Tuesday, May 27, 2008

Bina Anak edisi JULI 2008


Minggu, 06 Juli
Bahan Alkitab: Kis. Rasul 17:10-15

I. Pendahuluan.

Memiliki banyak teman adalah banyak rejeki. Sebab dengan teman, banyak pekerjaan yang bisa kita terima, banyak informasi yang kita dapat, banyak bantuan yang dapat kita minta, dan lain-lain. Itu sebabnya dikatakan orang bijak, “Seribu teman terlalu sedikit dan satu lawan terlalu banyak”. Nah bagaimana cara memperoleh banyak teman? Dan bagaimana sikap kita terhadap teman, apalagi dia masih pendatang baru bagaimana menjalin hubungan dengannya supaya kita jadi berteman?

II. Penjelasan Nats.
Teman yang sejati adalah apabila dia teman dalam suka maupun duka. Mencari teman yang sejati sangat sulit. Sebab banyak orang mau berteman dengan kita, hanya ketika kita dalam keadaan bahagia. Misalnya lagi punya uang, lagi memiliki sesuatu, dan lain-lain. Dan sesudah kita tidak punya apa-apa lagi atau ketika kita mengalami kesepian, kesulitan, mereka semua menjauh.
Punya banyak teman tidaklah rugi, pasti untung dan enak. Kalau kita pergi ke gereja lain, di sana kita punya teman, wah bahagianya. Kalau di setiap kelas di sekolah kita ada teman karib, wah pasti mengasikkan. Kalau di setiap gang di kota atau di kampung kita, ada teman dekat, wah aman karena tidak ada yang mengganggu. Singkatnya, kalau dimana-mana kita punya teman, maka di mana-manapun kita akan aman dan tenteram. Sebaliknya, kalau punya satu musuh, dia akan mengajak temannya lebih banyak lagi untuk menghabisi/memusihi kita, sehingga gerak langkah kita akan terbatas dan nyawa terancam.
Berangkat dari kenyataan ini, berarti punya satu teman adalah sangat mengasikkan, apalagi punya banyak pasti lebih nyaman. Tetapi sebaliknya, kalau punya satu musuh saja sangat menjengkelkan apalagi semua orang jadi musuh. Nah, sekarang yang perlu bagi kita, bagaimana meraihnya? Untuk menggaet mereka kita harus banyak berkorban, mengasihi dengan iklas, suka menolong dan suka membuka diri untuk ditemani, jangan pernah membohonginya, jangan menyakitinya, tetapi lemparkanlah senyum dan tegorlah mereka setiap kali bertemu/berpapasan. Cara yang kita tawarkan ini tidaklah mudah, melainkan sangat sulit bagi orang yang tidak mau berteman. Untuk itu, Firman Tuhan harus tumbuh dalam batin kita agar minat untuk berteman ada dan mau mencari teman sebanyak-banyaknya. Demikianlah yang terjadi dalam perikop ini, karena Firman Tuhan sudah mendarah daging bagi orang Jahudi yang tinggal di kota dari pada yang tinggal di Tesalonika, maka Paulus dan Berea lebih suka tinggal di kota tersebut. Hal ini terjadi karena orang Yahudi yang tinggal di kota lebih sering (setiap hari) menyelidiki/membaca kitab suci dengan segala kerelaan hati, sehingga hatinya lebih banyak
didiami Fiman Tuhan dan jelas menjadi lebih baik pada semua orang. Dari perikop ini dapat kita ketahui bahwa Firman Tuhan menggerakkan setiap orang untuk hidup berdampingan dengan banyak teman, suka bertamu, menjauhkan diri dari sikap kesombongan, tidak mau menghasut, menghindari permusuhan, dan lain-lain.

