BERITA TERBARU KEGIATAN PUCUK PIMPINAN
(Jumat - Minggu, 14-17 Oktober 2010)
(Jumat - Minggu, 14-17 Oktober 2010)
I. Jumat-Sabtu, 14-15 Oktober 2010;
1. Kegiatan Rapat Kedua Majelis Pusat yang dilaksanakan bertempat di Rumah Doa Sola Gratia, Pancur Batu (Kamis, 14 Oktober 2010) dan Balai Pelatihan dan Pendidikan Dinas Kesehatan Pemprovsu, Medan (Jumat, 15 Oktober 2010).
2. Kegiatan Rapat diawali dengan ibadah yang dimpin oleh Sekjend HKI dengan pengkhotbah dibawakan Pdt. Halomoan dan Doa Syafaat oleh Pdt. MAE. Samosir. Dalam kotbahnya Pdt. Halomoan mengangkat perikop dari Injil Lukas 8:1-15 tentang Perumpamaan Penabur. Dalam penjelasan khotbah disampaikan bahwa secara nyata pengalaman yang diumpamakan Yesus sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi kalangan petani. Pada masa menanam, bibit yang dibawa dari rumah tidak seluruhnya akan sampai ke lahan dimana bibit akan ditanam. Ada bibit yang akan jatuh di sepanjang perjalanan ke lahan (sawah). Yesus menjelaskan bibit-bibit yang jatuh itu ke tempat-tempat yang berbeda seperti di jalan, bebatuan, semak-semak, dan benih yang memang jatuh di tempat semestinya yakni di lahan/sawah. Semua benih akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Yesus memberi arti dari pertumbuhan setiap benih adalah untuk mengumpamakan perihal Kerajaan Sorga. Dimana, bahkan para murid yang bersama Yesus masih memepertanyakannya, padahal sesungguhnya sebagai umatNya, kita sudah diberi kemampuan untuk memahami tentang Kerajaan Allah, berbeda bagi mereka yang tidak percaya tidak akan mampu memahaminya. Akan tetapi, kemampuan yang ada pada diri kita menjadi tidak berfungsi karena keberdosaan dan kekerasan hati kita. Mengenai benih yang jatuh di jalan, Yesus mau menjelaskan mengenai mereka yang bertobat setengah-setengah dan tidak teguh dalam imannya sehingga dengan mudahnya meninggalkan imannya. Dalam konteks bergereja hal ini juga terjadi, banyak yang mengaku sudah bertobat, datang beribadah ke gereja, namun sekeluar dari pintu gereja mereka tidak lagi mengingat Firman Tuhan sebagai makanan rohani bagi mereka. Banyak yang datang ke gereja hanya untuk mencari-cari kesalahan dan melihat yang kurang dari para pelayan dan sebaliknya pelayan terhadap jemaatnya, sehingga kuasa Roh Kudus tidak ada pada mereka. Bagaimana benih yang jatuh di bebatuan? Pertumbuhan benih ini tidak akan lama. Sikap seperti ini akan menghasilkan iman yang tidak teguh dan mudah terlepas dari akarnya, dengan adanya permasalahan-permasalahan kecil atau besar di gereja, mereka kemudian menarik diri dan bahkan meninggalkan gereja. Bahkan harta kepemilikan yang Allah berikan kepada merekapun dapat menjadikan mereka lupa kepada Allah yang memberikannya dan membawa mereka menjauh dari Tuhan. Tentu saja bibit yang jatuh di tanah yang subur (lahan/sawah) adalah mereka yang terus berdiri teguh di dalam iman dengan pelbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Lalu apakah tugas dan tanggungjawab kita sebagai pelayan? Tanggungjawab kita adalah bisakah kita menjadikan bibit-bibit yang jatuh pada tiga lahan buruk menjadi bibit yang baik dan bahkan lahan itu sendiri (bebatuan, semak, dan jalanan) bisa menghasilkan buah yang berlimpah dan berkualitas. Semoga lewat rapat kita kali ini, akan membawa manfaat dan perubahan bagi HKI sebagai lahan dimana bibit-bibit disemai dan ditanam.
