Tuesday, May 27, 2008

Bina Anak edisi JUNI 2008

Minggu 01 Juni 2008
Bahan Alkitab: Ulangan 10: 12 - 13

1. Pembahasan Nats

Nasihat ini datang dari seorang guru : “Jangan biarkan kesenanganmu menghalangi ibadahmu”. Peringatan ini sangat perlu diperhatikan anak-anak zaman sekarang ini. Bila tidak waspada, kesenangan sangat berpotensi merusak masa depan anak-anak.
Contoh yang dapat diutarakan yang dapat merusak ibadah anak-anak pada zaman sekarang ini adalah membaca buku komik, main play station, menonton film anak-anak yang bertema kekerasan pada setiap hari Minggu pagi, dan lain-lain yang depat merusak mental anak-anak. Kalau hal ini dibiarkan, maka kehidupan anak akan dikuasai oleh kesenangan yang dipertontonkan oleh kemajuan zaman. Imbasnya, anak-anak akan lebih mengakui dan mempercayai kekuatan duniawi yang dilihatnya daripada mengakui dan mempercayai kekuatan Yesus yang diperoleh melalui iman percaya.
Kitab Ulangan ini mengajak bangsa Israel dan anak-anak sekolah minggu untuk .....beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Allah melihat bangsa Israel tidak taat lagi kepada Nya dan telah hidup menurut selera atau kesenangan mereka sendiri. Allah yang bermurah hati tidak menginginkan umat yang dikasihiNya jatuh kepada kesenangan dunia dan Dia menginginkan bangsa itu tetap hidup beribadah kepada Tuhan. Allah mengarahkan bangsa itu tetap berpegang pada perintah dan ketetapan yang telah disampaikanNya.

Demikian jugalah Tuhan kepada anak-anakNya tetap menginginkan ibadah yang harum, ibadah yang baik bagi Tuhan dan masa depan anak-anakNya. Melalui Rasul Paulus, Tuhan mengatakan “...tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup maupun untuk hidup yang akan datang (1 Timotius 14: 8).
Dengan ketekunan beribadah kepada Tuhan, maka anak-anak akan mampu berjalan di jalan Tuhan dan takut kepadaNya. Lebih jauh lagi, anak-anak akan dapat membedakan mana yang patut dilaksanakan dan mana yang tidak patut dilaksanakan. Melalui ibadah juga, anak-anak Tuhan wajib bersyukur kepada Tuhan. Bintang-bintang saja tahu berterima kasih kepada Tuhan, Kucing mengeong, ayam berkokok, tikus mencicit, kambing mengembik. Tidak pernah ada kambing yang mengaum seperti singa.

Demikian jugalah Tuhan menginginkan anak-anak Tuhan dari dahulu sampai sakarang harus mau mengucap syukur kepada Tuhan disepanjang hidupnya. Melalui ibadah juga, anak-anak Tuhan menyampaikan dan mempersembahkan puji-pujian kepada Tuhan. Kita memuji Tuhan dengan bernyanyi. Saya yakin semua anak-anak Tuhan bisa bernyanyi sesuai dengan kemampuannya, sehingga tidak ada seorang pun yang tidak bisa memuji Tuhan. Jika anak-anak Tuhan memuji Dia dengan segenap hati, roh, jiwa dan tubuh kita, maka puji-pujian itu akan menghantar segala doa/permohonan kita kehadirat Allah; sehingga hati Allah akan bergetar den tergerak untuk mengabulkan segala permohonan kita.
Karena itulah, kepada anak-anak Tuhan, demi kebahagiaan dan kemuliaan Tuhan serta untuk menjauhkan kita dari kuasa-kuasa dunia yang membelenggu dan yang akan menghancurkan hidupmu, “Beribadahlah kepada Tuhan dengan takut dan dan ciumlah kakiNya dengan gemetar, supaya Ia jangan murka dan kamu binasa di jalan, sebab mudah sekali murkaNya menyala. Berbahagialah semua orang yang berlindung padaNya (Mazmur 2: 11-12)”.