III. Penerapan Menurut Umur;
1. Untuk Anak kecil
a. Tema: MENERIMA

Menerima Firman Tuhan berarti membuka diri untuk bertumbuh dalam kebaikan. Menerima teman, menjamu tamu/menerima tamu berarti membuka diri untuk menjalin persahabatan. Memang memberi lebih mulia dari pada menerima, tetapi kalau menerima dalam arti menerima sumber yang memotivasi kita menuju kebaikan, jauh lebih mulia lagi. Karena dengan Firman, nasehat orang bijak yang kita terima maka hidup kita dibekali agar mau memberi. Untuk itu, ajarilah mereka agar mau membuka diri terhadap Firman Tuhan dan mau memberi diri untuk mencari sahabat, menjadi sahabat sejati bagi seluruh manusia.

b. Metode : Dialog dan tanya jawab
(Coba sebutkan kata menerima beberapa kali, kemudian terangkan apa artinya? • Bagaimana kita harus menyambut teman baru?)

c. Nyanyian : • Kasih-kasih
• Dalam Yesus kita bersaudara

d. Ayat Hafalan: Ibrani 12: 3

2. Untuk Anak Tanggung
a. Tema: MEMBERITAKAN FIRMAN

Memberitakan Firman Tuhan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Sebab pemberitaan tanpa pelaksanaan adalah omong kosong. Jadi teladan, bersikap yang benar ditambah dengan pemberitaan adalah satu-satunya cara untuk menanamkan Firman. Dengan memberitakan Firman agar bertumbuh dalam batin setiap orang, maka usaha mencari teman dan mau menerima setiap orang menjadi sahabat akan berhasil. Oleh karena itu, tanamkanlah Firman dalam hati anak-anak sedini mungkin agar mereka mau mencari teman dan menjadi teman yang baik bagi sesamanya. Dan ajarilah mereka supaya tahu cara menolong orang lain, cara berkorban demi teman, cara menjauhkan permusuhan.

b. Metode: diskusi (bagaimana memberitakan Firman, menolong orang menderita)

c. Nyanyian : • Hati-hati gunakan mulutmu.
• Dalam Yesus kits bersaudara.

d Ayat Hafalan: Ibrani 12: 3






Minggu, 13 Juli
Bahan Alkitab: Keluaran 23: 1-9

I. Pendahuluan.

Menolong setiap orang adalah ciri khas umat kristiani. Menjadi penolong tidaklah mudah, karena penolong bisa dituduh sebagai dalang kejahatan. Misalnya untuk menolong orang yang kena tabrak di jalan raya, Sering dituduh pihak tertentu menjadi penabrak. Menolong orang yang kecopetan di pasaran, sering terbunuh oleh sipencopet. Menolong orang yang tenggelam di sungai, danau, laut, sering menjadi ikut tenggelam. Tetapi walaupun demikian, jangan berhenti atau takut untuk menolong setiap orang yang membutuhkannya. Karena menolong adalah perbuatan mulia dan disenangi oleh Tuhan. Nah, bagaimana caranya? Orang yang bagaimana yang bisa kita tolong? Dan bagaimana membuat pertolongan itu menjadi pertolongan yang benar?

