Jamita tu Minggu Judika - Tanggal, 09 Maret 2008
Oleh : Pdt. Togos Sinaga S.Th (Pendeta HKI Resort Jakarta II)
Pendahuluan
Sewaktu Yosua membaharui perjanjian umat Israel dengan Allah di Sikhem, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Allah mereka untuk menyembah ilah-ilah lain, hal inilah menjadi ketakutan bagi Yosua sebab dia tahu bangsa Israel adalah bangsa yang sangat mudah untuk berpaling (lih. Yos.24;16-20). Sewaktu waktu, ketakutan Yosua ini menjadi kenyataan dimana Allah berulang kali mengirim orang-orangNya menjadi pemimpin bagi mereka, dimana tugas dari pemimpin itu disebut sebagai “ pelepas “ atau “ orang yang membawa keadilan - atau hakim-hakim yang salah satunya adalah Yefta, yang hidup untuk membela bangsanya dari tangan orang Amon.
Tafsiran / Penjelasan.
Yefta adalah seorang hakim yang hidup kira-kira 1100 sM, namanya disebut “yiftakh” dipendekkan dari kata “ yiflukh-el “ yang artinya “ ALLah membuka rahim, dimana”. Yefta diketahui adalah putra dari seorang pelacur kafir yang ada di daerah Gilead. Sebagai seorang anak dari ayahnya Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada saudaranya yang sah dari anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak memberikannya sebab Yefta dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut Yefta lari ke negeri Top, dan disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk rnelindungi orang Israel dari tangan orang-orang Amon. Dalam pribadinya sebagai orag Israel, Yefta tidak ingin melihat bangsanya diserang/ dijajah oleh orang-orang Amon, dan sewaktu orang Amon mau menyerang tanah Israel para tu-tua Israel yang ada di daerah Gilead meminta agara Yefta menjadi komandan bagi mereka, hal ini membuat Yefta untuk mengambil sebuah kata sepakat bagi mereka, yaitu bahwa bila mereka mengangkat dia menjadi komandan perang, dia juga harus diangkat menjadi “ hakim” bagi mereka.
Sudah menjadi kenyataan bahwa Israel tidak luput dari berbagai problem hidup, dan ini adalah diakibatkan keteledoran mereka dalam menyikapi segala rencana Allah dalam kehidupan mereka, sebagai umat pilihan Allah, Allah tidak pernah membiarkan bangsanya hidup sebagai orang terjajah, maka Allah mengangkat hakim-hakim bagi mereka yaitu untuk memberi keadilan Allah bagi umatNya terlebih dari tangan orang/bangsa lain.
Para hakim ini tidak diangkat secara resmi, dan tidak diurapi, tetapi mereka disebut sebagai pemimpin yang kharismatik”, sebab mereka muncul dan dipanggil apabila kepemimpinan mereka dibutuhkan, sehinga Israel mempercayai bahwa mereka adalah diangkat oleh Allah. Tugas yang sangat menonjol bagi seorang hakim adalah dalam hal kemiliteran, dalam hal ini dapat diartikan bahwa tugas mereka adalah menegakkan keadilan bagi Israel terutama dari bangsa asing, sehingga seorang hakim dapat menjadi pemimpin yang “kharismatik” adalah sebab Allah-lah yang mengangkat dan memberikan RohNya bagi mereka.
Telah ditegaskan diatas bahwa Yefta dipanggil saat Israel mau diserang oleh orang Amon, sebagai seorang hakim, tugas Yefta adalah memberi kelepasan bagi bangsanya, dalam situasi yang sangat dibutuhkan tersebut, sebagai orang yang hidupnya diberikan kepada AllahNya, Yefta tidak mempersoalkan pengusiran saudara sedarahnya (anak-anak Gilead yang sah dari istrinya), tetapi Yefta menginginkan sebuah pengakuan dari para tokoh-tokoh/tua-tua Israel, bahwa dia akan dijadikan pemimpin bagi perjalanan hidup mereka (ay.9) . Jawab para tua-tua itu “ Demi Tuhan yang mendengarkannya sebagai saksi antar kita : Kami akan berbuat seperti katamu”. Hal ini adalah sebagai cara Yefta untuk mengambil sebuah kesepakatan, agar ditengah-tengah bangsa yang berperang tersebut tidak ada dualisme kepemimpinan, Yang artinya satu komando akan dapat mempermudah pengaturan dan pengkoordinasian yang mempermudah segala pengaturan demi tercapainya sebuah tujuan yaitu kemenangan.
