Wednesday, February 13, 2008

Evangelium 16 Maret 2008 - Bersoraksorak dan Bersukacitalah Menyambut Tuhan (Mazmur 118 : 22 - 26)

Jamita tu Minggu Palmarum - Tanggal, 16 Maret 2008
Oleh : Pdt. Janto Sihombing, S.Th (Pendeta HKI Resort Jakarta IV)

I. PENDAHULUAN
1. Jika kitab Pentateukh (kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan) disebut dan dipahami bangsa Israel sebagai kitab dan buku Allah yang disampaikan kepada manusia, maka kitab Mazmur (yang berjumlah 150 pasal) itu dipahami sebagai buku manusia kepada Allah. Kitab Pentateukh sifatnya turun/datang dari Allah/atas kepada manusia. Apa yang diinginkan atau Firman Allah yang dikehendakiNya. Sementara kitab Mazmur sifatnya dari bawah ke atas atau merupakan kesaksian manusia akan perbuatan Allah. Dalam kitab Mazmur banyak terdapat tentang bagaimana pergumulan yang dihadapi seseorang, ada doa minta tolong, ada nyanyian dan ucapan syukur atas perbuatan Tuhan, penderitaan, kesesakan dan keluhan-keluhan lain yang disampaikan kepada Tuhan, dan lain-lain.
2. Mazmur pasal 118 ini merupakan penutup dari rentetan syair yang dinyanyikan pada malam Paskah. Dan oleh para ahli, Mazmur ini juga termasuk Mazmur Raja-raja, yaitu mazmur yang berisikan tentang Raja-raja di Jerusalem dan sekaligus tentang raja yang akan segera bangkit sebagaimana juga yang dinubuatkan dalam Mazmur 2; 18; 20; 21; 45; 72; 101; 110; 132; 144:1-11. Mazmur 118 ini dapat kita bagi menjadi tiga bagian besar:
- Ay. 1-4 = Nyanyian dan ajakan untuk bersyukur dan dinyanyikan secara Responsoria.
- Ay. 5-21 = Ucapan Syukur dan penyambutan di pintu gerbang.
-Ay.22-29 = Sebagai penutup yang berisikan berbagai bentuk panggilan dan nyanyian ada yang perorangan, kelompok dan bentuk responsoria,
Yang menjadi khotbah kita adalah ayat 22-26. Itu berarti termasuk pada bagian yang ketiga. Perikop ini sendiri masih dapat kita bagi, yakni:
ayat 22-23 : Keajaiban yang diperbuat oleh Allah
ayat 24-25 : Keajaiban yang diperbuat oleh Allah itu menjadi sukacita orang yang percaya
ayat 26 : Sambutan para Imam dan penyampaian berkat kepada orang yang beribadah.

II. URAIAN KHOTBAH
1. Ayat 22-23 : Allah Melakukan Keajaiban.

Pemazmur mengatakan bahwa manusia yang dikepung, jatuh dan hampir mati dikiaskan dengan batu yang dibuang oleh tukang bangunan, karena dianggap sudah pecah, tetapi Tuhan mengangkatnya dan batu itu menjadi batu penjuru yang utama. Inilah keajaiban yang diperbuat Allah yaitu sesuatu yang tidak dibayangkan atau diharapkan orang. Makna ayat ini tidak berhenti sampai disana, tetapi lebih jauh lagi kita akan melihat makna nubuat yang terkandung didalamnya. Dimana, kedua ayat ini merupakan nubuatan akan penderitaan Mesias.
Walaupun dalam bahasa “sandi°” menunjuk kepada Kristus yang akan mati. Sebagaimana yang dikutip dalam Kisah Para Rasul 4 :11 ; 1Petrus 2:4, 7 Roma 9: 32-33; Efesus 2:20. “Batu yang dibuang oleh tukang bangunan” menggambarkan penderitaan yang dialami Yesus, disalibkan dan mati hingga Ia dikuburkan. Yang berarti, dibuang oleh orang Yahudi, tetapi oleh Allah Ia jadikan sebagai Batu Penjuru - Batu Utama. Yesus yang disalibkan itulah yang menjadi Batu Penjuru di dalam Kerajaan Allah seperti yang dikatakan Paulus dalam I Kor.3:11, “karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan yaitu Yesus Kristus”. Yesus sendiri menjadi Batu Penjuru Kerajaan Allah yang dibuang oleh para Imam dan Ahli Taurat, namun di dalam rencana Allah telah tersedia kemuliaan bagi Dia. Yesus sebagai Batu Penjuru dan Batu Utama dalam Kerajaan Allah berarti Dialah yang menjadi Penentu dan yang paling utama menentukan keselamatan manusia. Keselamatan tidak ada didalam siapapun juga selain didalam Dia, sebab tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehNya kita dapat diselamatkan (Kisah 4 :10-12). Jika semuanya ini terjadi dan nyata di dalam Yesus Kristus, ketahuilah bahwa hal itu adalah perbuatan ajaib yang dari Allah dan ini akan menjadi keajaiban senantiasa sepanjang jaman bagi setiap orang percaya.