II. Penjelasan Nats.
Dalam perikop ini ada hukum Tuhan yang mengatur tentang perihal tolong menolong. Dengan peraturan ini, kita dituntun untuk tahu bagaimana menolong, siapa yang berhak kita tolong dan kenapa harus menolong. Secara garis besar isi hukum tersebut dapat kita rampungkan demikian; Jangan engkau berpihak atau berdiri di jalan orang jahat, tetapi kasihilah musuhmu dan jangan mengambil yang tidak bagianmu serta jauhkan fitnah atau saksi dusta.
Memang dengan membela hak-hak setiap orang sesuai dengan perkaranya adalah perbuatan yang menolong. Bicara yang jujur serta tulus berarti menolong orang dari ketersesatan. Membantu musuh berarti mengampuninya serta membuka jalan untuk perdamaian. Membantu orang miskin untuk mendapatkan haknya secara benar adalah mengumpulkan berkat di sorga.
Menolong memang harus bijaksana, sebab pertolongan dapat menimbulkan celaka bagi sipenolong itu sendiri. Orang bijak berkata, “Air setetes sangat dan paling berharga bagi orang yang haus di padang gurun, dari pada air satu tong bagi orang yang tinggal di tepi sungai”. Artinya, untuk memberi pertolongan itu harus tepat sasaran, kalau tidak pertolongan itu tidak berharga, malah jadi menimbulkan persoalan. Misalnya, mengajari orang tua memakan bubur adalah tidak tepat sasaran, karena mereka sudah lebih tahu dan terbiasa makan bubur. Nah, inilah yang dimaksud dengan menolong dengan bijaksana. Demikian jugalah menolong orang yang tertabrak, harus ada saksi bahwa kita sebagai penolong, bukan pelaku penabrak. Kecuali dalam keadaan darurat, setelah pihak berwajib ataupun orang lain tidak bisa kita panggil, maka selamatkan orang lain dari kenaasannya. Tuhan melihat dan akan membantu kita dalam memberikan pertolongan tersebut.
Di situasi belakangan ini banyak orang yang butuh uluran tangan kita. Dan yang paling anehnya, kita saja sebagai penolong sangat membutuhkan pertolongan orang lain. Nah, bagaimana menolong orang lain, kalau kita pun harus ditolong? Orang tua berkata, kalau anda tidak bisa menolong, usahakan jangan menyusahi. Kita sebagai umat Kristen punya iman bagi Yesus Kristus bahwa kita akan dimampukan menjalani kesulitan hidup ini. Dengan kata lain, iman kita harus mampu menghibur dan menguatkan kita di tengah-tengah penderitaan. Dengan demikian, berarti walaupun kita sama-sama mendenita, tetapi kita sudah dapat mengatasinya sendiri oleh iman. Maka kita bisa menolong saudara yang sependeritaan dengan kita, dengan cara membangkitkannya dari keterpurukan tersebut. Karena itu hendaknya hukum Tuhan harus tetap melekat dalam batin kita dan usahakanlah menolong setiap orang sedapat mungkin dengan bijaksana.

III. Penerapan Menurut Umur;
1. Anak kecil
a. Thema: JADILAH PENOLONG

Menolong bagi anak kecil susah, karena mereka masih butuh pertolongan dengan sepenuhnya. Misalnya memakaikan baju, celana, sepatu saja harus ditolong lalu pertolongan apa yang bisa mereka berikan? Nah, jangan bingung. Menolong tidak harus pekerjaan yang berat, misalnya mengangkat beban, dan lain-lain. Tetapi mereka juga dapat menolong tergantung apa yang sudah bisa mereka lakukan. Misalnya membelikan bapak sebungkus rokok ke warung, mengambilkan sendok dari meja ke kamar mandi, menjaga adik-adiknya, dan lain-lain. Yang perlu kita tekankan, biarlah mereka bertumbuh dengan berjiwa penolong.

b. Metode: Cerita
Repot

Suatu pagi hari ketika terik matahari, ibu bergegas menjemur padi mereka yang baru diambil dari sawah. Ketika ibu masih menjemur di halaman rumah, si adik kecil tertidur dengan lelap di ayunannya sehingga padinya dengan cepat siap dijemur. Nah, entah kenapa sesudah ibu siap menjemur tiba-tiba cuaca berubah menjadi mendung, pada hal ibu sudah mulai memasak di dapur, dan ketika itu ia sedang menggoreng ikan jahir.
Sudah menjadi kebiasaan ibu, setup pagi harus melapor dulu ke kamar mandi untuk buang air kecil. Namun, pada pagi hari itu dia tidak sempat ke kamar mandi hanya gara-gara semangatnya melihat matahari yang terik. Dengan maksud agar cepat­cepat siap menjemur padinya, sehingga timbul prinsipnya demikin, “biar menjemur dulu baru nanti memasak sebentar kemudian melapor ke kamar mandi”.
Lalu tiba-tiba terdengar suara hujan turun di atas atap rumah, lalu si ibu bergegas mengumpulkan padi yang baru dijemurnya, sementara ikan sedang digoreng dan si ibu juga sesak mau ke kamar mandi, si adik juga terbangun dan menangis-nangis, sehingga semua mendesak ingin didahulukan. Lalu ibu pun panik. Nah, anak-anak apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu ibu dalam situasi repot ini?
Melalui cerita ini, anak-anak dididik agar mau membantu orangtua apalagi dalam keadaan sangat repot.

