Pendahuluan.
Judul kitab “ulangan” sering disebut “misne hattora” (salinan hukum) atau sering disingkat menjadi “misneh”. Kitab ini disebut ulangan karena merupakan ikhtisar dari perundang-undangan yang ada dalam kitab keluaran, bagian-bagian dari kitab imamat dan kitab bilangan. Walaupun demikian, pola perjanjian atau pola khasnya tetap ada, kitab ulangan merupakan pemberitahuan atau pengumuman kepada jemaah Israel. Kitab ulangan berisi pidato-pidato Musa ketika orang Israel di dataran Moab. Dataran Moab terdiri dari tempat banyak air, subur di sepanjang sungai Yordan. Isi pidato Musa disampaikn dengan teliti. Pada saat inilah Musa yang telah memberitahukan kematiannya. Dalam pidatonya Musa mengingatkan bangsa tersebut akan perbuatan-perbuatan Allah yang maha Kuasa yang telah diperbuat demi kepentingan mereka.
Kitab Ulangan adalah kitab peralihan. Peralihan itu dinyatakan dengan 4 cara yaitu: 1. Peralihan dari generasi tua kesuatu generasi baru yang mana generasi tua keluar dari Mesir sampai ke gunung Sinai yaitu terhitung Kaleb, Yosua dan Musa yang masih ada, sedangkan generasi baru orang-orang yang dilahirkan selama dalam perjalanan pengembaraan dipadang gurun. 2. Peralihan dari pengembaraan di padang gurun ke pada kependudukan Kanaan. 3. Peralihan dari kemah kepada rumah yaitu kehidupan yang menetap. 4. Peralihan ke suatu penyataan Tuhan sampai pada penyataan kasihNya.
01. Untuk Balita/anak kecil.
a. Thema: Kesetiaan
b. Uraian Thema:
Adek-adek…Siapa yang ingin sakit atau menderita..?. Siapa yang ingin tenang…?. Kalau kita ingin senang, kita harus mendekatkan diri pada Allah. Sebab apabila kita jatuh kedalam penderitaan, maka Allah akan menolong kita. Allah tidak pernah membiarkan umatNya tetap jatuh kedalam penderitaan. Kalau ada musuh-musuh kita maka Allah akan berperang melawannya. Sehingga anak-anak Tuhan akan tetap di dalam suka cita. Kasih setia Tuhan kepada umatNya tidak bisa dihambat dan dibatasi oleh keadaan dan tempat. Walaupun umatNya sering jatuh kedalam penderitaan dan peperangan.
Adek-adek…Kesetiaan Tuhan pada umatNya dilakukan bukan karena ada sesuatu yang diharapkan dari manusia. Itu dilakukan hanya berdasarkan kasih dan anuhgerah yang ada padaNya.Ia menyelamatkan umatNya dengan tanganNya yang kuat. Umat Allah keluar dari perbudakan dan sampai ketanah Kanaan bukan karena kekuatan bangsa Israel tersebut akan tetapi semata-mata kekuatan dan kuasa Allah itu sendiri. Kemurahan Allah ini harus di respon umatNya melalui kesetiaan mengingat dan melakukan apa yang berkenan kepadaNya sesuai dengan firmanNya. Firman Tuhan atau ketetapan dan peraturan Tuhan adalah pedoman dalam hidup.
c. Methode : Cerita
d. Alat Peraga : Gambar-gambar perjalanan orang Israel di padang gurun
e. Nyanyian Thema :
Judul kitab “ulangan” sering disebut “misne hattora” (salinan hukum) atau sering disingkat menjadi “misneh”. Kitab ini disebut ulangan karena merupakan ikhtisar dari perundang-undangan yang ada dalam kitab keluaran, bagian-bagian dari kitab imamat dan kitab bilangan. Walaupun demikian, pola perjanjian atau pola khasnya tetap ada, kitab ulangan merupakan pemberitahuan atau pengumuman kepada jemaah Israel. Kitab ulangan berisi pidato-pidato Musa ketika orang Israel di dataran Moab. Dataran Moab terdiri dari tempat banyak air, subur di sepanjang sungai Yordan. Isi pidato Musa disampaikn dengan teliti. Pada saat inilah Musa yang telah memberitahukan kematiannya. Dalam pidatonya Musa mengingatkan bangsa tersebut akan perbuatan-perbuatan Allah yang maha Kuasa yang telah diperbuat demi kepentingan mereka.
Kitab Ulangan adalah kitab peralihan. Peralihan itu dinyatakan dengan 4 cara yaitu: 1. Peralihan dari generasi tua kesuatu generasi baru yang mana generasi tua keluar dari Mesir sampai ke gunung Sinai yaitu terhitung Kaleb, Yosua dan Musa yang masih ada, sedangkan generasi baru orang-orang yang dilahirkan selama dalam perjalanan pengembaraan dipadang gurun. 2. Peralihan dari pengembaraan di padang gurun ke pada kependudukan Kanaan. 3. Peralihan dari kemah kepada rumah yaitu kehidupan yang menetap. 4. Peralihan ke suatu penyataan Tuhan sampai pada penyataan kasihNya.