2. Ayat Hafalan : Matius 9: 9b

3. Thema : - Untuk anak kecil : Ikut Yuk
- Untuk anak tanggung Mengikut Yesus

4. Tujuan : - Untuk anak Kecil supaya anak dapat:
a. Menyebutkanh apa alasan mengikuti ibadah
b. Menyebutkan kerugian bila tidak mengikuti ibadah
- Untuk anak tanggung supaya anak dapat:
a. Menyebutkan apa alasan mengikuti ibadah
b. Menjelaskan manfaat dan kerugian ikut beribadah

5. Nyanyian : Mengikut Yesus Keputusanku

6. Metode Penyampaian
6.1. Untuk anak kecil
- Metode penyampaian: Bentuk Permainan dengan judul “Sambutlah Yesus Tolak Setan”
- Tujuan yang mau dicapai melalui permainan ini agar anak-anak sekolah minggu dapat memahami makna ibadah bahwa dengan ketekunan beribadah kita menyambut Yesus dan menolak setan.
- Cara permainan
Guru sekolah minggu menerangkan kepada anak-anak sekolah minggu:
a. Semua anak-anak sekolah minggu disuruh berdiri
b. Bila pemimpin permainan menyebut nama “Yesus”, maka gerakan anak-anak sekolah minggu seperti ketika Tuhan Yesus disalibkan.
c. Bila pemimpin permainan menyebut nama “Setan” maka gerakan anak-anak sekolah minggu seperti wajah dan tangan singa yang menerkam.
d. Bila pemimpin permainan menyebut “Tolaklah setan”, maka gerakan kedua tangan anak-anak sekolah minggu harus ke depan seperti orang yang sedang menolak.
e. Bila pemimpin permainan menyebut “Sambutlah Yesus”, maka gerak kedua tangan anak-anak sekolah minggu di silangkan di dada.
- Guru sekolah minggu sebagai pemimpin permainan melaksanakan permainan ini berulangkali sampai anak-anak sekolah minggu dapat memahami lebih bagus mengikut Yesus dari pada mengikut setan.

6.2. Untuk anak tanggung
- Metode penyampaian : Untuk permainan dengan judul “Waspadalah terhadap iblis”
- Tujuan yang mau dicapai melalui permainan ini agar anak-anak sekolah minggu dapat memahami bahwa melalui ketekunan beribadah kepada Tuhan kita menjadi waspada terhadap iblis.
- Sarana yang dibutuhkan untuk permainan : 1. Satu buah bangku kecil, 2. Satu buah bola plastik.
- Cara permainan
a. Permainan dilaksanakan di luar ruangan (dihalaman gereja).
b. Guru sekolah minggu mengajak anak-anak sekolah minggu untuk membentuk lingkaran. Kemudian bangku kecil itu diletakkan di tengah-tengah lingkaran. Bangku itu menjadi sasaran utama bagi peserta permainan untuk dilempari bola. Karena itu, di dekat bangku harus ada satu orang yang ditunjuk sebagai penjaganya untuk melindungi bangku itu dari serangan-serangan bola yang dilempar oleh peserta permainan. Penjaga itu harus berusaha agar bola yang dilemparkan ke bangku tidak mengenai bangku, tetapi ia tidak boleh menggunakan alat apapun, kecuali tangannya. Demikianlah permainan ini dilakukan berulangkali dengan mengganti peserta yang menjaga bangku setiap selesai satu permainan, dan peserta permainan secara bergiliran melempar bola ke bangku.
c. Setelah selesai permainan Guru sekolah minggu menerangkan makna permainan tersebut bahwa :
- bangku menggambarkan anak-anak sekolah minggu yang sering diserang oleh kuasa-kuasa iblis dan kesenangan daging
- bola yang dipakai untuk melempar bangku menggambarkan kuasa iblis yang menyerang anak-anak sekolah minggu di dalam hidupnya
- peserta yang menjaga bangku dari serangan bola menggambarkan Tuhan yang menjaga anak-anak yang dikasihiNya
- sehingga guru sekolah minggu menerangkan kepada anak-anak sekolah minggu bahwa dengan ketekunan beribadah dan selalu mengikut Yesus dalam hidupnya, kita akan dijaga Tuhan dan dijauhkan Tuhan dari segala kuasa-kuasa iblis yang akan menghancurkan masa depan anak-anak Tuhan