c. Alat Peraga : Gambar seorang ibu yang panik.

d. Nyanyian : • Melayani-melayani lebih sungguh
• Yesus itulah satu-satunya

e. Ayat Hafalan : Keluaran 3: 7


2. Untuk Anak Tanggung
a. Tema: BANTULAH ORANG YANG MENDERITA
Biasanya membantu adalah pengorbanan. Untuk itu ajarlah anak agar berani membuang sikap egois, dan jangan terus mengharapkan imbalan atas semua pengorbanannya. Tanamkan bahwa membantu orang apalagi dalam keadaan menderita akan diberkati oleh Tuhan. Sebab sama seperti membangun rumah, tukangnya tidak mendapat upah dari rumah yang dibangun, tetapi didapat dari sipemilik rumah. Anak-anak juga harus demikian, jangan mengharap upah dari orang yang dia bantu, tetapi biarlah dari Tuhan sendiri. Dan dalam setiap memberikan pertolongan, biarlah mereka menolong dengan bijaksana.

b. Metode: Diskusi
• Diskusikan tentang bagaimana menolong orang yang disandera penjahat, dan penjahatnya berkata, “Jangan mendekat, kalau berani akan kutembak”
• Ada pengemis yang kaya hanya dari hasil minta-minta. Dan sebelumnya kita tidak tahu kalau dia adalah seorang kaya dari hasil mengemis itu. Di suatu persimpangan kita bertemu dengannya dan nampaknya dia jorok, kakiknya dibalut perban dan ada yang masih berdarah, pada hal itu semua hanyalah tipu belaka dan tubuhnya tidak ada yang terluka. Namun dia pura-pura terluka dan dibalut dengan perban serta disemprot dengan obat merah. Karena kita kasihan, lalu kita beri uang. Setelah itu kita tahu kalau dia kaya dan penipu, apa yang kita perbuat?

c. Nyanyian:
• Kukasihi kau dengan kasih Tuhan
• Melayani-melayani lebih sungguh

d. Ayat Hafalan: Keluaran 3: 7
MP



20 Juli 2008 (Hari Alpha Omega)
Nats : Yesaya 42: 16


Pendahuluan

Semua orang ingin agar hidupnya senang karena berkecukupan apa yang dibutuhkan dalam hidupnya misalnya ia dapat memperoleh yang diinginkannya, sehat jasmani dan rohani. Tetapi tidak dapat dipungkiri, ada banyak manusia di dunia ini yang kurang beruntung karena lahir tidak sempurna jasmani ataupun rohaninya atau sering disebut cacat. Tetapi ada orang yang menjadi demikian sesudah dia lahir yaitu karena sakit, mengalami kecelakaan atau karena korban kekerasan. Orang-orang yang menderita dalam hidupnya selalu merindukan kelepasan dari derita yang dialaminya. Di sisi lain, banyak orang yang mencoba membanding-bandingkan beratnya beban dari setiap jenis penderitaan itu misalnya antara lumpuh dengan tuli, atau dungu, cacat mental atau buta. Tetapi, di antara segala orang yang tertekan, yang cacat, yang miskin, yang tuli dan sebagainya, maka orang butalah yang paling memerlukan pertolongan dan kepadanya sering dijanjikan pertolongan Tuhan (band. Yes 29: 18; 35: 5; 42: 7; Mzm 146: 8), dan mereka itu menjadi contoh keadaan sisa Israel yang dikasihani Tuhan (Yer 31: 8). Mereka sangat dikasihani karena tidak dapat bepergian kemana-mana jika tidak dituntun orang lain, sementara hidup ini adalah sebuah gerakan yang akan dilakukan oleh setiap pribadi yang hidup, sedangkan kematian artinya tidak ada lagi gerakan.

