Tuesday, May 27, 2008

Artikel MBW Edisi Juni Juli 2008



PILKADA DAN HARAPAN BARU
(Pdt.Hopol M.Sihombing,STh - Bandung)


Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya. (Daniel 6:4)

Menyebutkan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tak heran bilamana dianggap atau seolah menyebutkan perkancahan politik, karena memang pilkada sarat dengan politik dan partai politik. Sedang kita dari pihak gereja berbicara soal politik tak heran pula bila dianggap suatu pembicaraan yang sekuler. Saya pikir boleh-boleh saja karena satu hal dari sekian banyak, dalam politik sudah menjadi rahasia umum "tiada sahabat yang abadi". Walaupun politik diimbangi dengan "tiada musuh yang abadi", politik memang masih melekat dengan beberapa hal yang perlu digarami oleh firman sebagai tugas gereja. Demikian pada kesempatan ini, saya tidak hendak membicarakan hal politiknya pilkada tetapi harapan baru berhubungan dengan pilkada bahwa khususnya bagi generasi muda gereja sungguh mungkin dan memiliki kesempatan menjadi pemimpin bangsa di hari mendatang
Berhubungan dengan otonomi daerah (otda-2003), maka sudah menjadi keharusan bagi setiap daerah untuk melaksanakan pemilihan para pemimpin di daerah itu apakah di tingkat propinsi, kabupaten sampai level kepala desa. Tentu pemimpin-pemimpin ini selain orang yang layak memimpin juga diutamakan dari putra/i daerah itu. Memang tidak menutup kemungkinan di suatu daerah bahwa pemimpin daerah itu berasal dari daerah lain karena satu dua hal kecemerlangannya. Maka dalam hal ini juga dapat menguatkan harapan baru bagi generasi muda untuk memiliki akses menjadi pemimpin di daerah-daerah (di daerahnya sendiri atau daerah lain), apakah menjadi seorang lurah/ kepala desa, camat, bupati, gubernur bahkan tanpa embel pilkada untuk menjadi seorang menteri.
Mungkin bagi beberapa orang harapan seperti ini adalah suatu optimisme yang berlebihan. Namun bisa saya katakan justru pilkada telah membuka pintu dan peluang yang besar bagi khalayak ramai termasuk kepada anak-anak dari jemaat HKI. Terserah dan kita tidak mempersoalkan anak dari keluarga siapa, tetapi yang jelas saya mempunyai kerinduan kalau nanti pemimpin itu ada dari anak-anak jemaat HKI. Memang sekarang boleh saja bahwa kita tidak memiliki begitu banyak tahu teori ilmu pengetahuan dan trik-trik sedetail mungkin bagaimana untuk meloloskan seseorang dalam pilkada. Tetapi paling tidak kita telah memiliki visi dan keinginan untuk disampaikan kepada seluruh anggota jemaat bahwa pilkada memberikan harapan baru. Untuk itu pula bolehlah kita mulai mensosialisasikan serta
mendoakan kiranya Tuhan memberikan hikmat dan kecemerlangan bagi anak-anak anggota jemaat HKI. Sehingga bila suatu saat nanti kerinduan itu menjadi nyata pasti menjadi kebanggaan bagi HKI serta syukur kepada Tuhan. Beberapa waktu lalu di Jawa Barat kita dapat melihat spanduk-spanduk 3 paket pasangan kandidat gubernur dan wakil gubernur. Tentu usai pilkada tanggal 13 April 2008 nanti maka pertama kali di tingkat I Jawa Barat kita akan tahu pasangan mana yang akan duduk dan berkantor di gedung Sate atas pilihan rakyat. Begitu juga ketika saya ke Sumatera Utara untuk mengikuti rapat pendeta di Pematangsiantar pada tanggal 11-14 Maret 2008, saya juga melihat spanduk-spanduk di sepanjang jalan dan saya tahu ternyata ada 5 paket pasangan kandidat gubernur/ wakil gubernur yang akan dipilih pada 16 April 2008.
Saya dengan sederhana bertanya; "Apa tidak mungkin suatu saat nanti bahwa anak-anak HKI ikut menjadi kandidat dan menang/ terpilih dalam pilkada?" Maksud saya di berbagai daerah atau propinsi seluruh Indonesia. Saya pikir peluang itu mungkin apalagi jika secara serempak setiap jemaat merindukan dan mengharapkan kemenangan seperti itu.

Saya juga mulai mencari-cari informasi, apakah ada anak jemaat HKI sedang atau pernah menjabat sebagai gubernur, bupati, camat? Kepala desa mungkin banyak. Kalau begitu, saya pikir ini peluang. Untuk itu alangkah baiknya bilamana anak-anak jemaat HKI mulai melirik kesempatan yang baik ini. Begitu juga kiranya bahwa orang tua dan gereja mulai mempersiapkan, mendukung cita-cita mulia ini.

Memang di saat sekarang, pilkada sangat mengutamakan para kandidat berasal dari partai, dan hal itu menjadi suatu kesulitan tertentu. Namun, apa tidak mungkin juga kalau masa mendatang bahwa sistem bisa berubah dimana para kandidat diperbolehkan dari kalangan independent.
Untuk pengharapan, kita boleh meniti ulang perjalanan Daniel di Babel (di daerah/ negara dan bangsa lain). Seorang Yahudi bisa jadi pemimpin besar di Babel. Apa itu mungkin? Itu boleh terjadi atas kuasa Tuhan. Bayangkan bahwa menurut Dan.6:2-4, pada waktu itu di Babel ada 120 orang pejabat dan disebut sebagai wakil-wakil raja di seluruh daerah. Untuk membawahi 120 orang ini diangkat pula 3 orang pejabat tinggi termasuk satu di antaranya adalah Daniel. Luar biasanya, kemudian raja berkehendak mengangkat Daniel menjadi satu-satunya pemimpin di bawah raja dan di atas dua orang temannya pejabat tinggi itu. Sungguh ini berkat dan kesempatan besar sebab seorang tak terpandang (buangan) boleh menjadi pemimpin besar. Memang ditegaskan bahwa Daniel didukung oleh kesalehan dan kecemerlangannya sebagaimana ditulis dalam kitab Dan. 6:4, "....sebab Daniel memiliki Roh yang luar biasa" (Tondi nasumurung).

Karena itu kita boleh percaya dan berharap dalam pengaharapan yang baru; bilamana Tuhan turut bekerja dan menghendakinya, kita akan melihat perbuatan Tuhan yang besar. Cita-cita kita; Bilamana Tuhan berkehendak bagi anak-anak jemaat HKI, itu bisa terjadi. Jika demikian, mulailah berkeinginan dan supaya setiap jemaat mempersiapkan anak-anak yang saleh, cemerlang dan memiliki Roh yang luar biasa itu. Atau paling tidak untuk turut mensosialisasikan kepada anak-anak kita bahwa kesempatan dan peluang itu benar-benar ada bagi setiap orang termasuk anak-anak dari jemaat HKI, syalom.