Pdt. Norton Sinaga, S.Th


Tanggal, 08 Juni 2008
Bahan Alkitab:Yesaya 45: 6b - 8; 12a

I. Penjelasan Nats.
Manusia hidup di bawah ketidak pastian. Sebab tak seorang pun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi dengan dirinya sendiri sedetik kemudian ataupun selanjutnya. Sadar atau tidak sadar, kita hidup bagaikan berjalan di tengah malam yang gelap gulita. Kita tidak melihat jalan yang akan kita tempuh, kita tidak tahu seperti apa bentuk jalan yang akan kita lalui. Dengan kata lain semua masih rahasia atau misteri.
Dengan menyadari bahwa semua masih misteri, maka kita sangat memerlukan pengetahuan dan terang yang akan menuntun kita. Inilah yang dimaksud dalam perikop ini, yang mengatakan bahwa oleh Dialah yang menciptakan terang dan gelap, nasib mujur dan malang, serta semuanya yang masih rahasia bagi kita (ayat 7-8). Yang dimaksud dengan menciptakan terang dan gelap bukan hanya berkaitan dengan siang dan malam serta matahari bulan bintang, tetapi juga berhubungan dengan penyingkapan misteri illahi yang masih gelap/rahasia/ditutupi bagi kita.
Tuhan adalah perancang dan pencipta yang maha bijaksana. Dia menciptakan semua dengan sengaja menaruhkan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam diri setiap ciptaan. Dengan maksud agar semua saling membangun, membutuhkan, memberi, melengkapi, mengasihi, sehingga tidak ada lagi yang egois. Unsur inilah yang kita lihat dalam ayat 8, awan mencurahkan hujan dari langit supaya tanah menumbuhkan segala yang hidup di atasnya. Dalam siklus ini nampak bahwa tetesan/curahan awan dari langit sangat dibutuhkan tanah supaya ia dapat membangun/menghidupkan yang di dalamnya. Dan awan yang menumpuk di langit berasal dari pemberian/ penguapan segala tumbuhan yang telah dihidupkan oleh tanah. Demikianlah seluruh ciptaan ini saling membutuhkan, melengkapi, memberi, membangun.
Kemudian dikatakan, Tuhan mencipatakan manusia berada di atas segala ciptaan lainnya (ayat 12). Artinya, kita sebagai mahluk tertinggi harus mampu mengayomi ciptaan lainnya. Dengan memelihara alam, menanami bunga, penghijauan hutan, jangan mencemari mata air, laut, danau, dan tidak membuang sampah di sembarangan tempat apalagi ke sungai. Dengan melindungi ikan di laut dan binatang di darat, menjauhkan volusi udara, dan lain-lain sudah termasuk melakukan mandat Allah. Nah, jika mandat ini sudah kita lakukan, maka bumi dan segala isinya akan menjadi sahabat bagi kita yang dapat memberikan kehidupan yang nyaman dan sejahtera. Laut melengkapi kebutuhan nelayan, darat mengasihi petani serta berbagai pekerja yang mencari nafkah di darat, musim - udara menghembuskan kesegaran dan kelegaan. Dengan kata lain, tsunami, longsor, penyakit tidak akan muncul.
Namun perlu kita perhatikan bahwa walau semua perangkat alam sudah menjadi sahabat bagi kita, itu belum dapat menjamin kesejahteraan seutuhnya. Sebab Tuhanlah yang mengatur segala sesuatunya, dan yang belum terjadi adalah masih misteri bagi kita. Karena itu, mari kita memelihara, melestarikan alam demi tanggung jawab iman pada Tuhan sang pencipta. Dialah yang mengatur segala sesuatunya bagi kita.

III. Penerapan Menurut Umur;
1. Untuk Anak kecil
a Tema : TUNAS BARU
Menurut tema di atas, kita diarahkan melihat sisi Firman Tuhan dari sudut pelestarian lingkungan hidup. Tunas baru adalah merupakan bibit awal yang harus dijaga serta dipelihara secara sungguh-sungguh. Dan untuk menumbuhkan tunas baru yang sehat dan alami, kita harus merawat induk/pokok dimana tunas itu tumbuh. Anak-anak sebagai tunas baru juga harus mau merawat lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu anjurkanlah agar anak-anak cinta pada lingkungan. Misalnya mau menanam bunga baik di sekolah maupun di pekarangan rumahnya. Rajin menyirami, merawat bunga-bunga tersebut, serta mau melestarikan alam.

b. Metode: Cerita dan alat peraga.
KUNTUM-KUNTUM BUNGA MAWAR

Seorang perempuan kecil sedang jalan jalan dengan kakeknya. Ketika itu tangan si adik kecil menggandeng tangan si kakek. Sebuah tongkat kayu tergemgam erat terus di tangan sang kakek yang sudah keriput. Mereka tiba di kebun bunga yang berada di belakang rumahnya. Aroma bunga mawar yang begitu harum menebar sampai pada hidung sang anak. Kemudian sianak bertanya, “Dapatkah kakek mencium harum bunga­bunga mawar ini kek? Bunga-bunga ini bagus-bagus sekali ya kek! Sang kakek tersenyum dan berkata; Kamu tertarik dengan bunga ini? Ambillah sebanyak yang engkau inginkan. Untuk itulah bunga ini kakek tanam. Kakek menanamnya untuk membuat orang lain berbahagia. Meskipun kakek sendiri tidak bisa melihat bunga-bunga itu karena mata kakek sudah buta.
Cerita di atas mengajarkan kita agar mau melestarikan alam, menanam bunga di pekarangan rumah, karena itu dapat memberikan udara segar dan menebar aroma harum pada orang yang tinggal dekat bunga itu.

