Tuesday, December 07, 2010

News:

Ephorus: “Harus berani mempertanyakan tentang keberadaan diri, bergunakah atau tidak?”


Seruan dan ajakan di atas disampaikan Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus HKI) dalam khotbahnya pada acara pengukuhan Pdt. HR. Panjaitan, D.Min sebagai Praeses yang juga diikuti dengan pelantikan Majelis Daerah dan BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur II. Acara pelantikan pimpinan daerah dan segenap aparaturnya ini dipusatkan pelaksanaannya di HKI Resort Khusus Helvetia Medan pada Minggu, 5 Desember 2010 dihadiri ratusan warga jemaat HKI se Daerah VI Sumatera Timur II dan berlangsung dengan hikmat dan penuh sukacita.


Dalam Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. M. Pahala Hutabarat, STh (Sekjend HKI) selaku Liturgis (Paragenda), Ephorus mengajak segenap warga HKI untuk selalu peka dan pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman yang terus berubah, “Dengan menganalisa keadaan zaman dengan peka terhadap apa yang terjadi, maka akan membawa kita kepada pengertian yang benar dari setiap pernyataan Allah kepada hidup kita untuk semakin meneguhkan kepercayaan iman dan pengharapan kita hingga datangnya Maranatha”, ungkap beliau menerangkan nats Khotbah yang diambil dari Lukas 21:25-33. Dalam kehidupan yang kita jalani pasti tidak seorangpun yang tidak mendapati persoalan dan permasalan dalam hidupnya. Dan tidak jarang banyak darinya kemudian menjadi tantangan bagi iman kita. Untuk itulah dengan bertautan dan bersandar pada Kristus kita dituntut untuk tetap berdiri teguh dan jangan goyah. “Dalam kehidupan berbangsa misalnya, HKI dan warganya diperhadapkan dengan radikalisme keagamaan yang semakin marak dan berujung menjadi ancaman. Namun, kita jangan goyah, harus tetap teguh berdiri sebagai saksi-saksi Kristus dengan Alkitab sebagai senjata kita, bukan kekerasan atau pergi kepada “tuhan-tuhan” duniawi. Di tengah tantangan dan ancaman itu, HKI dan warganya harus tetap bersemangat dan bersatu memberikan pengaruh positif dan perubahan bagi bangsa yang saat ini kondisinya cukup memprihatinkan”, lanjut Ephorus. Dengan beranjak dari sejarah kedirian HKI, jelas bahwa HKI merupakan Huria pelopor perubahan meskipun menghadapi banyak tantangan, maka saat sekarang ini juga, dalam kesemberautan tatanan kehidupan berbangsa, HKI dan warganya harus menjadi pelopor perubahan dengan secara bijak membaca tanda-tanda zaman dan menemukan pernyataan Tuhan sebagai jalan bagi kita untuk memberitakan Kabar Sukacita yang benar-benar murni. “Kita Harus berani mempertanyakan keberadaan kita berguna atau sama sekali tidak bagi orang lain, khususnya bagi Huria Tuhan HKI?”. Dengan demikian kita dapat mengetahui makna kehadiran hidup kita di hadapan Tuhan, jelas Pendeta yang telah melayani 30 tahun lebih untuk HKI dan lembaga-lembaga Oikumene. Semua akan berlalu, maka berpeganglah pada janji Tuhan lewat FirmanNya yang pasti tidak akan pernah berlalu, dengan saling mengasihi dan menerima sebagai anak-anak Tuhan, maka percayalah kedamaian dan sukacita akan hadir dan berakar dalam kehidupan kita. Mengakhiri khotbahnya, Ephorus menyampaikan pesan dan ajakan dari warga HKI di Tanjung Pinang kepada warga HKI Resort Khusus Helvetia untuk bersama-sama saling menopang dalam membantu jemaat HKI Tanjung Pinang untuk mengembangkan Kerajaan Allah lewat HuriaNya HKI yang ada di sana.


