Wednesday, August 25, 2010

Evangelium Bulan September 2010

Jamita Minggu 14 dung Trinitatis Tgl. 05 September 2010 Ul. Apostel 10 : 28 - 34 Redaksi

Hidup Rukun Ditengah Masyarakat Majemuk
Pendahuluan:

Petrus termasuk orang yang patuh kepada
ajaran dan ketentuan hukum orang Yahudi. Bagi Petrus orang pilihan Allah hanya orang Yahudi, diluar orang Yahudi semua orang disebut kafir atau najis. Petrus juga taat dalam menjalankan aturan, termasuk tidak boleh makan binatang yang haram. Namun dalam bagian ini Petrus diberi penglihatan oleh Tuhan sesuatu yang lain bahkan berbenturan dengan tradisi keyahudiannya. Namun Petrus lebih taat kepada Tuhan dari pada tradisinya.

Penjelasan


Ada jurang besar antara orang Yahudi dan nonYahudi. Dalam Kisah Para Rasul dan dalam surat-surat di PB, salah satu hal yang membahayakan gereja adalah anggapan bahwa Kristen merupakan subordinat Yudaisme. Atau dengan kata lain, Kristen merupakan agama turunan dari Yudaisme sehingga dinilai lebih rendah. Itulah sebabnya Yudaisme beranggapan bahwa bila orang bertobat menjadi Kristen maka ia harus menjadi orang Yahudi juga. Tentu saja sebelumnya menjalani ritual sunat dan hukum Taurat. Kisah Kornelius sangat penting karena membicarakan isu tentang bagaimana seorang Kristen menjalankan misi penginjilan bagi orang-orang nonYahudi. Ini memang menjadi ganjalan karena anggapan bahwa orang-orang nonYahudi tidak kudus berdasarkan Hukum Taurat.

Sampai kemudian Roh Kudus meyakinkan Petrus bahwa Allah menginginkan dia pergi bersama pembawa pesan dari Kornelius (ayat 11-16, 19-20). Ini mengejutkan. Memang orang nonYahudi yang takut akan Tuhan bukan merupakan masalah. Walau demikian orang Yahudi yang paling moderat pun tak akan pernah mau memasuki kediaman seorang nonYahudi. Mereka dianggap tidak kudus karena belum hidup sesuai Taurat. Maka kontak fisik dengan orang nonYahudi akan membuat orang Ya
hudi menjadi tidak kudus.

