Orang-orang muda sering menjadi sasaran penyebaran ajaran baru atau ajaran yang berbeda dengan pengajaran yang telah pernah mereka dengar, misalnya ajaran Iman Kristen. Hal itu tidak usah menjadi keheranan bagi kita, karena manusia selalu bersifat ingin tahu apalagi orang-orang muda. Mereka “selalu ingin tahu”. Walaupun mereka sudah tahu, selalu ada keinginan untuk mengembangkan atau memperdalam pengetahuan mereka. Maka tidak jarang, jika seorang anak dilarang melakukan sesuatu, misalnya jangan berdiri dekat jurang, mereka semakin penasaran dan justru melakukan larangan itu. Mereka penasaran, mengapa dilarang berdiri dekat jurang, ada apa di jurang tersebut. Itulah mungkin yang muncul dalam pikiran mereka. Berhati-hati (waspada) itulah sebenarnya maksud peringatan tersebut. Hal itulah yang dilakukan Rasul Paulus kepada Timotius.
Penjelasan Nats dan Penerapan
Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua ini kepada Timotius menunjukkan kedakatan hubungan mereka. Paulus menganggap Timotius sebagai “seorang anaknya sendiri” karena iman kepada Kristus. Paulus selalu menyebut nama Timotius dalam doanya karena ia ingin agar Timotius, seorang yang masih muda dapat menjadi pengikut Tuhan yang setia dan tangguh imannya. Juga tidak luput dari perhatian Paulus yaitu nenek dan ibu Timotius, Lois dan Eunike. Mereka sangat berperan dalam membingbing dan mengajar Timotius akan pengenalan Tuhan. Sejak kecil kepadanya telah diajarkan Firman Tuhan dan hidup setia di hadapanNya.
Dalam situasi terpenjara karena memberitakan Injil, Paulus menulis surat untuk mengingatkan Timotius agar berhati-hati menghadapi adanya guru-guru sesat yang memutarbalikkan Injil. Bahkan dari antara orang Kristen sudah ada yang terjerat dalam ajaran-ajaran sesat tersebut. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan Timotius agar tidak ikut terjerat karena pada umumnya orang-orang mudalah yang menjadi sasaran mereka. Orang-orang muda sering mudah terpaut dengan tipu daya guru-guru palsu. Jalan keluar dari pergumulan tersebut pertama-tama adalah berpegang teguh pada Injil yang benar yang disampaikan Rasul-rasul, mengajarkan Injil tersebut dengan setia walaupun tidak menarik untuk melakukannya, dan senantiasa waspada terhadap guru-guru palsu.
Hingga saat ini, tetap bermunculan guru-guru palsu yang mengajarkan Injil yang berbeda dengan Injil yang diajarkan Rasul-rasul (Gereja Mula-mula). Tujuan mereka adalah untuk membingungkan dan menyesatkan warga gereja. Pada umumnya mereka mulai mengajarkannya kepada orang-orang muda. Berbagai cara mereka lakukan untuk mendekati mereka, ada yang dengan kelompok-kelompok penyaluran bakat dan minat, misalnya grup musik, kelompok belajar dan bermain, dan lain-lain. Target mereka yang pertama adalah mengumpulkan anak-anak muda dengan menyediakan fasilitas yang menarik dan modern. Hal seperti itulah yang perlu diwaspadai orangtua, guru-guru Sekolah Minggu terlebih-lebih anak-anak itu sendiri. Guru dan Orangtua harus lebih banyak memahami faktor psikologis anak agar dapat mendidik mereka tanpa menghalangi bertumbuhnya bakat dan minat si anak.
1. Untuk Balita/ Anak Kecil
1.1. Thema : BALITA
1.2. Uraian Thema : SUPAYA BALITA DAPAT:
- Menyebut kata “BALITA”
- Menyebut dirinya anak di bawah lima tahun (balita)
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 8-10 orang dan mereka berbaris memanjang ke belakang. Guru membisikkan sebuah kalimat singkat dari Firman Tuhan kepada anak barisan depan. Sesudah itu, anak pertama membisikkan kepada anak barisan no. 2 dan seterusnya sampai barisan terakhir. Kemudian barisan terakhir menyuarakan kalimat (pesan) yang diterimanya. Jika terjadi perbedaan, inilah bukti perlunya waspada mendengar dan memberitakan pesan kepada orang lain agar tidak keliru dan salah mengerti orang yang menerimanya.