c. Alat Peraga : Pohon bunga yang bertunas dengan subur. Dan ceritakan bahwa itu adalah akibat perawatan yang penuh perhatian.

d. Nyanyian :
• Lihat kebunku.
• Pelangi-pelangi.

e. Ayat Hafalan : Efesus 2:10

2. Anak Tanggung
a. Tema : BERTUMBUH

Bertumbuh berarti ada yang menanam, menumbuhkan, menyiram, merawat, memupuk, dan lain-lain. Manusia dapat menanam tetapi Tuhan yang menumbuhkan melalui perawatan yang kita berikan. Pertumbuhan dapat terjadi dengan sehat apabila semua mendukung, baik cuaca, musim, cahaya, hujan, udara dan juga peranan manusia. Karena itu lestarikan alam supaya mereka menjadi sahabat bagi pertumbuhan tanaman kita. Dalam kotbah ini, anjurkan anak-anak agar mau melestarikan alam melalui penanaman bunga serta beberapa tanaman baru, agar lingkungan mereka sehat bestari.

b. Metode: Diskusi
Diskusikan alasan kenapa harus memelihara alam, apa tindakan nyata yang bisa kita perbuat, bagaimana merawat tanaman supaya bertumbuh dengan baik. Apa akibat yang terjadi apabila alam sudah rusak atau tidak bersahabat lagi, bagaimana mengatasinya?

c. Alat Peraga: Ambil tanaman bunga yang bertumbuh subur/sehat dan bunga/tanaman yang sakit. Berikan perbandingan. Lalu minta pendapat mereka kenapa demikian? Kemudian ambil gambar tanah longsor dan rumah yang hancur akibat tsunami, kemudian minta pendapat mereka kenapa itu bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya.

d. Nyanyian :
• Tuhan adalah gembalaku.
• Lihat kebunku.

e. Ayat Hafalan : Efesus 2 : 10



Minggu, 15 Juni
Bahan Alkitab: Mazmur 33: 4-9

I. Pendahuluan.

Pada umumnya setiap orang yang bersukaria maupun berdukacita akan nampak dari wajah serta gerak-gerik tubuhnya. Misalnya, orang yang wajahnya berbinar-binar, gerak tubuh lincah dan ceria, bernyanyi-nyanyi atau bersiul-siul dengan lagu yang gembira, berarti dia sedang bersukacita. Dan sebaliknya, orang yang selalu lesu, tidak bersemangat, muram, dan tidak tenang adalah pertanda bahwa dia sedang bermasalah atau berdukacita. Jadi bisa kita katakan bahwa jiwa seseorang akan nampak dari tampilan luarnya. Pada jiwa seseorang tersimpan kekuatan yang sangat mempengaruhi perasaannya. Dan di sinilah letak iman kita.
Sebagai orang percaya, pemazmur mengekspresikan imannya melalui nyanyian dan puisi. Inilah yang dapat kita lihat dalam perikop ini.

II. Penjelasan Nats
Biasanya setiap lagu maupun puisi selalu memiliki latar belakang tertentu. Latar belakang ini kalau kita cari tahu pasti nampak dari syaimya. Misalnya, ada sepasang kekasih yang sudah sejak lama berpacaran dan mereka sudah cukup erat dan mesra. Namun karena sesuatu hal, hubungan mereka berantakan dan tidak pernah lagi ketemu sehingga kemesraan pun berubah menjadi kesepian. Dalam pengalaman seperti ini dikaranglah lagu yang bersyair, “Mengapa harus begini, tiada lagi kemesraan.: “.
Lagu “mengapa harus begini.... “ tercipta akibat pengalaman yang sudah mengalami perubahan dari yang biasanya mesra, namun kini tidak lagi. Demikianlah kita dapat memahami ungkapan perasaan yang terkandung di belakang setiap lagu atau pun puisi.
Dalam teks ini dapat kita pahami apa kandungan perasaan yang termahtub di dalamnya. Pemazmur mengatakan bahwa firman Tuhan itu pasti benar, sehingga tidak pernah orang dikecewakannya. Karena memang Dia mencintai keadilan, kasih setia dan penuh dengan prakarsa. Tuhan sebagai sang pencipta yang maha bijaksana, menaruh fungsi setiap ciptaanNya untuk melayani yang lain dan melengkapi mereka. Demikian juga sebaliknya, ciptaan lain sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan serta kelangsungan hidupnya. Misalnya, Tuhan mengumpulkan air (laut) bagaikan bendungan, supaya ada empat hidup ikan, tumbuhan serta beberapa mahluk lain. Dan sini nampak dengan jelas bahwa ikan sangat membutuhkan bendungan itu, sebab di sanalah mereka hidup. Dan segala keindahan alam serta seluruh ciptaan ini pemazmur kagumi dengan sepenuhnya. Dan di balik semua ini pasti ada yang merancangnya, yaitu Tuhan Allah yang maha bijak. Inilah yang diimani pemazmur berdasarkan pengalarnan hidupnya sehari-hari.
Nah, kita juga sebagai manusia yang memiliki perasaan, penglihatan, pengalaman., halusinasi, apa yang dapat kita tuturkan setelah mengamati dunia dalam hidup kita? Setiap manusia mungkin memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Karena itu, ungkapan perasaan kita juga dapat berbeda­beda. Oleh karena itu, ungkapkanlah kekagumanmu terhadap keindahan alam, keunikan ciptaan Tuhan.