Kidung Pujian bagi Tuhan oleh Persatuan Wanita HKI Resort Khusus Helvetia, yang sebelumnya Doa Syafaat (Tangiang Tinting) oleh Pdt. HR. Panjaitan, D.Min (Praeses) menandai digelarnya Pengukuhan Praeses HKI Daerah VI Sumatera Timur II oleh Ephorus yang diawali dengan pembacaan SK serah terima oleh Sekjend HKI. Dan, kemudian di teruskan dengan pelantikan Majelis Daerah dan Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD) HKI Daerah VI Sumatera Timur II.


Acara pengukuhan praeses dan pelantikan Majelis Daerah beserta BPKD yang dilaksanakan dalam Ibadah Minggu Advent Kedua ini berjalan dengan penuh sukacita dari warga jemaat HKI se Daerah VI yang hadir. Wujud sukacita ini tampak dari banyaknya juga persembahan paduan suara (koor) yang turut memeriahkan acara ibadah untuk memuji Tuhan, seperti persembahan pujian dari Persatuan Wanita HKI Daerah VI Sumatera Timur II, Koor dari HKI Kampung Pon dan PNB HKI Resort Khusus Helvetia dengan diiringi musik khas pemuda.


Banyak harapan yang datangnya dari warga jemaat di HKI se Daerah VI Sumatera Timur II terhadap kehadiran Praeses baru untuk HKI Daerah VI ini di bawah kepemimpinan Pdt. HR. Panjaitan, D.Min dan segenap aparaturnya. Di antaranya seperti yang disampaikan St. Drs. J. Tampubolon, Msi dalam sambutannya mewakili warga jemaat, “Diharapkan adanya perubahan yang signifikan dari HKI Daerah VI Sumatera Timut II khususnya dan HKI secara umum. Hal ini dapat tercapai bila saja para pelayan tanggap dan selalu peka terhadap kondisi yang terjadi di tengah-tengah jemaat. Sehingga dengan begitu semua dapat berjalan dan kita kemudian dapat berdiri tegak, kokoh dan tidak goyah dalam menghadapi pelbagai tantangan yang ada” ungkap beliau. Di samping itu, pengadaan Gedung Representatif HKI juga menjadi hal penting untuk diperhatikan sebagai impian dan harapan bersama warga jemaat HKI se Daerah VI agar kiranya segera terealisasi dalam waktu dekat, lanjut Sintua yang melayani sebagai parhalado di HKI Helvetia ini dengan semangat dan penuh harapan. Adanya pemekaran resort dan jemaat-jemaat yang belum ada kepastian penenpatan resortnya, juga menjadi hal yang tidak kalah menarik dari harapan-harapan yang disampaikan, bahkan diharapkan untuk dua tahun mendatang Daerah VI Sumatera Timur II sudah memiliki 25 resort dari 17 yang ada saat sekarang ini. “Dengan melihat semangat dari para pendeta, parhalado dan warga jemaat dengan kehadiran Pdt. HR. Panjaitan sebagai Praeses, maka harapan kita bersama adalah kiranya dari 17 resort HKI Daerah VI Sumatera Timur II, akan mekar menjadi 25 resort untuk dua tahun mendatang dan jemaat-jemaat yang belum memiliki resort untuk sesegera mungkin diadakan percepatan proses penempatannya, jangan sampai diperlama-lama lagi, misalnya Jemaat Martubung yang belum beresort”, disampaikan St. Drs. M. Siagian dalam sambutannya mewakili anggota Majelis Daerah 2005-2010.


