Monday, September 13, 2010

Ev. 1 Korintus 12: 14-27 (Minggu, 12 September 2010: 15 Set Trinitatis)

Isi surat Paulus berikut menerangkan gambaran akan adanya keterkaitan hubungan satu individu dengan orang-orang dan kehidupan di sekitarnya. Walaupun hubungan yang ada memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi berbhineka tunggal ika, karena ada satu yang mengalir di tengah-tengah hubungannya yakni Roh Tuhan, meskipun manusia memiliki rohnya masing-masing (Zak.12:1), tetapi Tuhan mengalirkan RohNya pada semua manusia yang padanya Allah berkenan. Keterikatan itu digambarkan seperti tubuh manusia, apakah yang membuatnya terpaut atau bersatu? Ototkah, kerjakah, eksisitensikah atau yang lainnya. Manusia dapat hidup oleh karena adanya darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dalam darah manusialah terdapat hidup, (makanya dalam Perjanjian Lama manusia dilarang makan darah), tanpa adanya darah maka manusia akan mati. Demikianlah digambarkan kehadiran Roh Allah di antara manusia. Jika Roh Allah tidak mengalir atau dicurahkan bagi manusia, maka tidak mungkin manusia dapat terpaut atau bersatu. Manusia akan terlepas satu dengan yang lainnya. Apakah yang membuat manusia dapat terpaut atau bersatu? Ada dua hal yakni Roh Tuhan yang dialirkan atau dicurahkan dan Firman Tuhan sebagai makanan rohani bagi manusia.

Mengenai Firman Tuhan sebagai makanan rohani manusia, dijelaskan bahwa jika manusia tidak makan Firman Tuhan, pasti manusia akan menjauh satu sama lain. Manusia tidak akan dapat bersatu, menerima dan hidup berdampingan secara damai terhadap sesamanya manusia. Bahkan disaat manusia dapat makan makanan rohani yakni firman Tuhan, masih ada kemungkinan kesulitan baginya untuk bertautan atau bersatu. Maka itulah salah satu perjuangan kita HKI sebagai gereja reformis untuk melanjutkan perjuangan yang juga telah lama diperjuangkan oleh Martin Luther semasa jamannya yaitu kesatuan gereja Tuhan. Marthin Luther menggerakkan perjuangannya melalui Sola Scriptura yakni hanya oleh dengan Firman Tuhan, sehingga iman (Sola Fide) akan berfungsi untuk menghadirkan anugerah Tuhan yang menyelamatkan secara Cuma-Cuma (Sola Gratia).

Banyak agama yang mengklaim mendapat wahyu Tuhan, seperti Islam yang Nabi Isa (Yesus Kristus) pun mereka kenal dan terdapat dalam Kitab Sucinya, gereja Mormon dengan memakai PL dan PB ditambah dengan catatan mimpi para pemimpinnya sebagai sumber firman Tuhan, agama Yahudi dengan mengakui PL sebagai firman Tuhan, dan Agama Katholik memakai PL, kitab Deutrokanonika dan PB sebagai sumber Firman Tuhan. Dengan keanekaragaman ramuan makanan rohani yang dikonsumsi banyak orang, kemungkinan besar untuk dapat bersatu sangat kecil. Islam dengan gereja-gereja seperti Katholik, Mormon, HKI dan gereja-gereja lainnya yang tergabung di bawah payung PGI (ada 89 anggota dari denominasi gereja yang berbeda) yang menyatakan diri sebagai Tubuh Kristus, yang sama-sama memiliki makanan rohani saja tidak dapat bersatu. Begitu juga dengan pelbagi aliran teologi di Indonesia seperti Lutheran, Calvinis, Menonit, Metodist, Pentakosta, Kharismatik yang telah tergabung di payung PGI dan kemudian mengeluarkan 5 dokumen keesaan gereja, yang diantaranya pengakuan saling mengakui dan saling menerima (jika tidak ada itu maka tidak ada gunanya kehadiran PGI), dan adanya Pengakuan Iman PGI sebagai rangkuman dari 89 denominasi gereja sebagai dokumen iman yang disepakati bersama, namun yang disayangkan sering tidak terpakai untuk menautkan atau menyatukan satu gereja dengan gereja lainnya.Kembali kepada gereja kita HKI, banyak pekerjaan yang mesti kita laksanakan. Untuk itu, Roh Tuhan yang dicurahkan dan mengalir kepada kita (sebagai warga jemaat dan para pelayan) harus kita pahami untuk membangkitkan kita, memfungsikan talenta yang ada, dan yang mendorong kita berfungsi menyatukan Tubuh Kristus yang ada di HKI. Percayalah, HKI tidak akan maju jika tidak mengembangkan talenta yang dimiliki untuk membangun diri, sebab hanya dengan demikian kita dapat bertemu dalam perjuangan yang sama sebagai tanda atau bukti bahwa Roh Kudus mengalir pada kita. Makanan rohani yang kita makan harus dapat digunakan untuk menyehatkan gereja Tuhan, HKI. Salah satu indikasi tidak sehat adalah jika ada anggapan pada kita sebagai warga jemaat dan pelayan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing kita dengan yang lain di dalam perjuangan yang sama untuk membangun HKI. Pembedaan dan pembiaran terhadap satu sama lain adalah salah satu bukti kita menjadi tidak sehat sebagai Tubuh Kristus.