Namun karena penglihatan dari Allah, Petrus diyakinkan untuk tidak lagi menjalankan tradisi Yahudi itu. Petrus sadar bahwa pemahamannya selama itu mengenai orang nonYahudi adalah salah. Maka ia kemudian tidak merasakan adanya ganjalan untuk datang ke rumah Korneli
us (ayat 29). Petrus mulai mengerti makna penglihatannya dan menerapkannya dalam hubungannya dengan Kornelius. Hari ini, kita juga melihat Tuhan kita menghilangkan sebuah prasangka yang sudah ratusan tahun tertanam di dalam pikiran orang Yahudi, termasuk para rasul dan murid Kristus sendiri. Prasangka apa? Pandangan yang negatif terhadap bangsa lain. Mereka beranggapan bahwa hanya orang Yahudilah yang menjadi umat pilihan Allah, yang layak mendapatkan kasih karunia dan keselamatan dari Allah. Karena itu bangsa-bangsa lain adalah ‘kafir,’ mereka adalah bangsa yang najis dan tidak boleh didekati. S
etiap hari para laki-laki orang Yahudi mengucap syukur pada Allah yang “tidak menjadikanku seorang kafir ..... yang tidak menjadikanku seorang budak .... dan tidak menjadikanku seorang perempuan.” Selain itu, orang Yahudi juga dilarang keras untuk bergaul dengan bangsa lain, apala
gi menginjakkan kaki ke rumah mereka, itu adalah haram! Prasangka seperti ini membuat mereka memiliki rasa superior yang tinggi, serta mempengaruhi sikap dan tindakan mereka terhadap bangsa lain. Tuhan mau menghilangkan prasangka yang buruk ini. Karena ini adalah pikiran yang salah. Pada sisi lain, prasangka ini secara langsung menghalangi rencana Tuhan supaya Injil diberitakan kepada semua bangsa. Apabila para murid Yesus yang adalah orang Yahudi tidak berhubungan dengan bangsa lain, bagaimanakah mereka dapat memberitakan Injil kepada bangsa lain? Inilah yang dicatat dalam Kisah 10:1-11:18. Dalam International Encyclopedi of the Social Sciences dikatakan bahwa konflik itu timbul sebagai akibat dari persaingan antara paling tidak dua pihak; dimana tiap-tiap pihak dapat perorangan, keluarga, kelompok kekerabatan, satu komunitas, atau mungkin satu lapisan kelas sosial pendukung ideologi tertentu, satu organisasi politik, satu suku bangsa, atau satu pemeluk agama tertentu. Inti dari defenisi konflik di atas adalah “persaingan”, dan mungkin bisa dikatakan bahwa defenisi tersebut hanya dilihat dari satu sisi kacamata saja. Defenisi konflik dapat dikalisifikasikan sesuai dengan akar penyebabnya sendiri. Sebut saja karena kepentingan, perbedaan, status, paham, dan lainnya yang dapat menjadi peluang penyebab konflik. Tidak sedikit pengaruh konflik menjadikan situasi dan keadaan porak poranda dan merugikan berbagai pihak, bahkan tidak jarang meluas menjadi persoalan internal suatu negara. Renungan: Fakta yang tidak dapat terelakkan, bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama, sehingga kita dinamakan masyarakat majemuk. Dalam keberagaman ini tentunya banyak perbedaan-perbedaan yang sering dapat menimbulkan konflik bahkan ancaman. Sesungguhnya, jika kita memandang perbedaan itu sebagai suatu ancaman, maka jadilah ancaman. Namun jika kita memandang perbedaan itu sebagai suatu yang dapat memperkaya, maka perbedaan itu akan tampak indah. Kita tidak bisa memaksakan persamaan itu di semua situasi dan kondisi, misalnya, coba kita bayangkan jika semua orang itu memiliki wajah yang sama, rambut keriting, hidung besar, kulit sawo matang, dapatkah kita membedakan antara yang satu dengan yang lain? Nah, akhirnya perlahan-lahan kita akan mengerti bahwa Allah itu adalah Seniman yang Maha Agung dengan nilai estetika yang tiada bandingannya. Keanekaragaman itu dikehendaki oleh Allah. Seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya” (Kis 10:34-35).
Intinya adalah yang takut akan Tuhan dan melaksanakan kehendak Allah!
“.....tetapi kamu semua adalah satu di dalam Kristus.” (Rom.10:12) Nats ini merupakan perkataan rasul Paulus yang secara tegas menyingkirkan semua perbedaan suku, warna kulit, bangsa, status sosial, dan seksual dalam kaitan dengan hubungan rohani seseorang dengan Yesus Kristus, dapat dikatakan sebagai pemersatu umat ciptaan Allah di mana pun berada dengan latar belakang masing-masing. Semua yang hidup dalam Kristus adalah sama-sama ahli waris dari “kasih karunia, yaitu kehidupan sebagai anak-anak Allah. Karena itu, jangan seorangpun menganggap dirinya lebih penting dari yang lain, tetapi marilah kita saling mengasihi dan mendahului dalam memberi hormat (Roma 12:10). Sebagai umat Kristen, kita perlu memberitahukan yang lain di sekitar kita bahwa kasih Allah tidak mengenal batas. Seperti yang dikatakan di dalam ayat itu, Ia datang untuk memelihara berbagai macam orang. Allah perduli kepada manusia secara umum dan individu; denganNya tidak ada batas walau dengan ras, kepercayaan, warna kulit, kelas, kaya, miskin, gelandangan, atau raja. Saat Kristus matid, Ia menawarkan kasih karuniaNya kepada semua. Ellen White mendukung suatu fakta bahwa Kristus mau menyelamatkan semua. Ia berkata, “Hati Allah menginginkan anak-anakNya di bumi dengan kasih yang lebih kuat daripada kematian. Dengan memberikan AnakNya, Ia telah mencurahkan seluruh surga dalam sebuah hadiah. Kehidupan dan kematian Penebus dan pengantaraan, pelayanan malaikat, permohonan Roh, Allah yang berkerja di surga, dan melalui ini semua, ketertarikan yang tidak bekesudahan dari warga surga, — semuanya dilakukan untuk keselamatan manusia.” Di tengah dunia yang majemuk ini, sangat tidak mudah untuk boleh bersama, hidup dalaminteraksi sosial yang berasal dari keberagaman latar belakang, tapi juga tidak begitu sulit untuk memahami keberagaman itu jika kita memandang satu sama lain sebagai saudara dalam Kristus. Sebab kita telah mengenakan Kristus, maka hidup kita adalah cerminan dari kehendak Kristus. Marilah kita tidak membeda-bedakan yang satu dengan yang lainnya, melainkan memandangnya sebagai satu ciptaan Allah yang utuh untuk dikasihi dan dihormati. Betapa indahnya jika saudara seiman hidup dalam persatuan, diam bersama dalam rukun (Maz 133) sehingga berkat-berkat Allah mengalir dan kehidupan untuk selama-lamanya.Amin.