“Jika sebelumnya dalam pelantikan yang baru kita laksanakan sebagai Majelis Daerah dan BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur I, kita nyatakan diri siap untuk membantu kepemimpinan Praeses saat ini sebagai respon pertanyaan dari Pucuk Pimpinan kepada kita, maka untuk itu mari kita laksanakan secara bertanggungjawab dan bersama-sama bekerjasama untuk melayani dan mengembangkan HKI Daerah VI dengan segenap warga jemaat”, demikian pernyataan dan ajakan Pdt. E. Sirait dalam sambutannya di hadapan ratusan warga jemaat yang hadir mewakili Majelis Daerah 2010-2015 yang juga sebagai pendeta resort Medan I ini dengan tegas. Oleh Pdt. HR. Panjaitan, D.Min dalam sambutannya beliau mengajak semua pelayan yang ada di HKI Daerah VI Sumatera Timur II untuk semakin mendekatkan diri satu sama yang lain sehingga kemudian dapat saling menerima dan memahami antar pelayan. Dengan begitu diharapkan adanya sinerjisitas kerja dalam mengembangkan HKI Daerah VI Sumatera Timur II secara khusus dan HKI secara umum. Dengan tetap setia menjadi saksi Kristus lewat tugas dan tanggungjawab yang telah diemban masing-masing, maka kita dapat senantiasa berdiri teguh dan tidak goyah menghadapi berbagai tantangan yang ada. “Meskipun menjadi yang terakhir dikukuhkan/diojakhonon dan juga yang paling sederhana, semoga akan menjadi “siakangan/siabangan” untuk mejadi teladan bagi daerah-daerah lainnya. Kita juga akan bersama-sama rap hundul 1 kali dan 2 minggu untuk saling mengisi tentang Firman Tuhan dan membahas kondisi-kondisi yang terjadi di tengah-tengah gereja kita”, jelas Pdt. HR. Panjaitan, D.Min yang kempemimpinannya telah teruji dan dirasakan HKI baik selaku Ketua Konven Pendeta HKI (2010-2015) dan sebagai Sekretaris Jenderal HKI selama 10 tahun dari tahun 1990-2000 bersama Pdt. H. Simangungsong, BD selaku Ephorus.


Dalam arahannya, Ephorus mengajak warga jemaat dan para pelayan Huria HKI untuk: pertama memulai mencatat dan menuliskan tokoh-tokoh HKI yang berjuang dan berkorban membuka gereja demi perkebangan HKI; kedua, bersama-sama bersatu hati untuk mempercepat proses sentralisasi di HKI guna kepentingan bersama khususnya kesejahteraan yang merata para pelayan HKI; dan ketiga, bagi setiap jemaat/huria yang sedang membangun dan yang telah mendapatkan SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN TEMPAT IBADAH agar datang ke Kantor Pusat HKI untuk menerima bantuan pembangunan. Begitu juga dengan rencana pengadaan Bangunan Representatif HKI, agar kita bersama-sama memberikan pengorbanan dan berjuang untuk mewujudkan harapan kita bersama itu; kelima, dalam rangka Tahun Pengembangan HKI 2011 maka lewat GERAKAN 100, seluruh warga HKI mulai dari Sekolah Minggu, Pungunan Naposo Bulung, Persatuan Wanita hingga Persatuan Ama HKI untuk membentuk paduan suara (koor) dengan jumlah anggota senyak 100 orang, dan yang bertahan akan kita persiapkan untuk masuk rekaman dan memperoleh dana pembangunan gereja senilai Rp. 50 hingga 100 juta, papar Ephorus. Di samping itu, masih berkaitan dengan GERAKAN 100, juga diberikan penghargaan bagi:

  1. Calon Pendeta yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan percepatan penabalan sebagai Pendeta.
  2. Parhalado (Sintua/Guru Huria) yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan kenangan dari HKI berupa Salib Emas HKI.
  3. Pendeta yang berhasil membawa 100 orang menjadi warga jemaat HKI akan mendapatkan kenaikan golongan pendeta HKI.