Guru membimbing anak-anak Sekolah Minggu untuk mau mendengarkan bimbingan orangtua dan guru. Guru membimbing mereka agar setia. Si anak diajak untuk menceritakan pengalamannya bagaimana ia menjadi percaya kepada Tuhan, siapa yang pertama membawanya datang ke sekolah minggu, pada saat-saat kapan ia berdoa di rumah, apa tugasnya di rumah setelah pulang sekolah, berapa kali dalam seminggu ada kebaktian dalam keluarga.
1.5. Nyanyian Thema : AKU GEREJA, KAU PUN GEREJA
1.6. Ayat Hafalan : ----
2. Untuk Anak Tanggung
1.1. Thema : ANAK TANGGUNG
1.2. Uraian Thema : SUPAYA ANAK DAPAT:
- Menjelaskan arti thema
- Menjelaskan siapa dirinya dalam keluarga dan masyarakat
- Menyebutkan perbuatan anak-anak Tuhan
- Menceritakan pengalamannya dalam kebaktian keluarga.
Guru menjelaskan riwatat hidup Timotius.
Ibu Timotius adalah seorang Yahudi yang bernama Eunika, dan ayahnya seorang Yunani. Neneknya bernama Lois (Kisah PR 16: 1-3). Timotius artinya memuliakan Allah. Sejak kecil ia sudah diajarkan tentang isi Alkitab (2 Tim 1: 5, 3: 14-15). Timotius sudah bertobat sejak masa mudanya. Timotius yang masih muda, sudah beberapa kali ditugaskan Paulus untuk mewakilinya kepada jemaat-jemaat di Tesalonika (1 Tes 3: 2), kepada orang-orang Kristen di Makedonia (Kis 19: 22), di Korintus (1 Kor 16: 10), di Efesus (1 Tim 1: 3). Paulus sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Ada banyak hal menarik dalam riwayat hidup Timotius yaitu sejak masa kecil sudah belajar Firman Tuhan dan setia dalam imannya.
Guru membimbing anak-anak Sekolah Minggu untuk mau mendengarkan bimbingan orangtua dan guru. Guru membimbing mereka agar menjadi anak yang setia. Si anak diajak untuk menceritakan pengalamannya bagaimana ia menjadi percaya kepada Tuhan, siapa yang pertama membawanya datang ke sekolah minggu, pada saat-saat kapan ia berdoa di rumah, apa tugasnya di rumah setelah pulang sekolah, berapa kali dalam seminggu ada kebaktian dalam keluarga.
1.5. Nyanyian Thema : AKU GEREJA, KAU PUN GEREJA
1.6. Ayat Hafalan : AMSAL 23: 25
MINGGU, 14 SEPTEMBER 2008
BAHAN ALKITAB: KEJADIAN 41:37-47
I. Pendahuluan
Gereja berasal dari istilah Yunani Ekklesia artinya mereka yang dipanggil oleh Allah keluar dari kegelapan, keluar dari dosa menuju terang Allah. Gereja dipisahkan menjadi dua bagian pengertian : Gereja yang kelihatan. Terdiri dari orang-orang yang telah mengakui iman percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; dibaptis; dan terdaftar sebagai anggota suatu lembaga gereja. Sayangnya, gereja yang kelihatan tersebut tidak semuanya murni. Tuhan Yesus pernah berkata, ada lalang yang tumbuh diantara gandum. Melalui proses hidup akan terpilih, Kristen yang murni dan yang palsu. Hanya Allah yang sanggup melihat hati manusia. Maka ada pengertian gereja yang lain: gereja yang tidak kelihatan, yaitu orang-orang yang sunguh-sungguh menanggapi dan menjawab dalam iman dari panggilan Allah untuk mendapat bagian dalam karya keselamatan Kristus. Persekutuan orang-orang percaya tersebut adalah kudus karena dikuduskan oleh Allah sendiri. Roh Kudus mendiami gereja, dalam berkarya, menuntun, membimbing pada kesaksian yang sesuai dengan kehendak Allah.