Jamita Minggu 15 dung Trinitatis
Tgl. 12 September 2010

1 Korint
12 : 14 - 27
Pdt. Suparman Simamora, S.Th

Pendeta Resort Labuhan Batu II


Sada do Hita Dibagasan Kristus Molo nijaha Surat ni Apostel Paulus tu huria Korintus pintor taringot do iba tu angka huria/ruas parbada. Tung suman hian do huhilala tu deba ruas ni huria ni halak Batak. Nang di HKI pe ra. Ai mansai marungkil situtu do Apostel Paulus laho paturehon nasida. Taida ma parbadaan nasida ia nadeba mandok kelompok/sisean ni si Paulus, Apollos, Kepas dohot sisean ni Kristus (1 Kor 1:12). Ganup masipuji jagoanna be, gabe mantat parbolaton di huria. Adong sian nasida namandok namalo do si Apollos marjamita, alai si Paulus dang diantusi marjamita. Sisean ni Kefas mandok hami nahumebat ninna, jala namandok dirina sisean ni Kristus, hami do natumingkos ninna be (1 Kor 1-4). Sandok godang nai dope angka hamaolon diahap Apostel i di huria Korintus. Ndada holan hamaolon parbaritaon i, alai dohot do parbadaan menyangkut dirina sandiri (soal otoritas apostolis). Alai ndang pola pahembangonta I sude dison.