3. Rapat Majelis Pusat kemudian dibuka oleh Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh (Ephorus). “Bapak-bapak kita puji syukur bagi Tuhan karena diperkenankan untuk melaksanakan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI guna membicarakan segala sesuatu demi pengembangan HKI”. Ungkap Ephorus, yang dilanjutkan dengan pengetukan sela sebanyak tiga kali sebagai tanda sah pembukaan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI.
4. Dilanjutkan dengan Pemilihan Pimpinan Rapat Kedua Majelis Pusat HKI. Pada kesempatan ini, dipilih oleh forum atas usulan Ephorus sebagai Ketua dan Sekretaris adalah Pdt. Janiandar Pasaribu dan St. M. Panjaitan.
5. Dengan diarahkan dan dipimpin oleh Pimpinan Rapat, Rapat Kedua Majelis Pusat HKI berjalan sebagaimana mestinya sesuai agenda rapat yang ada dan menetapkan beberapa keputusan penting untuk masing-masing bidang di HKI dengan pembagian komisi-komisi antara lain: Marturia; Koinonia; Diakonia; Bidang Umum; Bidang Keuangan dan Pembangunan; dan Anggaran. Rapat berakhir Sabtu, 16 Oktober 2010 pukul 4.00am dengan doa oleh
II. Jumat, 15 Oktober 2010
1. Pagi pukul 9.00am Pucuk Pimpinan bersama dengan rombongan diterima tatap muka dan audiensi oleh Sekda Pemprovsu, Bapak DR. RE. Nainggolan di ruang kerja beliau, dan dilanjutkan dengan audiensi dengan Bapak Gubernur Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin Silaban, SE diruangan beliau di Kantor Gubernur Sumatera Utara. Untuk berita dapat di akses di http://hariansib.com/?p=146461. Pada kesempatan ini, Pucuk Pimpinan menguraikan beberapa hal pokok tentang HKI dan tujuan kehadiran Pucuk Pimpinan dan rombongan yang kemudian tidak lupa juga memperkenalkan rombongan yang hadir bersama-sama dengan Pucuk Pimpinan. Mulai dari hasil Sinode HKI Ke-59 pada bulan Agustus 2010; Pencanangan tahun 2011 sebagai tahun pengembangan bagi HKI dengan harapan bersama-sama dengan pemerintah HKI mampu mengembangkan pelayanannya untuk mengembangkan kesejahteraan umat juga; kerjasama HKI dengan Pemerintahan dalam mengupayakan masyarakat yang damai di tengah-tengah kepluralisan masyarakat Indonesia, khususnya di Sumatera Utara; hingga rencana renovasi gedung perkantoran HKI di Pematang Siantar. Untuk itulah besar harapan HKI adanya dukungan dari pemerintahan Sumatera Utara untuk merealisasikannya. Oleh Bapak DR. RE. Nainggolan kemudian menyampaikan ucapan syukur dan selamat atas terpilihnya Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh dan Pdt. M.P. Hutabarat, STh sebagai Ephorus dan Sekretaris Jendral HKI periode 2010-2015. Berangkat dari penjelasan Ephorus perihal mutasi pelayan di HKI, Pak RE. Nainggolan memberikan apresiasi dan menambahkan bahwa memang sudah semestinya pemutasian harus didasari analisa dan evaluasi organisasi atas aspek-aspek terkait dengan organisasi dan sumber dayanya. “Sudahlah sangat bijaksana apa yang direncanakan oleh Bapak Ephorus”, ungkap Pak RE. Nainggolan. HKI juga diharapkan sebagai motor penggerak di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan khususnya di Sumatera Utara dalam mempertahankan kesatuan dan kebersamaan masyarakat Sumatera Utara. Sangat tepat yang disampaikan Bapak SBY, Presiden RI bahwa SUMUT sungguh luar biasa karena bisa mempertahankan