“Apapun hasil kondisi pasca Sinode HKI, Humbang harus tetap bersatu dan solid”. Penyataan di atas disampaikan oleh Pdt LO. Siregar dalam kata sambutannya pada acara serah terima dan pangojakhon praeses HKI daerah IX Humbang. Acara yang dilaksanakan pada Minggu, 14 November 2010 itu diawali dengan Ibadah Minggu dan dirangkai dengan acara temu pisah praeses lama dan baru, lelang dan penyematan cendera mata oleh warga jemaat HKI se Daerah IX Humbang kepada Pucuk Pimpinan HKI, Ephorus dan Sekjend serta tokoh-tokoh HKI lainnya. Tampak hadir dalam kegiatan tersebut pemerintah Kabupaten Humbang Hansudutan, Bapak Ir. K. Hutasoit, Kepada Dinas Pertanian Humbang Hansudutan yang mewakili Bupati, Bapak Anggota DPRD Humbang yang juga Parhalado di HKI Lintongnihuta dan Pdt. MT. Aruan, STh selaku Praeses HKI Daerah III Toba Samosir.
Dalam Ibadah Minggu Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh sebagai pemberita firman Tuhan; Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh sebagai pemimpin liturgis (paragenda); Pdt. C. Sirait, STh sebagai pemimpin kidung pujian dan Doa Syafaat dipimpin oleh Pdt. MT. Aruan, STh. Dalam khotbahnya, Ephorus HKI mengutip nats dari Pengkhotbah 11:1-6 dan menjelaskan kepada jemaat bahwa jika kita sering mendengarkan nasehat, poda atau kata-kata bijak hata na marimpola maka adalah mudah bagi kita untuk mengerti firman Tuhan yang disampaikan Pengkhotbah saat ini. Ephorus mengingatkan agar sebagai warga jemaat HKI sudah saatnya meninggalkan kebiasaan bangko “makan” sendiri. Rampak dan rap mangan haruslah menjadi kebiasaan baru sehingga semua warga HKI dapat merasakan hidup sejahtera. Tidak ada yang miskin. Jika sudah bisa sama-sama sejahtera maka, semua dapat sama-sama bersuka dan Huria HKI akan semakin berkembang. Bagaimana caranya? Pertama adalah dengan menjadikan pekerjaan yang kita miliki sebagai modalnya. Dengan memiliki hidup yang bijaksana dan pintar-pintar mengelolanya maka akan mendatangkan keberhasilan. Dalam berHuria juga demikian, jika ingin Huria berkembang dan maju haruslah memiliki wawasan yang luas. Jangan kerdil. Hanya bunga bonsai yang kerdil tampak indah, untuk itu buanglah segera niat-niat yang hendak “membonsaikan” Huria. “Jangan kita bonsai Huria kita”, tegas Ephorus. Tahun 2011 HKI menetapkan sebagai Tahun Pengembangan, dan berkaitan dengan itu diadakan “Gerakan 100”, mulai dari Sekolah Minggu, Punguan Naposo Bulung, Persatuan Wanita dan Persatuan Ama di HKI harus memiliki anggota hingga 100 orang. Jika kita semua punya kemauan dan sehati, pasti bisa mewujudkannya. Dengan demikian, salah satu tugas kita di untuk mengembangkan HKI dapat kita wujudkan. Selanjutnya, Ephorus dalam khotbahnya menerangkan agar setiap pelayan dan warga mengerjakan sesuai dengan jambarnya (tugas, hak dan kewajiban-red) masing-masing. Untuk itu harus bijak dalam melihat situasi yang terjadi sehingga mengetahui apa yang akan dilakukan. “Penting untuk memeriksa apa yang sudah kita kerjakan, tentunya dengan begitu kita dapat berkembang”, terang Ephorus. Misalnya saja dalam membiayai HKI setiap bulannya memerlukan dana hingga 1,5 milliar. Bagaimana caranya? Jika warga HKI yang berjumlah kuranglebih 300 ribu jiwa, setiap minggunya dalam satu bulan 1/3nya saja yang beribadah maka perorang hanya memberikan 5rb rupiah setiap minggu, dan dengan seperti ini maka biaya di atas dapat ditanggulangi. Bagaimana menghadirkannya? Maka, dibutuhkan kerjasama dari semua kita mulai dari pelayan dan warga itu sendiri. Dengan masing-masing mengetahui jambarnya di Huria, maka segala permasalahan yang ingin merusak pekerjaan baik kita, akan dapat kita selesaikan dan atasi. Kita bisa bertahan menghadapinya. Disamping