III. Penerapan Menurut Umur
1. Untuk Anak kecil
a. Tema: BUMI

Kata bumi dalam tema ini adalah berkenaan dengan planet tempat manusia hidup. Secara geografi bumi yang dimaksud di sini adalah bumi tempat manusia serta ciptaan Tuhan lainnya hidup. Namun menurut perikop kotbah ini bahwa kata bumi tidak hanya menunjuk pada satu planet saja, tetapi sudah termasuk seluruh jagad raya ciptaan Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa jikalau Dia memberi perintah, maka semuanya ada. Berarti kata semuanya di sini adalah sudah termasuk seluruh yang ada, baik planet bumi, matahari, bulan bintang, dll. Pada usia ini kita hendak mengatakan bahwa bumi tempat kita berpijak ini adalah unik dan indah. Dan itu semua adalah ciptaan Tuhan. Pada anak usia Balita kita harapkan agar mereka mampu menyebutkan serta mengenal beberapa ciptaan Tuhan yang ada di bumi. Dan keunikan, keindahan yang dipancarkannya itu dapat mereka ungkapkan melalui nyanyian ataupun puisi.

b. Metode : Cerita bergambar (ceritalah berdasarkan gambar yang ada)
c. Alat Peraga : Globe dunia, atlas dunia
d. Nyanyian :
• Kj. No. 64,
• Pelangi-pelangi alangkah indahnya.
e. Ayat Hafalan : Mazmur. 33: 4

2. Untuk Anak Tanggang
a. Tema: BUMI DAN ISINYA
Arti bumi dalam usia ini adalah sama dengan yang di atas. Dan penerapan teks pada usia ini, diharapkan agar dapat memahami apa itu bumi dan apa keunikannya, untuk apa itu ada serta siapa yang membuatnya. Dengan memahami bumi serta isinya, sehingga mereka dapat mencintai, menjaga atau melestarikannya. Dan mereka juga dapat mendaftarkan tindakan nyata mengasihi alam serta isinya. Kecintaan serta kekaguman yang mereka miliki ini dapat diungkapkan melalui nyanyian ataupun puisi.

b. Metode: Tanya jawab dan nyanyian.
• Bagaimanakah bentuk bumi ini? Jawaban: Bumi bulat seperti bola
• Semua ciptaan yang ada di dalam bumi termasuk manusia harus hidup secara ketergantungan antara satu dengan yang lain. Apa usaha kita agar mereka semua hidup dengan bahagia? Jawaban: Usaha kita adalah dengan memelihara, menjaga, serta mencintainya.
• Coba adik-adik buat lagu atau puisi yang berhubungan dengan keindahan ciptaan Tuhan! Jawab: Lagu pelangi-pelangi, Puisi; Indahnya Alam ini.

c. Alat Peraga: Atlas dan globe dunia

d. Nyanyian:
• Dari Pulau dan Benua
• Allahku luar biasa

e. Ayat Hafalan: Mazmur 33: 4

Minggu, 22 Juni 2008
Bahan Alkitab: 1 Timotius 5:1-2

L Pendahuluan.

Memahami siapa saya, dimana posisi saya, dengan siapa saya berbicara dan apa yang mau saya sampaikan adalah hal yang sangat penting dalam berkomunikasi. Sebab setiap berkomunikasi kita harus memiliki tatakrama serta kesopanan. Kalau tidak maka kita akan kesulitan atau tidak dapat menyampaikan sesuatu dengan benar. Dan bukan hanya itu Tuhan juga akan marah. Oleh karena itu, kenalilah dengan siapa anda berbicara dan ikutilah rambu-rambu berkomunikasi dengan baik dan benar.