Jika kita berpaut atau bersatu maka sikap aku bukan dia terhadap sesama pekerja dalam HKI (yang merupakan sebagai indikasi lain dari tidak menyehatkannya makanan rohani yang kita konsumsi) akan sirna dari kita. Maka tidak ada yang mengatakan, aku sebagai mata dan yang lain sebagai telinga, biarlah mengurusi dirinya sendiri di dalam melaksanakan pekerjaan Tuhan di gerejaNya HKI. Mari fungsikan diri masing-masing sebagaimana fungsinya yang Allah telah berikan lewat setiap talenta yang kita miliki untuk saling menopang dan bersama-sama dan bekerjasama mengembangkan HKI.

Kesadaran terhadap fungsi masing-masing diri, akan mempercepat orang lain untuk berfungsi. Itulah petanda bekerjanya fungsi kita. Maka, juga perlu sekali adanya pembinaan yang sampai ke ranah terbawah hingga tertinggi dalam gereja HKI. Sehingga setiap pelayan mulai dari Sintua, Guru Jemaat, Pendeta dan para pelayan lainnya akan semakin giat memfungsikan diri mengemban tugasnya, begitu juga dengan jemaat.

Andaikata, kita semua satu anggota tubuh apakah akan berfungsi? Tentu tidak. Demikianlah jika hal yang sama terjadi di antara kita sebagai warga dan pelayan HKI, semua memiliki hak dan kewajiban yang sama, sedangkan posisi yang berbeda semata-mata sebagai upaya mensinerjiskan fungsi dari semua pelayanan di HKI. Demikianlah, suatu hari semua organ tubuh melakukan aksi demo karena merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan organ perut yang menurut mereka mendapat perhatian berbeda. Tangan, kaki, mulut dan yang lainnya tidak lagi mau bekerja untuk mendatangkan makanan bagi sang perut. Hari pertama mereka menganggap berhasil dan senang telah memberikan pelajaran bagi sang perut, namun berhari-hari berikutnya semua organ tadi mengalami kelemahan dan tidak berdaya oleh karena tidak adanya energi yang dapat mereka gunakan. Kemudian mereka sadar bahwa, meskipun terlihat istemewa, ternyata tugas perut cukup vital bagi keberlangsungan organ yang lain. Akhirnya, mereka menyadari kesalahannya dan mulai melakukan kerja dan fungsi mereka sehingga semua kembali normal.

Begitu jugalah keterpauatan kita dalam tugas mengembangkan HKI antar sesama pelayan dasn warga. Sederhananya misalnya, bagaimana agar pekerjaan di kantor pusat dapat memberikan kemajuan bagi HKI dan mendatangkan kebaikan bagi kita semua, caranya cukup dengan tidak membiarkan satu sama lain, dan berfungsilah sesuai fungsinya. Jika ada niat untuk membiarkan seseorang bekerja sendirian, maka yang terjadi timbul kemacetan, dan lambat laun mendorong kita untuk mengundurkan diri oleh karena merasa tidak sejahtera, dengan begitu maka si iblis akan tertawa karena gereja Tuhan akan mengalami kemunduran. Maka, jalan yang terbaik adalah mari memfungsikan diri masing-masing dan saling menopang untuk berjuang bersama. Menjadi orang yang bisa diandalkan sehingga dapat kita sebagai HKI dapat berbangga, tetapi tidak menjadi sombong menghadapkan yang lain.