Penjelasan Nats dan Penerapan
Kepada umat Tuhan yang hidup dalam penderitaan, seperti halnya orang Israel yang hidup di pembuangan Babel, Tuhan berkata melalui nabi Yesaya, bahwa Ia akan memimpin mereka. Mereka sama dengan orang-orang buta yang sedang berjalan di jalan yang tidak mereka kenal. Mereka adalah orang-orang yang belum pernah mengetahui atau mengerti sesuatu dan sering disebut sebagai orang buta. Bagi mereka, seluruh dunia ini adalah gelap sehingga tidak dapat berjalan kemana-mana, tidak dapat mencari jalan keluar dari penderitaannya. Namun demikian, Allah mengasihi umatNya sehingga Ia berkenan membuat kegelapan yang di depan mereka menjadi terang. Itulah bukti kasih Allah kepada manusia. Apa yang paling penting dalam hidup manusia itu dipikirkan Allah, hanya saja manusia sering lari dari hadapan Tuhan. Manusia memberontak, sengaja melakukan apa yang tidak dikehendaki Allah sehingga manusia itu dihukum. Apa yang indah, menyenangkan dalam hidup manusia menjadi kesengsaraan. Apa yang terang menjadi kegelapan. Artinya, apa yang seharusnya menjadi milik kepunyaan manusia tidak dapat diperoleh dan dinikmati. Tuhan Yesus juga pernah berkata: “Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu” (Mat 6: 22)

1. Untuk Balita/ Anak Kecil
1.1. Thema : KASIHAN
1.2. Uraian Thema :
SUPAYA BALITA DAPAT:
- Menyebutkan kata kasihan
- Menyebutkan siapa yang pantas dikasihan


1.3. Methode : ALAT PERAGA+CERITA+AKSI
Dibutuhkan sapu tangan untuk menutup mata, lalu di depan kelas diminta kesediaan 2 atau 3 orang anak berjalan dengan mata tertutup.

Guru menanyakan kepada anak-anak, apa yang terjadi jika mata tidak dapat melihat. Tentu dunia ini adalah gelap. Kegelapan membuat manusia hidup susah dan menderita. Guru membimbing anak-anak untuk mengerti penderitaan atau kesulitan orang-orang yang tidak dapat melihat. Mereka butuh penolong. Tugas menolong orang buta itu menjadi tanggungjawab sesama manusia yang dapat melihat. Tuhan memberikan tugas itu dengan cara membuat kita dapat melihat. Tentu orang yang buta itu tidak menginginkan mereka buta. Kitalah yang harus mengasihi mereka. Mengapa orang Kristen harus saling mengasihi? Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita (baca Yoh 13: 34). Tentu bukan hanya orang buta yang perlu dikasihani. Ada banyak orang yang membutuhkan pengasihan di dunia ini. Ada banyak orang yang menderita yang memerlukan pertolongan di sekitar kita. Guru membimbing anak-anak untuk mengerti orang-orang yang perlu dikasihani yang ada di sekitar mereka, bagaimana cara menolong mereka. Kalau ada teman mereka, tetangga, teman sekampung yang mengalami penderitaan sedemikian agar tidak diejek oleh anak yang sehat. Sianak dibimbing untuk memahami penderitaan orang lain Pertolongan apa yang dapat dilakukan oleh anak-anak seusia mereka, karena mereka juga anak-anak yang masih ditolong orangtuanya. Inilah yang perlu direnungkan anak-anak Sekolah Minggu, agar sejak dini dilatih hidup saling mengasihi dan saling menolong. Mengasihi sesama manusia berarti mengasihi Allah.

