Thursday, April 03, 2008

Jamita 13 April 2008


Jamita tu Minggu Jubilate
Tanggal, 13 April 2008
Nats : Zefanya 3:14-20
Redaksi

Bersukacitalah dalam TUHAN

Pendahuluan::
Menurut judul kitabnya, Zefanya menunaikan tugasnya sebagai nabi di masa pemerintahan Yosia, thn. 640-609. Karena nabi mengecam pemakaian pakaian asing, Zef 1:4-5, para pemuka, Zef 1:8, namun tidak berkata apa-apa mengenai raja, maka boleh disimpulkan, bahwa Zefanya berkarya sewaktu raja Yosia masih muda, jadi sebelum pembaharuan agama yang kemudian akan diusahakan raja itu; yaitu antara thn. 640 dan 650, tepat sebelum nabi Yeremia tampil. Pada waktu itu kerajaan Yehuda sudah direbut sebagian wilayah oleh Sanherib, sudah mengalami kekuasaan Asyur, sedangkan dua raja fasik, yakni Manasye dan Amon, sudah merosotkan hidup keagamaan. Tetapi kini kekuasaan Asyur sudah berkurang, sehingga timbullah pengharapan akan kebangkitan nasional umat yang disertai pembaharuan keagamaan pula.
Tema nubuat Kitab Zefanya ialah Hari Tuhan yang akan tiba. Hari Tuhan akan datang sebagai hari penghukuman yang mengerikan, dalam gambaran perang dan invasi; dimana Yehuda dan Yerusalem akan dibersihkan dari orang-orang yang melakukan kejahatan (1:12). Penghukuman ini mencakup seluruh bangsa; ini adalah hari penghukuman universal. Ketika penghukuman telah selesai, akan ada sisa Israel, suatu umat yang rendah hati dan benar, yang mempercayai Tuhan dan bersuka di dalam perkenanan-Nya (3:12,17). Zefanya juga menubuatkan bahwa bangsa-bangsa lain akan “memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu membahu” (3:9). Beritanya ditandai dengan kedalaman pandangan dan pengertian yang luar biasa, dan perhatian yang besar akan masalah moral.

Penjelasan:
Janji Tentang Pemulihan

Dari nats ini, kita akan melihat 4 ciri tanda kesiapan manusia untuk menerima janji-janji Tuhan.
1. Bibir yang bersih
“Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.” Zefanya 3:9
Ciri yang pertama tanda kesiapan untuk menerima janji Tuhan adalah perkataan yang bersih dan benar di hadapan Tuhan.
“Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir,
dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”” Yesaya 6:5
“Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.” Amsal 18:21
Tahukah saudara bahwa masa depan kita ditentukan oleh perkataan kita hari ini?
Dengan memiliki bibir yang bersih, maka langit akan terbuka atas kita dan janji-janji Tuhan akan kita alami.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”” Matius 12:36, 37
Ingatlah bahwa setiap perkataan sia-sia yang kita ucapkan haruslah kita pertanggung jawabkan pada hari penghakiman.

2. Kerendahan hati
“Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN” Zefanya 3:12
Kerendahan hati adalah wadah di mana Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya dan mencurahkan berkat-berkat-Nya.
Berikut adalah ciri-ciri orang yang rendah hati:
- Memiliki hati seoarang hamba. Ini tidak sama dengan memiliki mental seorang hamba; tetapi hati hamba berbicara soal ketaatan. Apa yang Tuhan katakan akan kita lakukan walaupun kita belum mengerti semuanya.
- Memiliki hati seoarang murid
Hal ini berbicara soal proses. Di dalam hidup ini kita perlu terus belajar, bukan sesuatu hal yang mudah dan mengenakkan.
Kesakitan di dalam hidup akan memberikan kita kekuatan baru. Ini adalah alat ampuh Tuhan untuk membangkitkan kita.
- Memilik hati seorang prajurit Yaitu memiliki semangat di dalam hidup.
- Memiliki hati seoarang penyembah Yaitu orang yang suka berdoa dan menyembah kepada Tuhan.