Dalam kehidupan Israel, Allah dijadikan sebagi saksi dalam segala perjalanan hidup mereka, maka Nama Allah dibawa dalam hal kesepakatan sebab Allah diyakini adalah hakim yang tertinggi yang akan membalaskan segala kemurtatan dan penyelewengan bagi setiap orang yang tidak setia akan sebuah janji yang telah terungkap dalam kehidupan bangsaNya. Yefta melakukan hal tersebut adalah karena dia mengingat situasi hidupnya yang tidak diakui sebagai ahli waris ditengah-tengah keluarganya sendiri sehingga saat tugas besar itu akan diembannya dia membutuhkan sebuah pengakuan bahwa dia adalah oang Israel yang sah dan secara nyata adalah juga berhak mewarisi kemenangan bagi bangsanya.
Aplikasi
Sering dalam kehidupan manusia orang selalu mempertanyakan latarbelakang kekeluargaan dan menjadikannya sebagai “punish” untuk melihat kehidupan dan pribadi seseorang dalam pekerjaan dan tugasnya setiap hari. Tidak jarang kita mendengar perkataan yang keluar dari seseorang “ ai hutanda do keluarga ni bae i”, tetapi dia tidak memperhitungkan yang telah dimiliki oleh orang tersebut.
Yefta salah satu orang yang tersingkir dari kehidupan keluarganya, dia dianggap sebagai orang yang tidak pantas untuk menerima warisan orangtuanya, sehingga dia harus lari meninggalkan tanahnya dan juga keluarganya dan mencari kehidupan dinegeri orang lain. Tetapi hal ini adalah sebagai hal yang mengingatkan setiap hidup orang percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala kehidupan orang-orang yang menaruh hati padaNya, dan Allah turut bekerja juga dalam penyelamatan umatNya dan dengan caraNya sendiri Allah memilih dan menetapkan yang menjadi penyelamat/ keselamatan bagi umat manusia, dan Allah selalu melihat ketulusan untuk bekerja dan tujuan dari pengangkatannya bagi seseorang dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya tersebut. Allah mempunyai inisiatip dalam membela hak dari setiap orang yang dikasihiNya dan dengan demikian Allah adalah berpihak kepada kehidupan kita sebagai umat yang percaya akan Dia.
Minggu ini adalah Minggu “Judika, Berilah keadilan kepadaku, Ya Allah (Mzm.43:1)”, hal ini mengingatkan kita akan kepribadian kita sebagai manusia yang harus ditopang oleh Allah agar memperoleh kemenangan, maka setiap manusia harus menyandarkan hidupnya kepada Dia, sebab didalam Dia ada kemenangan dan sukacita. Untuk saat ini siapakah yang menjadi pemimpin hidupmu agar engkau mendapati kemenangan dalam perjalanan hidupmu setiap saat?