Turpukta on pe tong do sada parsoalan naringkot sipatureon ni Apostel i, ima namarpardomuan tu silehonlehon (karunia/kharismata/kharis). Alani silehonlehon (karunia) diangka ruas ni huria Korintus, gabe masa persaingan diantara nasida. Adong nagabe ginjang rohana ala adong diibana silehonlehon (karunia) marhata sileban, dna. Adong anggapan nasida karunia na di ibana i humebat sian nadidonganna. Ujungna gabe masa kekacauan di huria i. Gabe tu perpecahan do silehonlehon na dinasida I dibahen, ndada tu hamauliaon ni Debata, manang pajongjonghon harajaon ni Debata, manang tu hamajuan ni partondion nasida. Mansai tangkas do dipatorang Apostel i taringot tu silehonlehon i sian mulai bindu 12 on jala diulakhon muse di bindu 14. Alai diturpukta on dipatorang Apostel I do tu nasida marhite sada gombaran ni daging. Huria i, ima daging ni Kristus i (pat ay.27), dipartudoshon Apostel i tu daging namarruas-ruas.
Adong tangan, pat, pinggol, mata, imbuluna, dna. Laos songoni do nang huria i, adong halak Batak, Nias, adong namora, adong napogos, adong nagogo jala adong muse nagalegale. Dos doi sude dibagasan Kristus i. Pinasada ni Tondi ni Debata do i saluhutna dibagasan Kristus i marhite pandidion nabadia (Gal 3:28). Ndang jadi dohonon ni pat i naso masuk daging ibana, songoni nang sabalikna ndang jadi dohonon ni mata naso ringkot pat i (ay.14-17,21). Tabayanghon ma jolo sugari holan imbulu, manang ndang marimbulu. Manang aut sugari gabe jempol sude jari jari ni tangan
dohot pat i, mansai godang do panghurangina. Alai dos songon godang ni ruas ni daging i, laos songoni do nang huria i dibagasan namarsipasingkopan di angka haringkotanna be. Saling mendukung dan melengkapi bagi yang lain.
ndang tubu parsalisian diangka ganup ruas ni daging i, jala hinorhon ni i gabe rap mangae disaluhutna ruas ni daging i (ay. 18-27). Berbeda-beda tetapi tetap satu didalam satu Tuhan, yakni Yesus Kristus.
Ringkot do nang patorangon dison, ia silehonlehon i namarragam do i tahe, ndada holan sada manang dua. Dibindu 12 on adong 9 digoari silehonlehon: marhata habisuhon, parbinotoan, haporseaon, huaso pamalumhon, gogo patupa halongangan, panurirangon, mananda ragam ni tondi, marhata sileban, dohot pajojorhon parhataan I (12:8-10). Boe dope taida di 1 Kor. 12:28-29; Roma 12:6-8; Efesus 4:11. Alai marimbar do tahe dilehon diganup halak silehonlehon I (12:11; pat I Petrus 4:10-11). Tung hira najotjot do Apostel Paulus patudoshon huria i songon sada daging 1 Kor. 12:27; Roma 12:5, laho mandok hasadaon ni ruas ni huria i saluhutna. Jala on do na boi taida sian turpukta on. Hasadaon ni ruas ni daging i ndada holan songon pelengkap sambing alai nasapanghilalaan do jala na rap mangae. Asa botul do sada daging. Halobian ni nasada pasingkophon hahurangan ni nasada nari.
Kenyataanna tong marimbar do angka ruas i, ndang boe dos. Alai ndada gabe perbedaan i nagabe manirang apalagi patubuhon bada manang parbolatan ditongatonga ni angka naporsea. Memang mansai patar do namasa di huria Korintus i dihurianta saonari on. Ndada holan digereja tertentu alai nang antar huria i pe olo do masa nasongon i. Adong semacam kesombongan rohani namenganggap holan huriana i do na toho, Holan dihuriana i do adong Tuhan. Adong pengkultusan nahurang tingkos. Nian ndang terlepas i sian masalah dibagasan gereja itu sendiri. Alai songoni ma
huria i lam dao sian hasadaon i. Narumingkot ima boha do bahenonta asa boe masijaloan angka ruas i diangka hahurangan nang halobianna be. Dungi mamangke i laho pahembanghon harajaon ni Debata. Tung pe adong silehonlehon alai dibagasan dame ma tongtong (14:33) jala marruhut nadenggan jala maratur (14:40). Gereja di portibion ndang sedang berkompetisi dengan menyalahmanfaatkan silehonlehon na diibana songon nanipamerhon ni deba huria ditongatonga ni hakristenon sinuaeng. Dengan sangat picik memahami seolah-olah karunia itu hanya sebatas bernubuat, muzijat dan penyembuhan. Hape haporseaon, asi ni roha, haburjuon, holong, dna pe silehonlehon (karunia) do nang i. Alani do umbahen dipasingot si Paulus huria Korintus mandok nalaho salpu do angka i sude alai sada do na hot ima holong (bind. 13). Alani holong do narumingkot jala gabe tanda ni haporseaonta. Molo adong tubu holong namasihaholongan diangka ruas i, ido nadumenggan unang persaingan diangka ruas i. Asa sian on dapot tandaon ni halak hamu natutu siseanhu, ninna Tuhan Jesus tu angka siseanna i: Molo masihaholongan hamu ! (Johanes 13:35).. Amen Jamita Minggu 16 dung Trinitatis Tgl. 19 September 2010 P o d a 23 : 22 - 26 Pdt. Mangaliup Simanjuntak, S.Th Pendeta Resort Jakarta II Pasangap Natorasmu Hamu angka dakdanak, sandok pangoloi ma hamu di natorasmuna, ai i do dihalomohon Tuhan i Kolose 3:20 1. Patujolo Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) nunga jotjot tabege di ombas naeng on. Jala na gabe korban na parjolo sahali i ma angka parompuan dohot dakdanak di tongatonga ni ruma tangga. Hinorhon ni godang ni kekerasan i gabe adong ma LBH Advokasi untuk Perempuan Indonesia dan Keadilan (APIK) dohot Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) na marsada tu Jaringan Kerja Advokasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Jangka PKTP) laho paradehon RUU anti Kekerasan Dalam Rumah tangga (KDRT). Ia tujuanna i ma laho manjaga hadengganon, hasadaon ni ruma tangga, hadengganon / hasadaon ni ruma tangga tung boi rimpas molo sude anggota keluarga sadar taringot tu hak dohot kewajibanna, ndang adong nanggo sada anggota keluarga na patujolo gogo manang marlomolomo. Hasadaon / hadengganon ni sude anggota keluarga i ingkon dipeakhon tu posisi ni na sada tu nasada sama rata. Isarana Ama dohot ina ingkon satahi saoloan, ianakhon dohot na tuatua saling manghaholongi, jadi ndang adong nanggo sada pe na so mandapot hinadenggan di tongatonga ni keluarga i. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi mandok “ na tuatua ingkon markomunikasi na denggan tu ianakhon “sotung ianakhon pola gabe mabiar tu na tuatuana. Molo ianakhon ndang boi “ curhat” tu natuatuana gabe patubu “rasa frustasi dotu dakdanak i,”.