01. Untuk Balita/anak kecil.
a. Thema: Kesetiaan
b. Uraian Thema:
Adek-adek…Siapa yang ingin sakit atau menderita..?. Siapa yang ingin tenang…?. Kalau kita ingin senang, kita harus mendekatkan diri pada Allah. Sebab apabila kita jatuh kedalam penderitaan, maka Allah akan menolong kita. Allah tidak pernah membiarkan umatNya tetap jatuh kedalam penderitaan. Kalau ada musuh-musuh kita maka Allah akan berperang melawannya. Sehingga anak-anak Tuhan akan tetap di dalam suka cita. Kasih setia Tuhan kepada umatNya tidak bisa dihambat dan dibatasi oleh keadaan dan tempat. Walaupun umatNya sering jatuh kedalam penderitaan dan peperangan.
Adek-adek…Kesetiaan Tuhan pada umatNya dilakukan bukan karena ada sesuatu yang diharapkan dari manusia. Itu dilakukan hanya berdasarkan kasih dan anuhgerah yang ada padaNya.Ia menyelamatkan umatNya dengan tanganNya yang kuat. Umat Allah keluar dari perbudakan dan sampai ketanah Kanaan bukan karena kekuatan bangsa Israel tersebut akan tetapi semata-mata kekuatan dan kuasa Allah itu sendiri. Kemurahan Allah ini harus di respon umatNya melalui kesetiaan mengingat dan melakukan apa yang berkenan kepadaNya sesuai dengan firmanNya. Firman Tuhan atau ketetapan dan peraturan Tuhan adalah pedoman dalam hidup.
c. Methode : Cerita
d. Alat Peraga : Gambar-gambar perjalanan orang Israel di padang gurun
e. Nyanyian Thema :
- Setia, setialah
- Kerja Buat Tuhan
- Kerja Buat Tuhan
f. Ayat hafalan : Keluaran 33: 14
02. Untuk Anak Tanggung
a. Thema: Kesetianku
b. Uraian Thema:
Adek-adek siapa yang pernah ke dukun.? Siapa yang pernah melihat orang tua memberikan sesajen kekuburan?? Apabila ada orang yang pergi kedukun dan memberikan sesajen kepada orang meninggal perbuatan itu adalah perbuatan salah. Kenapa? Karena orang-orang yang berbuat demikian sudah menduakan Allah. Pada hal Allah sangat membenci orang-orang yang jatuh kedalam penyembahan berhala. Pada hal Allah sebagai pencipta manusia setia unuk menuntun hidup umatNya.
Kesetiaan Tuhan menjadi dasar kesetiaan UmatNya. Artinya apapun dan bagaimanapun situasi, waktunya Allah tetap menyertai umatNya. Benda-benda berhala tidaklah boleh memenangkan manusia dalam peperangan. Tidak boleh melepaskan manusia dari perbudakan. Benda-benda berhala senantiasa menjadi malapetaka bagi umat manusia. Allah tetap mengasihi umatNya maka sebagai anak-anak sekolah minggu kita harus tetap mempunyai kesetiaan mengikut Dia.
02. Untuk Anak Tanggung
a. Thema: Kesetianku
b. Uraian Thema:
Adek-adek siapa yang pernah ke dukun.? Siapa yang pernah melihat orang tua memberikan sesajen kekuburan?? Apabila ada orang yang pergi kedukun dan memberikan sesajen kepada orang meninggal perbuatan itu adalah perbuatan salah. Kenapa? Karena orang-orang yang berbuat demikian sudah menduakan Allah. Pada hal Allah sangat membenci orang-orang yang jatuh kedalam penyembahan berhala. Pada hal Allah sebagai pencipta manusia setia unuk menuntun hidup umatNya.
Kesetiaan Tuhan menjadi dasar kesetiaan UmatNya. Artinya apapun dan bagaimanapun situasi, waktunya Allah tetap menyertai umatNya. Benda-benda berhala tidaklah boleh memenangkan manusia dalam peperangan. Tidak boleh melepaskan manusia dari perbudakan. Benda-benda berhala senantiasa menjadi malapetaka bagi umat manusia. Allah tetap mengasihi umatNya maka sebagai anak-anak sekolah minggu kita harus tetap mempunyai kesetiaan mengikut Dia.
c. Methode : Cerita, Dialog
d. Alat peraga : ---
e. Nyanyian Thema :
d. Alat peraga : ---
e. Nyanyian Thema :
- KasihNya seperti sungai
- Ku Tahu Tuhan Pasti Buka Jalan
f. Ayat Hafalan : Keluaran 19:5
Ditulis Oleh:
Pdt. Eben Hutasoit
- Ku Tahu Tuhan Pasti Buka Jalan
f. Ayat Hafalan : Keluaran 19:5
Ditulis Oleh:
Pdt. Eben Hutasoit
MINGGU, 12 OKTOBER 2008
BAHAN ALKITAB: ESTER 5:1-8
I. Pendahuluan
Kesopanan adalah sikap anak-anak yang menunjukkan bagaimana anak-anak meresponi kehadiran seseorang, dan bagaimana ia terkesan dengan sambutan yang anda tunjukkan kepadanya, dalam menyambutnya, keramahannya, cara bicaranya, dan sikapnya. Semua kesan yang manusia berikan kepada anda yang menyentuh lima panca indra anda ketika anda berjumpa dan melihatnya. Kata sopan itu mengacu kepada sikap yang baik dan ramah sama seperti anak-anak melihat dan rasakan sambutan seseorang ketika anak-anak berjumpa dengan mereka, seperti kata-kata yang baik, kata-kata yang menyenangkan, kata-kata yang indah dan cantik. Dalam ibadah atau kebaktian, di dalam organisasi, di dalam pelayanan, dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari semua hendaknya dilakukan dengan teratur dan sopan.
