Pemanasan Global
Pemanasan Global hangat dibicarakan belakangan ini. Mengapa ? Karena masalah ini merupakan masalah yang mendunia, bukan hanya masalah orang-orang di negeri seberang; di Eropa atau Amerika, tetapi menjadi masalah semua penghuni bumi yang kita tempati ini. Hal ini merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11/07).
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang digelar awal Desember 2007. Sungguh menggenaskan bahwa negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir. Di Eropa, kepunahan spesies akan ekstensif. Sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.
Menurut Deputi Menteri Lingkungan Hidup bidang Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Masnerliyati Hilman: Akibat pemanasan global, permukaan laut Indonesia naik 0,8 cm per tahun dan berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau nusantara hampir satu meter dalam 15 tahun ke depan. "Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi pihak yang sangat merasakan dampak pemanasan global ini perlahan tetapi pasti jika tak diatasi sejak sekarang,".
Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir. Dampak lain dari pemanasan global adalah terjadinya pergeseran iklim dari yang seharusnya Juni 2006 sudah musim kemarau, Kalimantan dan Sumatra malah masih mengalami banjir besar dan bulan September yang seharusnya sudah dimulai musim hujan bergeser mulai November.
Sebagai warga negara Indonesia dan sebagai umat Tuhan yang percaya bahwa Allah yang menciptakan dunia dan isinya, yang melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik., tetapi sekarang telah rusak; oleh perbuatan manusia sendiri, akan tetap berpangku tangan dan berfikir: “yang terjadi terjadilah” ? Sebagai orang percaya yang bertanggungjawab, kita harus berperan serta menjaga, memelihara dan memperbaiki bumi yang disediakan Allah untuk kita diami ini. Mari, semua kita saling memberi peran; bahkan peran yang sangat kecilpun sangat berguna. (Red.)
Pemanasan Global hangat dibicarakan belakangan ini. Mengapa ? Karena masalah ini merupakan masalah yang mendunia, bukan hanya masalah orang-orang di negeri seberang; di Eropa atau Amerika, tetapi menjadi masalah semua penghuni bumi yang kita tempati ini. Hal ini merupakan sesuatu yang tak terbantahkan lagi dan dapat menimbulkan dampak sangat mengerikan. Demikian salah satu pernyataan dalam laporan terakhir Panel PBB untuk Perubahan Iklim atau United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diumumkan di Valencia, Sabtu (19/11/07).
Sekretaris Jendral PBB Ban Ki Moon menantang pemerintah negara-negara di seluruh dunia untuk melakukan aksi nyata mengatasi ancaman tersebut. Ia mengajak para pengambil kebijakan untuk merespon temuan ini dalam konferensi perubahan iklim di Bali yang digelar awal Desember 2007. Sungguh menggenaskan bahwa negara-negara miskin yang akan merasakan dampak sangat buruk, perubahan iklim juga melanda negara maju. Pada 2020, 75 juta hingga 250 juta penduduk Afrika akan kekurangan sumber air, penduduk kota-kota besar di Asia akan berisiko terlanda banjir. Di Eropa, kepunahan spesies akan ekstensif. Sementara di Amerika Utara, gelombang panas makin lama dan menyengat sehingga perebutan sumber air akan semakin tinggi.
Menurut Deputi Menteri Lingkungan Hidup bidang Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Masnerliyati Hilman: Akibat pemanasan global, permukaan laut Indonesia naik 0,8 cm per tahun dan berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau nusantara hampir satu meter dalam 15 tahun ke depan. "Indonesia sebagai negara kepulauan menjadi pihak yang sangat merasakan dampak pemanasan global ini perlahan tetapi pasti jika tak diatasi sejak sekarang,".
Kondisi cuaca ektrim akan menjadi peristiwa rutin. Badai tropis akan lebih sering terjadi dan semakin besar intensitasnya. Gelombang panas dan hujan lebat akan melanda area yang lebih luas. Risiko terjadinya kebakaran hutan dan penyebaran penyakit meningkat. Sementara itu, kekeringan akan menurunkan produktivitas lahan dan kualitas air. Kenaikan muka air laut akan memicu banjir lebih luas, mengasinkan air tawar, dan menggerus kawasan pesisir. Dampak lain dari pemanasan global adalah terjadinya pergeseran iklim dari yang seharusnya Juni 2006 sudah musim kemarau, Kalimantan dan Sumatra malah masih mengalami banjir besar dan bulan September yang seharusnya sudah dimulai musim hujan bergeser mulai November.
Sebagai warga negara Indonesia dan sebagai umat Tuhan yang percaya bahwa Allah yang menciptakan dunia dan isinya, yang melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik., tetapi sekarang telah rusak; oleh perbuatan manusia sendiri, akan tetap berpangku tangan dan berfikir: “yang terjadi terjadilah” ? Sebagai orang percaya yang bertanggungjawab, kita harus berperan serta menjaga, memelihara dan memperbaiki bumi yang disediakan Allah untuk kita diami ini. Mari, semua kita saling memberi peran; bahkan peran yang sangat kecilpun sangat berguna. (Red.)