2. Ayat 24-25 : Suka cita orang percaya atas perbuatan ajaib Allah.
Dalam kedua ayat ini, kita menentukan puncak seruan dari pemazmur yang menekankan dan menunjuk kepada “hari” dimana Allah menyatakan keajaiban itu, yang menjadikan batu yang dibuang oleh tukang bangunan menjadi batu penjuru. Itulah hari yang patut disyukuri, hari yang telah dijadikan Allah dimana orang percaya harus mensyukurinya sambil menyerukan, Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan, ya Tuhan, berilah kiraraya kemujuran. Inilah seruan kegembiraan orang percaya yang menyerukan bahwa hanya kepada Allahlah segala pujian dan hormat kemuliaan kekal selama-lamanya. Allah yang penuh dengan kemuliaan itu juga akan senantiasa memberi semangat dan harapan baru kepada orang percaya. Melalui seruan ini, nyatalah bahwa orang-orang percaya telah menjadi orang yang bersaksi bahwa hanya Allah sajalah yang memberi keselamatan dan kemujuran yaitu harapan dan semangat baru.

3. Ayat 26: Berkat Tuhan melalui Para Imam
Para Imam menyambut orang-orang yang datang (peziarah atau peserta ibadah) dengan berkat dari dalam Bait Allah, “ Diberkatilala Dia yang datang dalam nama Tuhan, kami memberkati kamu dari dalam Rumah Tuhan.”Berkat itu adalah berkat dimana Allah akan turut campur tangan dan menyelamatkan umatNya orang percaya yang datang beribadah. Ini merupakan salam tetap yang disampaikan kepada para penziarah bilamana mereka telah sampai di Bait Allah untuk perayaan-perayaan besar. Ini juga mempunyai makna nubuatan akan Mesias dimana bagi orang Yahudi, kata “Ia yang datang “ adalah nama lain untuk Mesias. Bilamana orang Yahudi berbicara tentang Mesias, mereka menyebutnya sebagai “Dia yang akan datang”.
Hal inilah yang kita dengar dalam Mat 21:9; 23:39; Markus 11:9; Lukas 13:35; 19:38; Yoh 12:13. Yesuslah Mesias yang datang didalam nama Tuhan. Sambutan akan Yesus sebagai Mesias dan seruan ini berkumandang ketika Yesus memasuki Jerusalem. Dimana Dia disambut dengan sorak sorai Hosianna,.... Sambutan yang lebih menyerukan kepada Allah supaya campur tangan dan menyelamatkan umatNya sekarang karena Mesias sudah datang.

III. PENUTUP
1. Biasanya Mazmur ini dinyanyikan untuk menutup rentetan syair pada malam Paskah. Bagi orang-orang percaya Mazmur ini akan menolong untuk mengerti makna sengsara dan kebangkitan Yesus. Pada hari ini adalah Minggu Palmarum, maka khotbah ini mengingatkan kita akan Penderitaan Yesus menuju kesengsaraan dan penyaliban. Dia akan menderita, dihina, diludahi, ditikam sampai disalib, mati dan dikuburkan. Dia akan seperti “Batu yang dibuang oleh tukang bangunan”, namun segera Dia akan bangkit dari sana dan naik ke Sorga dan di dalam Dia Allah akan membuat dan membangun KerajaanNya dan Dialah yang menjadi Batu Penjuru yang sebagai penentu keselamatan umat manusia. Pada saat itu akan nyata dengan jelas bagaimana Allah melakukan keajaiban didepan mata kita karena Yesus yang menderita akan bangkit pada hari yang ketiga dan menjadi Raja atas segala raja dan kemuliaan ada diatasNya.
2. Keimanan kita akan didasarkan dan terletak pada Yesus yang dijadikan Allah sebagai BATU PENJURU. Sebagaimana yang ditekankann oleh Petrus dalam suratnya bahwa Yesuslah batu penjuru Bait Allah yang baru dan rohani yang terdiri atas orang-orang percaya yang menyerahkan diri sebagai batu hidup (I Petrus 2:4-6).
3. Yesuslah Mesias, Juruselamat yang datang dalam nama Tuhan. Di dalam Dia ada keselamatan dan kemujuran yaitu semangat, harapan dan masa depan. Amin.