Dimanakah anak-anak dapat menemukan jemaat yang sopan itu? Tuhan menempatkan Jemaat yang sopan itu di sini, di bumi ini. Mungkin anak-anak berpikir bahwa anak-anak hanya akan menemukan jemaat seperti itu di sorga. Itu adalah dimana ada anak-anak yang teratur , tertib dan sopan yang memberikan kesan persekutuan yang begitu indah dan disana anak-anak akan menemukan kemuliaan Tuhan. Dalam perikop ini, kita mau memberikan sikap-sikap yang sopan yang telah diperbuat oleh Ester kepada Raja Ahasyweros.
II. Penjelasan nats dan Uraian Menurut Umur
2.1. Balita/Anak Kecil
Thema : Sopan Santun
Anak yang sopan adalah anak yang mengucapkan kata-kata yang indah saat berbicara dengan orang yang datang kepada kita dan juga kepada orang yang kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita adalah sikap ramah-tamah sewaktu menyambut, mendatangi, menjumpai seseorang. Sehingga orang yang kita sapa merasakan kebahagiaan. Sama seperti Ester yang menjumpai raja Ahasyweros. Ketika itu Ester sudah menjadi seorang ratu yang diangkat oleh raja Ahasyeweros. Dia berbicara kepada raja dengan kata-kata yang sopan, “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja”. Sehingga dengan permintaan ratu Ester yang sopan dan indah, maka raja secara langsung mangabulkan permintaan itu. Maka titah raja: “suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester”. Dari sikap Ester ini dapat kita melihat bahwa Ester selalu sopan sewaktu berbicara dengan raja, dengan semua yang ada dalam istana tersebut. Jadi kalau kita memakai kata-kata yang sopan, kata-kata yang menyenangkan dalam berbicara, maka kita akan disenangi orang dan apaun yang kita minta dari orang terebut akan dikabulkannya.
Ayat Hafalan: Amsal 16:13
Metode : Cerita
JAWABAN YANG LEMAH LEMBUT
“Keluar dari sini!” kata Yesi pada adiknya Ira, “kamu sapi tua”. “Memang benar,” kata Ira: “Moouw…..Moouw! dia menirukan suara sapi. Yesi tertawa,dan pertengkaran berhenti. Sekalipun masih kecil, tapi Ira perhatikan kalau seorang sedang marah dan mengucapkan kata-kata yang kasar, tidak baik untuk membalasnya kembali. Biasanya bila mulai bertengkar, ira cuma tersenyum dan membalas dengan kata-kata yang lucu dan manis. “Jawaban yang lemah lembut akan meredakan masalah”. Kalau kita berkata dengan sopan santun kepada orang lain, maka orang merasakan kesenangan di dalam jiwanya.
Metode : Cerita
JAWABAN YANG LEMAH LEMBUT
“Keluar dari sini!” kata Yesi pada adiknya Ira, “kamu sapi tua”. “Memang benar,” kata Ira: “Moouw…..Moouw! dia menirukan suara sapi. Yesi tertawa,dan pertengkaran berhenti. Sekalipun masih kecil, tapi Ira perhatikan kalau seorang sedang marah dan mengucapkan kata-kata yang kasar, tidak baik untuk membalasnya kembali. Biasanya bila mulai bertengkar, ira cuma tersenyum dan membalas dengan kata-kata yang lucu dan manis. “Jawaban yang lemah lembut akan meredakan masalah”. Kalau kita berkata dengan sopan santun kepada orang lain, maka orang merasakan kesenangan di dalam jiwanya.
Nyanyian :
1. Hati-hati Gunakan Mulutmu
2. Kidung Jemaat No. 455 “Mintalah”
2. Kidung Jemaat No. 455 “Mintalah”
2.2. Anak Tanggung
Thema : Sopan Santun
Anak yang sopan adalah anak yang mengucapkan kata-kata yang indah saat berbicara dengan orang yang datang kepada kita dan juga kepada orang yang kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita adalah sikap ramah-tamah sewaktu menyambut, mendatangi, menjumpai seseorang. Kita karus memakai etika berbicara artinya kalau kita berbicara dengan orang lain, baik itu tua, muda, lebih besar dari kita atau lebih kecil daripada kita harus sopan dan rendah hati. Sehingga orang yang kita sapa merasakan kebahagiaan. Kalau kita mengatakan kata-kata sopan dan teratur maka kita akan melihat begitu indah dan menyenangkan, secara khusus di gereja, kita harus beribadah secara sopan dan teratur. Kesan yang diberikan haruslah menjadi kesan yang angat indah, kesan akan kehadiran Allah.