Apa yang harus dilakukan? Tujuan Paulus agar setiap bagian tubuh saling memperhatikan. Begitu juga yang harus kita lakukan di HKI. Prinsip lebih baik saya tidak memiliki untuk menolong orang lain, adalah mentalitas yang harus dibangun. Jika kita masih dapat menolong, tetapi tidak melakukannya berarti kita sudah mendustai diri. Mentalitas ini harus menjadi milik bersama di tengah-tengah kehidupan warga jemaat dan para pelayan HKI, untuk saling memperhatikan dan menopang. Misalnya Jemaat yang kecil perlu diperhatikan oleh jemaat yang besar dan maju, dan jemaat kecil juga perlu memperhatikan jemaat yang besar untuk belajar menjadi jemaat yang besar dan maju. Di kantor pusat HKI misalnya, kita juga harus saling memperhatikan, pekerjaan di sini adalah pekerjaan raksasa. Misalnya dengan pencanangan implementasi sentralisasi yang akan diupayakan tercapai enam bulan kedepan, dan program lainnya. Saling peduli, memperhatikan dan sama-sama berjuang akan mendatangkan berkat dan pertolongan dari Tuhan untuk mewujudkannya. Semua berjalan bukan dengan keterpaksaan, melainkan dengan menyadari dan memfungsikan diri masing-masing sebagaimana seharusnya.

Dialog:


Pdt. Happy Pakpahan, STh

Kebersamaan digambarkan sebagai tubuh. Jika, tubuh sakit maka perlu pemeriksaan yang hati-hati. Tubuh memerlukan pemeriksaan demi keselamatannya. Harus ada tahap-tahapan konkrit. Kantor pusat adalah “tubuh” HKI. Harus ada tahapan-tahapan konkrit untuk pembenahannya. Berbicara mengenai darah atau Roh Tuhan yang dialirkan dan kemudian menggerakkan tubuh dan kita, tidak jarang berorientasi pada “wajah”. Semua anggota tubuh yang lain bekerja untuk wajah, dan sangat jarang kemudian memperoleh perhatian yang sewajarnya. Sehingga tidak lagi proporsional. Semua perlu sehat, agar berfungsi secara proporsional, artinya tidak ada lagi tangan memukul tangan, atau kaki menghina kaki oleh karena terjadinya “korsleting” di bagian otak yang memberi perintah bagi organ tubuh yang lain. Mengenai makanan rohani yang diperoleh setiap orang, sehari ada 24 jam, jika seseorang memperoleh makanan rohani hanya 4 jam, maka lebihnya ia akan diperhadapkan pada banyaknya ajaran “makanan rohani” lainnya. Maka, perlu adanya pembinaan secara emosional dan spritual agar dapat mencernanya dengan dewasa secara iman.


Pdt. S. Hasugian, STh

Hal ini yang selalu kita idam-idamkan, bagaimana peran Roh Kudus yang turut bekerja di dalam kehidupan manusia. Manusia lewat makanan rohani yang diterimanya (Firman Tuhan) dan Roh Kudus yang mengalir pada kehidupannya benar-benar harus disampaikan kepada warga jemaat dan pelayan di HKI untuk menolong mereka melakukan perkerjaannya, dan menyadari Allah lah yang menopang mereka. Terkadang, banyak dari kita sering melupakan memfungsikan diri kita sebagaimana yang Allah telah berikan dalam pelbagai talenta. Sehingga makanan rohani yang dimakan, mendatangkan penyakit, lalu datang kepada Tuhan dan mempertanyakan, mengapa Tuhan? Semua karena gema duniawi lebih di dengar dari pada suara Tuhan. Ini juga terjadi di kehidupan pelayan gereja, sehingga Firman Tuhan tidak tersalur sewajarnya bagi sipenerima. Kemudian kerap menimbulkan ketidakharmonisan antara pelayan dengan warga jemaat. Alhasil, semua menjadi lupa menjalankan fungsinya masing-masing. Demikian juga yang terjadi di tengah-tengah bangsa kita saat sekarang ini. Banyaknya kemiskinan dan kesejahteraan yang tidak merata di tengah masyarakat adalah dampak dari tidak berfungsinya sebagaimana seharusnya setiap elemen bangsa ini.