Bagi anak-anak gereja dapat merupakan suatu tempat yang menarik sekaligus misterius. Gereja senantiasa dikaitkan dengan Allah. Dari ungkapan “rumah Tuhan” anak menyimpulkan bahwa gereja meupakan tempat kediaman Allah secara fisik. Namun, takkala ia juga diberitahukan bahwa Alah berada di surga, ia menjadi bingung. Proses berpikir anak tentang pengertian gereja adalah sama dengan proses berpikir tentang masalah kehidupan yang lain. Mereka sering mengungkapkan keunikan gereja dipandang dari ciri-ciri pisiknya, seperti menara yang menjulang tinggi, jendela-jendela dengan warna-warni, deretan bangku atau pintu-pintu yang besar. Anak kecil memiliki wawasan yang amat sempit mengenai tujuan pergi ke gereja. Tindakan-tindakan spesifik seperti mendengarkan cerita, menyanyikan lagu-lagu, membawa Alkitab, menggambar, dan makan kue-kue merupakan beberapa ungkapan yang menyatakan tujuan pergi ke gereja. “karena hari ini hari minggu”. “agar Papa bisa senang”; dan “Supaya Allah senang”. Mereka pergi ke gereja untuk menyembah Allah, untuk mempelajari Alkitab, untuk belajar tentang Allah.
2.1. Balita/Anak Kecil
Thema : Aku Gereja
Gereja sebagai persekutuan adalah perkumpulan setiap orang dipanggil untuk menggabungkn diri di dalam kehidupan bersama yang saling menerima dengan yang lain yang dipersatukan oleh Kristus sebagai kepala gereja. Panggilan kita adalah menciptakan hidup bersama dengn orang lain. Kita adalah Gereja yang kelihatan yang terdiri dari orang-orang yang telah mengakui iman percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; dibaptis; dan terdaftar sebagai anggota suatu lembaga gereja dan orang-orang yang sunguh-sungguh menanggapi dan menjawab dalam iman dari panggilan Allah untuk mendapat bagian dalam karya keselamatan Kristus. Jadi anak-anak adalah merupakan gereja yang hidup yang selaku dibimbing oleh Roh Kudus.
Seperti yang dilakukan oleh Yusuf. Yusuf sering memperkenalkan dirinya sebagai seorang yang menyembah Allah Israel (gereja) kepada orang-orang yang tidak menyembah Allah. Dia adalah seorang penggembala kambing domba yang selalu rajin domba-dombanya ke tempat yang sejuk. Tuhan memakai Yusuf untuk menafsirkan mimpi Firaun yaitu “Tujuh tahun kelaparan akan mengikuti ketujuh tahun yang berkelimpahan panennya, dengan memakan habis segala panennya. Karena dia menafsirkan mimpi Firaun dengan benar, maka Firaun memberikan kepada dia kedudukan sebagai penguasa atas istana firaun dan menjadi pengusa asas seluruh tanah Mesir. Dia adalah orang yang bertanggungjawab kepada Firaun yaitu dengan melakukan segala pekerjaan yang telah diberikan oleh Firaun. Dia selalu menyembah Allah di dalam Bait Allah.
Metode : Lagu dan Gerak
K.J. No. 257 “Aku Gereja, Kaupun Gereja”
Sewaktu menyanyikan nyanyian ini, Anak-anak sekolah Minggu dibawa oleh guru Sekolah Minggu ke depan Gereja agar mereka dapat langsung melihat gedung gereja tersebut.
Aku gereja, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada dirinya sendiri. kaupun gereja, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada teman-temannya. Kita sama sama gereja, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada semuanya. dan pengikut Yesus di seluruh dunia, kita sama-sama gereja. sambil dinyanyikan anak berjalan ke depan dan ke belakang. Gereja bukanlah gedungnya, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada gedung gereja. Dan bukanlah pula menaranya, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada menara gereja, bukanlah pintunya, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada pintunya; Lihat di dalamnya, gereja adalah orangnya, sambil dinyanyikan anak menunjuk kepada semuanya.
