Wednesday, April 21, 2010

Editorial Edisi April - Mei 2010

PASKAH

Paskah biasanya hanya diadakan dalam ruang gereja dalam bentuk kebaktian, perjamuan kudus dan sebagian jemaat melakukan aksi sosial dan mungkin acara rutin mencari telur Paskah bagi anak-anak.Paskah Kristen berpusat pada kebangkitan Kristus yang adalah puncak dari karya penyelamatan yang dikerjakan Kristus. Bagi iman Kristen, hal itu amat vital dan mendasar. Sedemikian pentingnya, Paulus bahkan mengatakan: tanpa Kebangkitan Kristus, iman Kristen runtuh dan tidak ada apa-apanya. Jadi, apabila pemahaman dan penghayatan akan Paskah kurang berkembang dan tidak mendalam, maka mudah diduga bagaimana nasib dari iman Kristen.Dengan ungkapan yang keras mungkin dapat dikatakan bahwa kita masih tetap tinggal dalam kematian dan belum merasakan kebangkitan.

Sebelum Yesus menampakkan diri kepada para murid sesudah kematianNya, para murid hidup dalam keputusasaan dan kehampaan. Iman mereka, hidup mereka, sikap mereka, menggambarkan betapa mereka dikuasai oleh kematian, keputusasaan, dan ketakutan.Namun, ketika mereka menerima pernyataan dan kenyataan bahwa Yesus sudah bangkit, hidup mereka, sikap mereka, keberanian mereka demikian berubah, telah terjadi perubahan hidup yang revolusioner. Di depan mahkamah agama yang mengadilinya, mereka bahkan dengan tegas berani bersaksi: Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kisah Rasul 4: 12). Suatu keberanian bersaksi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dulu mereka takut bersaksi, sekarang mereka secara terbuka dan dalam risiko tinggipun dapat dengan tenang melakukannya.

Dampak dari kebangkitan Kristus tampak nyata dalam seluruh aspek kehidupan manusia, bukan dalam kehidupan rohani semata, namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi hidupnya tidak lagi ke bawah, namun ke atas (Kolose 3: 1-3). Dan itu bukan sekadar slogan.Melalui kebangkitan Kristus, kita menjadi ciptaan baru. Sedemikian berbedanya, sehingga bagaikan hidup dan mati. Yang lama sudah berlalu, sudah mati, sudah berakhir dan baru sesungguhnya sudah muncul, sudah hidup.

Manusia yang lama diciptakan kembali menjadi manusia yang baru. Ya, Paskah adalah penciptaan kembali di dalam Kristus manusia baru. Dengan kata lain, manusia lama dengan segala dosa dan kesalahan, sudah dikubur, dan muncul manusia baru yang memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan kekekalan. Meski itu masih dalam proses menuju kepada kesempurnaan, namun ia berjalan dengan nyata dan pasti.

Apakah semangat Paskah masih menjiwai kita bersama dan mendorong perjalanan hidup kita? Sampai dimanakah kita sekarang ini? Jangan gila Mesir sehingga ingin kembali ke Mesir atau kembali menjadi budak Mesir (dosa). Atau maju ke depan tetapi hatinya masih tertambat di Mesir. Atau malah kita belum keluar dari Mesir?

Nah, kalau kita sudah menuju hidup baru, mesti bisa dirasakan oleh orang lain. Yesus Kristus mengistilahkan hidup orang percaya harus menjadi garam dan terang di tengah-tengah lingkungannya.Di tengah-tengah kehidupan yang tidak jujur (korupsi), kehadirannya harus membawa kejujuran yang tulus. Di tengah-tengah masyarakat yang hipokrit (munafik), kehadirannya harus membawa ketulusan. Pendek kata, sesuatu yang berdampak positip harus keluar dari kehidupan anak-anak Tuhan.

Melalui momentum hari Paskah tahun ini, kita dipanggil untuk hidup dalam dimensi memberkati orang lain di sekitarnya. Tidak ada pilihan, karena hidup memberkati adalah norma yang harus dilakoni dan dijalani.

Jadilah terang di tengah kegelapan, jadilah garam di tengah ketawaran hidup ini.
Untuk mewujudkan hal ini, umat Kristiani harus senantiasa bersandar dan meminta pertolongan Tuhan Allah. Setiap hari, harus membina hubungan yang harmonis dengan Roh Kudus melalui kehidupan doa dan mentaati Firman Allah. Selamat Ber-Marturya !! pemred