Hombar tusi ma Barita Na uli tu tanggal 19 September 2010 sian Poda 23:2
2-26 dohot topik minggu Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1. Anggiatma ni marhite turpuk on dapot tongtong hadengganon di tongatonga ni ruma tangga manghorhon pasupasu sian Debata Jahowa di ganup keluarganta be.
Buku Poda na marjudul hata Heberna misyle. Misyle syelomoh, Poda ni si Salomo (1:1). Buku Poda on, ima na gabe panduan ngolu tu ngolu na marhasil. Ngolu na marhasil di rumahtangga na ingkon parrohahonanna do buku Poda on, ai kurikulum sekolah habisuhon na rimpas ima parngoluon i do. Angka na tumua di tongatonga ni na humaliang jotjot mambuat parsiajaran sian pengalaman hidup gabe boi mangajarhon habisuhonna. Nasida hundul do di pintu gerbang kota (1:21) jala mangalehon hata poda tu na lewat sian pintu i. Asa molo sasahalak na lomo rohana gabe bisuk, na ingkon mardongan ma ibana tu na bisuk (13:20) manang maringanan di bagas ni na bisuk i, alana molo marsiajar taringot tu bisuk na ingkon do ibana gabe sisean (murid). Laos hata kunci di proses belajar ima sude pandohan: perintah, teguran, koreksi.