3. Bersorak-sorai dan bersuka cita
“Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem!” (3:14).
Mengapa kita bersorak sorai? Sebab Tuhan telah mengampuni kita (Zefanya 3:15, Rom. 4:7-8). Inilah yang merupakan sukacita terbesar bagi umat Allah, karena Allah tidak lagimengingat-ingat kesalahan dan dosa yang diperbuat umatNya. Oleh karena begitu besar kasihNya kepada umatNya ia bahkan memberikan yang paling berharga; anakNya yang tunggal bahkan mati disalibkan. Bukan hanya itu, juga sebab Tuhan ada di antara umatNya (Zefanya 3:17) untuk melepaskan umatNya dari musuh dan membebaskan mereka dari penderitaan.
Pada waktu kita takut sekalipun, bersorak-sorailah kepada Tuhan (Zefanya 3:16).

4. Mempercayakan diri kepada Tuhan
Mempercayakan diri kepada Tuhan ini tidaklah sama dengan hanya percaya kepada Tuhan semata-mata. Mempercayakan diri kita kepada-Nya berarti kita mau melepaskan kemudi atas hidup kita dan menyerahkannya kepada Tuhan.
Supaya kita sukses, hidup kita harus dikontrol oleh Tuhan. Jangalah seperti anak yang terhilang yang tidak mau dikontrol oleh bapanya (Lukas 15:12).
Jika hidup kita tidak mau dikontrol oleh Tuhan, maka tidak aneh jika hidup kita sengsara.Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.(Amsal 28:14)
Kita harus senantiasa lapar dan haus akan firman Tuhan (Lukas 15:16). Dan menyadari siapa kita diri kita; jangan pernah lupa siapa yang mengangkat kita, dan siapa kita dulunya.
Terimalah kasih Bapa (Lukas 15:20). Anak yang terhilang ini sukses karena pada akhirnya dia kembali kepada bapanya. Janganlah kita seperti anak sulung yang justru terhilang di rumah bapa.
Kalau kita membaca Zef 3:15-20 yaitu mengenai janji Berkat yang Tuhan sediakan yaitu hukum yang Tuhan berikan dimana Saudara menjadi berkat, yaitu dengan melakukan apa yang Tuhan perintahkan di hari-hari ini. Kita akan melihat bahwa janji itu akan tergenapi tapi kalau Zef 1:4 yang menjadi kunci yaitu “Aku akan mengacungkan tanganKu terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala”
Kepada siapakah tangan Tuhan diacungkan ? Tangan Tuhan diacungkan kepada kaum Yehuda (berbicara bagi para penyembah) dan segenap penduduk Yerusalem (berbicara mengenai orang yang masih menjadi imam berhala).

Siapakah imam berhala itu ?
1. Hamba Tuhan yang masih berkompromi dengan dunia dan dosa.
Mereka yang tidak dapat memisahkan dirinya dari segala yang bersifat berhala di dunia ini. Yang Tuhan ingatkan bagi kita semua adalah “Pisahkan dirimu...... pisahkan dirimu...... pisahkan dirimu......” Tuhan ingatkan itu supaya kita memisahkan diri dari setiap berhala yang ada dalam kehidupan kita. Seperti pada waktu Yosua berkompromi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Kanaan, Yosua harus Berperang.. Berperang dan Berperang hingga itu berlangsung sampai sekarang. Apa artinya kita ini kalau kita bertemu dengan Tuhan, dan Tuhan katakan “Siapakah kamu ?” Kita akan celaka mendengar hal itu. Kalau kita perhatikan memisahkan diri merupakan Basic, sebab apa artinya pembangunan di atasnya kalau basic-nya tidak kuat. Pada waktu kita berkompromi dengan dunia, semua bangunan yang telah dibangun dengan megah akan hancur, sebab tidak ada suatu kekuatan yangdapat menahannya. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,(Mazmur 1:1)