Lepas dari hal di atas, pada kesempatan yang sama Ephorus menekankan dan mengajak semua elemen HKI agar tidak bergantung pada uang. “Kerja baru makan, jangan tergantung pada ada uang dulu baru bekerja”, tegas Ephorus kepada semua yang hadir. Maka, untuk merealisasikan semuanya itu mari bersama-sama bekerja untuk kemuliaan nama Tuhan lewat HuriaNya HKI, tutup Ephorus dalam Arahannya dalam pengukuhan dan pelantikan Praeses dan Majelis Daerah serta BPKD HKI Daerah VI Sumatera Timur II, yang kemudian diakhiri dengan makan bersama warga jemaat dengan para pelayan dan Pucuk Pimpinan HKI. (yph)

Thursday, December 02, 2010

Our Share

Pada bulan November yang baru saja berlalu, ketika kami sedang berada di Jakarta untuk mengikuti sebuah pelatihan dari Yakoma – PGI, kami yang sempat menginap di rumah kediaman keluarga Pdt. Halomoan Simanjuntak, STh dan diberlakukan layaknya sebagai adik dengan penuh kekeluargaan oleh beliau yang merupakan Pimpinan Jemaat HKI Resort Khusus Pulo Mas, kami diberi kesempatan untuk mengajar kelas sidi. Dan sebagai bahannya berketepatan diambil dari “Mengasihi Orangtua”. Dari proses belajar di dalam kelas bersama dengan para peserta sidi, ada beberapa hal yang dapat disharekan kepada pembaca khususnya kaula muda HKI:


Sebagai anak apa yang kita rindukan untuk orangtua kita lakukan kepada kita?
1. Yang saya rindukan untuk orangtua saya lakukan kepada saya adalah orang tua saya dapat memberikan kepercayaan kepada saya bahwa saya dapat berjaga diri.
2. Yang saya rindukan yang orang tua lakukan pada saya adalah bersikap adil kepada anak-anaknya.

3. Yang saya rindukan agar orangtua berlakukan saya sama seperti memperlakukan adik dan kakak saya.


Sebagai anak apa yang bisa kita lakukan sebagai wujud menghormati orang tua kita?

1. Yang bisa saya lakukan sebagai wujud menghormati orang tua adalah berdoa agar mereka selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang, belajar dengan baik, melakukan apa yang diinginkan mereka, dan merawat mereka ketika mereka sudah tua nanti.
2. yang saya lakukan sebagai wujud menghormati orangtua adalah membantu mereka tanpa di minta, berusaha tidak mengeluh ketika disuruh, belajar yang rajin supaya orang tua bangga dengan prestasi kita di sekolah.


Bila kita jadi orang tua, apa yang kita mau lakukan kepada anak-anak kita? Lalu bagaimana perasaan kalau kita tidak mendapat penghormatan dari anak-anak kita?

1. Bila saya menjadi orang tua, yang akan saya lakukan adalah mengajari mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan, menyayangi dan mengasihi, mencukupi kebutuhan mereka, mengajari mereka untuk bersikap sopan dalam tutur kata dan tindakan dimana pun mereka berada dan dengan siapapun mereka bertemu dengan orang lain. Perasaan saya apabila saya tidak mendapat penghormatan dari anak-anak saya adalah saya sangat merasa sedih.

2. Yang saya lakukan kelak saya menjadi orang tua adalah menjaga dan merawatnya, mencukupi kebutuhannya, mengajarnya bagaiman bersikap/ berbuat dan berkata yang baik, mendekatkannya kepada Tuhan seperti mengajaknya untuk rajin ke gereja, dan membelikan buku-buku cerita yang berhubungan dengan firman. Perasaan saya sangat kecewa dan merasa sangat sedih.


Nah, dari share di atas, semoga kita dapat lebih lagi menemukan arti mengasihi orangtua kita masing-masing; dan bagaimana jika kita yang berada di posisi orangtua kita? Firman Tuhan dalam Keluaran 20:12 berpesan "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu". Tuhan memberkati. (yph)