Thema : Agamaku Kristen
Agama berarti tidak kacau balau. Jadi agama Kristen adalah agama yang dianut oleh pengikut-pengikut Kristus. Kita mempunyai agama yaitu agama Kristen yang selalu setia mengikuti Yesus Kristus. Agar kita tidak kacau balau, maka kita harus menjalankan apa yang telah diberitakan Kristus melalui AlkitabNya. Ciri-ciri agama Kristen adalah orang yang mengasihi Allah dengan segenap hatinya dan mengasihi sesama manusia sama seperti dirinya sendiri, dan orang Kristen yang mengkuti Yesus Kristus harus melakukan pertobatan yang tulus. Dan menerima Yesus sebagai satu-satunya harta yang paling berharga dan dituntut memakai iman yang tegas dan tidak setengah-stengah.
Seperti yang dilakukan oleh Yusuf dimana dia sering memperkenalkan dirinya sebagai agama Yahudi yaitu seorang yang menyembah Allah Israel kepada orang-orang yang tidak menyembah Allah. Dia adalah seorang penggembala kambing domba yang selalu rajin domba-dombanya ke tempat yang sejuk. Dia selalu meminta kepada Tuhan agar selalu diberikan perlindungan kepada nya sewaktu dia memperkenalkan agamanya kepada orang lain. Dengan permintaannya itu, maka orang-orang yang tidak mengenal Allah akan semakin percaya kepada Allah. Dengan cara menafsirkan mimpi Firaun yaitu “Tujuh tahun kelaparan akan mengikuti ketujuh tahun yang berkelimpahan panennya, dengan memakan habis segala panennya. Dia adalah orang yang bijaksana, kebijaksanaannya itu berasal dari Allah. Maka dengan kebijaksanaannya Firaun mengangkat dia sebagai penguasa atas istana firaun dan menjadi pengusa asas seluruh tanah Mesir. Masuknya Yusuf ke dalam istana dengan perubahan nama dan perkawinannya dengan puteri seorang imam, menyempurnakan pengenaannya secara lahiriah kepada kebangsaan Mesir. Pengakuannya yang berani akan agama Israel membuat dia menjadi orang yang terkenal di dalam pemerintahan raja Firaun.
Raja Nebukadnesar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta, lalu dia menyuruh orang-orang mengumpulkan para wakil seluruh wakil-wakilnya berserta rakyatnya untuk menghadiri pentahbisan patung tersebut. Maka datanglah seorang serdadu dengan suara yang nyaring : “beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa ….. maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnesar ini, siapa yang tidak sujud menymbah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Maka ketika itu Sadrak, Mesakh, dan Abednego tidak memuja patung yang telah didirikan oleh raja Nebukadnesar itu, tetapi mereka tetap memuji Allah, dengan tegas mereka mengatakan “jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari tanganmu ya raja, tetapi seandainya tidak, hendaklah tauanku mengatahui ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. Maka raja menghukum mereka dengan mencampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Tetapi Tuhan melindungi mereka di alam perapian tersebut sehingga rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada.
Nyanyian : KJ. No. 424 “Yesus menginginkan Daku”
BAHAN BINA ANAK
MINGGU, 21 SEPTEMBER 2008
Nast: Lukas 11: 37 – 41
Pendahuluan:
Apabila kita dengan teliti membaca surat Lukas ini, maka kita akan menemukan suatu thema yang besar dari keseluruhan kitab ini yaitu:Tuhan mendatangi umat manusia. Surat ini di tulis untuk meneguhkan tentang kebenaran berita tentang Yesus Kristus yang sudah ada pada saat itu. Kitab lukas ini di tulis sekitar tahun 80 sesudah Kristus. Dari beberapa thema yang di tulis oleh Lukas hal ini menujukkan supaya iman orang Kristen semakin teguh dan berpengharapan di tengah-tengah perjalanan hidupnya.