2. Mereka yang tidak mencari Tuhan dan petunjuknya.
Tangan Tuhan teracung kepada orang yang tidak menanyakan petunjuk Tuhan. Satu hal yang sangat berbahaya di dalam kita melakukan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan adalah tidak pernah bertanya lagi kepada Tuhan apa yang harus kita lakukan hari ini. Tuhan mau kita melakukan yang “A” sementara kita masih melakukan yang “B”. Tanggalkan semuanya dan taatlah kepada Tuhan dan lakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan saat-saat ini. Kita harus mempunyai waktu yang khusus untuk bertanya mengenai hal ini kepada Tuhan.
Kita harus senantiasa mencari kehendak Tuhan sebagaimana dikatakan dalam Yesaya 48:16-18, “Mendekatlah kepadaKu, dengarlah ini : Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada disitu. dan sekarang Tuhan ALLAH mengutus aku dengan Rohnya. Beginilah firman TUHAN, Penebusmu Yang Mahakudus, Allah Israel : “Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.” Tapi mengapa orang percaya tidak semuanya mengalami damai sejahtera ? Satu janji Tuhan adalah bahwa damai sejahtera itu seperti sungai yang tidak pernah kering tanpa terkecuali dalam keadaan bagaimanapun juga. Seperti dalam Yes.48:17 dikatakan “Aku mengajar engkau”. Tuhan Yesus sebagai guru dan guru mempunyai kewajiban untuk selalu menolong muridnya dalam segala hal termasuk dalam kesulitan. Dalam bahasa Ibrani dikatakan “LACHMAT” yang berarti seorang guru ya memberikan arahan secara terus menerus. “Sejak engkau di dalam rahim ibumu, masa tuamu dan sampai masa putih rambutmu tetap Aku mengingat engkau.” itu yang Tuhan katakan bagi kita semua. Dia yang memberikan arahan jalan mana yang harus ditempuh oleh murid-muridnya. Selain itu “LACHMAT” juga berarti dalam keadaan apapun dia tidak akan meninggalkan kita. Seperti dalam Ibr 13:5 “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. Walaupun bagi manusia itu mustahil tapi bagi Allah tidak ada yang mustahil.
Dalam Mzm 81:14-15 “Sekiranya umatKu mendengarkan Aku ! Sekiranya Israel hidup menurut jalan yang Kutunjukkan ! Seketika itu juga musuh mereka Aku tundukkan, dan terhadap para lawan mereka Aku balikkan tanganKu”. Oleh karena itu setiap hari kita harus selalu minta tuntunan Tuhan karena Tuhan adalah gembala yang baik. Dia akan menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Seperti pada waktu Israel berperang melawan Filistin mereka kalah, karena ada imam yang tidak kudus yaitu Pinehas dan Hofni (anak Iman Eli) membawa tabut Allah dan mereka pikir mereka akan menang, ternyata mereka malah mati, tabut Allah dirampas dan yang mati lebih banyak lagi (30.000 orang) jangan sampai kita mengira masih disertai Tuhan, padahal kita tidak kudus. Pada waktu itu keadan istri Pinehas sudah hamil tua dan hendak melahirkan anak. Ketika anaknya lahir dia memberi nama Ikabod yang berarti “Telah lenyap kemuliaan dari Israel, sebab Tabut Allah telah dirampas.” Kalau gereja Tuhan tidak ada kemuliaan lagi bagaimana ? Tapi janji Tuhan bahwa “Aku akan menundukkan musuh mereka dan mereka akan Aku kalahkan.”
Karena itu Paulus mengingatkan orang-orang percaya: Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!(II Korintus 13:11, bd.Mazmur 32:11)
Berbahagialah mereka yang menyediakan waktu untuk Tuhan dan duduk diam dibawah kakinya dan berdoa mencari wajahnya. Kalau Saudara memberikan waktu untuk duduk diam di hadapan Allah maka Saudara tidak akan kehilangan arah (Ams 8:34-35). Kalau kita memperhatikan perintah-perintah Tuhan maka Yes 48:18 akan tergenapi dan kita akan mendapatkan damai sejahtera itu kekal di bumi dan di sorga. Banyak negara di dunia seperti China, Korea, Jepang, Malaysia sudah pulih. Tapi bagaimana dengan Indonesia? Yang perlu kita ketahui bahwa kita sekarang sedang menghadapi suatu tembok Yerikho. Berarti kalau ada Yerikho dibelakangnya ada Kanaan. Kanaan adalah suatu tempat dimana susu, madu dan berkat berlimpah telah Tuhan sediakan. Mengapa hal ini bisa terjadi ? Karena Tuhan mau kita lebih banyak duduk diam di kaki Tuhan akhir-akhir ini.
Yes 48:22 “Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik !” firman Tuhan. Bersabarlah !!! Sebab kita akan mendapatkan damai sejahtera sampai Tuhan datang untuk kedua kalinya. Amin