Sama seperti Ester yang menjumpai raja Ahasyweros. Ketika itu Ester sudah menjadi seorang ratu yang diangkat oleh raja Ahasyeweros. Dia meminta sesuatu kepada raja Ahasyweros dengan mengatakan kata-kata yang sopan, “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja”. Sehingga dengan permintaan ratu Ester yang sopan dan indah, maka raja secara langsung mangabulkan permintaan itu. Maka titah raja: “Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester”. Dari sikap Ester ini dapat kita melihat bahwa kalau kita memakai kata-kata yang sopan, kata-kata yang menyenangkan dalam berbicara, maka kita akan disenangi orang dan apaun yang kita minta dari orang tersebut akan dikabulkannya.
Thema : Sopan Santun
Anak yang sopan adalah anak yang mengucapkan kata-kata yang indah saat berbicara dengan orang yang datang kepada kita dan juga kepada orang yang kita jumpai di dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kita adalah sikap ramah-tamah sewaktu menyambut, mendatangi, menjumpai seseorang. Kita karus memakai etika berbicara artinya kalau kita berbicara dengan orang lain, baik itu tua, muda, lebih besar dari kita atau lebih kecil daripada kita harus sopan dan rendah hati. Sehingga orang yang kita sapa merasakan kebahagiaan. Kalau kita mengatakan kata-kata sopan dan teratur maka kita akan melihat begitu indah dan menyenangkan, secara khusus di gereja, kita harus beribadah secara sopan dan teratur. Kesan yang diberikan haruslah menjadi kesan yang angat indah, kesan akan kehadiran Allah.
Sama seperti Ester yang menjumpai raja Ahasyweros. Ketika itu Ester sudah menjadi seorang ratu yang diangkat oleh raja Ahasyeweros. Dia meminta sesuatu kepada raja Ahasyweros dengan mengatakan kata-kata yang sopan, “Jikalau baik pada pemandangan raja, datanglah kiranya raja dengan Haman pada hari ini ke perjamuan yang diadakan oleh hamba bagi raja”. Sehingga dengan permintaan ratu Ester yang sopan dan indah, maka raja secara langsung mangabulkan permintaan itu. Maka titah raja: “Suruhlah Haman datang dengan segera, supaya kami memenuhi permintaan Ester”. Dari sikap Ester ini dapat kita melihat bahwa kalau kita memakai kata-kata yang sopan, kata-kata yang menyenangkan dalam berbicara, maka kita akan disenangi orang dan apaun yang kita minta dari orang tersebut akan dikabulkannya.
Ayat Hafalan: Amsal 16:13
Metode : Demonstrasi (mempertunjukkan)
Guru Sekolah Minggu memperagakan bagaimana bersikap yang sopan, misalnya sewaktu di jalan kita berjumpa dengan orang yang kita kenal, maka kita akan menyapa dengan berkata “Selamat siang Bu, Selamat sore kak, kakak mau kemana dan mau mengerjakn apa?, dan lain-lain.
Metode : Demonstrasi (mempertunjukkan)
Guru Sekolah Minggu memperagakan bagaimana bersikap yang sopan, misalnya sewaktu di jalan kita berjumpa dengan orang yang kita kenal, maka kita akan menyapa dengan berkata “Selamat siang Bu, Selamat sore kak, kakak mau kemana dan mau mengerjakn apa?, dan lain-lain.
Nyanyian :
1. Kidung Jemaat No. 424 “Yesus Menginginkan Daku”
2. Kidung Jemaat No. 427 “Ku Suka Menuturkan”
2. Kidung Jemaat No. 427 “Ku Suka Menuturkan”
Minggu 19 Oktober
Yohanes 2: 1-11
I. Pendahuluan.
Mau membantu orang lain yang sangat membutuhkannya adalah disenangi oleh Tuhan. Dan kalau Tuhan telah menyenangi aits, tentu berkatNyaajugs akan turun dengan melimpah. Setiap manusia butuh berkat Tuhan. Karena itu banyaklah membantu orang lain, agar Tuhan sudi melimpahkan berkat-berkatNya.
Membantu dengan mengharapkan upah, pujian atau imbalan adalah biasa. Namun, orang yang demikian tidaklah tulus dan iklas dalam memberikan bantuan tersebut. Dan orang yang sudah menerima upahnya dari orang yang dibantunya, berarti upahnya cukup sampai di situ. Dan itu tidak lagi sepenuhnya disebut dengan membantu, tetapi sudah menjual jasa. Jadi siapakah yang membantu dengan sepenuhnya dan yang akan menerima berkat Tuhan? mereka yang rela membantu tanpa mengharapkan imbalan.