Dalam prikop ini kita akan membahas tentang kemunafikan orang Farisi dan ahli-ahli hukum Taurat. Dalam Injil Lukas kita menjumpai bahwa yesus berkunjung kerumah orang Farisi lebih dari satu kali. Disi kita melihat sesudah Yesus selesai mengajar di Bait suci Allah, maka seorang Farisi mengajak Yesus makan di rumahnya. Sewaktu mau makan Yesus tidak membasuh, mencuci tanganNya sebelum makan. Hal ini menandakan bahwa itu tidak berhubungan dengan kebersihan atau kebiasan mencuci tangan sebelum makan, akan tetapi dengan menyingkirkan penajisan yang terjadi karena bersentuhan dengan orang-orang yang bukan Yahudi dan orang-orang berdosa lainnya (bdn. Mrk. 7: 1-5). Melihat Yesus tidak mencuci tangan sewaktu makan, maka orang-orang Farisi mersa heran akan perbuatan Yesus tersebut. Dengan demikian Yesus membelah kelakuanNya dengan mengecam orang Farisi dengan apa yang mereka pertahankan. Yesus mengatakan orang Farisi sama dengan hanya membasuh tubuh saja. Artinya, hanya membersihkan bagian luar saja tidak ikut bagian dalam yaitu jiwa dan hati mereka.
01. Untuk anak kecil/Balita
a. Thema:
b. Uraian Thema:
Adik-adik…siapa waktu bangun pagi tadi cuci muka, mandi dan gosok gigi?. Siapa yang mau makan cuci tangan dulu?. Manakah lebih suka hidup kotor atau bersih?. Memang sebagai anak sekolah minggu sebelum makan kita harus cuci tangan dahulu. Sebab apabila kita tidak cuci tangan sewaktu mau makan, maka kita akan makan kotoran, kuman penyakit yang menempel di tangan kita akan kita makan. Apabila kotoran, dan kuman tersebut kita makan maka kita akan jatuh sakit. Yesus bukan tidak mau cuci tangan sewaktu mau makan. Dia bukan karena lapar makanya tidak cuci tangan. Hal itu dilakukan oleh Yesus Kristus supaya orang-orang Farisi dan ahli-ahli hukum Taurat mengerti bukan hanya bagian tubuh luar saja yang perlu bersih. Akan tetapi jauh lebih, baik apabilah lebih bersih jiwa dan hati manusia tersebut dari pada tubuh jasmaninya. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus tidak suka hanya melihat lahiriah saja, akan tetapi Yesus sangat menyukai, mencintai orang-orang yang berhati bersih dan jujur. Sebagaimana anak-anak sekolah minggu, kita harus selalu hidup bersih baik jasmani maupun rohani. Sebab didalam tubuh yang sehat terdapat juga jiwa dan hati yang sehat. Dengan demikian bersihkanlah hatimu dan pikiranmu dari hal-hal yang menyesatkan. Jangan seperti orang-orang Farisi yang nampak bersih hanya bagian laurnya saja tetapi didalamnya sangat kotor.
d. Alat Peraga : ……
e. Nyanyian Thema :
- Hati-hati gunakan
f. Ayat hafalan : Ayub 9:30
BAHAN BINA ANAK
MINGGU, 28 September 2008
Nats: Kejadian 4: 1 – 12
Pendahuluan:
Sejak Tuhan Allah menciptakan Adam dan Hawa, maka munusia tersebut sudah di tempatkan di Taman Eden. Di taman Eden hidup manusia tersebut sungguh senang dan tenang. Akan tetapi akibat dosa dan pembrontakan manusia tersebut mereka di usir dari taman Eden. Walaupun manusia dalam taman Eden itu telah ditentukan oleh Allah untuk pembauran jasmani. Selain dari pada itu ungkapan itu menyatakan pengetahuan tentang rahasia perkawinan. Karena persetubuhan, manusia itu mengenali dan mengakui Hawa sebagai bagian dirinya sendiri. Sesudah terjadi persetubuhan, mengandunglah perempuan tersebut itu berarti hidup baru di dalam manusia terjadi untuk beranak cucu. Hal ini bisa terjadi bukan hanya karena persetubuhan manusia, melainkan pemberian dan pertolongan dari Allah. Maka Hawa melahirkan anak yang di beri nama Kain dan Habel. Habel artinya: hembusan angin, kesia-siaan, percuma. Suatu nama yang telah mununjuk hidupnya akan pendek.