kerukunan di tengah kemajemukan masyarakatnya. Oleh karena itu, tidaklah mungkin akan dapat dipertahankan seperti apa yang disampaikan oleh Presiden kita, jika dalam kehidupan bermasyarakat kita memaksakan kehendak, kepercayaan dan keyakinan kita kepada orang lain dan hidup secara ekslusif. “Saya tertarik dengan lagu gereja “Aku tidak memandang Kau dari Gereja mana”, lagu ini dapat menginspirasi kita untuk mengembangkan kebersamaan membangun daerah untuk membentengi Sumut dari pengaruh-pengaruh tidak baik dan mengancam stabilitas Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Lebih lanjut, Bapak RE. Nainggolan menceritakan pengalamannya bahwa sudah banyak orang yang mengatakan bahwa beliau sudah lama tidak memberi perhatian kepada pembangunan fisik gereja. Menurut beliau, sudah saatnya gereja-gereja berkonsentrasi untuk membangun sumber daya jemaat. Lewat pengembalaan yang mengangkat kesejahteraan umat, kehadiran gereja menjadi lebih nyata. Maka, secara otomatis jemaat juga akan memberikan konstribusinya bagi pembangunan gerejanya, dan ekses lebih luasnya lagi adalah dengan sejahteranya umat, maka para pelayanpun akan juga sejahtera. Hal ini bisa kita wujudkan misalnya dengan pengembangan koperasi-koperasi kecil (Credit Union) di kalangan jemaat sesuai dengan mata pencaharian mereka dan berdasarkan kemampuan masing-masing jemaat. Untuk agunannya, bisa saja digunakan keabsahan anggota mereka sebagai warga jemaat. HKI saat ini diharapkan harus mampu merespon pembangunan jemaat, sebab gereja yang utuh adalah jika jemaatnya utuh dan sejahtera secara jasmani dan rohani. Dengan demikian, HKI telah ikut memberikan konstribusinya untuk pembangunan kesejahateraan bangsa, khususnya Sumatera Utara.
2. Siang pukul 11.30pm, Pucuk Pimpinan bersama rombongan kembali diterima tatap muka dan audiensi dengan Gubernur Provinsi Sumatera Utara, Bapak H. Syamsul Arifin, SE di ruang kerjanya. Beberapa pesan yang disampaikan Gubernur antara lain adalah agar para pelayan HKI menjadi pelayan yang baik dan mengajak HKI sebagai Pilar Kedamaian di tengah-tengah kehidupan berbangsa, khususnya masyarakat Sumatera Utara. Gubernur pada kesempatan ini jug menyarankan agar memanfaatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk berdialog dan menerima masukan dari kalangan umat beragama lainnya, dilanjutkan dengan mengucapkan selamat atas terpilihnya Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh dan Pdt. M.P. Hutabarat, STh sebagai Ephorus dan Sekretaris Jendral HKI Periode 2010-2015 pada Sinode Ke-59 di bulaln Agustus 2010 lalu.
III. Sabtu, 16 Oktober 2010
Pagi pukul 10.00am Pucuk Pimpinan menggelar rapat bersama jajaran Praeses HKI bertempat di Balai Pelatihan dan Pendidikan Dinas Kesehatan Pemprovsu, Medan. Agenda rapat membahas anggaran pendapatan praeses dan sosialisasi hasil ketetapan Majelis Pusat HKI. Salah satu agenda terpenting adalah berkaitan dengan upaya dan strategi untuk merealisasikan sentralisasi keuangan di HKI mulai dari jemaat, resort, hingga daerah. Rapat yang dipimpin oleh Pucuk Pimpinan ini menghasilkan beberapa ketetapan di antaranya adalah anggaran pendapatan praeses yakni gaji dan tunjangan praeses. Rapat diakhiri pukul 5.30 pm dengan bernyanyi dan berdoa dipimpin oleh Ephorus.