1.4. Alat Peraga : GAMBAR PENGEMIS, ORANG BUTA, DLL
Guru menjelaskan gambar-gambar pengemis, orang buta tentang kesulitan mereka, kerinduan mereka dan pertolongan apa yang paling mereka butuhkan.

1.5. Nyanyian Thema : - ADA ORANG BUTA
- KETIKA PETRUS ADA DI BAIT ALLAH

1.6. Ayat Hafalan : 1 PETRUS 4: 9

2. Untuk Anak Tanggung
2.2. Thema : MEMBANTU ORANG CACAT
2.3. Uraian Thema : SUPAYA ANAK DAPAT:
- Menyebut arti thema
- Menjelaskan mengapa orang cacat perlu dikasihani
- Mendaftarkan cara membantu orang cacat

2.4. Methode : ALAT PERAGA
Dibutuhkan sapu tangan untuk menutup mata, sebuah tongkat, lalu di depan kelas diminta kesediaan 3 orang anak berjalan dengan mata tertutup dan seorang menjadi penuntun; satu orang berjalan sendiri, orang ke-2 berjalan memakai tongkat, dan orang ketiga berjalan dituntun.

Guru menanyakan kepada anak-anak, apa yang terjadi jika mata tidak dapat melihat. Tentu dunia ini adalah gelap. Kegelapan membuat manusia hidup susah dan menderita. Guru membimbing anak-anak untuk mengerti penderitaan atau kesulitan orang-orang yang tidak dapat melihat. Guru menjelaskan bagaimana menderitanya orang buta berjalan sendiri tanpa penolong. Guru juga menjelaskan bagaimana orang yang berjalan memakai tongkat, juga sangat menderita karena tongkat itu tidak dapat memandu, dan orang yang dituntun oleh orang lain akan sangat tertolong dalam hidupnya. Ini menunjukkan bahwa mereka butuh penolong. Tugas menolong orang buta itu menjadi tanggungjawab sesama manusia yang dapat melihat. Tuhan memberikan tugas itu dengan cara membuat kita dapat melihat. Tentu orang yang buta itu tidak menginginkan mereka buta. Kitalah yang harus mengasihi mereka. Mengapa orang Kristen harus saling mengasihi? Karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita (baca Yoh 13: 34). Tentu bukan hanya orang buta yang perlu dikasihani. Ada banyak orang yang membutuhkan pengasihan di dunia ini. Ada banyak orang yang menderita yang memerlukan pertolongan di sekitar kita. Guru membimbing anak-anak untuk mengerti orang-orang yang perlu dikasihani yang ada di sekitar mereka, bagaimana cara menolong mereka. Kalau ada teman mereka, tetangga, teman sekampung yang mengalami penderitaan (cacat) agar tidak diejek oleh anak yang sehat. Sianak dibimbing untuk memahami penderitaan orang lain, misalnya menuntun orang buta jika ada sedang berjalan kesulitan di tengah jalan, dan lain-lain. Pertolongan apa yang dapat dilakukan oleh anak-anak seusia mereka, karena mereka juga anak-anak yang masih ditolong orangtuanya. Anak-anak perlu dilatih untuk bersedekah kepada orang-orang cacat dengan menyisihkan sebagian dari uang jajannya. Ini perlu dijadwalkan oleh guru Sekolah Minggu. Inilah yang perlu direnungkan anak-anak Sekolah Minggu, agar sejak dini dilatih hidup saling mengasihi dan saling menolong. Mengasihi sesama manusia berarti sudah mengasihi Allah yang tidak dapat dilihat manusia. Mengasihi bukan dengan perkataan atau denganlidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (1 Yoh 3: 18).