Habel menjadi gembala kambing dan domba, Kain menjadi petani. Pengembalaan dan pertanian adalah dua cara hidup yang asasi di Palestina. Walaupun Habel adik Kain, tetapi mereka tidak bersama-sama beribadah, melainkan berbeda. Persekutuan dengan Allah digantikan dengan agama artinya kepatuhan oleh kurban persembahan. Persembahan sesuai dengan pekerjaan masing-masing. Kain sebagai petani memberi hasil tanah, Habel memberi anak sulung dombanya. Persembahan diterima oleh Allah bukan karena jenis dan banyaknya akan tetapi karena hati yang bersih.
a. Thema: Abangku dan kakakku
b. Uraian Thema:
Adik-adik…Siapa yang mempunyai abang atau kakak?. Siapa yang mempunyai adik?. Kalau kita sama kakak, abang atau adik bagaimanakah sikap kita?. Sebagai abang adik kita harus hidup rukun dan damai. Itu artinya dalam hidup kita tidak bisa ada iri hati, rasa dengki dan cemburu. Sebagaimana kita lihat cerita Kain dan Habel. Mereka lahir dari ibu yang sama, akan tetapi mereka tidak saling menyayangi. Kain selalu cemburu, benci dan iri hati terhadap Habil. Hal ini disebabkan karena Tuhan sangat sayang terhadap Habel. Habel sebagai peternak sangat rendah hati dan selalu tunduk kepada Tuhan. Kain tidak dapat membiarkan dan melihat kelebihan adiknya dengan tenang yaitu Allah mendahulukan yang lebih muda dari pada yang lebih tua. Artinya Allah lebih menerima persembahan Habel dari pada Kain. Maka timbulah rasa kebencian yang mendalam di dalam hati kain, Kain berencana akan membunuh adeknya Habel. Hal ini terjadi karena iblis telah diam di dalam hati Kain dan iblis tersebut telah menguasai Kain. “Perbuatan hanyalah merupakan tindakan yang terakhir dari pada aksi yang jauh lebih dahulu dimulai dan yang tak dapat di hentikan kembali”. Maka untuk memuluskan rencananya Kain mengajak adiknya Habel keladang. Di tengah-tengah ladang tersebut Kain memukul kepala Habel sampai mati. Adik-adik...dari cerita tadi kita melihat apabila iblis menguasai hati manusia, maka manusia tersebut akan berbuat jahat. Sebagai abang adik anak-anak sekolah minggu harus saling mengasihi dan saling menolong. Hindarkan rasa irih hati, cemburu, dengki, dari dalam hatimu.
d. Alat Peraga :
- Gambar keluarga sedang berdoa.
e.Nyanyian Thema :
- Bapa ku persembahkan hidupku.
a. Thema : Abang dan kakak
b. Uraian Thema:
Adik-adik…siapa yang pernah merasa cemburu apabila adiknyaselalu di puji dan di sanjung-sanjung orang tuanya? Atau siapa yang pernah marah sama adiknya, karena nilai adiknya lebih baik di raport?. Adakah artinya cemburu, irih hati, demdam sama adik dan abang kita?. Tidak bagus apabila ada orang yang selalu menimpam rasa benci, jahat trehadap saudaranya. Hal ini akan berakibat tindakan kejahatan di dalam dirinya. Kita melihat dari cerita Kain dan Habel ini, Kain sangat membenci Habel. Hal itu disebabkan karena persembahan Habel di terimah oleh Allah sedangkan persembahan Kain di tolak oleh Allah. Maka rasa kecemburuan berkecamuk di dalam hati Kain untuk membunuh Habel. Kain memukul kepala adiknya hingga mati di tengah –tengah ladang, sehingga Allah murkah, marah terhadap Kain. Walaupun karena pembunuhan itu dilakukan terhadapadiknya tidak ada penuntutan balas dari keluarga. Membunuh kawan, abang, adik adalah merupakan kegilaan yang tak dapat diampuni. Kain menjadi pengembara dan lari terus menerus. Seorang pembunuh tidak mempunyai hati yang damai dan tenang, akan tetapi dia selalu gelisa dan di kejar bayang-bayangan. Dari situ kita belajar bahwa sebagai anak sekolah minggu harus hidup penuh dengan damai saling menyayangi dengan keluarganya. Sebab keluarga, abang, adik adalah tempat dan kawan bermain yang baik. Hindarilah rasa cemburu, dengki dan dendam dari hati.
d. Alat peraga : Gambar abang, adik sedang kerja
e. Nyanyian Thema : Dalam Yesus Kita bersaudara
f. Ayat hafalan : I Timoteus 4: 12
Pdt. Eben Hutasoit