKAG Tapteng dengan bekerjasama nantinya dengan konsultan, sehingga akan lebih menjangkau masyarakat secara lebih luas. Dan sebagai perpanjangan tangan gereja-gereja, BKAG siap bekerjasama dan malah mengharapkan masukan dan arahan dari pimpinan gereja-gereja di Tapanuli Tengah. Demikian pernyataan Ketua BKAG Tapanuli Tengah dalam sambutannya. “Kepada Bapak Pdt. KJ. Bakara, STh selaku Praeses Daerah HKI di Tapanuli Tengah, kami dari BKAG mengucapkan selamat datang dan menunaikan tugas pelayanan di daerah Tapanuli Tengah, untuk itu juga kami siap bekerjasama dan mengharapkan adanya arahan dan masukan dari Bapak Praeses untuk di kemudian hari”. Ungkap Ketua BKAG Tapanuli Tengah, Pdt. M. Simamora, STh. Dan oleh Bupati Tapteng dalam sambutannya mengajak segenap warga jemaat HKI dan masyarakat lintas agama di Tapteng untuk memberikan hati dan pemikiran dalam pembangunan Tapanuli Tengah, khususnya warga jemaat HKI beserta dengan para pelayan di bawah kepemimpinan Pdt. KJ. Bakara, STh.
Sambutan kemudian diakhiri oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, dan pada kesempatan itu Ephorus kemudian mengajak dan mengingatkan segenap warga jemaat dan para pelayan HKI se Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan agar bersama-sama bergandengan tangan untuk menyukseskan Tahun Pengembangan HKI di tahun 2011. Misalnya untuk Gerakan 100, peningkatan kualitas koperasi yang akan dikembangkan mulai dari pusat hingga ke jemaat-jemaat. Khususnya CU (credit union) yang telah berlangsung di Tapteng agar terus ditingkatkan pelayanannya. Disamping itu kita juga akan mengupayakan peningkatan sumber daya manusia para pendeta dengan merekomendasikan mereka untuk melanjutkan studi mereka. Khusus untuk para pelayan di HKI Ephorus mengingatkan bahwa para pelayan hidup/makan dari pelayanannya (khotbahnya). “Mari untuk menyajikan khotbah yang menyehatkan warga jemaat yang memakannya, biar kita juga menjadi sehat”. Himbau Ephorus. Dan untuk warga jemaat, Ephorus mengajak untuk memberdayakan usaha-usaha yang dapat dikembangkan dari hasil alam di sekitar masyarakat. “Hati-hati jangan sampai pintar pendatang dari penduduk setempat, belajarlah jika orang masih memikirkan, kita sudah melakukan”. Ajak Ephorus kepada seluruh warga jemaat HKI dan masyarakat yang hadir. Untuk pemerintah, Ephorus menghimbau agar mengedepankan pemberdayaan hasil-hasil budaya Batak. Misalnya penggunaan ulos batak sebagai bahan-bahan untuk pakaian seragam perkantoran dan sekolahan. “Kapan lagi kita mempromosikan dan mengembangkan hasil-hasil budaya batak, jangan sedikit-sedikit batik dan batik”. Tegas Ephorus mengakhiri sambutannya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan yang diisi dengan sumbangan lagu pujian yang diantaranya dari Amang Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh, Bapak Drs. Tuani Lumban Tobing, St. W. Saruksuk dan Pdt. A. Lumban Tobing, STh dan diikuti dengan penyerahan ulos yang telah disiapkan warga jemaat HKI Sipeapea dan diakhiri dengan doa penutup oleh Ephorus HKI. (yph)