II. Penjelasan Nats.
Ada kata orang bijak, “Semut saja akan menggigit kalau dia dipijak....”. Artinya jangan pernah anggap remeh pada siapapun, karena mereka bisa marah bahkan menghabisimu. Setiap manusia memiliki keterbatasan kesabaran. Karena itu kalau seseorang sudah mencapai puncak batas kesabaran, maka dia akan marah. Jadi sebagai ungkapan pembelaan diri, dikatakanlah seperti yang di atas, “Semut saja akan menggigit kalau dipijak, apalagi manusia? “.
Setiap manusia akan merasa kurang dihargai kalau diperlakukan tidak sesuai dengan tarafnya atau yang seharusnya. Sebaliknya, manusia akan sangat senang, bangga, bahagia, kalau diperlakukan dengan sopan dan baik. Itulah sebabnya ada ungkapan, “Anda sopan, kami bangga”.
Inilah yang dianjurkan dalam perikop ini, yaitu supaya setiap orang memiliki tatakrama dalam berkomunikasi dengan siapapun. Dalam Bibel Toba terjemahan bahasa sehari-hari dikatakan, “Unang songgahi halak na matua, alai panghulingi ma ibana songon ama”. Terjemahan ini lebih mudah kita pahami dari pada terjemahan Bahasa Indonesia yang mengatakan, “Jangan engkau keras terhadap orang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapak”. Nats ini hendak mengatakan bahwa baiklah setiap orang memperlakukan orangtua itu sebagai orangtua. Walaupun dia salah, janganlah bersikap keras (disonggahi). Demikian jugalah terhadap saudara, ibu, adik dan siapapun.
Mungkin seseorang itu bersalah atau silap maupun khilaf, itu adalah wajar karena dia manusia dan bukan malaikat. Mungkin orang yang sudah tua, pintar, berpengalaman, terpandang sendiripun sering salah, apalagi mereka yang masih muda atau anak-anak. Jadi kalau anda menemui kesalahan seseorang, jangan langsung bersikap kasar/keras terhadapnya. Tetapi hargailah dia sebagai manusia yang sama denganmu, yang sama bukan hanya dalam hal manusia tetapi juga sama-sama bersalah. Sebab jika anda langsung keras terhadap dia, berarti anda sudah salah yaitu sudah tidak menghargai, tidak memberi kesempatan untuk merubah diri bahkan sudah memojokkan/menyudutkan. Dalam situasi ini, berarti anda berdua sudah sama-sama bersalah.
Memang tak dapat disangkal bahwa ada banyak orang yang tidak menempatkan dirinya sebagai orang tua, karena itu lawan bicaranya terpancing untuk tersinggung. Mungkin kita bisa mengatakan bahwa pada awalnya kita bicara sopan, baik-baik, sangat menghargai dia, tetapi karena dia sendiri yang tidak menghargai dirinya sehingga kita dipaksa unok bersikap keras. Bagaimana menghadapinya? Ini jugalah yang dinasehatkan perikop ini, supaya kita menahan diri dengan tetap jangan bersikap keras, tetapi perbuatlah mereka sebagaimana sopannya. Firman Tuhan berkata, bahwa untuk membuat orang sadar atas dirinya adalah harus dengan kebaikan. Karena dengan kebaikan berarti kita sama dengan menaruh barah api di atas kepalanya. Sekali lagi, jangan balaskan kejahatan dengan kejahatan, tetapi buatlah kebaikan balas kejahatan.
Secara psikologi kita dapat menghadapinya dengan mengingat-ingat semua kebaikan yang pernah dia perbuat pada kita, sehingga emosi dapat tertahankan atau tidak langsung keras/memarahinya. Dan anggaplah kesalahannya itu merupakan hal yang biasa karena manusia adalah sangat terbatas. Dengan demikian berarti anda sudah membuat dia sebagaimana kodratnya.

III. Penerapan Menurut Umur
1. Untuk Anak kecil
a. Thema: AKU DAN TEMAN, ORANGTUA, BIBI, NENEK

Berdasarkan tema di atas kita diajak agar dapat mengajar anak untuk mengenal siapa teman bicaranya. Misalnya dia sedang bicara dengan teman, saudara, orangtua, kakeknya. Dan Bagaimana seharusnya dia berbicara. Kita mengajar anak untukk bersikap manis, sopan, bertatakrama dalam berbicara dengan siapapun. Dan agar mereka mengerti mana kata-kata yang tidak patut diucapkan, misalnya beberapa kata-kata yang tidak sopan.