Pdt. E.J. Manullang, STh

Mengingatkan kita, bahwa barangsiapa yang tidak bekerja tidak pantas untuk makan, dan begitu juga sebaliknya. Di HKI kesenjangan kemapanan dalam pelbagai hal kerap terjadi, dan perlakuan yang tidak sesuai dengan apa yang dikerjakan juga tidak jarang terjadi. Kita diajak untuk menjadi pribadi yang tidak suka untuk membesar-besarkan masalah, lihatlah akar masalahnya dan berusaha memelimalisirnya sesuai dengan fungsi kita masing-masing. Mari kita pertanggungjawabkan setiap fungsi kita dan menghargai fungsi orang lain.


St. Raja PS.Janter Aruan, Sh, Mhum

Nats ini mengajari kita untuk bagaimana saling menghargai dan mengakui di dalam perbedaan satu sama lain dan secara sadar untuk bersama-sama mengoptimalkan fungsi kita di dalam kebersamaan. Kita disebut menghargai diri kita, jika kita mengenal fungsi dan potensi kita dan mengenal potensi orang lain dengan dapat bekerjasama dengannya. Tentu komunikasi adalah faktor utama keberhasilannya. Makanan rohani dan curahan Roh Allah harus dapat kita komunikasikan secara baik agar tidak menjadi sia-sia. Memiliki prinsip, pintar merasa daripada merasa pintar adalah lebih baik dalam menunjang komunikasi di antara kita rekan sekerja untuk kepentingan bersama yakni HKI yang maju.


St. P. Lubis

Anggota tubuh bermacam-macam, jika tidak saling menolong maka akan rusak dan tidak sehat. Demikianlah juga dengan kita dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kita. Tugas kita adalah bagaimana agar fungsi dari masing-masing dapat berjalan dengan baik. Tidak ada pembedaan yang berat sebelah adalah salah satu langkah baik untuk kemajuan bersama di HKI.


Amang Silalahi

Banyak pekerjaan gereja tidak berjalan dan tercapai tujuannya karena tidak adanya kebersamaan di dalam perbedaan yang ada. Kita berbeda, tetapi satu tubuh di dalam Kristus. Misalnya upaya sentralisasi yang sudah dicanangkan mulai tahun 1982, tetapi hingga hari ini tidak terlaksana, mengapa? Karena sesama kita belum terbangun rasa kebersamaan antar pelayan dan warga jemaat.


Inang Br. Simangungsong

Kaki dengan tangan tidak sama, tetapi satu kesatuan dalam tubuh yang memiliki fungsi berbeda. Begitu juga kita para pelayan dan warga jemaat HKI, maka kita harus saling menghargai dan juga mengajari, dan saling bergandengan tangan dalam mengembangkan HKI.


Kepala kita adalah Kristus, maka otomatis otak kita adalah juga Kristus. Jadi, adalah sudah semestinya bagi kita bekerja untuk Kristus. Fungsi kita adalah sebagai suruhan yang dikomandoi langsung oleh Kristus. Di dalam gereja Tuhan HKI, kita bekerja bukan karena adanya atasan atau bawahan, semua adalah pelayan yang dikomandoi oleh Kristus dengan fungsi yang berbeda. Mengenai sakit pada tubuh, ada dua penyebabnya yakni yang datangnya dari dalam tubuh sendiri atau dari luar. Jika dari dalam diri sendiri, kita sendiri harus bangkit berupaya untuk sembuh, dan jika dari luar maka harus dicari tahu penyebabnya dasn bersama melawannya. Khususnya, sekarang ini banyak dan besar tantangan yang harus dihadapi gereja kita HKI dan sebagai pelayan di gereja HKI, untuk itu kita harus meningkatkan mutu dari fungsi kita dan berupaya untuk menghadapinya dengan bersama-sama. Pendisiplinan diri dan kebersamaan adalah salah satu dari kunci keberhasilan kita menghadapi pelbagai tantangan ke depan. Khususnya bagi generasi muda di medan pelayanan HKI yang akan melanjutkan perjuangan HKI. Akhirnya, sebagai anggota tubuh yang sama, mari saling memperhatikan dengan mewujudnyatakan yang terbaik untuk seluruh HKI yang akan menjadi persembahan dan kurban yang manis bagi Kristus Tuhan kita. Amin. Tuhan memberkati kita dan GerejaNya. (yph)