itu, sebagai anak-anak Tuhan, kita juga harus mengetahui dimana letak kebenaran dan kemudian melakukannya, dimana pohon tumbang disitu ia tinggal terletak. Artinya, dalam berHuria, kita mesti mengetahui letak-letak/keberadaan kita masing-masing baru semua dapat berjalan dengan sehat. “Jika marhuria, marhurialah jangan dicampur-campur dengan yang lain-lain yang tidak pada tempatnya” lantu Ephorus. Tidak ada yang mengetahui jalan kehidupan kita. Dan tidak semua yang kita tahu dapat menyelamatkan kita. Tapi, dalam mencapai keselamatan dan keberhasilan dibutuhkan rencana dan strategi, itulah sesungguhnya pengharapan. Bersyukurlah banyak hal yan tidak kita ketahui tentang jalan Tuhan. Namun, meskipun tidak tahu tetapi di dalam Tuhan kita percaya Dia akan menuntun kita dan memenangkan kita. “Untuk itu, mintalah disetiap saat kepada Tuhan agar Dia menuntun kita. Sebab apa yang dikerjakan Tuhan tidak ada yang tahu, tetapi percayalah apa yang baik kita kerjakan Tuhan akan memberkatinya dan memberikan hasil yang melimpah”, tutup Ephorus dalam khotbahnya.
Masih dalam rangkaian ibadah, serah terima dan pangojakhon praeses dimulai dengan pembacaan SK dan penyerahterimaan Pdt. F. Sibarani, MTh kepada Ephorus HKI, yang dilanjutkan dengan penandatanganan berkas-berkas serah terima oleh Ephorus dan para saksi. Dan pembacaan SK Praeses baru, Pdt. LO. Siregar oleh Sekretaris Jenderal dan penandatanganan berkas-berkas oleh Ephorus dan para saksi yang kemudian diakhiri dengan Pangojakhon Pdt. LO. Siregar sebagai Praeses HKI Daerah IX Humbang dihadapan ribuan warga dan pelayan HKI se Daerah IX Humbang dan para undangan lainnya.
Dalam sambutannya Pdt. F. Sibarani, MTh sebagai yang pernah memimpin HKI Daerah IX Humbang sejak berdiri kurang lebih 2 tahun yang lalu di dampingi Istri yang juga pendeta HKI, Pdt. M. Hutapea, STh menyampaikan harapan agar senantiasa ditingkatkan kualitas beriman warga dan juga pelayan HKI. Disamping itu, beliau berterimakasih kepada segenap warga dan pelayan HKI yang telah benar-benar menunjukkan kesungguhan bakti dan bakti yang sungguh-sungguh terhadap pengembangan HKI di daerah IX Humbang. Banyak kutipan firman Tuhan yang beliau sampaikan untuk semakin meneguhkan dan menyemangati warga dan pelayan HKI agar terus memberikan yang terbaik bagi kemajuan HKI dan tentunya untuk kemuliaan Tuhan, misalnya dalam Roma 12:11 “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan”. “Bekerjalah keras, berlajarlah keras dan berdoalah terus dan senantiasa” ungkap Pendeta yang kemudian akan melayani HKI lewat Departemen Marturia HKI sebagai Kepala Departemen Marturia HKI. Akhirnya, beliau mengingatkan agar 56 jemaat HKI di Daerah IX Humbang untuk saling menopang, dengan menyinggung agar HKI Sitinjo, Pakkat sebagai Jemaat tertua di Tapanuli dan masih yang terkecil sejak tahun 1930 agar memperoleh perhatian dan sokongan dari jemaat-jemaat yang lebih baik keadaannya. Sedangkan dalam sambutannya, St. M. Hutasoit yang mewakili Guru Jemaat se Daerah IX Humbang, menyampaikan bahwa Pucuk Pimpinan HKI saat ini adalah Pucuk Pimpinan bagi semua HKI dan berharap agar senantiasa diberikan kekuatan oleh Tuhan agar mampu setia berdiri memimpin HKI meskipun banyak krikil-krikil kecil sehingga dengan begitu jemaat HKI dapat merasakan gabungan nama dari Ephorus dan Sekjend HKI yakni Lansung Manjalo Pahala. Dan dilanjutkan dengan rasa bangga menjadi warga dan pelayan di HKI yang memiliki pendeta-pendeta yang siap membangun HKI dengan dipimpin oleh Ephorus dan Sekjend sekarang ini, “Untuk itu bagi ruas dan para pelayan haruslah mau dibangun dan membangun bagi pengembangan HKI” tambah St. R. Manalu dalam sambutannya mewakili Majelis HKI Daerah IX Humbang.