Sungguh banyak yang dapat merongrong kehidupan kita sebagai manusia yang berjalan dalam dunia saat ini kepada siapakah kita akan meminta pertolongan agar kita dapat menang? Jadikanlah Yesus sebagai juru kunci dalam segala perjalanan hidupmu sebab Dia yang menjanjikanNya tetap setia memberi kita kemenangan dan kebahagiaan dan jadikanlah hidupmu sama-sama sebagai pewaris kerajaan Allah dengan yang lainnya sebab kita adalah anak-anak Allah dalam satu pengaharapan dan satu tujuan didalam penyelamatan yang telah diberikan untuk kita. Amen
Oleh : Pdt. Togos Sinaga S.Th (Pendeta HKI Resort Jakarta II)
Pendahuluan
Sewaktu Yosua membaharui perjanjian umat Israel dengan Allah di Sikhem, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Allah mereka untuk menyembah ilah-ilah lain, hal inilah menjadi ketakutan bagi Yosua sebab dia tahu bangsa Israel adalah bangsa yang sangat mudah untuk berpaling (lih. Yos.24;16-20). Sewaktu waktu, ketakutan Yosua ini menjadi kenyataan dimana Allah berulang kali mengirim orang-orangNya menjadi pemimpin bagi mereka, dimana tugas dari pemimpin itu disebut sebagai “ pelepas “ atau “ orang yang membawa keadilan - atau hakim-hakim yang salah satunya adalah Yefta, yang hidup untuk membela bangsanya dari tangan orang Amon.
Tafsiran / Penjelasan.
Yefta adalah seorang hakim yang hidup kira-kira 1100 sM, namanya disebut “yiftakh” dipendekkan dari kata “ yiflukh-el “ yang artinya “ ALLah membuka rahim, dimana”. Yefta diketahui adalah putra dari seorang pelacur kafir yang ada di daerah Gilead. Sebagai seorang anak dari ayahnya Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada saudaranya yang sah dari anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak memberikannya sebab Yefta dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut Yefta lari ke negeri Top, dan disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk rnelindungi orang Israel dari tangan orang-orang Amon. Dalam pribadinya sebagai orag Israel, Yefta tidak ingin melihat bangsanya diserang/ dijajah oleh orang-orang Amon, dan sewaktu orang Amon mau menyerang tanah Israel para tu-tua Israel yang ada di daerah Gilead meminta agara Yefta menjadi komandan bagi mereka, hal ini membuat Yefta untuk mengambil sebuah kata sepakat bagi mereka, yaitu bahwa bila mereka mengangkat dia menjadi komandan perang, dia juga harus diangkat menjadi “ hakim” bagi mereka.
Sudah menjadi kenyataan bahwa Israel tidak luput dari berbagai problem hidup, dan ini adalah diakibatkan keteledoran mereka dalam menyikapi segala rencana Allah dalam kehidupan mereka, sebagai umat pilihan Allah, Allah tidak pernah membiarkan bangsanya hidup sebagai orang terjajah, maka Allah mengangkat hakim-hakim bagi mereka yaitu untuk memberi keadilan Allah bagi umatNya terlebih dari tangan orang/bangsa lain.
Para hakim ini tidak diangkat secara resmi, dan tidak diurapi, tetapi mereka disebut sebagai pemimpin yang kharismatik”, sebab mereka muncul dan dipanggil apabila kepemimpinan mereka dibutuhkan, sehinga Israel mempercayai bahwa mereka adalah diangkat oleh Allah. Tugas yang sangat menonjol bagi seorang hakim adalah dalam hal kemiliteran, dalam hal ini dapat diartikan bahwa tugas mereka adalah menegakkan keadilan bagi Israel terutama dari bangsa asing, sehingga seorang hakim dapat menjadi pemimpin yang “kharismatik” adalah sebab Allah-lah yang mengangkat dan memberikan RohNya bagi mereka.
Telah ditegaskan diatas bahwa Yefta dipanggil saat Israel mau diserang oleh orang Amon, sebagai seorang hakim, tugas Yefta adalah memberi kelepasan bagi bangsanya, dalam situasi yang sangat dibutuhkan tersebut, sebagai orang yang hidupnya diberikan kepada AllahNya, Yefta tidak mempersoalkan pengusiran saudara sedarahnya (anak-anak Gilead yang sah dari istrinya), tetapi Yefta menginginkan sebuah pengakuan dari para tokoh-tokoh/tua-tua Israel, bahwa dia akan dijadikan pemimpin bagi perjalanan hidup mereka (ay.9) . Jawab para tua-tua itu “ Demi Tuhan yang mendengarkannya sebagai saksi antar kita : Kami akan berbuat seperti katamu”. Hal ini adalah sebagai cara Yefta untuk mengambil sebuah kesepakatan, agar ditengah-tengah bangsa yang berperang tersebut tidak ada dualisme kepemimpinan, Yang artinya satu komando akan dapat mempermudah pengaturan dan pengkoordinasian yang mempermudah segala pengaturan demi tercapainya sebuah tujuan yaitu kemenangan.