II. Penjelasan Nats.
Ada banyak anak yang jika disuruh harus diberikan upahnya (uang tips), kalau tidak dia tidak akan mau disuruh. Pada hal tidak semua orang bersedia memberikan upah pada setiap orang yang disuruhnya. Inilah yang kadang kala menjadi sumber sungut-sungut. Jika dari sejak kecil sudah dibiasakan menerima upah atas sesuatu yang dikerjakan, maka sesudah besar yang bersangkutan akan menjadi materialistis. Sementara tidak semua pekerjaan harus dibarengi dengan upah/uang. Sebab apa yang tidak terbeli oleh uang, dapat diberikan secara cuma-cuma oleh Allah. Misalnya, kedamaian, kebahagiaan, keharmonisan, rasa aman, persahabatan, dll. Oleh karena itu jangan biasakan menerima tip untuk setiap bantuan yang anda tawarkan.
Kita juga dapat mengkaitkannya dengan berperilaku terhadap orangtua kita sendiri. Sejak dikandungan, ibu sudah membawa-bawa kita kemana saja dengan penuh susah payah serta tanggung jawab. Kemudian sewaktu melahirkan, ibu menumpahkan darahnya demi keselamatan kita. Berarti dia sudah taruhan nyawa demi kita. Lalu sesudah dilahirkan, kita dirawat, dibesarkan, dipenuhi segala kebutuhan baik sandang maupun pangan, direlakan waktunya untuk mengasihi dan memperhatikan kita, disekolahkan, dll. Nah, coba bayangkan betapa banyaknya pengorbanan mereka. Apakah kamu masih tega menerima uang tips setiap disuruh orangtua? Apakah harus diberi dulu uang jajan supaya kamu mau mencuci piring, membersihkan rumah, menjaga adik-adik, membeli rokok bapak ke warung? Bahkan sudah banyak anak yang kurang ajar, karena demi keperluannya sendiri pun dia harus disogok. Misalnya, supaya mau sekolah, bergereja harus disogok dulu.
Seharusnya anak berterima kasih karena orangtua masih mau menyekolahkan, membutuhi segala keperluannya. Nah, sebaiknya kamu harus patuh pada kedua pada kedua orangtua. Pandai-pandailah mengambil hatinya supaya kamu dijinjing, disekolahkan hingga ke tingkat yang paling tinggi. Berilah bapak/ibu air minum ketika sudah haus sepulang dari ladang atau dimanapun mereka bekerja. Kerjakanlah segala pekerjaan yang dapat kamu kerjakan sebelum diperintah/disuruh. Bergegaslah berangkat jika disuruh orangtua mengambil atau membelikan sesuatu. Jadi jangan menuntut upah atau uang tips supaya hidupmu penuh dengan berkat.
Demikianlah sikap Yesus terhadap ibunya dalam perikop ini. Ketika Ibunya melapor/minta bantuan bahwa anggur di pesta Kana itu sudah habis, Yesus tidak banyak alasan, namun Dia langsung bergegas bertindak. Sikap inilah yang hendak kita teladani. Yesus tidak mau mempermalukan, tetapi dia patuh dan taat pada ibunya. Oleh karena itu, kehadirannya menjadi berkat bagi semua orang yang hadir pada pesta tersebut. Kita pun hendaknya menjadi berkat bagi sekeliling kita. Oleh karen itu, jadilah berkat bagi semua orang terutama dalam lingkungan keluargamu.
III. Penerapan Menurut Umur;
1. Anak kecil
a. Tema : MAU MENOLONG IBU
Menolong ibu akan mendapat berkat dari Tuhan. Berkat Tuhan akan membuat kita senang, sehat, tumbuh dengan bijaksana. Dalam memberi pertolongan hendaknya tulus dan iklas dan jangan mengharapkan balasan. Orangtua adalah wakil Allah. Karena itu, memberi pada orangtua berarti memberi pada Allah juga. Nah, kalau orangtua merupakan wakil Allah, dan Allah adalah sumber berkat, maka bertekadlah untuk selalu menolong ibumu.
b. Metode: Cerita
Upah yang tersembunyi
Seorang ibu memiliki 2 anak perempuan yang saling berbeda karakter. Anak yang lebih tua bertipe malas dan serampangan, sedangkan yang bungsu bertipe rajin, patuh dan telaten. Suatu saat si ibu memberi perintah pada ke dua anaknya demikian, “Anak-anak, ibu memberi tugas membersihkan rumah pada kalian dua. Siapa yang mampu menjalankan tugas dengan sempurna, maka ibu akin memberi sejumlah uang”.
Kedua anak itu mulai bekerja. Anak sulung menyapu lantai dengan cepat dan serampangan, dengan harapan agar cepat mendapat upah. Sedangkan si bungsu mengerjakan dengan hati-hati. Tiba-tiba si sulung datang menghadap ibunya seraya berkata, “Ibu, saya sudah selesai menjalankan tugas. Mana upahnya? Hasil kerjaanku pasti lebih sempurna” kata si sulung dengan yakin. Tunggu dululah adikmu, dia belum menyelesaikan pekerjaannya. Setelah beberapa waktu, sibungsu pun menemui ibunya dan berkata, “ibu aku sudah selesai”. Lalu apa yang kau bawa ibu, tanya sang ibu lagi? Aku menemukan beberapa lembar uang di sudut-sudut ruangan. Aku juga menemukan uang ini di balik keset, di bawah pot bunga dan di balik figura foto, jawab si bungsu. Lalu siibu menjawab kembali demikian. Nah, itulah upahmu. Kamu mendapatkan uang itu karena sudah menjalankan tugas dengan baik. Ibu sengaja meletakkannya di situ.