2. Tangihon ma natorasmu
Sada hasomalan di tongatonga ni keluarga di Israel ima na toras boru mangajarhon moral sahat tu usia remaja jala na toras baoa mangajarhon habaranion dohot ugamo Asa na toras tung andul do laho manontuhon anakna gabe anak na martua . Dison ma hata poda tung mansai ringkot dipabotohon na tua tua tu ianakhon di tingki rap di bagas jabu. Songon na somal ujui di patupa, Ia uju i rap do sude mangan hundul di rere jonok tu pangalompaan, asa dung simpul mangan dison na tua tua mangelehon angka poda tu ianakhon asa gabe anak na bisuk jala na marroha tarpasupasu sudena (5 Musa 6:4-7). Keberhasilan ni natuatua laho mangajari ianakhonna molo natuatua i parjolo sahali olo diajari Debata marhite Hatana na Badia i, asa di tingki mangajari ianakhonna marhadomuan tu Hata ni Debata gabe dakdanak i lam solhot jala holong tu Debata Natoras na marsangkap laho mendisiplinkan ianakonna mansai patar doi jelas di ganup tingki manghatai di jolo ni ianakhonna, jala manyadari ia pandohanna na ingkon pataridahon arah, panimbangion dohot poda. Angka on ma na porlu sahali asa dakdanak i disiplin, ai disiplin menurut Betty N. Chase dilapati do i songon latihan na mengembangkan kontrol diri. Disiplin sian hata “Disciple” lapatanna sisean/ murid manang jolma na sedang marsiajar. Jadi di disiplin lapatanna sedang dimuridkan manang sedang dilatih asa margogo mangontrol manang mengendalikan diri. Mangalehon disiplin tu dakdanak memang ndang ulaon na mura i, ai marhadomuan do i tu sude ngolu ni na tuatua i sandiri. Na ingkon na tuatua i sandiri do parjolo sahali mangkanguluhon na gabe sitiruaon asa ditiru angka dakdanak i ibana. Molo sada ama jotjot lalutangan tu ina parsinondukna, aha ma pengaruhna tu iankhonna molo ina i muse mamukul i ianakhonna i ala anakna i mamukuli ibotona? Olo do anakna i manjolo poda molo didok paboa ibana ingkon marsiajar paintop rimasna? Ngolu ni na tuatua olo do ndang pataridahon sorminan tu ngolu ni ianakhonna, ndang sadalan hata tu na niulahonna. Olo do sipata na tuatua mangkatahon unang marbada ho tu hahaanggim manang tu ibotom hape na tuatua i olo marbada dijolo ni ianakhonna jala ndang maila. Na tuatua olo do ndang sadar holan na mamarenta ndang mangalehon contoh tu anakhonna. Jadi disiplin diri sendiri ima syarat na porlu andorang so mendisplinkan anak-anak. Jala na porlu sahali muse i ma na torasna dipasangap ni ianakhonna. Menurut James Dobson mansai porlu tu dakdanak laho pasangaphon natoras ai hubungan on na gabe dasor tu pangalaho tu sude jolma. Pandangan manang pendapat anak taringot tu wewenang orang tua gabe batu parsuhi do i tu pandanganna taringot wewenang di parsikolaan. Molo na tatoras marsangkap asa anakhonna parsidohot mangulahon tata nilai na diajarhon , maka orang tua ingkon pantas dipasangap anakhonna. Anakhon na so pasangaphon natorasna manang beha pe ndang olo i manjalo poda sian natorasna. Alani i, na toras ingkon menghargai anakhonna jala anakhon pasangap na tuatuana. Sada ina na sai jonjot meremehkan jala pailahon anakna di jolo ni donganna dakdanak ndang boi pangidoonna asa anakna i pasangaphon na torasna. Sada ama bersikap sinis jala jotjot menyakiti molo mengkritik anakhonna ndang boi haraphonna asa anakna i pasangap ibana Alani i taparrohahon ma mangkaholongi na sada tu nasada.

Parrohahon ma molo sada halak naung ganjang umurna na mangaramoti suansuanan bunga mawar na hinalomohonna i. Na pasti pangkasaonna ma, lehononna pupuk jala sai tongtong dipamanat bunga mawar i. Parrohahon ma sada anak remaja na sedang lomo rohana tu motorna (Honda) parrohahon ma tingki na dipasuda ibana laho mengaguminya, mencuci, merawat dan menyetel mesinya. Songon ima na tuatua manghaholongi anakhonna, Na tuatu
a i ingkon parade tingki laho menghargai dohot mamparrohahon anakhonna. Tingki dohot kwalitas na nilehonna na gok holong pataridahon penghargaan na nilehonna tu anakhonna. M. Scott Peck mandok ia perasaan dihargai mansai porlu tu kesehatan mental jala batu parsuhi tu disiplin diri.

3. Pasonanghon natuatua gabe motivasi asa marbisuk.
Natoras naung mangulahon kewajibanna tu ianakhonna, marmudumudu, manghaholonngi jala pagodanghon anakhonna di bagasan las ni roha, hatuluson ni roha jala mangajarhon moral dohot ugamo, dihalojahon mangalehon na dumenggan tu anakhonna asa masa depan ni anakhon i nian denggan jala dihalomohon Debata. Jala taingot ma holong dohot halojaonna i ndang tarbaloshon ni ianakhon i. Alani i ma molo ianakhon manghalojahon mangulahon na dumenggan tu natorasna, aha ma na di haraphon ni na tuatuana i? Parjolo, sude do na tuatua manghalomohon asa anakhonna burju jala sangap tu na torasna di tingki sadiharipe (ayat 22). Paduahon, Sude do natuaatua marlomo ni roha marnida anakhonna mangolu dibagasan habonaron, marbisuk jala marroha (23). Na dua i ma na boi mambahen las roha ni na tuatuana. Dua ayat (24,25) dipake laho menggombarhon las ni roha ni natuatua na maranakhon na songon i. Na gabe boi do i tarida molo dakdanak i mangalehon roha tu Debata jala manghalomohon dalan ni Debata (26), gabe diantusi ibana ma songon dia mangalehon roha tu natorasna Ndang apala dipangido natuatua i sasintongna panghidoan na so patut sian hita. Holong nasida tu hita ima holong na polin, jala ndang apala dituntut “balas jasa”. Alai ndang pe songon i, ianakhon berkewajiban laho patupahon na dumenggan laho pasonangkon roha ni nasida. Alani i tapasonang ma roha ni natuatua marhite angka ulaon na sintong jala mabiar maradophon Debata dibagasan holong dohot pasangaphon nasida Kekerasan Dalam Rumah Tangga pe songon na nihabiaran ni torop jolma ndang be adong be di tongatonga ni keluarga i, molo landasan ni keluarga i di bagasan goar ni Debata. Amen