b. Metode: Cerita
Selamat Pagi, Mirna!
Mirna merasa jengkel pada ibunya karena semua yang dia lakukan selalu dipersalahkan ibunya. “Saya kan sudah besar. Mengapa bekerja harus dipaksa paksa? Kena pukul sama mama itu sudah biasa, kenapa harus saya yang mama suruh terus sementara kakak masih ada dan lebih mampu,.... “ Demikianlah sungut-sungut Mirna dalam hatinya. Karena itu beberapa hari ini Mirna tidak mau cakapan sama ibunya. Untuk apa bicara sama ibu, muak aku melihat wajahnya, apalagi kritingnya yang kayak popmi. Sang ibu yang bijaksana mengerti kenapa Mirna memilih berdiam diri.
Suatu hari Mirna mau jalan-jalan sama temannya, tetapi karena ia tidak cakapan sama ibunya akhirnya dia segan untuk memulai bicara untuk permisi. Akhirnya dia hanya menulis secarik kertas lalu diletakkannya di atas tempat tidur ibunya. Isi kertas itu adalah, “Ibu, tolong bangunkan Mirna besok pagi cepat dan sesudah itu Mirna permisi yea bu, Mirna mau jalan-jalan bersama teman”. Sesudah ibunya bangun pagi-pagi dilihat ada kerts di atas tempat tidurnya, lalu dibaca dan dibalas dengan bunyi, “Bangun Mir... ! Pergilah, cepat pulang yea nak!”. Lalu diletakkan kembali di atas tempat tidur Mirna. Namun karena Mirna terbiasa bangun lama, akhirnya dia terlambat bangun dan tidak jadi pergi jalan-jalan bersama temannya.
Berdasarkan cerita ini, sianak diajar agar mau berkomunikasi dengan baik pada orangtua. Jangan menutup diri dengan bersungut-sungut dalam hati, tetapi lebih baik terbuka dan ungkapkan dengan ucapan yang sopan segala keluhanmu pada orangtua.

c. Alat Peraga : Boneka

d. Nyanyian :
• Kucinta keluarga Tuhan
• Oh saudaraku
• Bahasa Cinta

e. Ayat Hafalan : 1 Timoteus 5: 1

2. Untuk Anak Tanggung
a. Tema: AKU DAN FAMILIKU

Famili bukanlah hanya mereka yang masih semarga, yang ada ikatan darah dengan kita, tetapi dalam Yesus semua menjadi famili atau saudara bagi kita. Baik orang lain yang sudah tua, teman atau adik, mereka semua adalah famili. Karena itu sebagai seorang famili, tentu sikap kita juga harus sopan, baik, manis terhadapnya. Karena mereka juga baik, mau menolong dan menemani kita. Untuk itu, GSM harus memampukan anak SM untuk dapat mendaftarkan seberapa banyak perbuatan baik yang mereka lakukan dan terima dari familinya. Dan mereka harus memahami siapa famili, kenapa jadi berfamili dan untuk apa berfamili. Karena hal itu sangat mempengaruhi sikap mereka terhadap semua orang.

b. Metode: Tanya jawab.
• Coba terangkan siapa-siapa sajakah yang termasuk familimu?
• Coba sebutkan apa-apa saja perbuatan baik yang telah dilakukan familimu terhadap kamu!
• Coba beberkan apa yang telah engkau perbuat pada semua familimu!
c. Nyanyian:
• Kucinta keluarga Tuhan
• Dalam Yesus kita bersaudara

d. Ayat Hafalan: 1 Timotius 5: 1

Minggu, 29 Juni
Bahan Alkitab: II Raja-raja 18:26

I. Pendahuluan.
Sesama orang Batak (yang paham bahasa Batak) bertemu dimanapun biasanya selalu memakai bahasa daerah. Bahasa daerah ini dapat dipergunakan orang untuk menyembunyikan sesuatu hal (rahasia) dari orang yang tidak mengerti bahasa tersebut. Misalnya, dengan mengejek orang jawa (yang tidak tahu bahasa Batak) dengan bahasa Batak. Demikian juga orang Cina sering menyimpan rahasia harga jualannya dengan bahasa Cina. Oleh karena itu, hanya sesama orang Cina-lah (yang paham bahasa Cina) yang mengerti berapa harga jualannya itu dengan sebenarnya. Dan penjelasan ini dapat kita pahami bahwa bahasa dapat mengelabui orang yang tidak mengertinya. Demikianlah utusan Raja Hiskia meminta utusan Raja Assyur agar memakai bahasa Aram yakni bahasa yang tidak dimengerti rakyat Yehuda, supaya mereka tidak mengerti apa yang mereka perbincangkan. Permintaan mereka ditolak dan akhirnya utusan Raja Assyur tersebut memakai bahasa yang dimengerti oleh rakyat yaitu bahasa Ibrani.