Adik-adik, apa yang mau kita lihat melalui cerita ini adalah bahwa siapa yang rajin, patuh dan telaten maka dia akan mendapat berkat. Dan siapa yang serampangan serta tidak beres bekerja, maka dia tidak mendapat apa-apa kecuali kena marah.
c. Alat Peraga : Gambar dua orang anak yang telaten dan serampangan.
d. Nyanyian :
1. Anak kecil
a. Tema : MAU MENOLONG IBU
Menolong ibu akan mendapat berkat dari Tuhan. Berkat Tuhan akan membuat kita senang, sehat, tumbuh dengan bijaksana. Dalam memberi pertolongan hendaknya tulus dan iklas dan jangan mengharapkan balasan. Orangtua adalah wakil Allah. Karena itu, memberi pada orangtua berarti memberi pada Allah juga. Nah, kalau orangtua merupakan wakil Allah, dan Allah adalah sumber berkat, maka bertekadlah untuk selalu menolong ibumu.
b. Metode: Cerita
Upah yang tersembunyi
Seorang ibu memiliki 2 anak perempuan yang saling berbeda karakter. Anak yang lebih tua bertipe malas dan serampangan, sedangkan yang bungsu bertipe rajin, patuh dan telaten. Suatu saat si ibu memberi perintah pada ke dua anaknya demikian, “Anak-anak, ibu memberi tugas membersihkan rumah pada kalian dua. Siapa yang mampu menjalankan tugas dengan sempurna, maka ibu akin memberi sejumlah uang”.
Kedua anak itu mulai bekerja. Anak sulung menyapu lantai dengan cepat dan serampangan, dengan harapan agar cepat mendapat upah. Sedangkan si bungsu mengerjakan dengan hati-hati. Tiba-tiba si sulung datang menghadap ibunya seraya berkata, “Ibu, saya sudah selesai menjalankan tugas. Mana upahnya? Hasil kerjaanku pasti lebih sempurna” kata si sulung dengan yakin. Tunggu dululah adikmu, dia belum menyelesaikan pekerjaannya. Setelah beberapa waktu, sibungsu pun menemui ibunya dan berkata, “ibu aku sudah selesai”. Lalu apa yang kau bawa ibu, tanya sang ibu lagi? Aku menemukan beberapa lembar uang di sudut-sudut ruangan. Aku juga menemukan uang ini di balik keset, di bawah pot bunga dan di balik figura foto, jawab si bungsu. Lalu siibu menjawab kembali demikian. Nah, itulah upahmu. Kamu mendapatkan uang itu karena sudah menjalankan tugas dengan baik. Ibu sengaja meletakkannya di situ.
Adik-adik, apa yang mau kita lihat melalui cerita ini adalah bahwa siapa yang rajin, patuh dan telaten maka dia akan mendapat berkat. Dan siapa yang serampangan serta tidak beres bekerja, maka dia tidak mendapat apa-apa kecuali kena marah.
c. Alat Peraga : Gambar dua orang anak yang telaten dan serampangan.
d. Nyanyian :
• Tolong aku Tuhan (Kidung Ceria No. 300)
• Oh Betapa Indahnya
e. Ayat Hafalan : Keluaran 20: 12
2. Anak Tanggung
a. Tema: PATUH KEPADA IBU
Tidak mau melawan kalau disuruh ibu mengerjakan sesuatu pekerjaan adalah sikap yang patuh. Untuk dapat menjadi penurut/patuh, maka anak harus rnengetahui bahwa ibu itu tidak pernah menyuruh anaknya ke jalan yang sesat, melainkan selalu untuk kebaikan. Patuh terhadap ibu termasuk sikap yang menyenangkan ibu. Dan kalau ibu selalu kita buat senang berarti Tuhan akan memberikan umur yang panjang baginya dan bagi kita sendiri. Itulah sebabnya Titah ke 5 berisikan, hormatilah orangtuamu, supaya panjang umur!. Karena itu, bertekadlah untuk selalu menyenangkan hati ibu melalui sikap patuh terhadapnya.
b. Metode : Dialog dan Tanya jawab
• Apa arti patuh?
• Bagaimana membuat patuh?
• Apa yang Tuhan harapkan dari kita? Dan supaya bagaimana kalau kita patuh?
c. Nyanyian :
• Oh Betapa Indahnya
e. Ayat Hafalan : Keluaran 20: 12
2. Anak Tanggung
a. Tema: PATUH KEPADA IBU
Tidak mau melawan kalau disuruh ibu mengerjakan sesuatu pekerjaan adalah sikap yang patuh. Untuk dapat menjadi penurut/patuh, maka anak harus rnengetahui bahwa ibu itu tidak pernah menyuruh anaknya ke jalan yang sesat, melainkan selalu untuk kebaikan. Patuh terhadap ibu termasuk sikap yang menyenangkan ibu. Dan kalau ibu selalu kita buat senang berarti Tuhan akan memberikan umur yang panjang baginya dan bagi kita sendiri. Itulah sebabnya Titah ke 5 berisikan, hormatilah orangtuamu, supaya panjang umur!. Karena itu, bertekadlah untuk selalu menyenangkan hati ibu melalui sikap patuh terhadapnya.
b. Metode : Dialog dan Tanya jawab
• Apa arti patuh?