IV. Minggu, 17 Oktober 2010
Pagi pukul 10.00am Ephorus memimpin Ibadah Minggu di Gereja HKI Patane Porsea sekaligus melantik Pdt. M.Togar Aruan, STh menjadi Praeses HKI Daerah III Tobasa periode 2010 – 2015 menggantikan Pdt. Salome Br. Nainggolan, STh (sekarang menjabat sebagai Majelis Pusat HKI). Dalam hotbahnya, Ephorus mengajak umat Tuhan untuk meneladani Paulus seperti perikop Khotbah yang diambil dari Pilippi 3: 17-21. Ephorus mengatakan umat kristiani hendaknya menjadi teladan yang pantas ditiru di tengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Lewat Firman Tuhan, Ephorus mejelaskan bahwa untuk membuat diri kita menjadi teladan dan tiruan sungguh-sungguh memerlukan iman kepada Tuhan Yesus yang menjadi teladan dan penyelamat manusia, karena dengan iman maka Tuhan Yesus lewat roh kudus akan memampukan kita menjadi teladan di tengah-tengah keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Ephorus mengatakan, hendaknyalah umat Kristiani tidak membuat kebutuhan perut menjadi Tuhan agar dia mampu menjadi tiruan dan teladan dalam kehidupan, “Memiliki harta duniawi adalah penting tetapi yang terpenting adalah berperangai sebagaimana diajarkan Yesus sehingga harta sorgawi juga menjadi milik kita,” sebut Ephorus. Hadir dalam kebaktian itu Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak dan istri, Wakil Bupati Liberti Pasaribu SH MSi, Ketua DPRD Sahat Panjaitan, Pelaksana Sekda Ir Saibon Sirait, Asisten I Drs Rudolf Manurung dan para pejabat teras Pemkab Tobasa. Undangan lainnya yang hadir antara lain Direktur PT TPL Juanda Panjaitan SE dan istri didampingi Lambertus Siregar dan para jemaat HKI se daerah Tobasa.
Sebelum kebaktian ditutup, Ephorus melantik Pdt Togar Aruan menjadi Praeses HKI Daerah III Tobasa. Sebelum melantik, Ephorus berpesan dan menjelaskan bahwa yang memilih Pdt. M.Togar Aruan, STh menjadi Praeses adalah Sinode. Oleh karena itu, hendaknyalah sebagai Praeses mampu melaksanakan segala program kerja yang ditetapkan Sinode di daerah pelayanannya. Selain itu, sebagai wakil ephorus di daerahnya maka Praeses harus bergandengan tangan dengan Pemerintah Daerah dalam memajukan jemaat dan pembangunan masyarakat. Pelantikan ditandai dengan serah terima jabatan dan penyampaian berkat oleh Ephorus Pdt DR Langsung Sitorus.
Acara pelantikan Praeses dirangkaikan dengan pesta pembangunan dan syukuran terpilihnya Putra Tobasa menjadi Ephorus HKI. Pdt. DR. Langsung Sitorus, MTh adalah Putra Narumontak Desa Patane IV Kecamatan Porsea Tobasa dan merupakan anak HKI Patane. Acara syukuran ditandai dengan makan bersama dan acara pesta pembangunan dilakukan dengan acara lelang berupa makanan dan lelang ulos. Pada acara lelang Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak tampil menjadi juru lelang dan secara merata membagi lelang kepada para staf Pemkab Tobasa. Suasana sukacita terlihat pada acara yang dihadiri hampir seribuan orang anggota jemaat HKI itu. Pada kesempatan itu, Jemaat HKI Daerah Tobasa memberikan ulos kepada Ephorus dengan didampingi Inang Ephorus, Bupati Tobasa Kasmin Simanjuntak dan istri, Wabub Liberti Pasaribu SH MSi dan Ketua DPRD Sahat Panjaitan. Beritanya dapat diakses di: http://hariansib.com/?p=146912). (yph)