Jamita Minggu 17 dung Trinitatis
Tgl. 26 September 2010

Johannes
8 : 1 - 11
Pdt. HTF. Simamora, S.Th

Pendeta Resort Lintong Nihuta


Palao Roha Nasai Marnida hasalaan ni Dongan

1. Patujolo
Mansai koras do panghataion ni Tuhan Jesus dompak halak parise di turpuk on. Di sada pangalaho taida, tangkas do di patorang Ibana, asa sai jumolo nian jolmai marsorminan tu dirina asa didok sidohononna manang barani mamunten angka donganna. Godangan memang jolma sai holan manghata donganna hape ndang diboto dirina lobi parah sian nanidokna i; angka halak sisongonon ma na ni kaunter ni Jesus di turpukon.

II. Hatorangan ni turpuk

l. Dolok Jetun maringanan ndang sadia dao sian Jerusalem. Mangihuthon angka pande bisuk sian punsu ni dolokon tangkas do boi tatapon huta Jerusalem. Di hatiha i, mansai sonang jala aman do di dolok i, Tuhan Jesus pe jot jot do ro tu dolokon. Diturpukon sian dolok Jetun sogot manogot i, nunga tuat Jesus laho tu Bagas Joro, disi ma Ibana mangajari angka natorop i.


2. Somalna sai dipaihut-ihut angka na torop i do Jesus umbege HataNa, lumobima naeng marnida angka halongangan pinatupaNa. Di patupa Jesus ma mangajarhon Barita Nauli lam martambatamba ma natorop i mananginangi. Ditingki sisongoni ditogihon siboto surat dohot halak Parise ma sada boruboru na targombang (Perempuan yang kedapatan berbuat zinah) tu adopan ni Jesus, huhut dipajongjong diadopanNa. Ihut didok nasida:”Guru namarlangka pilit do boruboruon, gabe tardapot. Didok patik ni si Musa patingganghononhon batu tu angka sisongon i, ia Ho dia ma pandapotMu?”


3. Molo tapamanat sungkun-sungkun ni Parise nang siboto surat i memang botul-botul jebakan do tu Jesus. Niat nasida naeng mandabuhon Jesus do, marhite aturan-aturan naung masa, Laos marhite i asa boi ditekan Ibana marhite aturan agama naung berlaku masyarakat sipil. Dibagasan sungkun-sungkun i nanaeng hantus botoon nasida ima; Beha do sikap ni Jesus taringot tu patik ni si Musa. Naeng dipaksa nasida do Jesus mambahen sada haputusan (sikap) tu sada boruboru natargombang tu joloNa. Penyakit sosial songonon mansai sihasogohonon do di nasida. Taida uhumanna pe naung dipasomal nasida hombar tu patik i ndang tanggung-tanggung; patingganghononton batu (didangguri marhite batu sampe mate; 3 Musa 20:10).


4. Diboto Jesus do nadiroha ni halak Parise nang siboto surat. Ndang masuk ibana tu jebakan pinatupa nasida. Ndang pintor dialusi ibana sungkun-sungkun i, baliksa dipatorang diturpuk on unduk Jesus huhut dipaula Jesus do manurati tu tano. Marhite i boi idaonta; Marsak do Jesus marnida pangalaho ni siboto surat i, na ro tuadopanNa holan nanaeng mangunjuni asa adong dalan nasida mangaluhon Jesus asa hona uhum. Tungki rohaNa marnida sikap nasida naso boi marnida Hatiuron manang Barita Nauli nabinoanNa. naung mansai godang angka halongangan pinatupaNa namambahen malua jolma sian sahit nang angka hagogoon ni sibolis. Tartutup do mata ni halak Parise marnida i, nda holan dalan nanaeng manguhum do dipingkiri nasida. Luhut namasai hinorhon dianggap nasida Jesus saingan bahkan alona.


