Tuesday, April 01, 2008

Bina Anak : 20 April 2008


Minggu, 20 April 2008
Bahan Alkitab : 1 Johanes 3 : 1-10

01. Penjelasan
Apakah ada perasaan bersalah dan tidak tenang ketika Anda berbuat dosa? Kalau ya, Anda patut bersyukur karena hati Anda masih peka, hati Anda masih “hidup”.
Ada sebuah cerita tentang seorang pendeta yang berdiri di pinggi jalan yang ramai dan berkhotbah kepada orang-orang yang lalu-lalang. “Bertobatlah dan jangan berbuat dosa lagi. Dosa adalah beban yang membuat hidup Anda begitu berat dan akan mendatangkan kematikan kekal,” teriak pendeta tersebut. Tak lama berselang, seorang laki-laki gagah datang mendekatinya. “Pah Pendeta, Bapak berkata bahwa orang yang berbuat dosa sama dengan orang yang memikul beban yang sangat berat. Tapi, ngomong-ngomong aku tidak pernah merasakan beban apa-apa walaupun aku berbuat dosa setiap hari. Aku jasi penasaran dan ingin tahu berapa beratkah dosa itu? 7 kilo, 10 kilo, 15 kilo atau 100 kilo? Aku tidak merasakan apa-apa!” Sang pendeta memandang laki-laki itu beberapa saat, ia begitu kasihan melihatnya. Kemudian pendeta itu berkata, “Bila engkau meletakkan beban seberat 300 kilo ke atas jenazah, apakah jenazah itu akan merasa berat?” “Tentu saja tidak, karena ia sudah mati!” jawab laki-laki tersebut. “Bagus, engkau memang pintar. Demikian jugalah yang terjadi pada kita. Selama kita hidup dalam dosa, maka kita tidak akan merasakan beratnya beban dosa yang kita pikul karena dosa itu telah membuat kita mati secara rohani,” kata pendeta tersebut.
Alkitab berkata, “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (1 Yoh 3:9). Maksud ayat ini bukanlah bahwa Anak-anak Tuhan sudah kebal dari dosa, melainkan setiap anak-anak Tuhan tidak lagi hidup di dalam dosa. Anak-anak Tuhan bisa saja jatuh ke dalam dosa, tetapi tidak hidup di dalamnya. Dengan kata lain ada rasa bersalah dan tidak tenang ketika ia berbuat dosa, dan ini disebabkan karena di dalam diri Anak-anak Tuhan tersebut ada benih ilahi yangmenolak perbuatan dosa.
Ketika Roh Tuhan berbicara di dalam hati kita pada waktu kita berbuat dosa, segeralah menanggapinya dengan meninggalkan dosa tersebut. Kesalahan besar yang sering kita lakukan sebagai Anak-anak Tuhan adalah mengabaikan suara hati nurani ketika berbuat dosa. Kita tidak berusaha meninggalkan dosa, tetapi membiasakan diri hidup di dalam dosa tersebut sehingga lama-kelamaan tidak ada lagi rasa bersalah meskipun berbuat dosa. Hati nurani menjadi tumpul dan kita menjadi orang “mati” yang tidak bisa lagi merasakan beban dosa.
Hari ini izinkan RohNya mengoreksi hati dan hidup kita. Sebagai orang-orang percaya kita lahir dari Allah. Benih ilahi atau sifat-sifat ilahi telah ditanamkan di dalam hati kita, sehingga kita jangan lagi hidup dalam dosa, namun berjalan dalam kehendakNya.

02. Tujuan Umum :
Melalui pelajaran ini, nara didik diharapkan mampu menyadari bahwa dirinya adalah anak-anak Tuhan. Seperti Kristus yang mengasihi semua orang, seperti itu juga anak-anak Tuhan harus mengasihi semua orang.


03. Tujuan Khusus:
Melalui pelajaran ini, naradidik diharapkan mampu:
· Menyebutkan dan menuliskan kebiasaan-kebiasaan baik yang ia miliki dan lakukan untuk orang lain.
· Menuliskan dan mengucapkan perbuatan-perbuatan yang kurang baik (Dosa) yang selama ini dilakukan dan berjanji untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang selama ini dilakukannya.

04. Nilai Kristiani :
Tugas kita ialah menerima keselamatan yang telah diberikan Kristus bagi kita. Dan sebagai tanda ucapan syukur kita kepada Kristus, tugas kita adalah meneruskan dan membagi-bagikannya kepada orang lain. Untuk itu Tuhan Jesus telah mempersiapkan pekerjaan dan perbuatan baik bagi kita, supaya kita boleh hidup di dalamNya dan melakukan perbuatan baik itu bagi semua orang.

05. Thema : 1. Untuk Kelompok Anak Kecil : “Anak-anak Tuhan”.
2. Untuk Kelompok Anak Tanggung : “Hidup sebagai Keluarga Tuhan”.

06. Methode Pengajaran :
1) Untuk Kelompok Anak Kecil :
Panggung boneka atau Gambar Anak-anak yang memakai jubah putih (Anak-anak Tuhan) dan satu group lagi gambar Anak-anak yang memajai jubah serba hitam (Anak-anak Iblis). Atau boleh juga dengan memperlihatkan gambar seorang yang bertubuh kekar memundak beban yang berat.
2) Untuk Kelompok Anak Tanggung :
Dialog Diskusi : Diskusikan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan baik yang dimiliki anak-anak dari didikan orangtua (keluarga). Kemudian anak-anak disuruh untuk menyebutkan perbuatan-perbuatan yang kurang baik (Dosa). Setelah itu ajak dan yakinkan anak-anak untuk mau berjanji memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik yang pernah dilakukan selama ini dalam hidupnya.

07. Nyanyian Thema :
1. Tuhan cinta semua Anak.
2. Satu Anak Tuhan, Pergi Sekolah Minggu.
3. Bohong-bohong itu dosa.
4. Hai Anak-anak, Taatilah.
08. Ayat Hafalan : 1 Johanes 3 : 9
Pdt. Jansen Simanjuntak, STh