• Bagaimana membuat patuh?
• Apa yang Tuhan harapkan dari kita? Dan supaya bagaimana kalau kita patuh?
c. Nyanyian :
- Maukah senang (Kidung Ceria No. 94)
- Ku takkan seperti dulu lagi (Kidung Ceria No. 87)
- Ku takkan seperti dulu lagi (Kidung Ceria No. 87)
d. Ayat Hafalan : Keluaran20: 12
Minggu, 26 Oktober 2008
Bahan alkitab: Yakobus 1: 19-21
I. Pendahuluan.
Tuhan menciptakan dua telinga agar kita semakin jelas mendengar. Untuk itu gunakanlah telingamu untuk mendengar. Telinga dapat mendengar seluruh suara yang berdengung. Dan banyak suara sumbang yang tidak membangun, dan yang tidak perlu kita dengar. Karena itu kita perlu memakai otak untuk menyaring mana suara yang perlu kita renungkan dan mana yang harus kits buang begitu saja.
II. Penjelasan Nats.
Orang dapat mengetahui sesuatu karena diberitahu. Salah satu cara mengetahui adalah dengan mendengar. Semakin banyak didengar, maka semakin banyak diketahui. Dan jika kita sudah tahu banyak, maka banyak yang bisa kita kerjakan dengan mudah. Pengetahuan dan pendengaran yang baik dapat mempengaruhi jiwa kita ke arah yang baik.
Pentingnya mendengar nampak dari alat pendengaran yang Tuhan ciptakan dalam panca indera kita. Untuk mendengar kita memiliki dua telinga. Tuhan tidak ingin suara yang kita dengar berlalu begitu saja. Meskipun suara itu datang dari sebelah kiri atau kanan tetap bisa kita dengar.
Mendengarkan suara orangtua, firman Tuhan, pengajaran guru adalah sangat penting. Karena suara itu dapat membawa kits ke arah yang lebih baik dan juga menjauhkan kita dari malapetaka. Suara yang berasal dari orangtua kadang berbentuk perintah, informasi, nasehat, amarah, dan lain-lain. Namun perlu kita ketahui bahwa semua suara itu pasti membawa kita ke arah yang lebih baik. Sebab tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menjadi sampah masyarakat, namun pasti mendambakan jadi orang berguna dan sukses. Untuk itu, janganlah membangkang, merajuk, marah kalau dimarahi, dinasehati, diperintah orangtua. Dengarkanlah semuanya itu dengan kerendahan hati.
Sikap mau mendengar adalah punya keuntungan yang sangat besar. Pernyataan ini berlaku bagi suara siapapun yang kita dengar, baik orangtua, guru sekolah dan sekolah minggu, Firman Tuhan ataupun orang lain yang berbicara dengan kita. Dengan mau mendengar maka dapat membuat kita menjadi anak kesukaan atau kesayangan orang lain: Dan siapa yang sudah disenangi/disukai banyak orang maka dia akan lebih beruntung dalam segala hal.
Demikianlah yang dimaksud dalam perikop ini, dimana orang yang cepat mendengar dan lambat berkata-kata akan dapat menjauhkan amarah. Sebab orang yang demikian adalah orang yang berpikir dua kali sebelum satu kali berbicara. Dan hasilnya pasti dua kali lebih baik dari biasanya, makanya dapat menahan amarah. Orang yang dapat menahan diri/amarah termasuk orang yang sudah beruntung.
Bahan alkitab: Yakobus 1: 19-21
I. Pendahuluan.
Tuhan menciptakan dua telinga agar kita semakin jelas mendengar. Untuk itu gunakanlah telingamu untuk mendengar. Telinga dapat mendengar seluruh suara yang berdengung. Dan banyak suara sumbang yang tidak membangun, dan yang tidak perlu kita dengar. Karena itu kita perlu memakai otak untuk menyaring mana suara yang perlu kita renungkan dan mana yang harus kits buang begitu saja.
II. Penjelasan Nats.
Orang dapat mengetahui sesuatu karena diberitahu. Salah satu cara mengetahui adalah dengan mendengar. Semakin banyak didengar, maka semakin banyak diketahui. Dan jika kita sudah tahu banyak, maka banyak yang bisa kita kerjakan dengan mudah. Pengetahuan dan pendengaran yang baik dapat mempengaruhi jiwa kita ke arah yang baik.
Pentingnya mendengar nampak dari alat pendengaran yang Tuhan ciptakan dalam panca indera kita. Untuk mendengar kita memiliki dua telinga. Tuhan tidak ingin suara yang kita dengar berlalu begitu saja. Meskipun suara itu datang dari sebelah kiri atau kanan tetap bisa kita dengar.