5. Ndang dipatorang dison aha nasinuratan ni Jesus di tano i. Alai na jelas unduk do Ibana huhut manurati. Ndang sabar be angka Parise i marnida, mungkin diroha nasida songon naso dipardulihon Jesus pandohanna. Jadi didatdati ma mandok taringot tu boruboru na targombang i tu Jesus. Dipadirgak Jesus ma diriNa huhut didok: “Manang ise sian hamu naso mardosa, ima jumolo manigganghon batu tu ibana. Dungkon ni i dipaunduk muse huhut manurati tu tano.


6. Balik do sian panghiriman ni Siboto surat alus ni Jesus. Sungkun-sungkun dialusi dohot sungkun-sungkun. Sasintongna ndada pola namaol alusan nasida sungkunsungkun i. Soalna molo dialusi gabe tarida ma sahitna be. Ala tangkas do diboto nasida, luhut do nasida nunga mardosa. Bahkan mungkin dosana olo do umbalga sian boruboru natargombang i, ido umbahen mangkohom sude. Bagas situtu do alus/sungkunsungkun ni Jesus i mambahen ingkon marpingkir huhut mamereng tu dirina be (intropeksi diri) sude naumbegesa. Sian Silang nabadia i pe haruar do hata ni Jesus marsuru jolmai asa intropeksi diri namandok: “... dirim ma tatangisi..”.


7. Marbilang-bilang urur ma sude na torop i, unduk be ma nasida marningot /marnida pangalahona be. Dipinsang panggora ni rohana be ma dirina, diboto tangkas pardosa do ibana sian hatutubuna lumobima dipangalahona siap ari. Laho be ma na torop i sada-sada alai jumolo ma angka sintua i. Situasi i patuduhon keberhasilan ni Jesus patupahon jalan keluar sian permasalahan nabalga so pola adong terjadi debat kusir naso marlapatan, bahkan ndang pola sampe terjadi lalu tangan manang pertumpahan darah.


8. Tading ma holan Jesus dohot boruboru natargombang i, siala nunga laho sude natorop i. Dipadirgak Jesus ma musengani mandok: “Didia do nasida inang? Ndang adong namandok uhumna tu ho? Di namasaon boi idaonta na olo do Tuhan Jesus padirgak diri nang pe boruboru na targombang diadopanNa. Jesus do gok hamuliaon nang habadiaon rade do manghatai tu halak naung mansai hina (naso marlapatan) diadopan ni jolma. Ndada holan haradeon manghatai lumobima haradeon paluahon uhuman. Ndang diuhum Jesus ibana disuru do laho, dohot pesan asa unang be diulahon mardosa. Halak na ro tu Jesus nang pe ala na so sengaja songon na diturpuhon tong do hape olo Jesus manjanghon huhut paluahon uhuman. Apalagi ma hape na ro tu Jesus dohot sengaja sian nasa roha ate-ate nang pingkiran; pasti do paluaonNa.


IIL Panimpuli

1. Diboto Jesus do aha pe na dirohanta, asa taihuthon ma Ibana dingoluntaon sian nasa roha, ateate nang pingkiranta. Ibana naung patupa dalan hangoluan nang haluaon, masihol do diharoronta.

2. Marsak do Jesus marnida halak nasai holan mangalului, sahit manang hasalaan ni donganna. Tagonan jumolo bereng dirim asa dok sidohononmu tu halak. Ido napinaingot ni Tuhan Jesus namandok:”Aha ma pola pabereng-berengonmu silbaksilbak na di mata ni donganmu; la nasa tiang na di matami ndang diantoi ho”. (Lukas 6:41).
3. Molo ro angka panggunturi tu hita porlu do adong ketenangan mangadopisa. Unang pintor gosogoso. Taida sikap ni Jesus mangadopi angka siboto surat nang Parise i. Lambok do rohana, denggan nang pangkulingna mampanghorhon gabe boi do natorop i manada dirina lumobi marnida hasintongan nanidok ni Jesus.