II. Penjelasan Nats.
Bahasa adalah alat atau sarana untuk menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain. Dengan berbahasa maka kita dapat berkomunikasi dengan siapapun. Namun karena banyak daerah dan suku bangsa, maka banyak pulalah bahasa. Jadi untuk menyatukan bahasa ini, dibentuklah satu bahasa persatuan, seperti kita bangsa Indonesia disebut dengan bahasa Indonesia. Dan pada skop persatuan dunia disebut dengan bahasa Internasional.
Orang bijak berkata, “siapa yang bisa berbahasa, maka dialah yang bisa menjelajahi dunia”. Dari perkataan ini kita diajak untuk mengerti banyak bahasa. Misalnya bahasa daerah; Batak Toba, Simalungun, Angkola, Karo, Jawa, dll. Bahasa persatuan bangsa; Indonesia, Inggris, Prancis, Mandarin, Yunani, Ibrani, Aram, dll. Jadi jangan kita hanya mengerti bahasa Batak saja sementara bahasa Indonesia buta sama sekali. Atau sebaliknya, karena kita lahir di kota kita tahunya hanya bahasa Indonesia sementara bahasa Ibu yakni bahasa Batak dilupakan. Itulah sebabnya banyak orang menghabiskan uang, tenaga dan pikirannya hanya untuk mempelajari bahasa. Mereka kursus dimanamana, mulai dari tempat yang sederhana hingga yang elit. Mereka pergi bertamasya mencari orang yang memakai bahasa yang mereka pelajari (native speaker). Mereka juga membeli banyak buku-buku, kaset, serta alat canggih lainnya yang dapat mempermudah mereka belajar bahasa tersebut.
Dengan mengerti banyak bahasa maka akan semakin sedikit kemungkinan kita dapat dikelabui bahasa orang. Dan bukan hanya mengerti, tetapi juga harus mengusai bahasa itu dengan baik dan benar. Sebab kalau tidak, maka bisa terjadi seperti peristiwa pembangunan menara Babel dahulu kala. Karena tiba-tiba mereka memakai banyak bahasa yang tidak saling dikuasai/dimengerti, maka pembangunanpun tertunda. Dengan mengerti banyak bahasa juga, kita dapat meraih sebuah profesi yang mulia (guidance/pengantar) yang tak kalah dengan profesi lain seperti dokter, pengusaha, pejabat, dan lain-lain.
Berbicara yang baik dan benar bukan hanya paham dengan seluruh tata bahasa, kalimat, tetapi unsur pengucapan juga sangat perlu. Misalnya dua orang berbicara yaitu yang sumbing dengan yang sehat, pasti lebih mudah kits mengerti ucapan pembicara yang sehat. Kenapa? Karena pengucapannya, vocalnya lebih jelas. Demikian jugalah kita dalam setiap kali berbicara, harus jelas dimana penekanan/intonasi, vocal, lambat dan jelas, volume suara yang tepat, dan lain-lain. Untuk itu, pakailah bahasa yang baik dan benar, kuasailah bahasa sebanyak mungkin dan jangan lelah belajar untuk maju. Dan sesudah maju, jangan mempergunakan bahasa tersebut untuk mengelabui orang yang tidak memahaminya, tetapi haruslah mengajari mereka yang belum mengerti. Sebab itulah yang dikehendaki Tuhan.

III. Penerapan Menurut Umur;
1. Untuk Anak kecil
a. Thema: BERBICARA DENGAN BENAR

Untuk dapat berbicara dengan baik dan benar, maka anak-anak harus banyak meniru atau membeo orang yang sudah pandai berbicara. Misalnya, untuk mengajar anak yang belum tahu bicara, kita harus banyak berbicara di hadapannya. Demikian jugalah untukk anak sekolah minggu, kita harus banyak menirukan pembicaraan, mengulangi dengan beberapa kali. Dan langsung memarahinya kalau mulai belajar kata-kata kotor.
b. Metode : Panggung boneka
c. Alat Peraga : Boneka
d. Nyanyian :

• Ajarilah kami bahasa cintaMu.
• KNE No. 11, 14, 19

e. Ayat Hafalan : 1 Korintus 13: 1


2. Untuk Anak Tanggang
a. Tema : BAHASAKU

Bahasa adalah perlu dan melalui bahasa orang bisa berkomunikasi. Bukan hanya itu, bahasa juga budaya yang dianugerahkan Tuhan. Karena itu belajar bahasa sangat perlu dan berbahasa yang baik dan benar adalah ciri khas anak Tuhan. Untuk itu ajarkanlah anak-anak etika berkomunikasi yang benar, supaya mereka dapat mengerti ada apa dengan bahasa. Untuk apa belajar bahasa, dan apa keunikan yang terkandung dalam bahasa.

b. Metode : Ceramah

c. Alat Peraga : Gambar orang yang sukses akibat menguasai bahasa.
d. Nyanyian :
• KasihNya seperti sungai.
• Ajarilah kami bahasa cintaMu.
e. Ayat Hafalan : 1 Korintus 13: 1
MP