Mendengarkan suara orangtua, firman Tuhan, pengajaran guru adalah sangat penting. Karena suara itu dapat membawa kits ke arah yang lebih baik dan juga menjauhkan kita dari malapetaka. Suara yang berasal dari orangtua kadang berbentuk perintah, informasi, nasehat, amarah, dan lain-lain. Namun perlu kita ketahui bahwa semua suara itu pasti membawa kita ke arah yang lebih baik. Sebab tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya menjadi sampah masyarakat, namun pasti mendambakan jadi orang berguna dan sukses. Untuk itu, janganlah membangkang, merajuk, marah kalau dimarahi, dinasehati, diperintah orangtua. Dengarkanlah semuanya itu dengan kerendahan hati.
Sikap mau mendengar adalah punya keuntungan yang sangat besar. Pernyataan ini berlaku bagi suara siapapun yang kita dengar, baik orangtua, guru sekolah dan sekolah minggu, Firman Tuhan ataupun orang lain yang berbicara dengan kita. Dengan mau mendengar maka dapat membuat kita menjadi anak kesukaan atau kesayangan orang lain: Dan siapa yang sudah disenangi/disukai banyak orang maka dia akan lebih beruntung dalam segala hal.
Demikianlah yang dimaksud dalam perikop ini, dimana orang yang cepat mendengar dan lambat berkata-kata akan dapat menjauhkan amarah. Sebab orang yang demikian adalah orang yang berpikir dua kali sebelum satu kali berbicara. Dan hasilnya pasti dua kali lebih baik dari biasanya, makanya dapat menahan amarah. Orang yang dapat menahan diri/amarah termasuk orang yang sudah beruntung.
IIL Penerapan Menurut Umur;
1. Anak kecil
a. Tema : MENDENGAR
Mendengar berarti memfungsikan telinga. Ada banyak orang sampai berbicara dengan keras-keras di sampingnya tetapi toh tidak tahu apa yang telah diungkap orang tadi. Kenapa demikian? Karena tidak diperhatikan walaupun didengar. Inilah yang perlu kita usahakan agar anak dapat mendengar walaupun hanya diungkapkan dengan bisikan/sangat pelan. Jadi orang yang mendengar/menyimak tidak harus tergantung keras lembutnya suara, tetapi tergantung pada pemungsian telinga secara sempurna dan dibarengi dengan perhatian yang sungguh-sungguh.
b. Metode : Drama
• Coba praktekkan bagaimana cara mendengar yang baik.
• Coba dengarkan apa yang saya bisikkan. (ujilah apakah benar mereka dapat mengetahui apa isi bisikan anda, jika benar berarti mereka sudah mendengar dengan baik)
1. Anak kecil
a. Tema : MENDENGAR
Mendengar berarti memfungsikan telinga. Ada banyak orang sampai berbicara dengan keras-keras di sampingnya tetapi toh tidak tahu apa yang telah diungkap orang tadi. Kenapa demikian? Karena tidak diperhatikan walaupun didengar. Inilah yang perlu kita usahakan agar anak dapat mendengar walaupun hanya diungkapkan dengan bisikan/sangat pelan. Jadi orang yang mendengar/menyimak tidak harus tergantung keras lembutnya suara, tetapi tergantung pada pemungsian telinga secara sempurna dan dibarengi dengan perhatian yang sungguh-sungguh.
b. Metode : Drama
• Coba praktekkan bagaimana cara mendengar yang baik.
• Coba dengarkan apa yang saya bisikkan. (ujilah apakah benar mereka dapat mengetahui apa isi bisikan anda, jika benar berarti mereka sudah mendengar dengan baik)
c. Nyanyian :
- Hati-hati gunakan kupingmu.
- Dengar dia panggil nama saya.
- Dengar dia panggil nama saya.
d. Ayat Hafalan : Mateus 13: 9
2. Anak Tanggung
a. Tema: MENDENGARKAN DENGAN BAIK
Tuhan sengaja menciptakan telinga agar kita dapat mendengar. Jadi pergunakanlah telingamu sesuai dengan fungsi yang sudah ditentukan. Jangan seperti belanga yang memiliki dua kuping, tetapi tidak mendengar. Tetapi sebaiknya anda memakai telinga itu untuk mendengar dengan baik.
b. Metode : Diskusi/ tanya jawab
- Jelaskan arti mendengarkan dengan baik.
- Apa manfaat jika mendengar dengan baik.
2. Anak Tanggung
a. Tema: MENDENGARKAN DENGAN BAIK
Tuhan sengaja menciptakan telinga agar kita dapat mendengar. Jadi pergunakanlah telingamu sesuai dengan fungsi yang sudah ditentukan. Jangan seperti belanga yang memiliki dua kuping, tetapi tidak mendengar. Tetapi sebaiknya anda memakai telinga itu untuk mendengar dengan baik.
b. Metode : Diskusi/ tanya jawab
- Jelaskan arti mendengarkan dengan baik.
- Apa manfaat jika mendengar dengan baik.
c. Nyanyian :
- Hati-hati gunakan kupingmu.
- Dengar dia panggil nama saya.
- Dengar dia panggil nama saya.
d. Ayat Hafalan : Mateus 13: 9
Cln. Pdt. Manamba Pasaribu, STh
Cln. Pdt. Manamba Pasaribu, STh