Dalam kehidupan Israel, Allah dijadikan sebagi saksi dalam segala perjalanan hidup mereka, maka Nama Allah dibawa dalam hal kesepakatan sebab Allah diyakini adalah hakim yang tertinggi yang akan membalaskan segala kemurtatan dan penyelewengan bagi setiap orang yang tidak setia akan sebuah janji yang telah terungkap dalam kehidupan bangsaNya. Yefta melakukan hal tersebut adalah karena dia mengingat situasi hidupnya yang tidak diakui sebagai ahli waris ditengah-tengah keluarganya sendiri sehingga saat tugas besar itu akan diembannya dia membutuhkan sebuah pengakuan bahwa dia adalah oang Israel yang sah dan secara nyata adalah juga berhak mewarisi kemenangan bagi bangsanya.
Aplikasi
Sering dalam kehidupan manusia orang selalu mempertanyakan latarbelakang kekeluargaan dan menjadikannya sebagai “punish” untuk melihat kehidupan dan pribadi seseorang dalam pekerjaan dan tugasnya setiap hari. Tidak jarang kita mendengar perkataan yang keluar dari seseorang “ ai hutanda do keluarga ni bae i”, tetapi dia tidak memperhitungkan yang telah dimiliki oleh orang tersebut.
Yefta salah satu orang yang tersingkir dari kehidupan keluarganya, dia dianggap sebagai orang yang tidak pantas untuk menerima warisan orangtuanya, sehingga dia harus lari meninggalkan tanahnya dan juga keluarganya dan mencari kehidupan dinegeri orang lain. Tetapi hal ini adalah sebagai hal yang mengingatkan setiap hidup orang percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala kehidupan orang-orang yang menaruh hati padaNya, dan Allah turut bekerja juga dalam penyelamatan umatNya dan dengan caraNya sendiri Allah memilih dan menetapkan yang menjadi penyelamat/ keselamatan bagi umat manusia, dan Allah selalu melihat ketulusan untuk bekerja dan tujuan dari pengangkatannya bagi seseorang dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya tersebut. Allah mempunyai inisiatip dalam membela hak dari setiap orang yang dikasihiNya dan dengan demikian Allah adalah berpihak kepada kehidupan kita sebagai umat yang percaya akan Dia.
Minggu ini adalah Minggu “Judika, Berilah keadilan kepadaku, Ya Allah (Mzm.43:1)”, hal ini mengingatkan kita akan kepribadian kita sebagai manusia yang harus ditopang oleh Allah agar memperoleh kemenangan, maka setiap manusia harus menyandarkan hidupnya kepada Dia, sebab didalam Dia ada kemenangan dan sukacita. Untuk saat ini siapakah yang menjadi pemimpin hidupmu agar engkau mendapati kemenangan dalam perjalanan hidupmu setiap saat?
Sungguh banyak yang dapat merongrong kehidupan kita sebagai manusia yang berjalan dalam dunia saat ini kepada siapakah kita akan meminta pertolongan agar kita dapat menang? Jadikanlah Yesus sebagai juru kunci dalam segala perjalanan hidupmu sebab Dia yang menjanjikanNya tetap setia memberi kita kemenangan dan kebahagiaan dan jadikanlah hidupmu sama-sama sebagai pewaris kerajaan Allah dengan yang lainnya sebab kita adalah anak-anak Allah dalam satu pengaharapan dan satu tujuan didalam penyelamatan yang telah diberikan untuk kita. Amen