Pada kesempatan yang sama, Bapak Ir. K. Hutasoit yang mewakili Bupati Humbang Hansudutan dan segenap jajaran pemerintahan Kabupaten menyampaikan salam hangat dari Bapak Bupati yang berhalangan hadir berhubung sendang berada di Jakarta. “Selamat jalan dan menunaikan tugas yang baru bagi Bapak Praeses lama Pdt. F. Sibarani, MTh dan bagi Praeses baru Pdt. LO. Siregar mari bekerjasama untuk membangun Daerah Humbang yang kita cintai lewat Huria kita HKI”, ungkap Kepada Dinas Pertanian Humbang Hansudutan ini. Selain itu, beliau juga memaparkan nostalgia masa kecil bersama dengan Ephorus Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh. “Beliau adalah teman bermain bola dan sekolah minggu saya, dan pada tahun 1975 bilau meminta untuk meneruskan sekolah kependetaan” cerita sang insiyur. Beberapa harapan beliau agar pasca sinode persatuan di HKI semakin erat dan dengan hadirnya pimpinan baru di HKI Daerah IX Humbang, praeses bersama-sama dengan pemerintah setempat dapat mengajak dan mengarahkan potensi-potensi yang ada di HKI untuk memajukan dan mengembangkan Kabupaten Humbang Hansudutan. Tidak lupa beliau juga, menghimbau agar praktek dan wawasan kecintaan akan lingkungan seperti yang telah diwariskan Pdt. F. Sibarani semasa tugasnya di Humbang agar diteruskan dan ditingkatkan. Dan pada akhir sambutannya, beliau menyampaikan secara simbolis bantuan dari Bapak Bupati Humbang Hansudutan untuk HKI Daerah IX Humbang sebesar 10 juta rupiah. Begitu juga ajakan St. selaku Anggota DPRD Humbang Hansudutan kepada praeses baru untuk bekerjasama dalam pembangunan Kabupaten Humbang.
“Apapun hasil kondisi pasca Sinode HKI, Humbang harus tetap bersatu dan solid” demikian penyataan dan seruan yang disampaikan Pdt. LO. Siregar dalam sambutannya yang didampingi Istri, Inang Praeses br. Manullang. Sebagai Prases temuda dari semua praeses HKI saat ini, beliau bersyukur dan bangga dapat dipercayakan memimpin HKI Daerah IX Humbang. Untuk itu beliu mengajak warga dan pelayan HKI di daerah Humbang untuk selalu saling menopang, membantu, dan mengingatkan agar khususnya di 2011 sebagai tahun pengembangan HKI menjadi nyata dan terealisasi. Pembenahan admistrasi keuangan, peningkatan kualitas pelayanan, dan kerjasama dengan pemerintahan akan menjadi garis besar rencana dan rancangan program mengawali masa tugas beliau di Humbang. Dan, dilanjutkan dengan sarahan dari mewakili Pucuk Pimpinan, Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh mengajak agar semua warga dan pelayan HKI untuk berlomba saling berkejaran memberikan yang terbaik bagi HKI. Khusus kepada para pelayan agar juga turun menjumpau jemaat untuk dalam pelbagai masalah dan tantangan hidup mereka, tidak hanya berkhotbah dan berdoa di dalam gereja. Sebelumnya Sekjend HKI mengucapkan terimakasih bagi tugas pelayanan yang diberikan oleh Pdt. F. Sibarani, MTh, dan selamat melayani dan mengemban tugas baru bagi Prases Pdt. LO. Siregar, STh.
Acara selanjutnya dimeriahkan dengan makan bersama, lelang, pemberian cendera mata dan acara hiburan lainnya. (yph)