2.5. Alat Peraga : ---
2.6. Nyanyian Thema :

- KETIKA PETRUS ADA DI BAIT ALLAH
- MENGASIHI LEBIH SUNGGUH
- BAGAIMANA AKU HARUS MENGATAKANNYA
2.7. Ayat Hafalan : 1 PETRUS 4: 9



BAHAN BINA ANAK
TANGGAL 27 JULI 2008
Nats : GALATIA 5: 13 – 15


I. Pendahuluan
Surat galatia ditulis oleh rasul paulus bagi orang-orang bertobat tapi sekarang dalam keadaan bahaya karena orang0orang meminta balikkan kebenaran injil tentang kemerdekaan Kritesn. Kemerdekaan dalam kritus tidak merarti kebebasan melakukan apa saja yang kita ingin. Kemerdekaan dalam kristus adalah kebebasan untuk saling melayani dalam kasih sama seperti kasih Yesus yang telah meyelamatkan manusia d an dosa karena itu setiap orang percaya hendaknya selalu hidup saling mengasihi.

II. 1. Untuk balita/ Anak Kecil
Thema : Aku Mengasihi Temanku
Uraian Thema
Di dalam hidup kita pasti kita punya teman, ada teman di rumah ada teman digereja ada teman di sekolah. Apa yang kita miliki tidak semuanya dimiliki teman kita dan apa yang dimiliki teman kita tidak semua kita miliki.


2. Untuk Anak Tanggung
Thema : Bagaimana Mengasihi Sesama
Uraian Thema :
Siapakah sesama kita? Apakah hanya orang yang mempunyai hubungandarah dengan kita? Tidak, sesama manusia ciptaan Tuhan adalah sesama kita, sama seperti Tuhan yang mengasihi kita haruslah kita mengasihi sesama tanpa membeda-bedakan apakah dia punya hubungan darah dengan kita atau tidak mengasihi sesama tidak harus mendapatkan imbalan jasa tetapi harus dengan hati yang tulus karena bagaimana kita mengasihi Tuhan sedangkan sesama tidak kita kasihi?


Metode : Diskusi
Bagai manakah sikap orang yang mengasihi
Apakah saya sudah mengasihi?
Siapakah yang harus di kasihi ?
Apakah ciri-ciri kasih itu?

Alat peraga : Gambar suasana lingkungan yang saling mengasihi

Nyayian Thema :

- Ku kasihi kau dengan kasih Tuhan
- Kasih itu lemah lembut

Ayat hafalan : 1 korintus 13: 4
Karena itu kita saling membutuhkan dan saling berbagi. Teman sangat penting bagi kita, coba bayangkan apabila kita sendiri pasti tidak senang, khan? Karena itu kita tidak boleh jahat sama teman tetapi harus mengasihinya dengan berbuat baik kepadanya.

Metode : Cerita
Di sebuah desa, hidup dua orang tetangga yang seorang sangat kaya sedangkan yang satunya lagi sangat miskin, si kaya terkenal sebagai orang yang angkuh kikir dan dengki, lain halnya dengan si miskin di kampungnnya ia terkenal sebagai orang lemah dan suka menolong. Mata pencaharian si miskin ialah mencari kayu bukakn ke hutan dan dijualnya ke pasar. Ia tidak pernah mengeluh dan selalu bersyukur pada Tuhan setelah kayu bakarnya dijual ia membeli beras dan lauk pauk, suatu hari datanglah pengemis tua ke rumah si kaya minta supaya di kasihani tetapi si kaya itu mengusir kemudian dengan langkah gontai pengemis mendekati rumah si miskin dan si miskin mengasihi dia memberi dia makan walaupun dengan seadanya. Apakah artinya kaya kalu kita tidak mengasihani sesama?

Alat peraga : Gambar Lambang Kasih
Nyayian Thema : Kasih itu lemah lembut
Kasih pasti murah hati
Ayat Hafalan : 1 kor 13 : 4